Selesai menyusui sang putra,Alona kembali meletakkan Kelvin di box bayi nya. Wanita itu berjalan masuk ke dalam kamar mandi untuk menyiapkan air hangat untuk memandikan bayi mungilnya. Di belakangnya, Alex diam diam mengikutinya masuk ke dalam kamar mandi. Alex bahkan melihatnya memandikan Kelvin yang tampak begitu tenang ketika menyentuh air. "Apa kamu butuh sesuatu?"Alex bertanya ketika melihat Alona memandikan sang putra. "Tidak.Aku sudah menyiapkan semuanya."Jawab Alona tersenyum kecil. Selesai memandikan sang putra,Alex berjalan masuk ke dalam kamar.Pria itu menyiapkan baju untuk putra kecilnya sementara Alona menyelimuti bayi mungil mereka. Begitu Alona masuk ke dalam kamar,wanita itu tersenyum tipis ketika melihat Alex yang sudah menyiapkan pakaian dan juga popok. "Terima kasih. "Ucap Alona tersenyum kecil. "Jangan katakan hal itu karena ini sudah menjadi tugasku.Aku adalah ayahnya maka itu sudah menjadi tugasku.Ngomong ngomong pernikahan kita akan di adakan L
"Bagaimana kedua mempelai pengantin,apakah kalian berdua siap."Tanya sang pendeta kepada mereka berdua. "Sudah!"Jawab Alona dan Alex secara bersamaan. Sementara Kelvin berada di dalam gendongan tuan Mahendra. Pria paruh baya itu tampak begitu antusias begitu menyaksikan pernikahan putranya. Lima belas menit kemudian,kini Alex dan Alona sudah resmi menjadi suami istri. Terlihat jelas kebahagiaan yang terpancar dari kedua pengantin tersebut. Alona mengedarkan pandangan nya,wanita itu sama sekali tidak melihat keberadaan keluarganya.Bahkan dia tidak melihat keberadaan bibi Alice. Wanita paruh baya yang sudah di anggap seperti keluarga bagi nya. "Ada apa sayang?"Alex bertanya ketika melihat tatapan wanita itu begitu sendu. "Bukan apa-apa. "Jawab Alona tersenyum kecil. "Kita akan mengunjungi bibi Alice.Aku yakin kamu sedang merindukan bibi Alice." "Terima kasih. "Alona masih terlihat canggung berada di depan Alex.Wanita cantik masih merasa canggung ketika Alex begitu dek
"Apa ayah sudah menyayangi Alona dan membenciku?"Aghata yang kesal mengajukan pertanyaan yang membuat sang ayah kesal. "Jaga ucapan mu itu Aghata. Dia itu kakak mu,jangan lupakan hal itu."Ucap tuan Mahardika kembali melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar miliknya. "Jangan meninggikan suara mu di depan putri ku.Aghata benar,kamu.sudah berubah sayang,kamu sepertinya sudah menyayangi putri mu atau karena dia sekarang menantu orang terkaya di kota ini?" Tuan Mahardika mengabaikan istrinya yang terlihat begitu kesal.Pria paruh baya itu memilih untuk meninggalkan mereka demi menghindari pertengkaran dengan istri dan anaknya. Tuan Mahardika sudah di buat pusing dengan masalah perusahaannya dan sekarang istri dan anaknya siap berdebat dengannya. "Lihatlah ayah !Dia tidak menyangkal nya. Dia lebih memilih untuk mengabaikan kita. "Ucap Aghata yang semakin kesal. ''Ayah mu itu kesal kepada mu karena kesalahan besar itu.Seharusnya kita tidak mendengar ucapan wanita sialan itu.Sekaran
