Bab 15 Pergi Dari Rumah
'Saat keadaan genting seperti ini, kenapa daftar teratas harus namamu?' (Hana Aulia)
--Syala Yaya--
***
Hana segera melanjutkan langkahnya meniti tangga ke lantai atas, setelah beberapa saat menunggu jawaban ayahnya yang tak kunjung diterima.Hatinya terasa sakit, lebih sakit daripada saat pukulan fisik diterimanya selama ini. Ia semakin membenci pria itu, pria mana pun juga.
Gadis yang genap berusia dua puluh empat dua bulan lagi itu segera berjalan menuju kamar, mengabaikan tatapan Kean yang dengan polos menyapanya. Hatinya sedang bergolak, tidak mau menjadikan adik tirinya korban pelampiasan emosi.
"Aku akan pergi," ucapnya setelah cukup lama terdiam di depan pintu kamar.
<Bab 16. Pesan Dari Hana'Bertahanlah, demi aku.'(Yori Hirata)--Syala Yaya--***Hana berjalan dengan kaki diseret paksa keluar dari mobil. Ia tidak menyangka dirinya malah dibawa Denny ke sebuah rumah yang sepi, tampak rumah tetangga kiri dan kanan berpagar tinggi. Hana meronta dengan mulut mengumpat tanpa berkesudahan.“Please, brengsek. Ini di mana?!" decak Hana mencoba menahan langkah ketika tubuhnya didorong keras memasuki gerbang.”Rumahku, kalau kita ke apartemen nggak aman, banyak CCTV," jawabnya terkekeh."Gila, kamu, ya? Ngapain kita ke sini. Pulangin aku cepet, Denny!" bentak Hana hanya diberi kekehan pria itu.
Bab 17 Mencari Keberadaanmu.'Kupikir kali ini hidupku hancur berkeping.'--Hana & Yori--****Hana berteriak, memberi reaksi penolakan keras pada perlakuan yang bisa ia simpulkan sebagai sebuah penyerangan tidak beradab, beberapa kali ia mundur menggeser badannya hingga memberi jarak di antara keduanya. Denny semakin menyukai bentuk perlawanan Hana karena baginya malah terlihat sangat menggairahkan.“Diajak seneng aja, kok, susah amat sih, Han?” lontarnya tertawa, kini langkahnya semakin mendekat dengan duduk di pinggiran ranjang dengan santai.Hana terus beringsut mundur, setelah berhasil mencapai tepian ia pun segera turun dari kasur dan bergerak cepat menjauhi benda berkontur empuk itu demi bisa men
Bab 18 Terlihat Baik-baik saja'Tanpamu, harus kuakui duniaku gelap.'--Hana Aulia Divandra--*****Yori mengambilkan secangkir susu hangat ke hadapan Hana yang masih duduk meringkuk di pojokan sofa. Kepala menunduk menatap nanar lantai tanpa isak tangis lagi. Setelah mendapatkan rentetan pertanyaan sebagai saksi dan korban di kantor polisi, akhirnya gadis itu mau diajak Yori pulang ke Kafenya. Terlihat Yori, Andi, dan Nia menemaninya di sana.Hana menolak keras ketika akan melibatkan orang tuanya pada kasus yang tengah menimpanya. Ia memohon dengan derai air mata hingga mau tak mau ayah Yori yang menjadi pendampingnya saat dimintai keterangan. Yori menjadi bingung sendiri bagaimana cara memulai pembicaraan dengan gadis yang kini masih terguncang itu.
Bab 19. Berkat Kamu'Kasus ini mengajarkan aku bahwa kita harus bisa memberi sudut pandang berimbang dalam mengamati semua hal. Dari sisi korban khususnya.'--Yori Hirata--*****Delapan hari sudah berlalu, kini Hana tinggal di sebuah indekos yang disewakan Yori untuknya. Ia tidak mampu menolak setelah tidak ada lagi orang lain yang bisa dimintai pertolongan selain pria itu. Apalagi Lusi saat ini sedang melakukan pemotretan bersama Alan, tidak mungkin ia terus menumpang tinggal di apartemen sahabatnya ketika pemiliknya saja tidak ada.Hana cukup terkesima saat mendengar cerita bahwa Lusi berhasil menggaet Alan, si playboy slengek'an yang merupakan sahabat Yori hingga bersedia menjadi model desain pakaian produksi dis
Bab 20 Kencan'Entah mengapa, jalan sama kamu membawa ingatan masa lalu saat awal kita ketemu.'(Yori Kristian Hirata)****Sesuai janji Yori kemarin, kini pria sudah berada di depan indekos Hana. Memarkir kendaraannya kemudian masuk ke teras.Mendapatkan panggilan dari Hana sudah tentu membuatnya bahagia. Bagaimana tidak, ini kali pertama dirinya akan pergi jalan berdua dengan wanita itu setelah selama ini hanya mampu menatapnya dari jauh. Betapa bodohnya dirinya saat itu, hanya karena termasuk siswa teladan, populer, dan orang kaya sampai hati merutuki diri saat ada seorang siswi mampu mengalihkan dunianya bahwa masih ada manusia di belahan bumi lain yang tidak memiliki nasib cukup baik seperti dirinya.&
