"Tahu apa kamu?" kesal Marsya.
"Ya, tahulah. Di hati kecilmu ini, aku yakin masih tersimpan nama suamimu." Cindy menunjuk dada Marsya.Marsya malah tertawa mendengar ucapan Cindy."Malah tertawa lagi! Aku tahu, sih kesalahan suamimu itu memang sangat fatal. Bisa-bisanya kaya begitu. Tapi di balik cemburunya yang berlebihan suamimu itu takut kehilangan kamu, tuan Reval tidak mau kamu bersama lelaki lain. Makanya suamimu kaya begitu, jadi hilang kendali karena terlalu cemburu," urai Cindy.Marsya menghela napas. "Iya, aku tahu Reval cemburu karena takut kehilangan, tapi tetap saja aku tidak suka. Aku pernah cerita, 'kan sama kamu waktu itu. Bisa-bisanya Reval usir aku dan bilang aku bukan istrinya lagi. Yang lebih menyakitkan lagi dia malah bersama wanita lain. Reval tidak ingat kalau aku lagi hamil. Seenaknya ninggalin aku. Sudahlah kalau membahas itu sakit hatiku muncul lagi." Marsya bangun dari tidurnya lalu terdiam dengan posisi duduk.Angel menggelengkan kepalanya beberapa kali. Hatinya seakan teriris pisau ketika membaca berita tersebut. Dia harus bersiap-siap untuk menghadapinya.Walaupun sebenarnya dia sudah berancang-ancang bagaimana untuk menghadapinya. Tetap saja pada kenyataan dia seakan syok mendapati berita tentang dia. "Reval benar-benar tega melakukan hal ini sama aku. Karirku ... bagaimana dengan karirku? Aku mencintai dunia ini dan sekarang karirku hancur." Angel meneteskan air mata. "Sebaiknya, Non Angel jangan mengkonfirmasi apa pun. Untuk sementara Non Angel jangan dulu muncul. Tapi balik lagi kepada, Non Angel mau bagaimana? Kalau menurut saya, Non Angel muncul atau tidak itu sama saja. Pemberitaan akan terus muncul. Jadi lebih baik Anda bersembunyi saja," pinta manajer. Angel menganggukkan kepalanya dengan wajah penuh kesedihan. ***Angel baru saja sampai di depan apartemennya. Dia membelalakkan matanya, ternyata di luar gedung apartemen
Cindy yang sedang berbicara langsung terdiam karena Marsya sedang menatap tajam Cindy. Dia langsung senyum-senyum dipaksakan sambil melihat wajah Marsya. "Kenapa kamu selalu ngebela Reval terus? Teman kamu aku atau dia?" kesal Marsya lalu menutup buku menu. "Dua-duanya." Cindy merangkul pundak Marsya sambil memiringkan kepalanya. "tuan Reval, 'kan pernah jadi suami kamu, berarti tuan Reval juga teman aku dong," lanjut Cindy. "Ish, tapi sekarang dia bukan suamiku lagi, sudah mantan," ketus Marsya. "Ya, mudah-mudahan saja kalian balikan lagi." Cindy mengangkat kedua tangannya seperti berdoa lalu berjalan meninggalkan Marsya. Marsya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Cindy. "Kamu tuh, ya, Cindy." Marsya bangun dari duduknya lalu mengejar Cindy. ***Di kediaman rumah Marsya, Pak Bowo dan Bu Tasya sedang membicarakan Marsya. "Bu, Bapak heran sama si Marsya. Dia tuh, udah cerai sama tuan Reval masa uang saja masih harus diatur sama tuan Reval. Itu sudah hak anak kita, dong. Suka-su
Reval sedang makan pagi sambil melamun. Dia memikirkan sang mantan istri. Dia merindukan hari-hari di mana dia dilayani oleh sang istri ketika Reval akan makan. Reval menghela napas berat. "Marsya, kamu sedang apa? Apa kamu merindukanku? Aku selalu mengingatmu. Aku merindukan makan bersamamu Marsya. Rindu ini benar-benar menyakitkan hatiku. Aku ingin melihat wajahmu, senyummu, tertawamu. Semua yang ada pada dirimu membuatku ...." Reval tidak bisa melanjutkan kata-katanya, untuk melanjutkan sarapannya pun seakan tidak bernapsu lagi.Kedua mata Reval sudah berkaca-kaca. Dia mengangkat kedua tangannya ke atas meja makan. Kepalanya menunduk sambil bertumpu di jari jemarinya. Dia sejenak terdiam sambil memikirkan Marsya.Kerinduan yang teramat sangat kepada sang mantan istri, hatinya kembali merasakan sakit. Rindu dan sakit hati kembali bercampur aduk di hatinya. Rindu ingin bertemu dan sakit hati karena berpisah dengan mantan sang istri. Masih berharap dia bi
