Share

Bab 18 - Rosefiore

Penulis: Almiftiafay
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Hening dalam rasa kagum seketika menjalari seisi ruangan begitu Alice mengatakan bahwa dirinyalah si pemilik identitas Rosefiore sang pelukis legendaris yang namanya disanjung harum oleh semua undangan, tak terkecuali Katie yang masih belum mengalihkan matanya dari Alice sama sekali.

“Sungguh itu kamu, Alice? Benar begitu, Profesor Mashe?”

Netranya kemudian beralih pada Profesor Mashe yang terpaku di tempatnya berdiri.

Bibir pria berambut putih itu bergerak samar namun tanpa suara. Tatapannya sejenak kosong mengarah pada satu titik sebelum mengedipkan mata sebanyak beberapa kali kemudian menjawab Katie dengan senyum simpul disertai sebuah anggukan 

“Astaga, Alice ... bagaimana aku harus berterima kasih padamu?” tanya Katie kembali memandang Alice dengan tangannya yang mengusap lembut pipi merona gadis itu. “Kamu memang luar biasa. Benar yang dikatakan orang di luar sana kalau kamu memang sempurna. Seperti inilah cara wan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Dwi Nur Fatimah
semoga secepatnya bisa berbalik nyerang ya prims... klo kelamaan diam nanti kamu semakin di injak² sama manusia² gk tau diri itu.!
goodnovel comment avatar
Sonia Almaqhvira
jangan ada salahFaham diantara mereka ocin.. krna hari esok bergantung pada jari-jemari ocinn^_^
goodnovel comment avatar
Eva
Ini kapan si prims bisa lawan Alice ya..geregetan juga dia diem diem aja...... kucoba buat positif thinking, siapa tau Arley ke hotel itu karena memang ada urusan lain, atau punya rencana lain buat buka kedoknya si Alice
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 19 - Benarkah Dia Menjalin Hubungan Rahasia?

    Melihat Arley yang pergi dan meninggalkannya tanpa memberitahu keperluan apa yang dia lakukan di Fairmount Hotel membuat Prims memikul banyak pikiran.Harusnya Prims tidak perlu terbebani tentang hal ini. Ke mana Arley pergi, atau apa yang akan dia lakukan di luar sana, Prims tidak berhak mengaturnya, ‘kan?Dan bukankah ia harusnya sadar diri bahwa mereka memang tak sedekat itu untuk berpamitan atau mengatakan apa yang dilakukannya di luar sana?Prims meraba dadanya yang terasa sesak, “Kenapa hatiku sesakit ini?” tanyanya pada diri sendiri.Ia menunduk, menatap Persian rug di mana Arley berdiri di sana sebelumnya. Bau parfumnya yang maskulin masih tertinggal di sekitar Prims, sedang pemiliknya sudah dalam perjalanan untuk bertemu dengan wanita pilihan ibunya.Merasakan hatinya yang bergejolak, Prims menanyai dirinya sekali lagi, “Apa aku jatuh cinta padanya?” Yang jika hati kecilnya menjawab dengan ‘iya’ ar

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 20 - Melepaskan Hati Dari Rasa Tersiksa

    Segala kata tertahan di bibir Prims, ingin dia luapkan teguran untuk keduanya yang seperti tidak memiliki beban saat berjalan berdampingan sekeluarnya dari dalam lift.Prims mengambil satu langkah ke depan, lisannya telah menyiapkan banyak tanya. Dari apa yang sedang mereka lakukan di sini, atau mengapa hanya mereka berdua saja?Namun, hal itu dia urungkan. Prims mempertimbangkannya sekali lagi. ‘Akan jadi apa nama baik keluarga Miller seandainya aku membuat malu Arley di sini?’Bukan hal yang baik jika dirinya memicu keributan dan menjadi konsumsi publik. Jika hal itu ia lakukan ... “Bukankah yang ada Nyonya Katie akan semakin membenciku?” gumam Prims dengan membuang napasnya.Kakinya dia minta untuk mundur teratur, ia memilih untuk menahan diri. “Sebaiknya aku tanyakan langsung pada Arley nanti kalau dia sampai di rumah,” lanjutnya mengambil keputusan.Barangkali ... itu adalah hal yang paling benar.Pri

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 21 - Dia Tak Ingin Aku Risau?

