"Nona tidak butuh teman ngobrol?Aku melihat nona sedang tidak bersemangat."Lily mendekati Alona dan tersenyum manis di hadapannya. "Aku baik baik saja.Akun hanya ingin istirahat." "Baiklah.Jika itu mau anda." Alona beranjak dari posisinya dan bersiap menuju ke kamarnya.Lagi lagi Alona melihat ke arah ruang tamu,Wanita itu semakin sakit hati ketika masih melihat Alex di sana. "Apa kamu sengaja menghindariku?"Batin Alona dengan mata yang tampak berkacaca kaca.Dia merasa terluka ketika Alex seolah olah menghindarinya. Alona melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamarnya dengan perasaan kecewa.Kekecewaan wanita itu tidak bisa ia tutupi. Sementara itu di ruang tamu,Alex baru saja berangkat ke markas.Pria itu sedang menunggu informasi dari anak buahnya,itu sebabnya dia masih berada di ruang tamu ketika Alona sudah selesai makan siang.Bukan karena menghindari Alona,tidak ada alasan bagi pria itu untuk menghindarinya. "Tuan,aku melihat nona sedikit murung.Apa mungkin dia sedih kar
"Nona,Apa mungkin ini rumahnya?"Lily membangunkan Alona yang masih memejamkan matanya. Alona yang mulai terbangun di kejutkan dengan mobil yang terparkir di depan rumah bibi Alice.Jelas dia tahu siapa pemilik mobil itu. Alona perlahan lahan turun dari mobil begitu juga dengan Lily.Bersamaan dengan Alex dan louis keluar dari rumah bibi Alice. Tatapan Alex begitu tajam ketika melihat kehadiran Alona tanpa sepengatahuan dirinya.Alex berlalu begitu saja melihat Alona di tempat itu.Hal itu membuat Alona semakin sakit hati.Ketika Alex mengabaikan dirinya begitu saja.Dadanya bahkan terasa begitu sakit ketika melihat kepergian pria itu.Bibi Alice yang menyadari telah terjadi sesuatu segera menghampiri Alona. "Kamu datang nak."Bibi Alice memeluk Alona yang menatap kepergian Alex. "Apa terjadi sesuatu nak?"Bibi Alice bertanya kepada Alona yang terlihat menahan kesedihannya. "Tidak ada apa apa bibi.Aku hanya datang untuk mengunjungi bibi."Jawab Alona tersenyum kecil. "Dia?"Bibi Ali
Dor... Dor... Alex segera meraih pistolnya ketika mendengar suara tembakan yang mengarah kepada mereka.Dua mobil saling melakukan penyerangan.Louis yang sedang menyetir mulai tidak fokus ketika mobil mereka di serang secara bertubi-tubi. "Tuan,berhati-hatilah. Anda bisa terluka." "Fokus saja menyetir Louis. Aku bisa menanganinya."Alex juga menembak mereka secara membabi buta. Dua mobil yang melaju di jalan saling baku tembak. Untung saja jalanan itu sepi sehingga tidak membuat orang orang ketakutan. "Brengsek!Sial!"Kesal Alex ketika musuhnya tidak ingin berhenti menyerang mobil mereka. Alex mengeluarkan pistolnya dan menembak ban mobil musuhnya dan itu berhasil memperlambat musuhnya. Alex kembali menembak mereka tapi kali ini dia tidak berhasil. Tapi tentu saja musuhnya tidak akan pernah menyerah. Mereka kembali menambah laju kecepatan mobilnya dan menembaki mobil Alex secara membabi buta. "Sial!"Sepertinya ban mobil kita terkena tembakan tuan."Ucap Louis ketika me