Bab 21 Lamaran Untuk Hana'Akan ada masa-masa indah. Yang harus kita lakukan hanyalah dengan mempersiapkan diri untuk menyambutnya dengan senyuman penuh rasa syukur.'(Syala Yaya)**** Yori mengisi bahan bakar mobil sekalian sambil menunggu Hana berganti pakaian. Masih saja bibirnya mengukir senyum. Ia tidak menyangka bahwa Hana kini sedang bersamanya.Mengingat beberapa waktu yang lalu saat dirinya merutuki ide sang bunda mengenai kado ulang tahunnya. Bahkan ia malah berupaya menggagalkan rencana perjodohan itu. Namun, kembali ia merasa bahwa naluri orang tuanya memang benar-benar tajam mengenai apa yang kala itu dirasakannya. Ia menyukai Hana sejak usia mereka masih belia."Bosen nunggu lama, ya?" tegur Hana kini sudah membuka p
Bab 22.'Cinta itu tidak pernah rumit. Yang rumit justru pikiranmu dalam memandang cinta itu seperti apa.'-Syala Yaya-*****Lamaran langsung dari keluarga Yori membuat Hana tercekat. Ia menelan makanan yang belum lama dikunyah dengan kesusahan. Sambil meraih gelas ia menatap ayah dan ibu Yori dengan wajah gugup. Ia tidak menyangka mereka sangat to the point dengan masalah pernikahan itu."Ulang Tahun Yori tinggal lima hari lagi, Hana. Sedianya akan kami langsungkan pernikahan kalian saat hari itu. Kami sudah mempersiapkan semuanya hanya tinggal menunggu jawaban Hana," terang Ayu mengejutkan Hana dan Yori.Kedua calon pasangan itu saling memandang satu sama lain, kemudian menunduk. Yori segera menghabiskan makanannya dan beralih ke tempat mencuci piring dengan perasaan senang. Entah mengapa, ia berharap Hana akan menyetujui."Akan Hana pikirkan, Tante. Hana minta waktu sampai besok pagi," jawab Hana semakin mengemba
Bab 23. Menerima Lamaran Yori'Banyak yang bilang bahwa cinta pertama tidak pernah berhasil, mari kita patahkan anggapan itu.'(Yori Kristian Hirata)****** Hari ini Hana berencana untuk menemui Lusi dan Nia. Ia ingin mencari pekerjaan yang bisa membuatnya memiliki penghasilan. Sungguh malu saat ingin membeli nasi kucing saja ia harus kembali meminta kepada Yori.Hana sudah tidak lagi bekerja di restoran cepat saji setelah kasusnya merebak. Nama baiknya tercemar karena pemilik tempatnya bekerja merupakan teman dekat Denny. Sudah tentu semua orang lebih membela Denny daripada dirinya yang bukan siapa-siapa.Dengan status Denny sebagai orang kaya, tentu mereka akan percaya kalau dirinya yang merayu Denny. Ditambah tersebarnya rekaman CCTV saat d
Bab 64. Kebahagiaan Yang Sempurna'Virus cinta menginfeksi tubuh berpusat pada hati. Campuran dari rasa kagum, cemburu, egois, sayang, dan juga rindu. Ia kuat, tetapi mampu merapuhkan. Ia ramah, tetapi sanggup menghancurkan. Hitam putih warnanya tergantung pada siapakah kita letakkan biangnya.'(Syala Yaya)*****Delapan bulan sudah berlalu, hidup berjalan dengan indah. Saat ini pasangan itu sedang menunggu kelahiran buah cinta mereka yang akan terlahir dua minggu lagi. Keduanya disibukkan dengan persiapan untuk menyambut dengan mendesain ulang kamar. Hana sangat antusias, tidak kalah dengan keluarga Yori yang kini sering berkunjung ke rumahnya.Setelah m
Bab 63. Menikmati Kesabaran.'Tidak ada yang menang ketika memilih jalan untuk melepaskan genggaman silaturahmi. Keindahan saat kebersamaan terjalin harus pupus oleh keegoisan karena memaksakan keadaan untuk bisa memiliki.'(Syala Yaya)****Hana memandang Yori dalam diam. Ia lebih banyak menyimak obrolan mertuanya yang heboh dalam memilih nama yang kelak akan diberikan kepada calon anaknya kelak. Sebenarnya ia cukup bingung untuk ikut berkomentar. Ini bahkan terlalu cepat untuk membicarakan masalah itu berhubung kehamilannya baru menginjak enam minggu.“Cowok apa cewek, ya?” oceh Ayu belum berhenti berspekulasi.