    Selama beberapa detik, dunia seperti sedang menahan napas hanya untuk menunggu Arley memberi Prims jawaban.Selagi gadis itu tidak mengalihkan matanya dari iris kelam Arley, pria yang duduk di hadapannya itu masih mengatup kedua bibirnya. Saat Prims berpikir bahwa Arley akan menjawab ‘tidak’, yang didengar oleh Prims justru sebaliknya.“Iya,” ucap Arley dengan sebuah anggukan.Dia mengatakan kejujuran tetapi Prims malah berpikir jika dia mulai terang-terangan mengakui hubungannya dengan Alice, wanita pilihan ibunya.Prims menundukkan kepalanya, perubahan wajahnya yang terlihat sendu dan kilatan kemarahan yang dijumpai Arley pada matanya yang cantik membuatnya tersenyum kecil. Seolah ekspresi yang diperlihatkan oleh wajahnya itu adalah kombinasi yang unik.“Tahu dari mana kamu kalau aku bertemu dengannya?” tanya Arley untuk menghancurkan keheningan yang memeluk mereka. Dan berhasil membuat Prims mengangkat w

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 22 - Karena Kau Melukai Dirimu Sendiri, Nona

    Raga seorang perempuan yang dia sukai?Begitukah yang dikatakan oleh Arley?Prims tentu saja terkejut mendengar hal itu karena Arley sepertinya mengatakannya dengan tanpa sadar.“A-apa yang ... T-Tuan Arley katakan?” tanya Prims dengan gugup. Dadanya bergemuruh mengundang rasa nyeri yang aneh.Ia menunggu jawaban Arley, kepala pria itu masih menunduk sebelum terangkat kemudian barulah dia menanggapi Prims, “Apa yang kamu dengar memangnya?”Jika indera pendengarannya salah, Arley pasti akan menganggap Prims sebagai si percaya diri yang menggelikan karena menganggap Arley mengatakan perihal perasaannya.“T-tidak ada,” jawab Prims dengan suara yang sedikit serak. “M-mungkin aku salah.”Hela napas Arley terdengar sekali lagi sebelum dia kembali berujar, “Kamu ceroboh sekali, Primrose.”“Kenapa?”“Karena kamu sudah melukai di

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 23 - Orang Ke Tiga Itu Adik Tiriku

    Di mata Prims, ia bisa menebak jika saat ini Alice sangat tidak suka dengan yang dia lakukan. Rasa benci itu terlihat cukup besar di kedua matanya.Gadis itu juga tak bisa bertingkah banyak. Ia tak mungkin melarang Prims menyentuh Arley karena bagaimana pun mereka adalah pasangan. Prims adalah istri sah Arley Miller.Dan karena di depan banyak orang, Alice jelas tidak bisa melakukan hal mencolok karena dia harus menjaga image anggun dan cantiknya, sehingga dia tetap berjalan mendekat dengan senyum yang terbit di kedua sudut bibirnya.“Halo, Kak Prims,” sapanya dengan sekilas melambaikan tangan, memutuskan tak hanya menyapa Arley saja.“Hai,” balas Prims singkat, mempererat pelukan tangannya di lengan Arley yang tak bergerak di tempatnya berdiri di

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 24 - “Mau Kau Bawa Ke Mana Wanitaku?”

    Perhatian pengunjung seketika itu tersita pada Arley. Suaranya yang dingin dan rendah sedang memberikan riak marah meski tak begitu kentara.Sementara di samping kirinya, Prims sedikit terkejut saat mendengar bahwa Arley baru saja menyebutnya sebagai ‘wanitaku.’Kala Prims masih tenggelam dalam rasa tertegun, Richard lebih dulu menghancurkan keheningan sepersekian detik di antara mereka dengan lebih dulu menyapa, “Tuan Arley.”Ia menundukkan kepalanya dengan sopan, seolah baru saja menyadari jika Prims tidak datang sendirian melainkan bersama dengan suaminya. Ia mengangkat wajahnya dan tersenyum, “Maaf, aku tidak tahu jika Tuan Arley ada di sini. Aku pikir Prims datang sendirian tadi,” ucapnya dengan bergantian memandang Arley serta Prims.Namun, permintaan maafnya tak serta merta ditanggapi oleh Arley karena rautnya terlihat enggan. Tatapan matanya seperti sedang mengumpati teman masa sekolah Prims itu dengan kata ‘LANCANG’ yang teramat keras.Pemandangan itu bisa disaksikan oleh Pri

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 25 - Pria Yang Perhatian Kecilnya Mendebarkan

