Home / Romansa / Dia, Tak Datang / Rapat Keluarga Prahara

Share

Rapat Keluarga Prahara

last update Last Updated: 2021-12-17 16:51:53

Hari ini, gedung aula Prahara Group yang sangat megah sudah dipenuhi puluhan obil mewah yang berderet hendak masuk ke dalam aula tersebut. Sebagai salah satu keluarga paling terpandang di negara ini, Prahara adalah nama belakang elite dan juga sakral bagi setiap anggota keluarganya.

Hadir dalam acara ini adalah semua garis darah Prahara dari berbagai generasi. Dan sisa dua tertua adalah Bibi Elisa juga Paman Erik.

Kedua orang itu akan memberikan suaranya terkait posisi Jingga sebagai Kepala Keluarga saat ini dimana Alkala Arshan Prahara dipastikkan akan menjadi penerus posisi tersebut secara sah kemudian.

Desas desus terus terdengar, bukan hanya beredar di kalangan publik saja karena Jingga pun sudah mengetahuinya. Paman Erik dan Bibi Elisa yang akan  menggerakkan semua anggota keluarga untuk membuat petisi anggota keluarga dalam hal ini.

Untuk semua itu, Jingga sudah sangat siap.

"Hallo sayangku. Jagoan mama, kamu adalah anak yang hebat.

Mrs Dream Writer

Prokk prokk.. debay Alkala hadiahnya hebat hebat banget yaaa. Yuhuu, lanjut bacanya yaaa. Jangan lupa untuk Vote yaa.

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dia, Tak Datang   Membagi Rata

    Lelah setelah acara pnajang Rapat Keluarga Prahara, membuat Jingga terlelap sangat nyenyak. Demikian juga dengan Alkala. Bayinya itu kini berada didlaam pelukanya, terlelap bersamanya.Keesokan pagi, Frans yang mendadak pergi di pagi buta membuat jingga kian menaruh curiga.Yaa, belakangan ini pria itu memang sangat sering keluar rumah tanpa ijin. Bukan hanya Jingga yang mulai curiga, namun juga Darma yang sejak lama menjaid rekannya.Pria itu merasa ada sesuatu yang tak beres dengan Frans belakangan ini."Darma, keman Sekretaris Frans?" tanya Jingga saat pria itu masuk ke dalam kamarnya."Maafkan saya Nyonya, saya kurang tahu tujuannya." ucap Darma berbicara apa adanya.Jingga kemudian terdiam, wanita ini sudah duduk di meja kerjanya yang berada di dalam kamarnya itu. Sampai masa niafasnya selesai Jingga akan berkantor dari rumah.Sementara itu, Frans yang terpaksa pergi karena mendapatkan telpon terus menerus dari Sharena itu sekara

    Last Updated : 2021-12-19
  • Dia, Tak Datang   Move On, Aku Bisa!

    Dua bulan berlalu, ketenangan dan kedamaian dalam keluarga kecilnya berjalan sangat teratur dan dalam kapasitas snagat baik menurut Jingga. Berbekal warisan laptop mendiang suaminya yang berisi segala sleuk beluk bisnis milik Prahara Group inilah, Jingga akhirnya mampu membuat Prahara Group yang baru dengan tanpa penekanan dan juga campur tangan keluarga Prahara yang selama ini merongrong suaminya. Menggunakan tampuk kekuasaannya sebagai kepala keluarga utama Prahara, Jingga sangat pandai mensiasati keadaan demi meringankan bebannya yang juga akan menjadi beban puteranya suatu hari. Menjadi pebisnis wanita yang semakin disorot dunia, Jingga tampil semakin percaya diri dan mampu menjauhkan pandangan miring semua orang tentangnya dalam setahun terakhir sejak kematian suaminya itu. Hari ini, setelah dua bulan bergelut dalam penataan manajemen baru Prahara Group dan perampingan smeua elemen didalamnya, Jingga akan mengehlat sebuah jamuan pekenalan atas na

    Last Updated : 2021-12-23
  • Dia, Tak Datang   Ceraikan Dia! Nikahi Sharena Atau Dipecat?