Satu jam berlalu,kini mobil mereka telah berhenti di depan kediaman Bibi Alice.Alona terlihat begitu bahagia ketika melihat ke arah wanita paruh baya itu yang sedang memberi makan ternak miliknya. Bibi Alice yang begitu fokus tidak menyadari kehadiran mereka. " Bibi."Teriak Alona memanggil wanita paruh baya itu. Tapi wanita paruh baya itu masih belum melihat ke arah mereka. Itu artinya dia tidak mendengarnya. "Sepertinya Bibi tidak mendengar mu. "Ucap Alex tersenyum kecil memandang ke arah wanita paruh baya itu. "Aku akan menghampirinya.Tolong gendong Kelvin. " Tanpa menunggu lama,Alex segera meraih sang putra dari tangan istrinya.Pria itu terlihat begitu bahagia ketika dia menggendong putra kecilnya. Sedangkan Alona berjalan mendekati wanita paruh baya itu. "Bibi." Mendengar suara yang terdengar begitu familiar membuat bibi Alice berbalik. Seketika senyum merekah yang terlihat dari bibir wanita paruh baya itu. "Sejak kapan kamu datang nak?"Bibi Alice langsung memeluk
Bibi Alice tersenyum bahagia melihat ketulusan Alex kepada Alona.Kini bibi Alice mulai tenang ketika melihat Alex yang terlihat begitu serius ingin berubah. "Sebaiknya kalian beristirahat saja nak.Biarkan bibi yang menjaga putra kalian."Ucap bibi Alice tersenyum bahagia. "Tidak apa-apa bibi. Kami tidak merasa lelah sama sekali. "Ucap Alona tersenyum tipis. "Terserah kalian saja nak. Bibi merasa senang jika kalian berdua tidak merasa lelah sama sekali. "Bibi Alice tersenyum bahagia mendengar ucapan Alona. Selama tiga puluh menit lamanya mereka sudah tiba di kediaman milik bibi Alice,Kelvin baru baru mengeluarkan suaranya. Tangisan bayi mungil tersebut membuat bibi tersenyum tipis. "Bahkan suara tangisannya terdengar begitu merdu. "Ucap bibi Alice tertawa kecil.Pandangan nya tidak teralihkan sedikit pun dari wajah menggemaskan Kelvin. "Dia Sepertinya lapar bibi.Dia hanya terbangun ketika sedang lapar,setelah itu dia akan kembali tertidur."Alona mulai menyusui sang putra d
Paman Jack kembali ke dalam kamar miliknya. Paman Jack sedikit merenungkan ucapan Lily saat ini. "Siapa yang di maksud oleh Lily?Kenapa aku merasa penasaran dengan wanita itu?"Paman Jack terus saja kepikiran dengan ucapan Lily. Paman Jack meraih ponselnya dan menghubungi seseorang yang harus tahu tentang hal ini. Tidak butuh waktu lama tuan Mahendra mengangkat teleponnya. "Katakan Jack."Tuan Mahendra terdengar begitu santai. "Tuan tidak penasaran dengan orang yang selalu Tuan Alex datangi?" "Tidak. Memangnya ada apa?" "Aku sedikit penasaran dengan wanita itu tuan. Lily mengatakan jika mata tuan Alex dan wanita itu mirip.Jangan jangan wanita itu adalah dia tuan. " "Itu tidak mungkin Jack. "Tuan Mahendra sedikit meragukan hal itu.Dia sudah mencari keberadaan wanita itu tapi dia tidak bisa menemukannya. "Apa tuan tidak penasaran?Kita bisa menyusul tuan Alex dan nona Alona ke sana." "Tidak perlu.Aku sudah menyerah untuk menemukan keberadaannya.Aku akan fokus pada cucu k
Mereka tiba di mansion setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam lamanya. Alona terlihat begitu kelelahan. Alex yang menyadari hal itu segera mengambil Alih sang putra dan menggendongnya masuk ke dalam mansion. "Beristirahatlah sayang. Biarkan Kelvin bersama ku. "Alex mengecup pipi Alona di depan semua orang. Bahkan tuan Mahendra juga ada di depan mansion dan melihat sang putra. Pria paruh baya itu hanya melirik ke arah Paman Jack dan tersenyum kecil. "Kamu juga