Menyusuri lorong rumah sakit, Gio mengenggam erat tangan Nadia. Dengan langkahnya yang lebar dan cepat membuat Nadia kuwalahan mensejajarkan diri dengan Gio, sehingga Nadia seperti diseret oleh suaminya itu. Pandangan Gio memindai nomor yang tertera di setiap pintu kamar, hingga akhirnya dia menemuk
"Kau benar-benar mau pulang? Bagaimana dengan Miraishop kita?" Nadia meraih tangan Hanna yang sedang sibuk merapikan pakaian miliknya dan milik Alta. "Kamu mau lihat aku terus dibully sama Risa dan Meli?" Tanya Hanna dengan nada ketus. "Aku sudah menjelaskan pada mereka apa yang sebenarnya terjadi
"Kapan?" "Sabar!" Ucap Gio dibarengi mengangkat dagu Nadia, hingga mereka saling berpandangan. "Dua tali yang sama sekali berbeda akan bersatu jika mereka disimpulkan, begitu juga dengan dua orang yang tak ada hubungan darah bersatu dalam ikatan keluarga, dan di sini akulah simpul yang akan menyatu
Seperti apa yang sudah direncanakan oleh Nadia dan Gio, hari ini mereka menemui dokter kandungan untuk konsultasi mengenai program kehamilan yang akan dijalani Nadia. Gio ingin memastikan jika Nadia telah siap secara fisik dan psikis untuk hamil lagi. Tentu saja pasangan muda tidak ingin mengalami k
Gio segera meminta pada pihak rumah sakit untuk memberikan fasilitas terbaik. Yang awalnya pasien akan dirawat di bangsal kelas tiga tetapi oleh Gio segera dipindah ke ruang VIP. Gio berharap dengan fasilitas yang lebih baik akan dapat mempercepat proses penyembuhan. Penjelasan yang baru saja diber
FLASHBACK: Nabila kecil tertunduk, ada rasa takut yang menggelayutinya saat menyodorkan kertas ulangan yang hasilnya sungguh sangat tidak memuaskan. Sang guru meminta setiap lembar ulangan harus ada tanda tangan dari orang tua atau wali siswa sebagai syarat untuk bisa memasukkan nilai tersebut atau
Penuh semangat Nabila mencari rezeki di negeri orang. Melalui hari-hari sepi jauh dari keluarga dengan giat bekerja. Saat lelah mendera, suplemen penambah stamina pun menjadi andalannya. Tak masalah bagi Nabila, apalagi dia merasa pengorbanannya tidaklah sia-sia. Nabila tahu, uang yang dia kirimkan
Suatu pagi, Nadia terburu-buru menyiapkan segala keperluan Rama untuk ke kantor. Bahkan Nadia tak sempat membuatkan sarapan bagi suaminya tersebut. Rama yang baru saja keluar dari kamar mandi, dengan rambut basah dan hanya sehelai handuk yang melingkar di pinggangnya, segera memeluk tubuh Nadia dari
Rio mencium kening Ishana yang terlelap dengan wajahnya yang masih terlihat pucat. Lelaki yang kini telah bergelar suami itu merapikan selimut agar menutupi tubuh istrinya hingga sebatas dada. Rio pun bergegas keluar untuk menemui keluarga yang sudah berkumpul di luar kamar. Meskipun pernikahan dil
Setelah pintu terbuka sebuah kejutan bagi Rio saat melihat keluarganya datang, meskipun harus tanpa adanya Dio. Adik yang tentunya juga sangat dia rindukan, karena setelah pernikahannya hingga saat ini Rio belum bertemu kembali Dio kembali. Ternyata bukan hanya keluarga Oetama yang datang tetapi pa
Sebagai orang yang dianggap paling dekat dengan Ishana, tentu Bumi menjadi terduga paling utama sebagai pelaku yang telah memberikan racun kepada Ishana. Karena itulah Bumi kembali ke Amerika untuk memberi keterangan dan membuktikan jika dirinya bukanlah pelaku kejahatan tersebut. Penyelidikan yang
Rio menatap boneka yang berbentuk bulan, yang saat ini menemani Ishana tidur. Senyum terukir indah di bibir Rio kala mengingat saat dia membeli boneka itu untuk Ishana. Rio sangat yakin jika sampai detik ini Ishana masih mencintainya dan akan bersedia untuk menikah dengannya. Sebenarnya tidak masala
"Maafkan sikap mamanya Isha!" pinta Satria. Saat ini Rio dan Satria sedang duduk berhadapan berada di sebuah restaurant, Satria tahu jika sejak kedatangannya Rio belum makan sama sekali. "Apa yang terjadi pada Isha, Om?" tanya Rio yang sejak tadi belum mendapatkan jawaban. "Ada orang yang ingin m
"Sudah merasa lebih baik?" tanya Bumi kepada Ishana Putri sulung Handa dan Satria membersihkan sisa muntahan yang masih ada di sekitar mulutnya dengan tisu yang di sodorkan oleh Bumi. Tak ada satu orang pun yang ingin merasaka sakit, begitu juga dengan Ishana, meskipun saat ini dia menempati ruang
"Tanggung jawab apa?" tanya Rio kepada Bia dengan mengerutkan dahinya. "Bia nggak tahu, Kak! Tapi sepertinya antara Kak Bumi dan Isha ..." Lidah Bia terasa kelu, hingga dia tidak bisa melanjutkan kalimatnya, Si bungsu di keluarga Oetama itu justru memalingkan wajahnya karena tidak ingin jika sang
Sudah hampir satu minggu keluarga Argawinata meninggalkan Indonesia, tak ada kabar dan berita yang bisa di gali dari orang-orang terdekat, karena kepergian mereka yang begitu mendadak. Usaha Rio untuk menghubungi Satria dan Handa tidak pernah membuahkan hasil, bahkan ponsel Ishana sudah lama dalam k
Tidak alasan bagi Nadia dan Gio untuk menolak lamaran dari Bumi, apalagi Bia sendiri telah menganggukkan kepalanya sebagai tanda jika si bungsu itu telah menerima lamaran dari kekasih hatinya. Meskipun hubungan mereka belum lama terjalin, bahkan selama ini Bia dan Bumi harus menjalani hubungan jarak