    Nama Jingga kian melejit di seantero negeri, seiring dnegan bergulirnya waktu dan semakin meningkatnya kinerja perusahaan di berbagai bidang yang digelutinya. Salah satu bidang baru yang kini ikut diramaikan Prahara Group adalah bidang kuliner potensial. Minat Jingga terhadap seni masakan dari berbagai daerah membuatnya akhirnya bergelut di bisnis ini dengan membuka sebuah pasar kuliner terbuka yang menyajikan berbagai kuliner dari berbagai daerah. Bekerjasama dengan founder founder industri kuliner daerah, Jingga berhasil merebut nama di bisnis barunya ini dan sukses diterima oleh banyak masayarakat dari berbagai jenjang usia. Cabang-cabang dari pasar kuliner nya kini tersebar diseluruh kota besar di negara ini. Dan semakin membuat pundi-pundi rupiahnya mengalir deras. Sementara itu, bisnis awal Prahara Group yang kini dikelola oleh Bibi Elisa dan Pamannya Erik justru tengah dilanda kebangkrutan karena desakan pasar bebas Pasifik yang me

    Last Updated : 2021-12-24
  • Dia, Tak Datang   Aku Bukan Jingga Yang Dulu!

    Frans tak bisa berkutik, dia tak melihat raut ramah di wajah Jingga sedikitpun saat ini. "Jingga, kau tak harus melakukan ini?" ucap Sharena sambil menggenggam erat tangan Jingga. "Awww.." Sharena mendadak merintih kesakitan setelahnya. "Sha.." ucap Frans yang langsung berjalan menghampiri Sharena. Pria ini langsung menggendong Sharena menuju luar restoran dan terlihat langsung pergi setelahnya. Jingga tetap tenang duduk di kursinya, sementara Badai nampak gelisah dan sangat cemas. "Pergilah jika kau mengkhawatirkannya. Aku sudah terbiasa makan sendirian." ucap Jingga sambil terus melanjutkan menyantap makanan penutupnya. 'degg' Badai tersentak mendnegarnya, jauh di relung hatinya Badai merasa sangat bersalah atas semua hal yang membuat hidup Jingga kacau ini. "Sharena, dia sangat baik. Bahkan terlalu baik untuk dimanfaatkan oleh Ibumu." ucap Jingga satir sambil menatap Badai yang juga tak berkutik mendeng

    Last Updated : 2021-12-25
  • Dia, Tak Datang   Hadiah untuk Bayi Sharena

    Kabar yang terus menyeruak mengenai pertengkaran Jingga dengan Agnez, tak sekedar menghebohkan negaranya saja. Karena gosip panas tersebut akhirnya menuai rasa penasaran seorang pengusaha dari luar negeri yang bernama Maliq. Pria tersebut terkenal dengan sikap apatisya dan tentu saja masih sangat single hingga usianya yang sudah 40an ini. Sebagai salah satu pengusaha berlian yang ternama dan memiliki perusahaan warisan turun temurun di negaranya, sosok Maliq menjadi idola kaum hawa di dunia. Tak jarang, kabar kedekatan Maliq dengan beberapa artis papan atas dunia yang didaulat menjadi ambassador perusahaannya itu menuai kegaduhan. Namun hingga saat ini, belum pernah ada satu wanita pun yang dikenalkan secara resmi oleh Maliq sebagai kekasihnya kepada publik ataupun kepada keluarganya. Di perusahaan bernama Light Diamond, Maliq tengah memandangi sebuah tayangan berdurasi singkat yang sama sejak dua jam yang lalu. Mata pria ini tak berkedip sedi

    Last Updated : 2021-12-26
  • Dia, Tak Datang   Salam Perpisahan Untuk Alkala

    "Hallo sayang, mama berangkat kerja dulu yaa." ucap Jingga kepada putera semata wayangnya. "Ma..ma.." ucap Alkala sambil mengecupkan bibirnya di wajah Jingga. Putera kecilnya yang mulai belajar berjalan itu kini terus mengikuti langkah ibundanya. Membuat Jingga merasa enggan beranjak darinya. "Sini nak, peluk mama lagi." ucap Jingga kepada putera semata wayangnya itu yang sangat mewarisi ketampanan mendiang ayahnya. "Ma..ma.." ucap Alkala dengan riangnya. "Duma, tolong fotokan kami yaa." ucap Jingga sambil menyodorkan sebuah kamera profesional kepada pelayan sekaligus pengasuh puteranya itu. "Baik, yoo Nyonya dan Tuan Muda, bersiaplah..cheesss." ucap Duma dengan riangnya mengikuti terus aktifitas Jingga dan Alkala yang terus berpose tiada henti. Setelah puluhan foto diambil, Jingga kemudian melirik arlojinya. "Baiklah, sudah waktunya mama pergi ya sayang. Baik-baik sama pengasuh Duma dan Pengawal Darma yaa." ucap Jingga