beristirahat. Biar ayah yang menjaga Kelvin. Ayah sudah sangat merindukannya."Tuan Mahendra hendak mengambil alih menggendong sang cucu tapi Alex menolaknya. "Biar aku yang menjaganya ayah. Aku sama sekali tidak merasa kelelahan. "Alex kembali menggendong putranya. "Ck.Kalau begitu kita akan menjaganya bersama. Itu baru adi bukan?Bukan begitu Jack?"Tuan Mahendra tentu saja tidak ingin mengalah dari sang putra. "Aku setuju dengan tuan. "Alex langsung menatap tajam ke arah Paman Jack. Alex berjalan menuju k
"Kapan kita berangkat tuan?" "Kita berangkat sekarang tapi ingat ini akan menjadi rahasia kita berdua.Kamu mengerti resiko nya jika sampai putraku tahu?". "Aku mengerti tuan." Tuan Mahendra pun berjalan keluar dari mansion miliknya dan masuk ke dalam mobil. Tidak butuh waktu lama,mobil mereka melaju dengan kecepatan penuh menuju ke kediaman Bibi Alice. Sepanjang perjalanan,tuan Mahendra tampak begitu gugup. Entah apa yang harus dia katakan begitu dia tiba di sana. Mereka berdua sudah tidak bertemu selama puluhan tahun lamanya dan kini mereka berdua kembali segera di pertemukan. "Tuan,kita sudah sampai.."Ucap anak buah tuan Mahendra setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam lamanya dan kini mereka sudah berada di depan rumah yang terlihat begitu sederhana. "Apa dia ada di rumah?" "Sepertinya ada tuan." Tuan Mahendra menatap ke arah rumah yang tampak begitu sederhana tapi terasa begitu tenang. Pandangannya kemudian beralih pada ternak milik bibi Alice. "Apa kamu
Louis terdiam sejenak dan hanya menatap wajah ibunya.Tidak beda jauh dengan sang ibu,wanita paruh baya itu juga menatap ke arah dirinya. "Apa ibu mengingat ini?"Louis meletakkan syal yang di berikan oleh Lily tadi. Angelina mengambil syal tersebut dan tersenyum kecil. Dia jelas masih mengingat dengan jelas syal miliknya. "Ini adalah syal yang kupakai saat terakhir kalinya kita bertemu.Aku tidak sadar telah menjatuhkannya."Ucap Angelina menatap sendu ke arah putranya. Dia tidak pernah melupakan pertemuan terakhirnya dengan putranya di taman.Dia tidak menyangka jika dia akan berpisah dengan putranya dengan waktu yang cukup lama. "Aku menemukannya saat mencari kalian.Aku menunggu cukup lama di taman dengan membawa syal ini. Aku menunggu sampai sore tapi kalian tidak kunjung datang. Hingga tuan Mahendra datang dan berbicara kepada ku.Kami mengobrol dengan waktu yang cukup lama di taman dan tuan Mahendra membawa ku ke mansion miliknya. " Louis masih ingat dengan jelas hal itu
Di tempat lain tepatnya di restoran,Louis dan Lily masih saja berada di tempat itu. Keduanya mengobrol dengan santai dan terlihat begitu serius. pasangan itu terlihat begitu betah berada di tempat itu.Keduanya mengobrol dengan begitu santainya "Aku tahu ini bukan momen yang pas tapi ini adalah tempat yang memberiku banyak kenangan. Menikah lah dengan ku Lily. " Louis mengeluarkan sebuah cincin yang berada di saku Jasnya. Sedangkan wanita yang dia lamar hanya menatap dirinya dengan penuh keheranan. Lily sedikit terkejut sekaligus heran dengan pengungkapan Louis yang secara tiba-tiba kepada dirinya. Pria itu bahkan tidak mengatakan hal hal yang romantis tapi dia langsung melamar dirinya dengan sebuah cincin berlian yang tampak begitu mewah. "Kenapa bengong sayang?"Louis kembali bertanya setelah melihat wanita yang dia cintai hanya terdiam dan menatap ke arah cincin di hadapannya itu. "Ini Sangat tiba tiba. Aku bahkan tidak menyangka jika kamu akan melamar ku secepat ini. "
