Hay, sobat reader mohon dukungannya dengan memberi review dan bintang 5
FLASHBACK: Nabila kecil tertunduk, ada rasa takut yang menggelayutinya saat menyodorkan kertas ulangan yang hasilnya sungguh sangat tidak memuaskan. Sang guru meminta setiap lembar ulangan harus ada tanda tangan dari orang tua atau wali siswa sebagai syarat untuk bisa memasukkan nilai tersebut atau
Penuh semangat Nabila mencari rezeki di negeri orang. Melalui hari-hari sepi jauh dari keluarga dengan giat bekerja. Saat lelah mendera, suplemen penambah stamina pun menjadi andalannya. Tak masalah bagi Nabila, apalagi dia merasa pengorbanannya tidaklah sia-sia. Nabila tahu, uang yang dia kirimkan
Suatu pagi, Nadia terburu-buru menyiapkan segala keperluan Rama untuk ke kantor. Bahkan Nadia tak sempat membuatkan sarapan bagi suaminya tersebut. Rama yang baru saja keluar dari kamar mandi, dengan rambut basah dan hanya sehelai handuk yang melingkar di pinggangnya, segera memeluk tubuh Nadia dari
"Semua akan baik-baik saja, kau akan segera membaik." "Bukankah bapak sudah menceritakannya padamu." Ucap Nabila seolah menyanggah apa yang baru saja diucapkan Rama. Rama mendengkus kasar, sungguh tak tega dirinya menyaksikan sosok yang dia anggap sebagai sahabat saat ini berada dalam keadaan yang
Seperti apa yang telah menjadi kesepakatan antara Rama dan Nabila, jika Rama akan tetap seatap dan selalu menghabiskan malam bersama Nadia. Sedangkan waktu bersama Nabila, hanya saat Rama bisa beralasan lembur saja. Rama hanya sesekali mengunjungi Nabila bentuk perwujudan tanggung jawabnya sebagai s
Setiap kali melihat Nadia yang berjalan terpincang-pincang, hati Rama terasa bagaikan disayat-sayat. Hanya dengan mendoakan yang terbaik bagi mantan istrinya tersebut yang bisa dia lakukan untuk mengurangi rasa bersalahnya. Kedatangan Gio meminta uang yang telah digunakan untuk biaya perawatan Nadia
Nabila mulai tersadar, saat matanya terbuka dia tahu telah menempati ruang VIP, bukan bangsal kelas tiga sesuai dengan premi asuransi yang selama ini dia bayarkan. Gendang telinganya menangkap getaran hingga sayup-sayup Nabila mendengarkan suara yang sangat dia kenali. Suara Permadi sang ayah dengan
Bi Asih berjalan terburu-buru sambil membawa segelas susu yang akan diberikan pada Nadia. Meskipun Bi Asih adalah seorang asisten rumah tangga, tetapi Nadia terlihat tak enak hati dengan wanita paruh baya itu yang terlihat sangat kerepotan memenuhi segala keinginan Gio pagi ini. Dari menu makanan se
Rio mencium kening Ishana yang terlelap dengan wajahnya yang masih terlihat pucat. Lelaki yang kini telah bergelar suami itu merapikan selimut agar menutupi tubuh istrinya hingga sebatas dada. Rio pun bergegas keluar untuk menemui keluarga yang sudah berkumpul di luar kamar. Meskipun pernikahan dil
Setelah pintu terbuka sebuah kejutan bagi Rio saat melihat keluarganya datang, meskipun harus tanpa adanya Dio. Adik yang tentunya juga sangat dia rindukan, karena setelah pernikahannya hingga saat ini Rio belum bertemu kembali Dio kembali. Ternyata bukan hanya keluarga Oetama yang datang tetapi pa
Sebagai orang yang dianggap paling dekat dengan Ishana, tentu Bumi menjadi terduga paling utama sebagai pelaku yang telah memberikan racun kepada Ishana. Karena itulah Bumi kembali ke Amerika untuk memberi keterangan dan membuktikan jika dirinya bukanlah pelaku kejahatan tersebut. Penyelidikan yang
Rio menatap boneka yang berbentuk bulan, yang saat ini menemani Ishana tidur. Senyum terukir indah di bibir Rio kala mengingat saat dia membeli boneka itu untuk Ishana. Rio sangat yakin jika sampai detik ini Ishana masih mencintainya dan akan bersedia untuk menikah dengannya. Sebenarnya tidak masala
"Maafkan sikap mamanya Isha!" pinta Satria. Saat ini Rio dan Satria sedang duduk berhadapan berada di sebuah restaurant, Satria tahu jika sejak kedatangannya Rio belum makan sama sekali. "Apa yang terjadi pada Isha, Om?" tanya Rio yang sejak tadi belum mendapatkan jawaban. "Ada orang yang ingin m
"Sudah merasa lebih baik?" tanya Bumi kepada Ishana Putri sulung Handa dan Satria membersihkan sisa muntahan yang masih ada di sekitar mulutnya dengan tisu yang di sodorkan oleh Bumi. Tak ada satu orang pun yang ingin merasaka sakit, begitu juga dengan Ishana, meskipun saat ini dia menempati ruang
"Tanggung jawab apa?" tanya Rio kepada Bia dengan mengerutkan dahinya. "Bia nggak tahu, Kak! Tapi sepertinya antara Kak Bumi dan Isha ..." Lidah Bia terasa kelu, hingga dia tidak bisa melanjutkan kalimatnya, Si bungsu di keluarga Oetama itu justru memalingkan wajahnya karena tidak ingin jika sang
Sudah hampir satu minggu keluarga Argawinata meninggalkan Indonesia, tak ada kabar dan berita yang bisa di gali dari orang-orang terdekat, karena kepergian mereka yang begitu mendadak. Usaha Rio untuk menghubungi Satria dan Handa tidak pernah membuahkan hasil, bahkan ponsel Ishana sudah lama dalam k
Tidak alasan bagi Nadia dan Gio untuk menolak lamaran dari Bumi, apalagi Bia sendiri telah menganggukkan kepalanya sebagai tanda jika si bungsu itu telah menerima lamaran dari kekasih hatinya. Meskipun hubungan mereka belum lama terjalin, bahkan selama ini Bia dan Bumi harus menjalani hubungan jarak