Beranda / Romansa / Dia, Tak Datang / Salam Perpisahan Untuk Alkala

Share

Salam Perpisahan Untuk Alkala

last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-27 20:49:28

"Hallo sayang, mama berangkat kerja dulu yaa." ucap Jingga kepada putera semata wayangnya.

"Ma..ma.." ucap Alkala sambil mengecupkan bibirnya di wajah Jingga.

Putera kecilnya yang mulai belajar berjalan itu kini terus mengikuti langkah ibundanya. Membuat Jingga merasa enggan beranjak darinya.

"Sini nak, peluk mama lagi." ucap Jingga kepada putera semata wayangnya itu yang sangat mewarisi ketampanan mendiang ayahnya.

"Ma..ma.." ucap Alkala dengan riangnya.

"Duma, tolong fotokan kami yaa." ucap Jingga sambil menyodorkan sebuah kamera profesional kepada pelayan sekaligus pengasuh puteranya itu.

"Baik, yoo Nyonya dan Tuan Muda, bersiaplah..cheesss." ucap Duma dengan riangnya mengikuti terus aktifitas Jingga dan Alkala yang terus berpose tiada henti.

Setelah puluhan foto diambil, Jingga kemudian melirik arlojinya.

"Baiklah, sudah waktunya mama pergi ya sayang. Baik-baik sama pengasuh Duma dan Pengawal Darma yaa." ucap Jingga

Mrs Dream Writer

Blaast! Jingga gimana dong? Yuuk, lanjut baca yaaa AllDer kesayangan MDW. Siapkan koin kalian, dan silahkan baca juga buku MDW lainnya. My Hot Husband is Mys Dangerous. Kirim KriSan dan vote sebanyak-banyaknya ya.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dia, Tak Datang   Lembah Cemara

    "Adji! bantu kakek!" ucap seorang pria tua memanggil cucunya. Pria bernama Adji yang dipanggil itu akhirnya menghampiri sang kakek. "Apa dia mati?" tanya Adji dengan mata yang terbelalak. "Dia masih hidup, ayoo bawa ke pondok kita." ucap sang kakek bernama Sura itu kepada cucunya. Adji sempat merasa sangsi ketika melihat sosok wanita yang bersimbah darah itu, namun dia tak pernah bisa menentang perintah kakeknya. Adji kemudian membawa sosok wanita tak dikenal itu dengan memikulnya. 'berat juga ini wanita.' gumam Adji sambil bergegas mengejar langkah kakeknya yang sudah semakin jauh. Jalan setapak dilaluinya terus menerus, membawa mereka masuk semakin ke dalam belantara Lembah Cemara. Lembah yang terkenal tak bertuan dan sangat jarang disinggahi manusia ini, disinilah keduanya menetap selama sepuluh tahun terakhir. 'brukk' Lelah setelah memikul beban tubuh Jingga di sepanjang perjalanan, membuat Adji tak

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-28
  • Dia, Tak Datang   Amnesia

    Malam bergelayut, Lembah Cemara yang gelap gulita menjadi semakin dingin malam ini. Disebuah pondok di bagian terdalam hutan ini, kebingungan melanda dua pria berbeda usia yang kini terpaksa terlelap di luar pondoknya karena mereka kedatangan tamu di dalam pondoknya. "Air.." ucap Jingga sangat lirih. Sementara itu, suara derasnya air terjun membuat Adji dan kakeknya tak bisa mendengar suara Jingga tersebut. "Air.." ucap Jingga kembali. "Kakek, kau dengar sesuatu?" ucap Adji yang samar-samar mendengar suara seseorang meminta air kepadanya. "Wanita itu pasti sudah sadar." ucap Sura sambil bergegas masuk ke dalam pondok dengan segelas air hangat ditangannya. Didepan pintu pondok, lampu damar menjadi satu-satunya lentera yang mereka miliki selama ini. "Nonna, apakah anda bisa mendengarku?" tanya Sura sambil membantu Jingga berdiri. "Iyaa.." jawab Jingga sangat pelan. Raut wajah Adji dan Sura

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-30
  • Dia, Tak Datang   Menyelawatkan Pewaris Prahara Group