Bab 62. Kabar Bahagia.'Kebahagiaan tidak bisa diukur dari materi. Setiap saat bisa memeluk, mencium, dan mengucapkan selamat pagi saja rasanya sudah cukup.'(Hana Aulia Divandra)****Hari-hari berlalu dengan begitu cepat. Minggu berganti bulan dan semua bahkan tidak menyadarinya.Hana lebih sering ke rumah sakit untuk menemani ayahnya. Sambil menunggu kemoterapi dan berbagai pengobatan sebelum mendapatkan donor hati yang cocok, Hana pun mengisi waktunya dengan membuat gambar desain. Iwan yang melihat begitu seriusnya Hana bekerja, mendadak menitikkan air mata diam-diam. Seorang anak yang sering ia maki dengan kata-kata tidak pantas hanya karena tidak ko
Bab 61. Hidup Dengan Perasaan Damai'Bila bibir masih mampu mengucapkan kata maaf dan sayang, maka lakukanlah. Sungguh, sebenci apa pun pada seseorang, dia masih memiliki hak untuk diberi kesempatan yang ke dua.'(Syala Yaya)****Hana mematung di ambang pintu. Ia tidak pernah dekat lagi dengan papahnya sejak mamah meninggal. Dunia mereka berdua seakan tersekat waktu dan keadaan. Hana merasa papah sudah membangun dunianya yang baru hingga sulit baginya untuk ikut masuk ke dalamnya.Hana menatap sekeliling ruang, tampak kosong. Perempuan itu pun sadar, Mila sama sekali tidak merawat papahnya. Kakinya pun kini melangkah maju untuk me
Bab 60. Mengakhiri perang dingin.'Memaafkan masa lalu adalah cara efektif untuk membuang bayangan kelam saat menatap masa depan.'(Syala Yaya)*****Begitu tiba di rumah, Hana segera bergegas menghubungi papahnya. Tubuhnya sebenarnya cukup letih, tetapi wajah Yori lagi-lagi membuatnya terus bertanya-tanya. Ada apa dengan papahnya? Sayang sekali, kemudian ia pun memutuskan hubungan sepihak saat terdengar dari seberang suara papahnya menyahut panggilan.“Aku pergi sebentar, ya. Istirahatlah,” pamit Yori kemudian bergegas pergi.Yori segera menerima
Bab 59. Bulan Madu 2'Jangan pernah lari dariku. Secepat apa pun kamu menghilang, aku akan tetap menemukanmu.'(Yori Kristian Hirata)*****Malam bertabur bintang. Cuaca sangat bagus untuk makan malam di teras yang terletak di samping area kamar dengan suasana terbuka dan menyatu dengan taman.Hana sudah siap, duduk berhadapan dengan Yori. Keduanya saling menautkan jemari tangan di atas meja. Saling memindai wajah satu sama lain diiringi senyuman. Mata berkabut asmara sangat terlihat jelas dari keduanya saat saling memandang.“Terima kasih sudah bersedia menjadi bagian dari hidup Yor
Bab 58. Bulan Madu'Cinta, kenapa bisa seindah ini. Bila aku tidak pernah merasakan sakitnya saat putus, sudah kupastikan akan menggenggam cinta selamanya.'(Hana Aulia Divandra)****Keesokan harinya Hana dan Yori berangkat ke Gili Trawangan. Memilih tempat destinasi wisata tersebut karena sang bunda sudah menyewakan sebuah resort khusus berada di pantai sangat terpencil. Yori sangat kagum dengan keromantisan ayah dan bundanya saat berlibur. Pria itu tidak menyangka mereka berdua memiliki selera yang sama uniknya.“Bunda kamu keren,” bisik Hana ketika mereka berdua sudah dijemput oleh pihak resort setelah menggunakan fast boat dari Pelabuhan
Bab 57. Resepsi Pernikahan'Izinkan aku sekali lagi untuk mengukuhkan, betapa berharganya kamu di dalam hidupku.'(Yori Kristian Hirata)*****Ballroom Hotel Santosa.Tidak seperti bulan lalu saat perayaan ulang tahun Yori yang ke-24. Kali ini acara digelar untuk resepsi pernikahan Yori dan Hana yang akadnya telah dilangsungkan bulan lalu di tempat yang sama.Yori dan Hana terlihat bahagia saat menyalami tamu yang hadir untuk memberikan ucapan selamat pada mereka. Sengaja tidak menerima kado maupun sumbangan. Dalam acara malam ini keluarga Hirata menggunakan momen itu dengan mengajak para tamu undanga
Bab 56. Posisiku Sangat Berarti'Saat cinta sudah mulai tumbuh, kumohon tidak akan ada lagi halangan yang bisa memisahkan kita. Aku dan kamu selamanya. Menunggu malaikat kecil yang akan menyempurnakan kisah perjalanan rumah tangga kita.'(Yori Kristian Hirata)****Hana memasukkan suapan besar ke dalam mulutnya. Merasai setiap sensasi kuah menyegarkan yang menggoyang lidah. Sangat menyenangkan dan membuatnya senang. Makanan kesukaan mamahnya.Kerinduan pada sang mamah yang tiba-tiba menyentuh kalbu Hana, bukan lagi kesedihan melainkan perasaan cinta yang menggebu. Yori pun ikut memesan menu sama seperti Hana, menatap bahagia perempuan itu. Hana malam ini makan dengan sangat lahap