"Ada apa sayang?"Alex bertanya ketika melihat istrinya melamun kan sesuatu . "Tidak ada apa-apa. Ayo kita turun."Ajak Alona yang segera turun bersama dengan putranya dan suaminya. Kelvin menggandeng tangan mommynya turun dari mobil.Bocah laki-laki itu terlihat begitu antusias begitu turun dari mobil. Kelvin menggandeng tangan Mommy dan daddy memasuki restoran. Bersamaan dengan Alex membuka pintu.Kelvin berteriak memanggil neneknya. "Nenek. "Panggil Kelvin yang langsung mengalihkan perhatian kedua orang tuanya. Seketika Alona dan Alex menoleh ke belakang. Alex tersenyum tipis ketika melihat ibu mertuanya bersama dengan tuan Jhon. Sedangkan Alona tampak bingung melihat ibunya bersama dengan seorang pria. Sedangkan Angelina yang melihat putrinya terlihat begitu malu.Dia sudah setua itu tapi masih berharap bisa bersama dengan orang yang dia cintai. Angelina belum mengerti sepenuhnya tentang sifat putrinya. Alona bukanlah orang yang berpikiran sempit.Dia tidak mungkin menen
Deg... Lily merasakan detak jantungnya berpacu dengan begitu cepatnya.Lily bahkan menggosok matanya untuk memastikan jika dirinya tidak salah lihat tapi nyatanya pria yang baru masuk itu adalah orang yang begitu penting di dalam hidupnya. Lily terus menatap ke arah pria yang sama sekali tidak melihat ke arah dirinya.Detak jantungnya tidak bisa beraturan saat ini. Wanita itu tampak begitu syok melihat ke arah Pria yang berjalan ke arah meja yang selalu di tempati oleh orang yang begitu ia kagumi. Lily sudah lama tidak melihat pria itu,dia bahkan sudah tidak ingat dengan wajahnya tapi dia yakin jika dia melihat pria itu lagi,Lily yakin jika dia bisa mengenalinya tapi nyatanya tidak. "Apa itu dia?Apa mereka adalah orang yang sama?Tapi kenapa aku tidak mengenalinya?Pantas saja aku merasa familiar dengan mu,rupanya kalian adalah orang yang sama."Batin Lily terus memandangi pria di hadapannya itu. Pria itu pun menoleh ke arahnya dirinya ketika dia menyadari jika hanya ada dua
Tok...tok... Lily segera menghapus air matanya begitu mendengar suara ketukan pintu kamarnya.Wanita itu melangkahkan kakinya untuk membuka pintu. "Paman Jack."Lily tersenyum kecil memandang ke arah pria paruh baya itu. "Boleh Paman masuk nak?"Tanya Paman Jack kepada keponakannya. "Silahkan masuk Paman." Lily melangkah masuk ke dalam kamar miliknya,di susul oleh Paman Jack. Keduanya duduk di sofa dan tentu saja Paman Jack membuka pembicaraan terlebih dahulu. "Bagaimana keadaan mu nak?" "Aku sudah membaik Paman." "Bagaimana kalau kita ke mengunjungi makam kedua orang tuan mu besok nak?Paman sudah meminta izin kepada tuan Alex dan tuan Alex mengizinkan kita untuk pergi."Ucap Paman Jack memberi tahu keponakannya. "Terserah Paman saja.Lily ikut saja dengan keputusan paman." Obrolan Keduanya tidak berlangsung lama. Paman Jack meminta keponakannya untuk beristirahat.Paman Jack meninggalkan kamar keponakannya setelah mengatakan apa yang ingin dia katakan. Ke esokan...