    "Frans, kita berdiri di jalan yang sama! Meski kita selama ini bertentangan! Pergilah, bawa Alkala bersama Sharena dan puterimu. Tinggalkan kota ini secepatnya." ucap Badai sambil menatap tajam kepada sang sekretaris utama Prahara Group ini. "Badai Benar Tuan Sekretaris, Tuan Muda tak akan aman lagi berada di Arshan Pallace." ucap Darma mengimbuhkan. Frans menarik nafasnya sangat dalam, pria ini harus segera mengambil keputusan sebelum para polisi datang ke kediaman utama Nyonya Prahara ini. Perbincangan serius ini akhirnya mmebuahkan sebuah keputusan yang sulit yang akan memberikan konsekuensi besar kepada semua orang yang melakukannya. Namun demi Alkala Sang Pewaris Utama Prahra Group, nyatanya para abdi setia mendiang Arshan ini sanggup mempetaruhkan nyawanya. "Duma, kau akan pergi dengan kami." ucap Frans. "Pergilah melalui jalur belakang, kami akan tetap disini." ucap Darma dan Badai dengan tatapan sangat serius kepada Frans. Deng

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-01
  • Dia, Tak Datang   Hilangnya Pewaris

    Di Arshan Pallace, satu minggu pasca insiden kecelakaan yang membuat Jingga menghilang seperti ditelan bumi itu. Kini kisruh semakin melebar ketika sekretaris Frans dan sang pengasuh dituding menculik baby Alkala pewaris utama Prahara Group tersebut. Sementara itu, di perusahaan. Badai Hankaara yang sudah mendapatkan posisi sebagai Wakil Direktur Utama Prahara Group akhirnya naik otomatis menggantikan posisi Direktur Utama dimana Jingga dinyatakan hilang. Kemarahan terhadap skema penguasaan Prahara Group ini diserukan dari pihak keluarga Prahara melalui pengacara Elisa dan Erik yang memang menginginkan posisi penting tersebut. Kini, payung hukum yang digunakan oleh Thompson and Co untuk melindungi segala properti dan juga warisan besar Prahara Group terhadap klien utama mereka Alkala Arshan Prahara yang merupakan seorang bayi itu adalah sebuah kepastian mengenai naisb dari Alkala. Pihak firma hukum tersebut membela mati-matian kliennya dengan ha

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-01
  • Dia, Tak Datang   Teka Teki Raibnya Jingga

    Badai Hankaara, sudah dua bulan ini mencari jejak dari sang mantan isteri yang sekaligus adalah CEO-nya sendiri. Namun hingga waktu terus bergulir, penggalan jejak Jingga seolah menguap tak pernah ditemukannya. Tim pencari yang dikerahkan akhirnya memutuskan menyelesaikan pencarian dengan kesimpulan JINGGA HILANG. Tak hanya itu, kini pencarian terus merambah kearah FRANS WIBOWO yang disinyalir berkaitan erat dengan menghilangnya Duma juga Alkala Arshan Prahara. Malam ini, seorang anak buahnya mendapatkan sebuah informasi jika di hari kejadian terlihat SUV milik Erik meninggalkan kediamannya menuju keluar kota. Dengan menyogok salah satu petugas pengamanan lalu lintas, akhirnya Badai mendapatkan akses untuk membuka setiap CCVT yang berada di seluruh jalan raya kota ini. "Darma, kau harus membukanya dengan seteliti mungkin." ucap Badai kepada pria tersebut. Darma mengangguk mengiyakannya. Teka-teki raibnya Jingga, masih menyisakkan banya

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-02
  • Dia, Tak Datang   Meninggalkan Lembah Cemara

    "Jangan menangis!" ucap Adjie sambil terus memeluk Jingga. "Mereka kejam sekali!" ucap Jingga pelan dan sangat lirih. Didepan mata mereka, kakek Sura dihabisi dengan cara paling keji. Gurat dendam dan pilu menghantam jiwa keduanya, baik Adjie dan Jingga kini mereka memiliki satu duka yang sama yaitu kehilangan pria tua yang demikian sabar menjaga mereka selama ini. Selesai menghabisi kakek Sura dan mengobrak-abrik semua pondoknya. Para pria berpakaian serba merah itu kemudian menyisir ulang seluruh hutan. Mereka terlihat jelas tengah mencari seseorang. "U..ular ... " ucap Jingga dengan mata terbelalak semnetara mulutnya dibekap oleh Adjie karena khawatir suara Jingga akan membuat beberapa orang dibawah pohon yang mereka naiki itu mendengarnya. 'ssshhhh' Ular berwarna hijau kebiruan itu terus merayap semakin mendekati wajah Jingga. Kini jarak keduanya hanya beberapa inchi saja dari ujung lidah ular yang terus mendesis itu.