    Alice menatap Arley dengan wajahnya yang polos. Yang bagi Prims, adik tirinya itu kentara sekali sedang berusaha untuk memengaruhi Arley agar mengabulkan keinginannya.Apalagi dengan bubuhan kalimat ‘Kak Prims tidak akan keberatan’, sejatinya dia sedang memerangkap pria yang bisa disebut sebagai ‘kakak iparnya’ tersebut menjawabnya dengan sebuah ‘Iya.’Namun, Arley tak begitu saja melakukan hal tersebut. Dia memandang Prims yang hanya diam di sebelah kanannya.Tiba-tiba, Arley merengkuh pinggangnya dan menautkan pandangan mereka. “Bagaimana, Sayang? Apakah kamu tidak keberatan jika Alice pulang bersama dengan kita?”‘S-sayang?!’ jerit Prims dalam hati.

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 26 - Terjebak Kado Dewasa

    Prims termangu mendengar apa yang baru saja disampaikan oleh Arley. ‘Menunggu di sini dia bilang?’ Prims tak salah dengar, ‘kan? Ia tak ingin melakukan itu, Prims tak ingin mengenakan benda-benda itu. Ia berniat kabur tetapi rasanya itu tak akan berhasil. “Akh!” jeritnya kecil saat Arley meraih pinggangnya dengan sebelah tangannya dan menempatkan Prims tersudut tak bisa bergerak dengan punggung yang membentur lemari pakaian di belakangnya. “Mau melarikan diri?” tanya Arley dengan meletakkan tangan kirinya di samping telinga Prims yang tubuhnya berdiri kaku. Napasnya tertahan di tenggorokan saat melihat Arley kembali menunduk mensejajarkan wajah mereka. Matanya yang sekelam langit malam memindai setiap sudut wajah Prims yang sedang sekuat tenaga mempertahankan diri dengan meremas kedua tangannya. Menjaga agar detak jantungnya yang tak karuan ini tidak ditangkap oleh indera pendengar Arley karena memang jarak mereka telah terlampau dekat. “Kamu akan melarikan diri?” ulangi Arley

Bab terbaru

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 175 - Berhenti Di Tepi Danau Bagley

    || 29 Mei, tahun 2XXX Tahun berganti, tetapi aku merasa langkah kakiku berhenti pada masa di mana aku bisa melihatmu mengatakan bahwa kau akan ada di sisiku, dalam keadaan suka maupun duka, dalam sedih ataupun sengsara. Hari yang menjadi sebuah titik awal, bahwa aku akan mendapatkan hidupku yang baru, dan itu bersama denganmu. Arley Miller, untuk semua yang telah kau lakukan, terima kasih. Tidak ada kata yang lebih baik daripada itu untuk aku sampaikan padamu. Kedatanganmu adalah sebuah hadiah, untukku yang berpikir bahwa aku tidak akan lagi menemukan kata ‘bahagia’ dalam perjalananku menghabiskan sisa usia. Dalam hidupku yang hampir dipenuhi dengan jalan sendu, aku mendapatkanmu. Seorang pria yang menganggapku ada. Kamu yang merengkuhku saat dunia lepas dari genggamanku. Pria yang bersumpah dengan apapun yang dimilikinya untuk membuatku percaya bahwa masih ada dunia yang baik yang tidak menganggapku hanya sebagai bayangan dan kesia-siaan. Pada akhirnya, waktu menggerakkan ak

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 174 - Gambaran Masa Depan

    *** Ada undangan dari Jayden dan juga Lucia. Sebuah undangan makan malam yang digelar di rumahnya secara sederhana. Tidak akan menolak, mengingat mereka adalah sahabat baik, Arley dan Prims datang. Tetapi sebelum sampai di sana, mereka lebih dulu ingin membawakan hadiah. Prims bilang itu adalah buket bunga yang besar atau jika bisa bunga hidup yang bisa diletakkan di dalam rumah dan tidak perlu memrlukan banyak perawatan. Kaktus misalnya. Arley menyarankan kue yang manis, karena Jayden itu tipe gigi manis, ia bilang. Yah ... sebelas dua belas dengan Prims lah kira-kira ... gemar makanan yang manis. Mereka keluar dari Acacia Florist, toko bunga yang mereka lewati selama perjalanan. Bunga yang mereka bicarakan itu telah ada di tangan mereka sekarang. Dengan hati yang gembira Prims dan Arley menuju tempat selanjutnya, di toko kue sembari menggendong si kembar yang tadinya duduk anteng di baby car seat di bagian belakang mobil. Memasuki toko kue, Rhys dan Rose terlihat sangat sena

