Nadia berdiri di teras rumahnya melepas kepergian Hanna, dilihatnya mobil yang membawa sahabatnya itu keluar dari pintu gerbang, meninggalkan rumahnya. Nadia tetap bergeming di posisinya meskipun saat ini pintu gerbang sudah ditutup kembali. Nadia merasa berat untuk membawa tubuhnya beranjak, entah
Kesal, itulah yang kini dirasakan oleh Bia. Setelah seharian mengabaikannya, tiba-tiba Ishana muncul dengan senyumnya yang manis, seperti ingin menggoda kakaknya, Dio. Meskipun Ishana hanya tersenyum dan segera masuk ke dalam mobilnya, tetapi apa yang dilakukan oleh sahabatnya tersebut telah merubah
"Saya tidak bisa menyakiti Gio dengan memaksanya memberikan hukuman pada Alta," ucap Nadia setelah menceritakan masalah yang sedang dihadapi Oetama Corporations. "Lalu, kamu dan anak-anak yang harus mengalah dan berkorban?" tanya Noorma, wanita yang biasanya sabar dan pengertian itu sepertinya juga
Hari ini menjadi hari yang berat bagi Gio. Suami Nadia itu harus mengawali hari dengan mendengarkan keluh kesah putra pertamanya yang merasa tidak nyaman dengan kehadiran Hanna ke kantor. Tuduhan Hanna terhadap Rio, membuat sulung dari tiga bersaudara itu hendak meninggalkan Oetama Corporations lagi
"Bunda minta maaf!" ucap Nadia sambil menundukkan kepalanya saat berada di depan Gio. "Untuk?" tanya Gio singkat. "Aku tidak mengadu pada ibu, Gio!" Terbata-bata Nadia mengucapkan kata-kata tersebut. Dua puluh tahun lebih hidup dalam ikatan pernikahan bersama Gio, Nadia tidak pernah merasakan ke
Noorma berjalan menuju dapur untuk mengambil air minum, tampaknya persediaan air minum di kamarnya sudah habis. Setelah mengisi penuh botol minumnya, Noorma pun bergegas meninggalkan dapur. Tetapi langkah Noorma mengalami perlambatan kala perhatiannya tertuju pada ruang kerja, dilihatnya lampu masih
Handa memegang ponsel canggih miliknya, discrollnya percakapan di salah satu group yang dia ikuti. Ibu dua anak itu mendengus kasar saat membaca obrolan yang sedang membicarakan keadaan Oetama Corporation yang sedang berada diambang kebangkrutan. Bukan simpati atau empati yang mereka tunjukkan atas
"Terima kasih, Pa!" ucap Ishana sambil memeluk erat tubuh Satria, sang papa yang merupakan cinta pertama Ishana sebelum Rio berhasil menawan hatinya. Satria mengurai pelukan putri sulungnya, matahari yang mulai tinggi menunjukkan waktu sudah merangkak semakin siang. Di luar mobil tampak lalu lalang
Rio mencium kening Ishana yang terlelap dengan wajahnya yang masih terlihat pucat. Lelaki yang kini telah bergelar suami itu merapikan selimut agar menutupi tubuh istrinya hingga sebatas dada. Rio pun bergegas keluar untuk menemui keluarga yang sudah berkumpul di luar kamar. Meskipun pernikahan dil
Setelah pintu terbuka sebuah kejutan bagi Rio saat melihat keluarganya datang, meskipun harus tanpa adanya Dio. Adik yang tentunya juga sangat dia rindukan, karena setelah pernikahannya hingga saat ini Rio belum bertemu kembali Dio kembali. Ternyata bukan hanya keluarga Oetama yang datang tetapi pa
Sebagai orang yang dianggap paling dekat dengan Ishana, tentu Bumi menjadi terduga paling utama sebagai pelaku yang telah memberikan racun kepada Ishana. Karena itulah Bumi kembali ke Amerika untuk memberi keterangan dan membuktikan jika dirinya bukanlah pelaku kejahatan tersebut. Penyelidikan yang
Rio menatap boneka yang berbentuk bulan, yang saat ini menemani Ishana tidur. Senyum terukir indah di bibir Rio kala mengingat saat dia membeli boneka itu untuk Ishana. Rio sangat yakin jika sampai detik ini Ishana masih mencintainya dan akan bersedia untuk menikah dengannya. Sebenarnya tidak masala
"Maafkan sikap mamanya Isha!" pinta Satria. Saat ini Rio dan Satria sedang duduk berhadapan berada di sebuah restaurant, Satria tahu jika sejak kedatangannya Rio belum makan sama sekali. "Apa yang terjadi pada Isha, Om?" tanya Rio yang sejak tadi belum mendapatkan jawaban. "Ada orang yang ingin m
"Sudah merasa lebih baik?" tanya Bumi kepada Ishana Putri sulung Handa dan Satria membersihkan sisa muntahan yang masih ada di sekitar mulutnya dengan tisu yang di sodorkan oleh Bumi. Tak ada satu orang pun yang ingin merasaka sakit, begitu juga dengan Ishana, meskipun saat ini dia menempati ruang
"Tanggung jawab apa?" tanya Rio kepada Bia dengan mengerutkan dahinya. "Bia nggak tahu, Kak! Tapi sepertinya antara Kak Bumi dan Isha ..." Lidah Bia terasa kelu, hingga dia tidak bisa melanjutkan kalimatnya, Si bungsu di keluarga Oetama itu justru memalingkan wajahnya karena tidak ingin jika sang
Sudah hampir satu minggu keluarga Argawinata meninggalkan Indonesia, tak ada kabar dan berita yang bisa di gali dari orang-orang terdekat, karena kepergian mereka yang begitu mendadak. Usaha Rio untuk menghubungi Satria dan Handa tidak pernah membuahkan hasil, bahkan ponsel Ishana sudah lama dalam k
Tidak alasan bagi Nadia dan Gio untuk menolak lamaran dari Bumi, apalagi Bia sendiri telah menganggukkan kepalanya sebagai tanda jika si bungsu itu telah menerima lamaran dari kekasih hatinya. Meskipun hubungan mereka belum lama terjalin, bahkan selama ini Bia dan Bumi harus menjalani hubungan jarak