"Apa kamu Bersedia untuk menerima ku?"Louis kembali bertanya setelah Lily terdiam. Louis kembali melirik ke arah wanita di sampingnya. Wanita itu masih saja terdiam setelah mendengar ucapan Louis. "Baiklah. Mari kita jalani hubungan ini.Kita tidak tahu sejauh mana kita bisa bersama tapi aku berharap jika kita bisa hidup bersama sepanjang masa."Ucap Lily tersenyum tipis. "Jika itu harapan mu maka aku juga berharap demikian. "Ucap Louis tersenyum tipis. "Aku selalu mengharapkan sesuatu yang baik untuk kita.Aku selalu memimpikan sesuatu yang baik dan selalu memiliki harapan yang tinggi." Keduanya tersenyum setelah percakapan singkat mereka berdua.Mereka berdua memiliki harapan yang sama yaitu saling berbahagia. Louis mengeluarkan sebuah cincin beberapa menit setelah Lily bersedia menerima dirinya. Pria itu memasangkan cincin itu di jari manis wanita yang di cintainya itu. "Terima kasih. Ini Sangat cantik. "Ucap Lily tersenyum kecil memandang cincin pemberian Louis. L
"Paman akan mengambilkan makanan nak.Kamu harus memulihkan tenaga mu secepatnya."Ucap Paman Jack tersenyum tipis. Pria paruh baya itu melangkahkan kakinya keluar dari kamar.Paman Jack menuju ke arah dapur untuk mengambil makanan. "Paman Jack. "Panggil Lily. "Kenapa turun nak?" "Aku baik-baik saja Paman. Paman tidak perlu repot repot mengantarkan makanan ke kamar ku."Ucap Lily duduk di meja. "Paman sama sekali tidak merasa di repotkan nak." Paman Jack meletakkan makanan di depan keponakannya. Pria paruh baya itu bahkan menyiapkan buah yang sudah dia kupas sendiri. "Terima kasih Paman. "Lily menyantap makanan yang di berikan oleh Paman Jack dengan lahapnya. "Baru kali ini Paman melihat mu makan dengan begitu lahapnya nak.Paman senang melihat mu seperti itu. "Ucap Paman Jack tersenyum tipis memandangi wajah cantik keponakannya. "Di mana semua orang?" Paman Jack dan Lily berbalik setelah mendengar pertanyaan dari seseorang di belakang mereka. "Tuan,semua orang s
Tok..tok.. Kelvin kembali berlari membuka pintu. Kali ini Kelvin melihat kehadiran neneknya lagi. "Hallo nenek. " "Hallo sayang.Di mana Mommy mu?" "Di dalam bersama dengan nenek. "Jawab bocah laki-laki itu menarik tangan neneknya. Bibi Alice masuk ke dalam kamar dan melihat kehadiran besannya dan juga menantunya yang sedang asyik mengobrol. "Hallo bu."Sapa Alona tersenyum kecil ke arah mertuanya. "Hallo sayang." "Duduklah Alice." "Hmmm." Ketiga wanita itu kembali mengobrol dengan santai dan membiarkan bocah laki-laki itu bermain sendirian.Kelvin sendiri sibuk dengan mainnya seorang diri. "Boleh nenek menemani Kelvin bermain?"Angelina menghampiri cucunya yang sedang asyik bermain seorang diri. "Apa nenek tidak mengobrol?" "Nenek ingin bermain bersama dengan Kelvin. " "Baiklah jika nenek mau.Kita bisa bermain bersama. " Satu jam berlalu,Pintu kamar kembali terbuka. Kali ini Alex yang sedang melangkah masuk ke dalam kamar. Pemimpin Black Dragon itu seke
"Tutup mulutmu Brengsek.Kita semua akan mati di tempat ini."Teriak Wiliam penuh amarah. "Apa kamu yakin kita semua akan mati di tempat ini?Sepertinya hanya kamu yang akan mati di tempat ini."Ucap Alex kembali,pemimpin Black Dragon itu bisa melihat bagaimana raut wajah kekhawatiran dari Wiliam. "Tentu saja.Apa kamu bisa meninggalkan tempat ini dalam sekejap mata?Aku rasa itu hal yang tidak mungkin. Kita semua akan mati di tempat ini."Wiliam tertawa terbahak-bahak seperti orang kesurupan. Pria itu terlihat putus asa saat ini.Wiliam tidak yakin jika dia bisa mengalahkan Alex.Itu sebabnya dia memilih jalan yang terbilang cukup ekstrem.Dia rela mengorbankan dirinya sendiri. "Aku memberimu kesempatan kedua.Aku biasanya tidak pernah melakukan hal ini tapi aku melihat Lily begitu mengkhawatirkan mu.Tinggalkan kota ini dan jangan pernah muncul lagi.Tapi jangan mengulang kesalahan yang sama seperti kakak mu karena kamu akan berakhir seperti kakak mu." Louis yang mendengar ucapan Ale