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-03
  • Dia, Tak Datang   Desa Meruya

    Tak terasa, sudah hampir satu tahun setelah kematian tragis kakek Sura di Lembah Cemara, Jingga dan Adjie kemudian memulai hidup baru mereka di Desa Meruya. Berbekal seguci koin emas milik kakek Sura yang dibawa oleh Adjie, mereka memulai hidup baru di Desa terdekat dengan Lembah Cemara ini. Sebidang tanah dibeli Adjie, sementara sebuah pondok dibangun kemudian. Dengan membuat identitas mereka menikah, keduanya mendapatkan pengakuan dari masayarakat sekitar yang kemudian mengenal Jingga juga Adjie sebagai seorang petani bunga disana. Lahan kosong disekitar pondok yang cukup luas dimanfaatkan Adjie dan Jingga dengan menanam bunga-bunga yang indah. Tak disangka, berkat dari memanfaatkan lahan kosong tersebut kini pundi-pundi uang mengalir bak hujan deras di kantong keduanya. "Jingga, ini uang tadi." ucap Adjie sambil menyerahkan seamplop uang kepada wanita yang dikira orang lain adalah isterinya itu. "Syukurlah mas, makin hari bunga-bunga kita s

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-04
  • Dia, Tak Datang   Hasrat Terlarang

    "Jingga, " ucap Adjie sambil terus memeluk wanita itu. "Ya mas." ucap Jingga dengan debaran di jiwanya yang begitu menjerit oleh dahaga. "Adakah yang salah jika kita memulainya?" ucap Adjie dengan helaan nafasnya yang berat. Jingga terdiam. Wanita ini tahu persis apa yang difikirkan dan tengah dibicarakan oleh pria tersebut. Badai petir yang terus menyambar di langit luar membuat gemuruhnya memekakkan telinga dan makin mengurung Jingga dalam ketakutan yang mencekam. Namun bukan hanya badai petir tersebut yang kini membuat Jingga khawatir. Melainkan badai hasratnya yang semakin kering dan dahaga. "Sayang, kita pernah membaca semua buku bersama. Dan kau ingat mengenai apa yang membuat kita berhasrat lebih dengan fantasi yang liar dan membingungkan adalah salah satu ciri jika kita memang pernah menikmatinya." ucap Adjie sambil terus memeluknya. "Ya mas, aku juga ingat. Pertanyaannya adalah siapakah yang berhak atas diri kita ini m

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-05

Bab terbaru

  • Dia, Tak Datang   Setelah Dia Tak Datang (END)

    Hari demi hari Jingga kini semakin disibukkan dengan kegiatan kepenulisannya. Wanita ini memilih jalan yang akhirnya membuatnya sangat nyaman. Sementara Alkala kian bertambah besar, putera semata wayangnya itu akhirnya mengetahui sebab akibat dari setiap keputusan Jingga selama ini, dan Alkala mulai mengerti. Usia yang bertambah dewasa, membuat Alkala semakin sibuk dengan segala kehidupannya sebagai satu-satunya pewaris Prahara Group. Dengan Jingga dan Adjie di belakangnya, Alkala sukses menjadi CEO muda dengan segudang pesona dan juga karakter hebatnya yang mendunia. Pendidikan internasional yang direngkuhnya, membuat Alkala mampu semakin mebesarkan Prahara Group di kancah bisnis internasional. Akhirnya, Jingga benar-benar tak perlu lagi cemas, karena sang putera ternyata belajar banyak dari kehidupannya selama ini. Tuan Muda Prahara itu, kini menjadi sosok idola di berbagai kalangan di dunia, dan itu membuatnya sangat bangga.

  • Dia, Tak Datang   I am ALONE

    Dua bulan setelah perpisahannya dengan Adjie Prahara, Jingga yang sejak perpisahannya itu memutuskan keluar dari Arshan Pallace peninggalan mendiang suaminya dan memilih kembali ke rumah orang tuanya di kota kelahirannya. Hari ini, untuk pertama kalinya sejak kepulangannya ke kota Borents, Jingga akhirnya keluar dari rumah mendiang Hadi-sang ayah. Rumah masa kecilnya, dimana dia dan Violet tumbuh besar bersama sang ibunda itu masih sangat terawat berkat tangan baik sang paman yang merawatnya meski Jingga tak berada disana. Setelah kedua orang tua dan adiknya tiada, rumah itu otomatis menjadi milik Jingga semata. Dan demi keluarganya yang telah lebih dulu pergi itu pula Jingga tak akan merenovasinya. Membiarkan rumah dan segala perabotannya seperti ini membuat Jingga merasa jika keluarganya itu masih ada. Sementara perpisahannya dengan Adjie masih ditentang oleh Alkala, Jingga dan puteranya yang beranjak remaja itu kini mulai merenggang.

