Bab 16. Pesan Dari Hana
'Bertahanlah, demi aku.'
(Yori Hirata)
--Syala Yaya--
***
Hana berjalan dengan kaki diseret paksa keluar dari mobil. Ia tidak menyangka dirinya malah dibawa Denny ke sebuah rumah yang sepi, tampak rumah tetangga kiri dan kanan berpagar tinggi. Hana meronta dengan mulut mengumpat tanpa berkesudahan.“Please, brengsek. Ini di mana?!" decak Hana mencoba menahan langkah ketika tubuhnya didorong keras memasuki gerbang.
”Rumahku, kalau kita ke apartemen nggak aman, banyak CCTV," jawabnya terkekeh.
"Gila, kamu, ya? Ngapain kita ke sini. Pulangin aku cepet, Denny!" bentak Hana hanya diberi kekehan pria itu.
Follow ig @syalayaya ya, Terima Kasih
Bab 17 Mencari Keberadaanmu.'Kupikir kali ini hidupku hancur berkeping.'--Hana & Yori--****Hana berteriak, memberi reaksi penolakan keras pada perlakuan yang bisa ia simpulkan sebagai sebuah penyerangan tidak beradab, beberapa kali ia mundur menggeser badannya hingga memberi jarak di antara keduanya. Denny semakin menyukai bentuk perlawanan Hana karena baginya malah terlihat sangat menggairahkan.“Diajak seneng aja, kok, susah amat sih, Han?” lontarnya tertawa, kini langkahnya semakin mendekat dengan duduk di pinggiran ranjang dengan santai.Hana terus beringsut mundur, setelah berhasil mencapai tepian ia pun segera turun dari kasur dan bergerak cepat menjauhi benda berkontur empuk itu demi bisa men
Bab 18 Terlihat Baik-baik saja'Tanpamu, harus kuakui duniaku gelap.'--Hana Aulia Divandra--*****Yori mengambilkan secangkir susu hangat ke hadapan Hana yang masih duduk meringkuk di pojokan sofa. Kepala menunduk menatap nanar lantai tanpa isak tangis lagi. Setelah mendapatkan rentetan pertanyaan sebagai saksi dan korban di kantor polisi, akhirnya gadis itu mau diajak Yori pulang ke Kafenya. Terlihat Yori, Andi, dan Nia menemaninya di sana.Hana menolak keras ketika akan melibatkan orang tuanya pada kasus yang tengah menimpanya. Ia memohon dengan derai air mata hingga mau tak mau ayah Yori yang menjadi pendampingnya saat dimintai keterangan. Yori menjadi bingung sendiri bagaimana cara memulai pembicaraan dengan gadis yang kini masih terguncang itu.
Bab 19. Berkat Kamu'Kasus ini mengajarkan aku bahwa kita harus bisa memberi sudut pandang berimbang dalam mengamati semua hal. Dari sisi korban khususnya.'--Yori Hirata--*****Delapan hari sudah berlalu, kini Hana tinggal di sebuah indekos yang disewakan Yori untuknya. Ia tidak mampu menolak setelah tidak ada lagi orang lain yang bisa dimintai pertolongan selain pria itu. Apalagi Lusi saat ini sedang melakukan pemotretan bersama Alan, tidak mungkin ia terus menumpang tinggal di apartemen sahabatnya ketika pemiliknya saja tidak ada.Hana cukup terkesima saat mendengar cerita bahwa Lusi berhasil menggaet Alan, si playboy slengek'an yang merupakan sahabat Yori hingga bersedia menjadi model desain pakaian produksi dis
Bab 20 Kencan'Entah mengapa, jalan sama kamu membawa ingatan masa lalu saat awal kita ketemu.'(Yori Kristian Hirata)****Sesuai janji Yori kemarin, kini pria sudah berada di depan indekos Hana. Memarkir kendaraannya kemudian masuk ke teras.Mendapatkan panggilan dari Hana sudah tentu membuatnya bahagia. Bagaimana tidak, ini kali pertama dirinya akan pergi jalan berdua dengan wanita itu setelah selama ini hanya mampu menatapnya dari jauh. Betapa bodohnya dirinya saat itu, hanya karena termasuk siswa teladan, populer, dan orang kaya sampai hati merutuki diri saat ada seorang siswi mampu mengalihkan dunianya bahwa masih ada manusia di belahan bumi lain yang tidak memiliki nasib cukup baik seperti dirinya.&
