Share

26. Permintaan Ibu

Melepaskan dekapan lantas bergerak ragu menuruni ranjang. Pikiran Bram sedang tidak fokus. Niat hati ingin menemui Lastri. Namun lidahnya justru berdalih ingin mengunjungi sang Ibu. Dusta pertama pun terucap.

"Hati-hati, ya, Mas?" ujar Inamah sebelum punggung suaminya itu menghilang di balik daun pintu kamar.

Bram menoleh. Ia yang tengah meraih knop pintu mendadak menghentikan langkah. Hati berkata ingin pergi, tapi seruan Inamah membuatnya harus berpikir lagi dua kali.

Masih menoleh dengan hati yang berdegub takut-takut.

Tidak. Aku tak boleh menyakitinya!

Untuk apa menemui Lastri? Urusan anak itu, aku harus punya cukup bukti. Ya, aku tak boleh gegabah.

"Mas!"

Inamah kembali mrnyeru. Membuat pikiran Bram berpendar seketika.

"Ah, iya. Nggak jadi, Dek."

Bram berbalik arah. Kembali dikuncinya pintu kamar. Ia lalu bergerak menuju tempat peraduan bersama Inamah.

"Kenapa, Mas?" tanya Inamah bingung.

"Nggak jadi, Dek. Sudah malam. Mungkin, ibu juga sudah tidur." Bram menatap dalam.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status