Dio keluar dari mobilnya yang sudah terparkir sempurna di halaman rumahnya. Setelah mengambil tas dan tabung gambar, calon arsitek itu bergegas melangkah memasuki rumah. Putra kedua Nadia dan Gio itu terjingkat kaget hingga membuat tabung gambar yang dia bawa sampai terjatuh, karena ada seorang gadi
Setelah seharian dihadapkan pada kenyataan pahit yang sedang menimpa kehidupan sahabatnya, informasi yang baru saja disampaikan oleh Bia berhasil membuat Nadia bisa bernafas dengan lega. Cinta segi tiga yang melibatkan kedua putranya itu akan berakhir dengan sendirinya saat keluarga Argawinata mengu
"Kita tidak akan menjadi miskin selama masih ada rasa syukur di hati kita," ucap Nadia sambil mengusap lembut kepala putri bungsunya, berharap mampu memberikan rasa tenang dan kekuatan pada Bia yang terlihat sangat terkejut setelah mendengar penjelasan dari ayahnya. Sedangkan Dio hanya terdiam, ada
"Hari itu sangat kacau, ayah, Om Ari, dan Tante Hanna langsung ke Surabaya. Urusan rumah sakit di handle Tante Hanna, Om Ari terus berusaha agar Kak Alta bisa direhabilitasi dan lepas dari jerat hukum, kalau ayah langsung terjun ke proyek. Ada dua proyek yang sepertinya akan mengalami keterlambatan.
Kepergian Rio dan Dio ke rumah sakit tentu saja membuat Gio semakin tenang, karena dia bisa melepas kerinduan kepada istri tercinta tanpa takut akan adanya gangguan dari anak-anaknya. Meskipun sekarang anak-anaknya sudah besar, tetapi sepertinya ada trauma pada diri Gio. Dahulu saat anak-anaknya mas
Gio mengusap rambut Dio hingga menjadi berantakan. Senyum yang mengembang menunjukkan ada rasa bangga pada putra keduanya. Tanpa permisi Rio memasuki ruangan sang ayah, tak berbeda jauh dengan Gio, tampaknya suasana hati sulung dari tiga bersaudara itu sangat baik hingga wajahnya terlihat begitu sum
Rio berdiri di dekat mobilnya, meski tangannya sudah memegang handle, tetapi tampak ada keraguan pada diri pemuda itu. Dipandanginya gedung yang menjulang tinggi di hadapannya, terpampang jelas logo perusahaan dengan dua huruf kapital, OC, Oetama Corporations. Perusahaan yang dirintis oleh leluhurny
"Berikan kepada saya satu alasan yang tepat!" ucap Satria dengan tatapan tajam ke arah Rio, jemarinya bergerak berirama mengetuk-ngetuk surat pengunduran diri Rio yang berada di atas meja, tepat di hadapannya. Suasana akrab yang sudah terjalin cukup lama, terasa menguap begitu saja. Kini Satria pun