Malam semakin larut tapi Alex sama sekali belum bisa memejamkan matanya.Pikirannya tertuju kepada ibu dari calon anaknya. Ke esokan paginya... Alona berjalan keluar dari kamarnya,ibu hamil itu melihat ke arah Lily yang masih memejamkan matanya. "Pagi sayang. Apa kamu merasakan ketenangan berada di sini?Mommy berharap kelak kita bisa hidup bahagia bersama."Gumam Alona tersenyum kecil mengusap perutnya yang semakin membesar. Alona berdiri di depan peternakan bibi Alice dengan tatapan lurus ke depan. Tentu saja wanita itu memiliki beban yang tidak bisa ia ceritakan kepada siapa pun. "Kamu di sini nak?"Bibi Alice tersenyum menghampiri Alona yang tengah berdiri dengan pandangan lurus ke depan. "Apa yang tuan Alex lakukan di sini bibi?" Bibi Alice tersenyum tipis dan menatap ke arah Alona yang terlihat begitu cantik meskipun tanpa polesan make up sedikit pun.Wanita paruh baya itu menggandeng tangan Alona dan mengajaknya berkeliling. "Kamu tahu nak jika ayah dari bayi mu
ceklek.. Pintu ruangan tersebut di buka oleh pelayan.Alona bisa melihat saudara tirinya sedang duduk di depan meja.Restoran itu adalah restoran Jepang. Begitu masuk ke dalam ruangan tersebut,Aghata tersenyum kecil ketika melihat perutnya yang membesar. Saudara tirinya itu jelas sedang menertawakan dirinya saat ini. "Apa kamu sedang mengandung anak dari tuan Alex?"Aghata bertanya tapi terlihat jelas dari raut wajahnya. Saudara tirinya itu tidak senang dengan hal itu. "Itu bukan urusan mu. Katakan saja tujuan mu ingin bertemu dengan ku."Alona tampak tidak senang dengan saudara tirinya itu. Alona jelas tahu wanita seperti apa saudara tirinya itu. Aghata adalah wanita yang tidak ingin di kalahkan. "Ayah sakit.Kenapa kamu tidak pernah datang menjenguknya?"Aghata menatap saudara tirinya dengan tatapan iri. "Apa Alex mencintai mu?Dia membelikan semua ini?Aku bahkan begitu pangling melihat penampilan mu."Batin Aghata yang sedari tadi memandangi dan menelisik penampilan saudara t
"Nona baik-baik saja?" Pria yang di tabrak Alona bertanya kepada wanita hamil itu. Alona mendongak dan menatap wajah pria yang dia tabrak. Pria itu tersenyum lebar kepada Alona.Sedangkan Alona sedikit terkejut dengan keberadaan pria di hadapannya itu.Alona jelas mengenal siapa pria di depannya itu. "Alona!Kita bertemu di sini.Apa yang terjadi?"Pria itu seketika memeluk Alona ketika melihat wanita hamil itu menangis. Alona yang mendapatkan perlakuan secara tiba-tiba sama sekali tidak menolaknya. Dia tidak punya waktu memikirkan semua hal itu.Hatinya begitu hancur saat ini karena ulah pria yang dia cintainya. Dia merasakan dunianya gelap saat ini. "Apa-apaan ini?"Suara Alex mengalihkan perhatian Alona dan pria yang memeluknya. Alona yang tersadar segera mendorong tubuh pria yang di tabrak nya tapi jelas Alona tahu siapa pria itu.Pria itu adalah teman semasa dia kuliah. Keduanya cukup akrab satu sama lain tapi Alona hanya menganggapnya sebagai seorang teman tidak lebih dari
"Apa yang terjadi Paman Jack?Aku melihat tuan Alex menarik paksa nona masuk ke dalam mobil. "Lily yang baru saja tiba langsung bertanya kepada pria paruh baya itu. "Paman juga tidak tahu.Seharusnya kamu tahu karena kamu bersama dengan nona sepanjang hari."Paman Jack menatap ke arah Lily yang terlihat khawatir. "Nona mengatakan jika dia ingin bertemu dengan saudaranya di sebuah restoran dan tanpa sengaja aku bertemu dengan tuan Alex di depan restoran tersebut.Tuan Alex bertanya