    Last Updated : 2021-12-27
  • Dia, Tak Datang   Lembah Cemara

    "Adji! bantu kakek!" ucap seorang pria tua memanggil cucunya. Pria bernama Adji yang dipanggil itu akhirnya menghampiri sang kakek. "Apa dia mati?" tanya Adji dengan mata yang terbelalak. "Dia masih hidup, ayoo bawa ke pondok kita." ucap sang kakek bernama Sura itu kepada cucunya. Adji sempat merasa sangsi ketika melihat sosok wanita yang bersimbah darah itu, namun dia tak pernah bisa menentang perintah kakeknya. Adji kemudian membawa sosok wanita tak dikenal itu dengan memikulnya. 'berat juga ini wanita.' gumam Adji sambil bergegas mengejar langkah kakeknya yang sudah semakin jauh. Jalan setapak dilaluinya terus menerus, membawa mereka masuk semakin ke dalam belantara Lembah Cemara. Lembah yang terkenal tak bertuan dan sangat jarang disinggahi manusia ini, disinilah keduanya menetap selama sepuluh tahun terakhir. 'brukk' Lelah setelah memikul beban tubuh Jingga di sepanjang perjalanan, membuat Adji tak

    Last Updated : 2021-12-28
  • Dia, Tak Datang   Amnesia

    Malam bergelayut, Lembah Cemara yang gelap gulita menjadi semakin dingin malam ini. Disebuah pondok di bagian terdalam hutan ini, kebingungan melanda dua pria berbeda usia yang kini terpaksa terlelap di luar pondoknya karena mereka kedatangan tamu di dalam pondoknya. "Air.." ucap Jingga sangat lirih. Sementara itu, suara derasnya air terjun membuat Adji dan kakeknya tak bisa mendengar suara Jingga tersebut. "Air.." ucap Jingga kembali. "Kakek, kau dengar sesuatu?" ucap Adji yang samar-samar mendengar suara seseorang meminta air kepadanya. "Wanita itu pasti sudah sadar." ucap Sura sambil bergegas masuk ke dalam pondok dengan segelas air hangat ditangannya. Didepan pintu pondok, lampu damar menjadi satu-satunya lentera yang mereka miliki selama ini. "Nonna, apakah anda bisa mendengarku?" tanya Sura sambil membantu Jingga berdiri. "Iyaa.." jawab Jingga sangat pelan. Raut wajah Adji dan Sura

    Last Updated : 2021-12-30

Latest chapter

  • Dia, Tak Datang   Setelah Dia Tak Datang (END)

    Hari demi hari Jingga kini semakin disibukkan dengan kegiatan kepenulisannya. Wanita ini memilih jalan yang akhirnya membuatnya sangat nyaman. Sementara Alkala kian bertambah besar, putera semata wayangnya itu akhirnya mengetahui sebab akibat dari setiap keputusan Jingga selama ini, dan Alkala mulai mengerti. Usia yang bertambah dewasa, membuat Alkala semakin sibuk dengan segala kehidupannya sebagai satu-satunya pewaris Prahara Group. Dengan Jingga dan Adjie di belakangnya, Alkala sukses menjadi CEO muda dengan segudang pesona dan juga karakter hebatnya yang mendunia. Pendidikan internasional yang direngkuhnya, membuat Alkala mampu semakin mebesarkan Prahara Group di kancah bisnis internasional. Akhirnya, Jingga benar-benar tak perlu lagi cemas, karena sang putera ternyata belajar banyak dari kehidupannya selama ini. Tuan Muda Prahara itu, kini menjadi sosok idola di berbagai kalangan di dunia, dan itu membuatnya sangat bangga.

  • Dia, Tak Datang   I am ALONE

    Dua bulan setelah perpisahannya dengan Adjie Prahara, Jingga yang sejak perpisahannya itu memutuskan keluar dari Arshan Pallace peninggalan mendiang suaminya dan memilih kembali ke rumah orang tuanya di kota kelahirannya. Hari ini, untuk pertama kalinya sejak kepulangannya ke kota Borents, Jingga akhirnya keluar dari rumah mendiang Hadi-sang ayah. Rumah masa kecilnya, dimana dia dan Violet tumbuh besar bersama sang ibunda itu masih sangat terawat berkat tangan baik sang paman yang merawatnya meski Jingga tak berada disana. Setelah kedua orang tua dan adiknya tiada, rumah itu otomatis menjadi milik Jingga semata. Dan demi keluarganya yang telah lebih dulu pergi itu pula Jingga tak akan merenovasinya. Membiarkan rumah dan segala perabotannya seperti ini membuat Jingga merasa jika keluarganya itu masih ada. Sementara perpisahannya dengan Adjie masih ditentang oleh Alkala, Jingga dan puteranya yang beranjak remaja itu kini mulai merenggang.