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 173 - Minggu Pagi Di Depan Nisan

    *** Seperti janji yang pernah ia katakan selepas Prims meninggalkan ruang kunjung tahanan beberapa saat yang lalu saat ia menjenguk ayahnya, Prims bilang ia akan datang ke tempat ini untuk mengabarkan perihal keadilan yang pada akhirnya telah ia terima. Sebuah pemakaman. Lokasi di mana Jasmine Harrick disemayamkan. Nisan salibnya menyambut kedatangan Prims yang menyaunkan kakinya lengkap dengan kedua tangannya yang mendekap buket bunga berukuran besar. Ia sendirian, ia sudah meminta izin pada Arley yang mengiyakannya untuk pergi di hari Minggu pagi ini. Saat anak-anaknya masih tertidur, Prims bergegas dengan diantar oleh Will. Ia tersenyum saat menjumpai foto Jasmine yang juga sama tersenyumnya. “Apa kabar, Mama?” ucapnya sembari meletakkan buket bunga itu di dekat fotonya. “Aku datang sendirian hari ini, Mama.” Prims duduk bersimpuh di sampingnya, mengusap nisan Jasmine yang bersih dan terawat karena memang selain ini di area yang bersih dan bagus, Arley meminta orangnya un

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 172 - Redemption

    *** Langkah kaki Prims terdengar berirama mengetuk, ia berjalan keluar dari mobil yang dikemudikan oleh Will, sopir milik Arley untuk tiba di tempat ini. Sebuah tempat yang barangkali Prims sama sekali tidak ingin menginjakkan kakinya meski hanya sebentar, pun tidak ingin ia datangi karena luka menganga masih terasa perih. Menyayat, menusuknya. Tak ada terbesit pikiran untuknya datang ke sini, sama sekali. Tetapi sepertinya takdir selalu memiliki rencana lain sehingga mau tak mau ia harus menguatkan diri untuk menghadapinya. Sebuah pesan dari kepolisian Seattle mengatakan bahwa ayahnya Prims, Aston Harvey sedang sakit dan ingin bertemu dengan anak perempuannya. Prims berpikir kenapa ayahnya itu tidak meminta Alice yang mendatangi atau menjenguknya? Kenapa malah dirinya yang sudah bertahun-tahun lamanya ini ia sia-siakan? Dalam kebencian yang masih kental itu, Prims menolak untuk datang. Namun, Arley mengatakan padanya dengan lembut, 'Datanglah, Sayangku ... siapa tahu sekarang

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 171 - Our Responsibility

    *** “Cepat turun ya panasnya, sayangku ....” Prims mengusap rambut hitam Rose setelah mengatakan demikian. Malam terasa dingin di luar tetapi di dalam sini sedikit chaos sebab si kembar sedang demam. Mereka baru saja imunisasi tadi siang di klinik khusus anak dan malam ini terasa efeknya. Rhys demam, begitu juga dengan Rose. Meski mereka tidak rewel, tetapi mereka tidak mau tidur di box bayi milik mereka sendiri melainkan minta digendong oleh ibunya. Prims yang menggendong Rose pertama. Mungkin sudah lebih dari satu jam dan setiap kali ia ajak duduk atau ingin ia baringkan, anak gadisnya itu akan menangis. Ia memandang Arley, tetapi tidak tega membangunkannya sebab tadi ia juga pulang bekerja cukup larut. Tetapi, Arley adalah Arley yang rasanya selalu bisa mengerti dan merasakan apa yang terjadi pada Prims. Sebab tak lama kemudian ia bangun. Saat Prims memeriksa anak lelakinya dengan meletakkan telapak tanganya di kening Rhys yang ternyata juga sama demamnya. “Anak-anak tidak