  • Dia, Tak Datang   Titik Terendah

    "Jangan menghiburku mas, pergilah. Aku sedang ingin sendirian." ucap Jingga sambil menyibukkan lagi pandangannya dengan majalah di depannya. Wanita itu nampak sangat lusuh tak bertenaga setelah penguretan yang terpaksa dijalananinya demi membersihkan sisa janin di dalam rahimnya. Sangat dingin dan tak bersemangat, seperti itulah Jingga kali ini. Entah apa yang menyapukan luka sedalam itu di dalam hatinya. Namun sejak memergoki Adjie bersama Shana di dalam kamarnya, Jingg abeanr-benar seolah mati rasa dan tak ingin lagi hidup. "Aku bersalah kepadanya." ucap Adjie terus mengutuk dirinya sendiri yang bisa kebablasan oleh seorang pelayan seperti Shana. 'bukk' Satu pukulan menghantam rahang Adjie, namun pria itu tak akan melawan sedikitpun. "Bajingan kau Adjie!" ucap Badai sambil kembali bersiap menghajar pria tersebut. Namun meihat Adjie yang telah pasrah, Badai mengurungkan niatnya. "Kau tahu seberapa sulitnya aku

  • Dia, Tak Datang   Kehilangan Lagi

    Adjie sudah sejak tadi menunggu Jingga di ruangan kerjanya, namun wanita itu tak juga muncul disana. Ini semakin membuatnya gusar. Raut wajah Adjie mendadak sumringah ketika melihat Jingga akhirnya datang ke kantornya meski hari sudah sangat siang. "Jingga .. Sayang ... Aku menunggumu untuk meminta maaf." ucap Adjie yang langsung mengatakan tujuannya menunggu Jingga di ruangan ini. Pria itu mengabaikan dua staff marketing yang datang bersama Jingga karena pria itu hanya ingin menyelesaikan masalahnya dengan sang istri saat ini. Namun sayangnya, Jingga hanya diam. Wanita itu sangat pemberani di lain sisi namun nyatanya sangat rapuh di sisi lainnya. "Pergilah dan semoga berhasil ya ... " ucap Jingga kepada dua staff marketing Prahara Group setelah menyerahkan sejumlah berkas kepada mereka. Kedua staffnya itu segera berpamitan. Dan Jingga kembali disibukkan dengan morning sick nya yang semakin parah. "S

  • Dia, Tak Datang   Menyingkir Dari Adjie

    "Kamu darimana?" ucap Adjie ketika melihat Jingga datang dengan sangat bahagia menatap istrinya itu dengan penuh selidik. "Aku ... Mas sudah pulang?" tanya Jingga balik bertanya. "Jingga? Kau menyembunyikan sesuatu dariku? Siapa yang kau temui?" tanya Adjie memberondongkan pertanyaannya kepada sang istri. 'glegg' Jingga menelan salivanya yang tercekat di kerongkongan, wanita ini sangat kebingungan. "Frans, aku bertemu dengan Frans di tempat billiard." ucap Jingga mengakuinya. 'glegg' Kini berbalik Adjie-lah yang menelan salivanya yang tercekat. Raut wajah pria itu menghitam oleh amarah. Namun dia berusaha menyamarkannya. Jingga menyadari ekspresi kecemburuan suaminya itu adalah sebuah pertanda cinta yang baik untuknya. Namun seringnya Adjie mencemburu, terkadang membuat Jingga kebingungan melangkah keluar dari rumah. "Dengar Jingga! Aku tak suka kau bergaul secara diam-diam dengan lelaki manapun." ucap A