  • Dia, Tak Datang   Titik Terendah

    "Jangan menghiburku mas, pergilah. Aku sedang ingin sendirian." ucap Jingga sambil menyibukkan lagi pandangannya dengan majalah di depannya. Wanita itu nampak sangat lusuh tak bertenaga setelah penguretan yang terpaksa dijalananinya demi membersihkan sisa janin di dalam rahimnya. Sangat dingin dan tak bersemangat, seperti itulah Jingga kali ini. Entah apa yang menyapukan luka sedalam itu di dalam hatinya. Namun sejak memergoki Adjie bersama Shana di dalam kamarnya, Jingg abeanr-benar seolah mati rasa dan tak ingin lagi hidup. "Aku bersalah kepadanya." ucap Adjie terus mengutuk dirinya sendiri yang bisa kebablasan oleh seorang pelayan seperti Shana. 'bukk' Satu pukulan menghantam rahang Adjie, namun pria itu tak akan melawan sedikitpun. "Bajingan kau Adjie!" ucap Badai sambil kembali bersiap menghajar pria tersebut. Namun meihat Adjie yang telah pasrah, Badai mengurungkan niatnya. "Kau tahu seberapa sulitnya aku

  • Dia, Tak Datang   Kehilangan Lagi

    Adjie sudah sejak tadi menunggu Jingga di ruangan kerjanya, namun wanita itu tak juga muncul disana. Ini semakin membuatnya gusar. Raut wajah Adjie mendadak sumringah ketika melihat Jingga akhirnya datang ke kantornya meski hari sudah sangat siang. "Jingga .. Sayang ... Aku menunggumu untuk meminta maaf." ucap Adjie yang langsung mengatakan tujuannya menunggu Jingga di ruangan ini. Pria itu mengabaikan dua staff marketing yang datang bersama Jingga karena pria itu hanya ingin menyelesaikan masalahnya dengan sang istri saat ini. Namun sayangnya, Jingga hanya diam. Wanita itu sangat pemberani di lain sisi namun nyatanya sangat rapuh di sisi lainnya. "Pergilah dan semoga berhasil ya ... " ucap Jingga kepada dua staff marketing Prahara Group setelah menyerahkan sejumlah berkas kepada mereka. Kedua staffnya itu segera berpamitan. Dan Jingga kembali disibukkan dengan morning sick nya yang semakin parah. "S

  • Dia, Tak Datang   Menyingkir Dari Adjie

    "Kamu darimana?" ucap Adjie ketika melihat Jingga datang dengan sangat bahagia menatap istrinya itu dengan penuh selidik. "Aku ... Mas sudah pulang?" tanya Jingga balik bertanya. "Jingga? Kau menyembunyikan sesuatu dariku? Siapa yang kau temui?" tanya Adjie memberondongkan pertanyaannya kepada sang istri. 'glegg' Jingga menelan salivanya yang tercekat di kerongkongan, wanita ini sangat kebingungan. "Frans, aku bertemu dengan Frans di tempat billiard." ucap Jingga mengakuinya. 'glegg' Kini berbalik Adjie-lah yang menelan salivanya yang tercekat. Raut wajah pria itu menghitam oleh amarah. Namun dia berusaha menyamarkannya. Jingga menyadari ekspresi kecemburuan suaminya itu adalah sebuah pertanda cinta yang baik untuknya. Namun seringnya Adjie mencemburu, terkadang membuat Jingga kebingungan melangkah keluar dari rumah. "Dengar Jingga! Aku tak suka kau bergaul secara diam-diam dengan lelaki manapun." ucap A