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 170 - I Know, Daddy

    Prims hampir saja menggoda Arley lebih banyak sebelum ia menyadari ia telah kehilangan keseimbangan sebab Arley merengkuh pinggangnya dan membuatnya jatuh dengan nyaman di bawahnya. "Aku tidak menginginkanmu?" ulang Arley dengan salah satu sudut bibirnya yang tertarik ke atas. Ibu jarinya yang besar mengusap lembut bibir Prims sebelum berbisik di depannnya dengan, "Mana mungkin, Nona?" Arley menunduk, memberi kecupan pada bibir Prims sebelum kedua tangan kecil istrinya itu menahannya agar ia tidak melakukan apapun. "Tapi aku tidak mau," ucap Prims, memalingkan sedikit wajahnya. Satu kalimat yang membuat Arley mengangkat kedua alisnya penuh dengan rasa heran. "Kamu tidak mau?" Prims mengangguk, mengarahkan tangannya ke depan, jemarinya menyusuri garis dagunya yang tegas dan disukai oleh Prims. "Aku tidak mau kalau kamu melakukannya dengan masih marah," lanjutnya. "Kenapa aku marah?" "Soal Jeno Lee, aku tahu kamu sangat kesal barusan. Mata Tuan Arley Miller ini mengatakannya le

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 169 - Romantic Jealousy

    .... Setelah Jayden dan Lucia pulang, Prims kembali ke dalam kamar terlebih dahulu. Tak sesuai yang ia duga bahwa si kembar akan terbangun, ternyata Rhys dan Rose malah terlelap. Sama-sama miring di dalam box bayi milik mereka dengan lucunya. Ia meninggalkan Arley selama setengah jam lamanya hingga tak sadar prianya itu telah berada di dalam kamar dan melihatnya dari dekat box bayi si kembar. Prims tidak menoleh padanya sama sekali. Matanya tertuju pada layar ponselnya yang menyala dengan senyum yang tak bisa ia tahan. Kedua pipinya memerah, sama seperti jika Prims sedang malu karena digoda oleh Arley dengan mengatakan ia cantik atau saat Arley menyebut jika ia mencintainya. Seperti itulah keadaan wajahnya sekarang itu. Dan tentu saja itu menimbulkan tanya. ‘Apa yang dia lihat sampai dia tersenyum seperti itu?’ gumamnya dalam hati lalu melangkah mendekat ke arah ranjang seraya mengancingkan atasan piyama tidur yang ia kenakan. Bahkan sampai Arley naik ke atas ran

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 168 - Love, Dazzling

    “Aku benar, ‘kan?” desak Jayden masih tak ingin diam. Arley nyaris saja menjawabnya tetapi hal itu ia urungkan karena mereka mendengar dari belakang, suara Lucia yang bertanya, “Apa yang kalian bicarakan? Ayo masuk dan kita makan!” Mereka berhenti bertengkar dan memasuki rumah. Di ruang makan, Arley tidak menjumpai Prims yang tadi ia lihat sibuk bersama dengan Lucia. “Di mana Primrose, Lucia?” tanya Arley, mengedarkan pandangannya. Urung duduk karena Prims belum tampak. Sama halnya dengan Jayden dan Lucia yang juga urung menarik kursi mereka. “Nona Primrose sedang ke kamar sebentar, Pak Arley. Mau melihat si kembar katanya,” jawab Lucia yang lalu diiyakan oleh Arley. Baru selesai mereka bicarakan, Prims muncul dengan sedikit bergegas. “Kenapa?” tanya Arley begitu melihatnya. “Ah, aku pikir kalian sudah mulai dan aku terlambat makanya aku cepat-cepat ke sini,” jawabnya. “Belum, Sayang. Rhys dan Rose masih tidur?” Prims mengangguk membenarkannya. “Iya, Arley. Masih tidur.” “A

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 167 - Milk—But This Is Not About Ordinary Milk

    .... “Sayang-sayangnya Mama ....” Prims tidak bisa menahan diri saat melihat si kembar yang digendong oleh opa dan omanya sore ini. Prims sedang berada di halaman depan, melihat bunga bersama dengan Lucia yang datang ke rumahnya, memetiknya beberapa karena Lucia mengatakan ia suka dengan Sweet Juliet yang ada di halaman depan. Sementara Arley dan Jayden sedang bermain bulu tangkis sebelum mereka sama-sama melempar raket mereka saat melihat mobil milik Tom memasuki halaman rumah. Prims dan Lucia mendekat pada si kembar yang telah berpindah tangan pada Arleys serta Jayden. Prims rasa ... Jayden itu sangat suka dengan anak-anak. Dan belakangan ini ... ia tampak lebih gembira daripada hari biasanya. Sangat jauh dari bagaimana Prims melihatnya dulu saat mereka pertama kali bertemu. Alisnya yang tegas dan bibirnya yang lurus sebelas dua belas dengan Arley itu kini selalu tampak menunjukkan senyuman. Ia terlihat seperti sepasang adik dan kakak saat berdiri berdampingan dengan Arley.

DMCA.com Protection Status