tentang keberadaan nona tentu saja aku pasti akan mengatakannya. Tapi tidak berselang lama kemudian tuan Alex keluar dengan menyeret paksa nona Alona. "Lily menundukkan wajahnya menceritakan semuanya kepada Paman Jack. "Pasti terjadi sesuatu di sana.Tuan tidak mungkin bertindak jika nona tidak berbuat kesalahan. "Timpal Louis menatap ke arah Paman Jack. "Kamu benar tapi saat ini tuan Alex sedang di kuasai amarah. Tidak ada yang bisa menghentikannya.Satu satunya orang yang bisa melawannya adalah tuan Ma
Setibanya tuan Mahendra di mansion sang putra. Pria paruh baya itu langsung menemui putranya yang berada di ruang kerjanya. Tuan Mahendra bisa melihat keadaan putranya yang terlihat begitu kacau saat ini. Bahkan tuan Mahendra tampak terkejut melihat penampilan sang putra. "Apa yang terjadi?Apa yang kamu lakukan kepada Alona?Jangan bertindak gegabah Alex. Kamu tahu dengan jelas wanita seperti apa itu Alona. " Alex hanya terdiam dan menundukkan pandangannya.Tampaknya pria itu mulai menyadari kesalahannya karena sudah berbuat seperti itu kepada Alona. Alex melihat mata Alona memancarkan kekecewaan di matanya. Bahkan pria itu tersentak ketika Alona meneteskan air mata di hadapannya saat itu. "Alex!Lihat ayah!Kamu mencintai Alona.Kamu tidak bisa menyembunyikan hal itu dari siapa pun tapi ketika sikap mu seperti itu kepada Alona,dia akan membencimu.Kamu tahu jika dia mengandung penerus mu.Kamu harus menghargai dirinya jika tidak dia akan pergi darimu dan ayah yakin jika kamu ak
Louis terdiam sejenak dan hanya menatap wajah ibunya.Tidak beda jauh dengan sang ibu,wanita paruh baya itu juga menatap ke arah dirinya. "Apa ibu mengingat ini?"Louis meletakkan syal yang di berikan oleh Lily tadi. Angelina mengambil syal tersebut dan tersenyum kecil. Dia jelas masih mengingat dengan jelas syal miliknya. "Ini adalah syal yang kupakai saat terakhir kalinya kita bertemu.Aku tidak sadar telah menjatuhkannya."Ucap Angelina menatap sendu ke arah putranya. Dia tidak pernah melupakan pertemuan terakhirnya dengan putranya di taman.Dia tidak menyangka jika dia akan berpisah dengan putranya dengan waktu yang cukup lama. "Aku menemukannya saat mencari kalian.Aku menunggu cukup lama di taman dengan membawa syal ini. Aku menunggu sampai sore tapi kalian tidak kunjung datang. Hingga tuan Mahendra datang dan berbicara kepada ku.Kami mengobrol dengan waktu yang cukup lama di taman dan tuan Mahendra membawa ku ke mansion miliknya. " Louis masih ingat dengan jelas hal itu
Di tempat lain tepatnya di restoran,Louis dan Lily masih saja berada di tempat itu. Keduanya mengobrol dengan santai dan terlihat begitu serius. pasangan itu terlihat begitu betah berada di tempat itu.Keduanya mengobrol dengan begitu santainya "Aku tahu ini bukan momen yang pas tapi ini adalah tempat yang memberiku banyak kenangan. Menikah lah dengan ku Lily. " Louis mengeluarkan sebuah cincin yang berada di saku Jasnya. Sedangkan wanita yang dia lamar hanya menatap dirinya dengan penuh keheranan. Lily sedikit terkejut sekaligus heran dengan pengungkapan Louis yang secara tiba-tiba kepada dirinya. Pria itu bahkan tidak mengatakan hal hal yang romantis tapi dia langsung melamar dirinya dengan sebuah cincin berlian yang tampak begitu mewah. "Kenapa bengong sayang?"Louis kembali bertanya setelah melihat wanita yang dia cintai hanya terdiam dan menatap ke arah cincin di hadapannya itu. "Ini Sangat tiba tiba. Aku bahkan tidak menyangka jika kamu akan melamar ku secepat ini. "