  • Dia, Tak Datang   Pertemuan Rahasia

    Selesai dengan masalah di sekolah Alkala, Jingga kemudian memutuskan untuk mengajak puteranya itu berkeliling sejenak merehatkan fikirannya dari kesemrawutan di sekolah tadi. "Ini menyebalkan, semua tulangku rasanya akan patah." ucap Alkala mengeluh kepada Jingga. "Karena itulah, mulai sekarang kau harus bisa memilih mana yang terbaik sayang." jawab Jingga menimpali keluh kesah puteranya dengans angat tenang. Namun Alkala nampak sangat kesal sekali karena Jingga tak membelanya. Untuk satu masalah itu, Jingga memang tak bisa menyalahkan Alkala. Tujuan baiknya untuk mendidik dan menggembleng putera semata wayangnya itu tentu akan menuai pro dan kontra dari puteranya itu sendiri. Senyuman demi senyuman menyapu wajah Jingga yang kian jelita ini. Membuat Alkala semakin mengerucutkan bibirnya dipenuhi rasa kesal. "Kita akan bermain billiard?" ucap Alkala kegirangan ketika mobil ibunya masuk ke halaman parkiran sebuah gedung pusat permainan b

  • Dia, Tak Datang   Darah Prahara Adalah Darahmu Sayang

    Jingga sudah duduk di kursi kerjanya, sementara Adjie tengah keluar kota meninjau slaah satu pabrik baru yang tengah dibangun disana. Absennya Frans dari Prahara Group setelah pengunduran diri resminya ke perusahaan saat itu, membuat Jingga sedikit kesulitan karena dia kini harus mengerjakan semuanya sendirian. Namun itu tak menyurutkan tekadnya sedikitpun. Jingga memilih melakukannya seperti ini daripada terus bergantung kepada Frans. Disisi lain, Frans yang sebelumnya terbiasa melayani Prahara Group, kini justru menjadi sangat kebingungan melangkah di perusahaan yang dibangunnya ini. Jingga masih mengevaluasi keseluruhan Prahara Group saat ini, wanita ini dengan sangat cermat mulai memilah produk-produk mana saja yang harus di upgrade dan di lanjutkan produksinya. "Nyonya, semua direksi sudha menunggu anda di ruang rapat." ucap Darma kepadanya. Mantan Kepala Pengamanan Rumah Arshan Pallace itu kini diangkat menjadi Kepala Bagian Peng

  • Dia, Tak Datang   Para Pengkhianat Di Tubuh Prahara

    Jingga semakin menguatkan posisinya di dalam dunia bisnis negeri ini. Nyaris tak ada pesaing yang mampu membendung langkah Prahara Group demi menapaki karir tertinggi di negara ini. Sangat mengejutkan, tentu saja. Karena setelah penyelidikan panjang yang dilakukan Kepolisian. Akhirnya, mereka dapat membekuk pelaku perencanaan pembunuhan terhadap Adhie dan Jingga bersamaan. Malam ini, Komisaris Polisi mengumumkan tersangkanya yang membuat gempar dunia. ERIK PRAHARA Menjadi dalang atas percobaan pembunuhan terhadap Adjie Prahara sepuluh tahun silam dan terhadap Jingga dua tahun silam. Bukan hanya itu, bukti lain menyebutkan jika ELISA PRAHARA Adalah orang paling bertanggung jawab atas kematian perlahan Arshan Prahara yang diracuninya secara berkala. "Mereka sungguh keji!" ucap Jingga sambil tetap berusaha tenang duduk di sofanya menonton acara live dari kepolisian setempat ini. "Nenek Elisa dan kakek E

  • Dia, Tak Datang   Saat Jingga Mengingat Semuanya

    Hari ini, setelah dua pekan lamanya Jingga mengurung diri di kamarnya bersama Adjie dan juga Alkala. Wanita ini semakin mengingat semuanya. Tanpa tersisa, ingatannya sudah benar-benar pulih. "Darma! Kalian sudah menyiapkan semuanya?" ucap Jingga kepada kepala pelayannya itu bertanya. "Sudah Nyonya, semua yang anda minta sudah disiapkan." jawab Darma. Menggunakan hak penuhnya atas Prahara Group yang utuh miliknya dan milik Alkala, sebuah surat dilayangkan oleh Jingga kepada Thompson and Co yang langsung menjawabnya dengan mengirimkan dua utusannya dua hari lalu. Dengan didampingi kedua utusan perwalian hukumnya, Jingga membuat banyak perombakan di dalam Prahara Group termasuk menggeser kedudukan Badai dan Frans dari posisinya saat ini. Dan hari ini, semua surat sudah selesai dilegalkan, Darma akan mengantarkan semuanya ke Prahara Group. "Jingga, kau sudha yakin?" ucap Adjie kepada istrinya itu. "Iya mas, akan lebih baik

DMCA.com Protection Status