Bab 21 Lamaran Untuk Hana'Akan ada masa-masa indah. Yang harus kita lakukan hanyalah dengan mempersiapkan diri untuk menyambutnya dengan senyuman penuh rasa syukur.'(Syala Yaya)**** Yori mengisi bahan bakar mobil sekalian sambil menunggu Hana berganti pakaian. Masih saja bibirnya mengukir senyum. Ia tidak menyangka bahwa Hana kini sedang bersamanya.Mengingat beberapa waktu yang lalu saat dirinya merutuki ide sang bunda mengenai kado ulang tahunnya. Bahkan ia malah berupaya menggagalkan rencana perjodohan itu. Namun, kembali ia merasa bahwa naluri orang tuanya memang benar-benar tajam mengenai apa yang kala itu dirasakannya. Ia menyukai Hana sejak usia mereka masih belia."Bosen nunggu lama, ya?" tegur Hana kini sudah membuka p
Bab 22.'Cinta itu tidak pernah rumit. Yang rumit justru pikiranmu dalam memandang cinta itu seperti apa.'-Syala Yaya-*****Lamaran langsung dari keluarga Yori membuat Hana tercekat. Ia menelan makanan yang belum lama dikunyah dengan kesusahan. Sambil meraih gelas ia menatap ayah dan ibu Yori dengan wajah gugup. Ia tidak menyangka mereka sangat to the point dengan masalah pernikahan itu."Ulang Tahun Yori tinggal lima hari lagi, Hana. Sedianya akan kami langsungkan pernikahan kalian saat hari itu. Kami sudah mempersiapkan semuanya hanya tinggal menunggu jawaban Hana," terang Ayu mengejutkan Hana dan Yori.Kedua calon pasangan itu saling memandang satu sama lain, kemudian menunduk. Yori segera menghabiskan makanannya dan beralih ke tempat mencuci piring dengan perasaan senang. Entah mengapa, ia berharap Hana akan menyetujui."Akan Hana pikirkan, Tante. Hana minta waktu sampai besok pagi," jawab Hana semakin mengemba
Bab 23. Menerima Lamaran Yori'Banyak yang bilang bahwa cinta pertama tidak pernah berhasil, mari kita patahkan anggapan itu.'(Yori Kristian Hirata)****** Hari ini Hana berencana untuk menemui Lusi dan Nia. Ia ingin mencari pekerjaan yang bisa membuatnya memiliki penghasilan. Sungguh malu saat ingin membeli nasi kucing saja ia harus kembali meminta kepada Yori.Hana sudah tidak lagi bekerja di restoran cepat saji setelah kasusnya merebak. Nama baiknya tercemar karena pemilik tempatnya bekerja merupakan teman dekat Denny. Sudah tentu semua orang lebih membela Denny daripada dirinya yang bukan siapa-siapa.Dengan status Denny sebagai orang kaya, tentu mereka akan percaya kalau dirinya yang merayu Denny. Ditambah tersebarnya rekaman CCTV saat d
Bab 24 Fitting Baju Pengantin.'Hari ini akan menjadi awal kisah hidup kita. Mari kita buktikan bahwa kamu juga layak bahagia.'(Yori Kristian Hirata)*****Hana lebih banyak diam. Ia hanya mengikuti dan menuruti pilihan keluarga Yori dalam menentukan warna dan model busana yang akan ia kenakan nanti. Kekompakan Ayu dan Harry begitu menghibur di tengah rasa penasaran akan sosok wanita yang sempat dilontarkan pemilik butik kepada Yori.Dilihat dari sudut pandang manapun, Yori tetap sangat tenang. Seolah tidak ada hal yang mengganggu pikirannya. Siang ini malah Hana yang banyak berpikir. Benarkah Yori tidak memiliki wanita?"Mustahil," batin Hana yakin.Meskipun Yori cuek dan bersikap sangat tenang. Namun, ia tidak menampik bahwa Y