"Ada apa sayang?"Alex bertanya ketika melihat istrinya melamun kan sesuatu . "Tidak ada apa-apa. Ayo kita turun."Ajak Alona yang segera turun bersama dengan putranya dan suaminya. Kelvin menggandeng tangan mommynya turun dari mobil.Bocah laki-laki itu terlihat begitu antusias begitu turun dari mobil. Kelvin menggandeng tangan Mommy dan daddy memasuki restoran. Bersamaan dengan Alex membuka pintu.Kelvin berteriak memanggil neneknya. "Nenek. "Panggil Kelvin yang langsung mengalihkan perhatian kedua orang tuanya. Seketika Alona dan Alex menoleh ke belakang. Alex tersenyum tipis ketika melihat ibu mertuanya bersama dengan tuan Jhon. Sedangkan Alona tampak bingung melihat ibunya bersama dengan seorang pria. Sedangkan Angelina yang melihat putrinya terlihat begitu malu.Dia sudah setua itu tapi masih berharap bisa bersama dengan orang yang dia cintai. Angelina belum mengerti sepenuhnya tentang sifat putrinya. Alona bukanlah orang yang berpikiran sempit.Dia tidak mungkin menen
Deg... Lily merasakan detak jantungnya berpacu dengan begitu cepatnya.Lily bahkan menggosok matanya untuk memastikan jika dirinya tidak salah lihat tapi nyatanya pria yang baru masuk itu adalah orang yang begitu penting di dalam hidupnya. Lily terus menatap ke arah pria yang sama sekali tidak melihat ke arah dirinya.Detak jantungnya tidak bisa beraturan saat ini. Wanita itu tampak begitu syok melihat ke arah Pria yang berjalan ke arah meja yang selalu di tempati oleh orang yang begitu ia kagumi. Lily sudah lama tidak melihat pria itu,dia bahkan sudah tidak ingat dengan wajahnya tapi dia yakin jika dia melihat pria itu lagi,Lily yakin jika dia bisa mengenalinya tapi nyatanya tidak. "Apa itu dia?Apa mereka adalah orang yang sama?Tapi kenapa aku tidak mengenalinya?Pantas saja aku merasa familiar dengan mu,rupanya kalian adalah orang yang sama."Batin Lily terus memandangi pria di hadapannya itu. Pria itu pun menoleh ke arahnya dirinya ketika dia menyadari jika hanya ada dua
Tok...tok... Lily segera menghapus air matanya begitu mendengar suara ketukan pintu kamarnya.Wanita itu melangkahkan kakinya untuk membuka pintu. "Paman Jack."Lily tersenyum kecil memandang ke arah pria paruh baya itu. "Boleh Paman masuk nak?"Tanya Paman Jack kepada keponakannya. "Silahkan masuk Paman." Lily melangkah masuk ke dalam kamar miliknya,di susul oleh Paman Jack. Keduanya duduk di sofa dan tentu saja Paman Jack membuka pembicaraan terlebih dahulu. "Bagaimana keadaan mu nak?" "Aku sudah membaik Paman." "Bagaimana kalau kita ke mengunjungi makam kedua orang tuan mu besok nak?Paman sudah meminta izin kepada tuan Alex dan tuan Alex mengizinkan kita untuk pergi."Ucap Paman Jack memberi tahu keponakannya. "Terserah Paman saja.Lily ikut saja dengan keputusan paman." Obrolan Keduanya tidak berlangsung lama. Paman Jack meminta keponakannya untuk beristirahat.Paman Jack meninggalkan kamar keponakannya setelah mengatakan apa yang ingin dia katakan. Ke esokan...
