"Dia." Permadi mengulurkan tangannya agar putri bungsunya tersebut datang kepelukannya. Nadia pun bergegas menyambut uluran tangan sang ayah dan segera menghambur kepelukan Permadi. Secara bergantian Permadi mencium pucuk kepala kedua putrinya tersebut. "Pak! Mengapa Bu Helena begitu membenciku, d
Dipandanginya wajah sang mama yang tengah terlelap. Sejak Gio masih kecil, Helena sudah sering mengabaikannya, tangisnya pun tak mampu menggugah simpati Helena sebagai seorang ibu. Hingga kelahiran Leo membuat Gio merasa semakin diabaikan. Tetapi kasih sayang dan nasihat yang selalu dibisikkan papan
"Dendam apa kak?" "Aku kira kau sudah mendenggar apa yang tadi mama katakan di depan Nadia." "Ibu Nadia yang menjadi orang ketiga?" "Ya, mama ingin menyakiti ibu kandung Nadia dengan cara menghancurkan Nadia. Tapi saat semua tidak berjalan sesuai rencana, mama menghadirkanmu untuk menghancurkan N
Dada bidang Gio menjadi tempat yang paling nyaman bagi Nadia untuk menumpahkan segala rasa yang saat ini terasa menyesakkan, sentuhan lembut sang suami yang mengusap punggungnya dan ciuman di pucuk kepala terasa begitu menenangkan bagi Nadia. Dalam diam air matanya terus bercucuran, Gio membiarkan i
Betapa terkejutnya Nadia saat dia melihat sebuah buku kecil berwarna merah marun dengan sampul bergambar burung garuda. Nadia bergeming, seakan tak percaya dengan apa yang dilihatnya. "Dia! Berikan buku itu padaku!" Gio berucap sedikit keras, karena melihat Nadia yang dari tadi justru hanya diam sa
Dalam suasana remang-remang yang hanya diterangi oleh lampu jalan, Gio melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang meskipun jalanan sepi dan lengang. Melihat kebersamaan Helena bersama lelaki lain menimbulkan beribu tanya tentang hubungan yang telah terjalin diantara mereka. Tak ingin berpikiran buru
"Apa ketampanan suamimu ini bertambah berkali lipat, hingga membuatmu tidak berkedip?""Ya." Sebuah jawaban singkat yang penuh dengan kejujuran, bukan hanya terpesona oleh daya tarik ragawi sang suami, tetapi Nadia pun sangat bahagia merasa doa-doanya mulai dikabulkan Tuhan.Gio mendekatkan dirinya
Seperti apa yang telah dia janjikan pada Noorma, sebelum berangkat ke kantor Gio mengantarkan Nadia ke rumah Noorma. Seolah Gio memberi waktu untuk ibu dan anak tersebut untuk saling mengenal dan menyelesaikan setiap masalah yang masih terasa mengannjal. Dahulu saat Nadia belum mengetahui siapa Noor