  • Dia, Tak Datang   Pertemuan Rahasia

    Selesai dengan masalah di sekolah Alkala, Jingga kemudian memutuskan untuk mengajak puteranya itu berkeliling sejenak merehatkan fikirannya dari kesemrawutan di sekolah tadi. "Ini menyebalkan, semua tulangku rasanya akan patah." ucap Alkala mengeluh kepada Jingga. "Karena itulah, mulai sekarang kau harus bisa memilih mana yang terbaik sayang." jawab Jingga menimpali keluh kesah puteranya dengans angat tenang. Namun Alkala nampak sangat kesal sekali karena Jingga tak membelanya. Untuk satu masalah itu, Jingga memang tak bisa menyalahkan Alkala. Tujuan baiknya untuk mendidik dan menggembleng putera semata wayangnya itu tentu akan menuai pro dan kontra dari puteranya itu sendiri. Senyuman demi senyuman menyapu wajah Jingga yang kian jelita ini. Membuat Alkala semakin mengerucutkan bibirnya dipenuhi rasa kesal. "Kita akan bermain billiard?" ucap Alkala kegirangan ketika mobil ibunya masuk ke halaman parkiran sebuah gedung pusat permainan b

  • Dia, Tak Datang   Darah Prahara Adalah Darahmu Sayang

    Jingga sudah duduk di kursi kerjanya, sementara Adjie tengah keluar kota meninjau slaah satu pabrik baru yang tengah dibangun disana. Absennya Frans dari Prahara Group setelah pengunduran diri resminya ke perusahaan saat itu, membuat Jingga sedikit kesulitan karena dia kini harus mengerjakan semuanya sendirian. Namun itu tak menyurutkan tekadnya sedikitpun. Jingga memilih melakukannya seperti ini daripada terus bergantung kepada Frans. Disisi lain, Frans yang sebelumnya terbiasa melayani Prahara Group, kini justru menjadi sangat kebingungan melangkah di perusahaan yang dibangunnya ini. Jingga masih mengevaluasi keseluruhan Prahara Group saat ini, wanita ini dengan sangat cermat mulai memilah produk-produk mana saja yang harus di upgrade dan di lanjutkan produksinya. "Nyonya, semua direksi sudha menunggu anda di ruang rapat." ucap Darma kepadanya. Mantan Kepala Pengamanan Rumah Arshan Pallace itu kini diangkat menjadi Kepala Bagian Peng

  • Dia, Tak Datang   Para Pengkhianat Di Tubuh Prahara

    Jingga semakin menguatkan posisinya di dalam dunia bisnis negeri ini. Nyaris tak ada pesaing yang mampu membendung langkah Prahara Group demi menapaki karir tertinggi di negara ini. Sangat mengejutkan, tentu saja. Karena setelah penyelidikan panjang yang dilakukan Kepolisian. Akhirnya, mereka dapat membekuk pelaku perencanaan pembunuhan terhadap Adhie dan Jingga bersamaan. Malam ini, Komisaris Polisi mengumumkan tersangkanya yang membuat gempar dunia. ERIK PRAHARA Menjadi dalang atas percobaan pembunuhan terhadap Adjie Prahara sepuluh tahun silam dan terhadap Jingga dua tahun silam. Bukan hanya itu, bukti lain menyebutkan jika ELISA PRAHARA Adalah orang paling bertanggung jawab atas kematian perlahan Arshan Prahara yang diracuninya secara berkala. "Mereka sungguh keji!" ucap Jingga sambil tetap berusaha tenang duduk di sofanya menonton acara live dari kepolisian setempat ini. "Nenek Elisa dan kakek E

  • Dia, Tak Datang   Saat Jingga Mengingat Semuanya

    Hari ini, setelah dua pekan lamanya Jingga mengurung diri di kamarnya bersama Adjie dan juga Alkala. Wanita ini semakin mengingat semuanya. Tanpa tersisa, ingatannya sudah benar-benar pulih. "Darma! Kalian sudah menyiapkan semuanya?" ucap Jingga kepada kepala pelayannya itu bertanya. "Sudah Nyonya, semua yang anda minta sudah disiapkan." jawab Darma. Menggunakan hak penuhnya atas Prahara Group yang utuh miliknya dan milik Alkala, sebuah surat dilayangkan oleh Jingga kepada Thompson and Co yang langsung menjawabnya dengan mengirimkan dua utusannya dua hari lalu. Dengan didampingi kedua utusan perwalian hukumnya, Jingga membuat banyak perombakan di dalam Prahara Group termasuk menggeser kedudukan Badai dan Frans dari posisinya saat ini. Dan hari ini, semua surat sudah selesai dilegalkan, Darma akan mengantarkan semuanya ke Prahara Group. "Jingga, kau sudha yakin?" ucap Adjie kepada istrinya itu. "Iya mas, akan lebih baik

DMCA.com Protection Status