Setelah pemberitaan Angel muncul di televisi maupun sosial media. Para netizen beramai-ramai menyerang akun milik Angelina Rose. Mereka berkomentar pedas tentang Angel. Bahkan ada yang menulis lebih baik wanita seperti Angel mati saja. Tidak ada satu pun yang simpatik. Bahkan Fans garis keras Angel merasa kecewa dengan ulah idola yang mereka sanjung. Pemboikotan terhadap Angel langsung muncul. Mulai dari kontrak iklan, sinetron, dunia fashion, dan juga film terbarunya membatalkan kontrak dengan Angel. Angel yang tahu akan diserang, dia lebih memilih tidak membuka akun miliknya. Komentar pun dia non aktifkan. Sang manajerlah yang selalu memantau akun milik Angel. Walaupun terkadang dia masih penasaran dengan pemberitaan yang menyudutkan dirinya. "Non Angel tidak bisa bersembunyi lagi. Semua netizen menginginkan, Nona untuk mengklarifikasi dan meminta maaf atas kejadian ini. Mereka mengingingkan, Nona untuk mengadakan konferensi pers. Mereka akan lebih
Mendengar perkataan Farhan tentang Reval, hati Marsya terenyuh. Dia tidak menyangka sang mantan suami sudah jarang untuk sarapan. Bahkan Reval malah minum lagi dan juga marah-marah tidak jelas. Selama bersama Marsya, Reval selalu antusias untuk makan pagi. Apa lagi selalu ditemani oleh sang istri dan disiapkan sang istri. Marsya malah terdiam memikirkan sang mantan suami, entah apa yang ada di pikirannya. Farhan menyadari Marsya sedang melamun, dia mengerutkan keningnya sambil memperhatikan Marsya. "Marsya! Kok, malah diam? Kenapa?" Farhan mengayunkan tangannya di dekat wajah Marsya. Marsya terhentak kaget. "Hhmm, tidak apa-apa," jawab Marsya lalu tersenyum. Farhan tertawa mendengar ucapan Marsya. Walaupun sebenarnya Farhan sudah bisa menebak pasti Marsya memikirkan ucapannya. Sang asisten hanya ingin mengetahui bagaimana reaksi Marsya bila dia menceritakan tentang Reval dan ucapannya pun memang benar adanya. Justru Farhan malah akan
Garvin dan Reno sudah berada di cafe milik Marsya dan mereka sedang menikmati makanannya. Namun, Garvin malah tidak tenang. Matanya mencari-cari keberadaan sang pemilik cafe. Dia belum melihat adanya Marsya. "Asisten Reno ke mana kira-kira ya, wanita itu? Kenapa malah tidak ada, padahal aku ingin melihat wajahnya." Mata Garvin menyapu seisi cafe. "Mungkin lagi libur, Mr. Garvin," jawab Reno. Garvin menghela napas kecewa karena tidak bisa bertemu dengan Marsya. "Sudah, Mister nanti, 'kan bisa ke sini lagi.""Coba kamu tanyakan sama pelayan itu!" perintah Garvin karena secara kebetulan pelayan tersebut sedang melewati meja mereka. "Apa, Mister?" kaget Reno. "Coba cepat tanyakan!" Garvin menggerakkan kepalanya ke arah pelayan. "Ya, sudah, Mister sebentar." Reno bangun dari duduknya lalu menghampiri pelayan tersebut. Sementara Garvin memperhatikan Reno yang sedang berjalan ke arah pelayan sambil sen
Reval sudah selesai berdoa, dia lalu berdiri dan langsung meraih lengan sang mantan istri. Dia kemudian berjalan sambil memegangi lengan sang mantan istri. Sementara Marsya hanya bisa mengikuti Reval berjalan. Dia seakan terhipnotis oleh Reval, apa lagi wangi parfum sang mantan suami tercium oleh Marsya. Wangi yang selalu disukai olehnya. Jantung mereka berdebar sangat kencang. Apa lagi untuk Reval kerinduan yang teramat sangat kepada sang mantan istri. Reval begitu senang bisa bertemu dengan wanita yang sangat dia rindukan.Reval menatap sendu wajah Marsya setelah sampai di depan Mobil Reval. "Kamu tidak merindukanku?" tanya Reval lalu mengangkat tangan Marsya dan akan menciumnya. Marsya kemudian mengempaskan tangannya secara kasar dari pegangan Reval. Reval menghela napas berat. "Ternyata cuma aku yang merindukanmu, kamu sepertinya benar-benar sudah melupakanku." Hati Reval begitu sakit melihat Marsya memperlakukannya seperti itu. "Maafkan aku ... aku ...." Marsya menatap sendu
"Aku akan menunggumu untuk kembali lagi kepadaku. Aku hanya menginginkamu, Marsya. Tidak ada wanita lain yang bisa membuatku bahagia. Hanya kamu yang bisa membuatku bahagia," bisik Reval lalu melepaskan pelukan dari tubuh Marsya. Reval kemudian menatap sendu wajah sang mantan istri. Dia tersenyum lalu membenarkan rambut Marsya. Satu pandangan lurus beradu, perasaan dua hati yang sedang bertalu-talu. Marsya baru tersadar, dia baru saja menatap Reval. "Maaf, Reval aku harus keluar." Marsya langsung membuka pintu mobil.Namun, pintu tersebut masih tetap tidak bisa dibuka. Dia menoleh ke arah sang mantan suami dengan tatapan sinis. Reval menyadarinya, dia kemudian membuka kunci sambil tersenyum menatap Marsya. "Terima kasih sudah mengantarku," tandas Marsya kemudian ke luar dari dalam mobil.Reval hanya bisa memperhatikan Marsya yang sedang berjalan meninggalkannya sambil tersenyum. Walaupun perlakuan sang mantan istri begitu terhadapnya. Hatinya tetap saja merasa senang karena kerindua