"Apa kamu Bersedia untuk menerima ku?"Louis kembali bertanya setelah Lily terdiam. Louis kembali melirik ke arah wanita di sampingnya. Wanita itu masih saja terdiam setelah mendengar ucapan Louis. "Baiklah. Mari kita jalani hubungan ini.Kita tidak tahu sejauh mana kita bisa bersama tapi aku berharap jika kita bisa hidup bersama sepanjang masa."Ucap Lily tersenyum tipis. "Jika itu harapan mu maka aku juga berharap demikian. "Ucap Louis tersenyum tipis. "Aku selalu mengharapkan sesuatu yang baik untuk kita.Aku selalu memimpikan sesuatu yang baik dan selalu memiliki harapan yang tinggi." Keduanya tersenyum setelah percakapan singkat mereka berdua.Mereka berdua memiliki harapan yang sama yaitu saling berbahagia. Louis mengeluarkan sebuah cincin beberapa menit setelah Lily bersedia menerima dirinya. Pria itu memasangkan cincin itu di jari manis wanita yang di cintainya itu. "Terima kasih. Ini Sangat cantik. "Ucap Lily tersenyum kecil memandang cincin pemberian Louis. L
"Paman akan mengambilkan makanan nak.Kamu harus memulihkan tenaga mu secepatnya."Ucap Paman Jack tersenyum tipis. Pria paruh baya itu melangkahkan kakinya keluar dari kamar.Paman Jack menuju ke arah dapur untuk mengambil makanan. "Paman Jack. "Panggil Lily. "Kenapa turun nak?" "Aku baik-baik saja Paman. Paman tidak perlu repot repot mengantarkan makanan ke kamar ku."Ucap Lily duduk di meja. "Paman sama sekali tidak merasa di repotkan nak." Paman Jack meletakkan makanan di depan keponakannya. Pria paruh baya itu bahkan menyiapkan buah yang sudah dia kupas sendiri. "Terima kasih Paman. "Lily menyantap makanan yang di berikan oleh Paman Jack dengan lahapnya. "Baru kali ini Paman melihat mu makan dengan begitu lahapnya nak.Paman senang melihat mu seperti itu. "Ucap Paman Jack tersenyum tipis memandangi wajah cantik keponakannya. "Di mana semua orang?" Paman Jack dan Lily berbalik setelah mendengar pertanyaan dari seseorang di belakang mereka. "Tuan,semua orang s
Tok..tok.. Kelvin kembali berlari membuka pintu. Kali ini Kelvin melihat kehadiran neneknya lagi. "Hallo nenek. " "Hallo sayang.Di mana Mommy mu?" "Di dalam bersama dengan nenek. "Jawab bocah laki-laki itu menarik tangan neneknya. Bibi Alice masuk ke dalam kamar dan melihat kehadiran besannya dan juga menantunya yang sedang asyik mengobrol. "Hallo bu."Sapa Alona tersenyum kecil ke arah mertuanya. "Hallo sayang." "Duduklah Alice." "Hmmm." Ketiga wanita itu kembali mengobrol dengan santai dan membiarkan bocah laki-laki itu bermain sendirian.Kelvin sendiri sibuk dengan mainnya seorang diri. "Boleh nenek menemani Kelvin bermain?"Angelina menghampiri cucunya yang sedang asyik bermain seorang diri. "Apa nenek tidak mengobrol?" "Nenek ingin bermain bersama dengan Kelvin. " "Baiklah jika nenek mau.Kita bisa bermain bersama. " Satu jam berlalu,Pintu kamar kembali terbuka. Kali ini Alex yang sedang melangkah masuk ke dalam kamar. Pemimpin Black Dragon itu seke
"Tutup mulutmu Brengsek.Kita semua akan mati di tempat ini."Teriak Wiliam penuh amarah. "Apa kamu yakin kita semua akan mati di tempat ini?Sepertinya hanya kamu yang akan mati di tempat ini."Ucap Alex kembali,pemimpin Black Dragon itu bisa melihat bagaimana raut wajah kekhawatiran dari Wiliam. "Tentu saja.Apa kamu bisa meninggalkan tempat ini dalam sekejap mata?Aku rasa itu hal yang tidak mungkin. Kita semua akan mati di tempat ini."Wiliam tertawa terbahak-bahak seperti orang kesurupan. Pria itu terlihat putus asa saat ini.Wiliam tidak yakin jika dia bisa mengalahkan Alex.Itu sebabnya dia memilih jalan yang terbilang cukup ekstrem.Dia rela mengorbankan dirinya sendiri. "Aku memberimu kesempatan kedua.Aku biasanya tidak pernah melakukan hal ini tapi aku melihat Lily begitu mengkhawatirkan mu.Tinggalkan kota ini dan jangan pernah muncul lagi.Tapi jangan mengulang kesalahan yang sama seperti kakak mu karena kamu akan berakhir seperti kakak mu." Louis yang mendengar ucapan Ale