Yunita segera meraih makanan itu dari tangan Permadi. Lalu ia melangkah keluar rumah, Permadi mengikutinya dari belakang. "Mau dibawa kemana bu?" Permadi tahu jika istrinya sedang marah, tetapi dia berusaha tetap tenang menghadapinya. "Mau aku buang." Jawab Yunita singkat tetapi cukup jelas menyir
Nadia berdiri di depan cermin, dia mengelus perutnya yang rata. Tak mudah mengikhlaskan kepergian sang buah hati, apalagi kejadian naas itu telah terjadi untuk yang kedua kali. "Apakah suatu saat nanti aku masih akan diberi kepercayaan?" Tanya Nadia dalam hati diiringi derai air mata. "Ibu kesepian
Hanna mengangguk pelan. "Saya ambil tas dulu." Hanna masuk, dan tak lama kemudian keluar dengan membawa tas slempang, seperti yang biasa dibawa oleh Nadia. Mereka bersahabat sudah lama, sehingga selera mereka pun hampir sama, termasum dalam urusan fashion. Yang membedakan adalah Nadia sudah memutusk
Setelah melakukan beberapa kali konsultasi dengan Dokter Lelli, akhirnya membawa perubahan yang sangat signifikan pada Nadia. Melamun sudah tidak lagi mendominasi kesehariannya, bahkan komunikasinya dengan Gio perlahan-lahan mulai membaik. Mereka mulai membicarakan apa saja yang telah mereka lakukan
Mungkin dia sudah mulai bosan, sehingga mulai mencari mangsa baru. Pikiran itu terus mengisi benak Nadia setelah melihat pesan-pesan Hanna di ponsel Gio. Sejak awal Gio sudah mengatakan akan melepas Nadia saat ia sudah merasa bosan, dan saat itu pula hutangnya dianggap lunas. Nadia tersenyum getir,
Setelah melalui perjalanan yang cukup menguras kesabaran Gio, akhirnya Gio sampai ke tempat yang ditujunya. Gio bergegas turun dari mobilnya, lalu tanpa permisi dan tanpa mengucap salam Gio memasuki rumah. Nadia yang sedang memandang foto keluarga Gio yang terpampang di dinding ruang tamu terkejut
Gio keluar dari kamarnya dengan penampilan yang berantakan. Kemeja putihnya yang biasanya dimasukkan dengan rapi, kini dikeluarkan dan tampak beberapa kancing bagian atas tak dikancingkan, sehingga dada bidang Gio terlihat. Rambut Gio yang sudah mulai panjang pun tampak sangat berantakan, hingga beb
Rencana awal Gio adalah ingin merusak rumah tangga Nadia dengan Rama, dengan dirinya yang akan hadir sebagai orang ketiga. Setelah berhasil merayu Nadia, Gio akan meninggalkan Nadia dengan sanksi sosial yang harus diterima oleh seorang wanita peselingkuh. Tetapi rencana Gio harus berubah, karena saa
Rio mencium kening Ishana yang terlelap dengan wajahnya yang masih terlihat pucat. Lelaki yang kini telah bergelar suami itu merapikan selimut agar menutupi tubuh istrinya hingga sebatas dada. Rio pun bergegas keluar untuk menemui keluarga yang sudah berkumpul di luar kamar. Meskipun pernikahan dil
Setelah pintu terbuka sebuah kejutan bagi Rio saat melihat keluarganya datang, meskipun harus tanpa adanya Dio. Adik yang tentunya juga sangat dia rindukan, karena setelah pernikahannya hingga saat ini Rio belum bertemu kembali Dio kembali. Ternyata bukan hanya keluarga Oetama yang datang tetapi pa
Sebagai orang yang dianggap paling dekat dengan Ishana, tentu Bumi menjadi terduga paling utama sebagai pelaku yang telah memberikan racun kepada Ishana. Karena itulah Bumi kembali ke Amerika untuk memberi keterangan dan membuktikan jika dirinya bukanlah pelaku kejahatan tersebut. Penyelidikan yang
Rio menatap boneka yang berbentuk bulan, yang saat ini menemani Ishana tidur. Senyum terukir indah di bibir Rio kala mengingat saat dia membeli boneka itu untuk Ishana. Rio sangat yakin jika sampai detik ini Ishana masih mencintainya dan akan bersedia untuk menikah dengannya. Sebenarnya tidak masala
"Maafkan sikap mamanya Isha!" pinta Satria. Saat ini Rio dan Satria sedang duduk berhadapan berada di sebuah restaurant, Satria tahu jika sejak kedatangannya Rio belum makan sama sekali. "Apa yang terjadi pada Isha, Om?" tanya Rio yang sejak tadi belum mendapatkan jawaban. "Ada orang yang ingin m
"Sudah merasa lebih baik?" tanya Bumi kepada Ishana Putri sulung Handa dan Satria membersihkan sisa muntahan yang masih ada di sekitar mulutnya dengan tisu yang di sodorkan oleh Bumi. Tak ada satu orang pun yang ingin merasaka sakit, begitu juga dengan Ishana, meskipun saat ini dia menempati ruang
"Tanggung jawab apa?" tanya Rio kepada Bia dengan mengerutkan dahinya. "Bia nggak tahu, Kak! Tapi sepertinya antara Kak Bumi dan Isha ..." Lidah Bia terasa kelu, hingga dia tidak bisa melanjutkan kalimatnya, Si bungsu di keluarga Oetama itu justru memalingkan wajahnya karena tidak ingin jika sang
Sudah hampir satu minggu keluarga Argawinata meninggalkan Indonesia, tak ada kabar dan berita yang bisa di gali dari orang-orang terdekat, karena kepergian mereka yang begitu mendadak. Usaha Rio untuk menghubungi Satria dan Handa tidak pernah membuahkan hasil, bahkan ponsel Ishana sudah lama dalam k
Tidak alasan bagi Nadia dan Gio untuk menolak lamaran dari Bumi, apalagi Bia sendiri telah menganggukkan kepalanya sebagai tanda jika si bungsu itu telah menerima lamaran dari kekasih hatinya. Meskipun hubungan mereka belum lama terjalin, bahkan selama ini Bia dan Bumi harus menjalani hubungan jarak