Beranda / Romansa / Dia, Tak Datang / Memutuskan Menikah

Share

Memutuskan Menikah

last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-15 21:52:14

Jingga, akhirnya mengangguk menyetujui pernikahannya dengan Arshan yang akna dilakukan secara siri. Bukan tanpa alasan, namun Arshan memang tak mau membuat kaget kedua orangtuanya dengan rencana pernikahan mereka.

Jingga sejujurnya masih sangat belum siap, namun terus menyendiri pun tak baik untuk wanita berstatus janda sepertinya. Terlebih setelah Badai akhirnya menemukan keberadaannya.

Menerima tawaran Arshan, nampaknya menjadi hal terbaik yang bisa dipilihnya saat ini.

"Jingga, kau mendapatkan jackppout besar dengan menjadi pengantin Tuan Muda Arshan, selamat sayang, selamat." ucap Madame Bee kepada Jingga.

"Ha.ha.haa, tak kusangka aku akan menyaksikan lagi pesta pernikahan setelah sekian lama." ucap Kakek Tora sambil tertawa bahagia mengetahui niat Tuan Mudanya yang baru saja menyampaikan kabar bahagia kepada mereka.

Menggunakan sebuah Mercedes Maybach, Arshan membawa Jingga ke kota Helida dimana keluarga besarnya berada.

Jingga ma

Mrs Dream Writer

Oalah, ketemu juga akhirnya. Lanjut yuuk.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dia, Tak Datang   Terkurung di Rumah Suamiku

    Pagi harinya, Jingga sudah bersiap di dalam kamar Arshan. Sejumlah perias datang dan langsung membuatnya menjadi patung hidup hingga lebih dari dua jam. Dengan sangat singkat, Jingga melangsungkan pernikahannya dengan Arshan dengan disaksikan oleh semua keluarga Arshan dan diwalikan oleh pamannya. "Jingga, paman pamit yaa. Kabarin paman selalu ya nak Arshan. Titip Jingga." ucap pamannya itu sambil segera berlalu. Seketika dada Jingga bergolak. Ada rasa ingin menahan paman dan bibinya pergi, namun Jingga tak bisa melakukannya. "AYoo ke kamar." ucap Arshan sangat dingin. "Tapi, semua orang masih berada disini?" tanya Jingga kepada pria yang kini sudah menjadi suaminya itu. Namun, sepertinya Arshan tak mendengarnya, karena pria ini tetap berjalan dengans etengah menyeret Jingga ke dalam kamarnya. "Buka semua bajumu! Layani aku dan berikan bayi untukku!" ucap Arshan dengan suara lantang yang sangat dingin. Seketika jiwa Jin

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-15
  • Dia, Tak Datang   Terkurung di Rumah Suamiku

    Pagi harinya, Jingga sudah bersiap di dalam kamar Arshan. Sejumlah perias datang dan langsung membuatnya menjadi patung hidup hingga lebih dari dua jam. Dengan sangat singkat, Jingga melangsungkan pernikahannya dengan Arshan dengan disaksikan oleh semua keluarga Arshan dan diwalikan oleh pamannya. "Jingga, paman pamit yaa. Kabarin paman selalu ya nak Arshan. Titip Jingga." ucap pamannya itu sambil segera berlalu. Seketika dada Jingga bergolak. Ada rasa ingin menahan paman dan bibinya pergi, namun Jingga tak bisa melakukannya. "AYoo ke kamar." ucap Arshan sangat dingin. "Tapi, semua orang masih berada disini?" tanya Jingga kepada pria yang kini sudah menjadi suaminya itu. Namun, sepertinya Arshan tak mendengarnya, karena pria ini tetap berjalan dengans etengah menyeret Jingga ke dalam kamarnya. "Buka semua bajumu! Layani aku dan berikan bayi untukku!" ucap Arshan dengan suara lantang yang sangat dingin. Seketika jiwa Jin

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-16
  • Dia, Tak Datang   Titik Balik Jingga

    "Aku pulang." ucap Arshan saat membuka pintu kamarnya. Jingga melirik jam di dinding kamar, sudah pukul dua pagi. Wanita itu bergegas melayani suaminya berganti pakaian hingga setengah jam kemudian Arshan sduah bersih dan mengenakan piyamanya. "Tuan, anda mau makan dulu?" tanya Jingga kepada suaminya. "Tuan? Ayolah, aku suamimu. Mana ada seorang isteri memanggil suaminya dengan sebutan seperti itu." ucap Arshan sambil langsung menarik isterinya ke dalam pelukannya. "Baiklah, aku harus memanggilmu apa?" tanya Jingga dengan sangat mendesah karena Arshan sudah mencumbunya. Seperti inilah kehidupan Jingga terus berjalan selama dua bulan ini. Jingga menjadi boneka pemuas yang harus selalu siap saat suaminya datang kerumah. Tak jarang, Arshan datang di siang bolong hanya untuk melabuhkan hasratnya di peraduan dan setelah itu Arshan kembali berangkat ke kantornya. Bagi Arshan, Jingga adalah mesin pembuat bayi yang harus segera mencetak

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-16
  • Dia, Tak Datang   Penerus Utama Prahara Group

    Kematian petinggi di Prahara Group yang merupakan raksasa bisnis di kota Thyrus ini membuat geger semua orang. Terlebih, kematian tragis ini akhirnya mencuatkan sebuah fakta yang mengejutkan publik dimana akhirnya muncul nama Jingga sebagai isteri sah dan sekaligus penerus utama Prahara Group sebagaimana diumumkan oleh pihak lawyer keluarga utama di Thyrus ini yaitu Thompson and Co. "Tidak mungkin! Bagaimana bisa wanita yang baru saja dinikahinya beberapa hari mendadak menjadi bangsawan dan milyarder?" ucap Rhani yang merupakan adik sepupu Arshan dari ibunya. Suara sumbang seperti itu terus terdengar ditelinga Jingga di sepanjang pemakman hingga acara fatwa waris digelar malam harinya. "Dia hamil anak Arshan? Sangat aneh? bukankah kita sudah membuat pria itu impoten." ucap Putri kepada anaknya yang bernama Lili dengan suara sangat pelan. Sayangnya, kedua wanita itu ceroboh karena dibelakangnya ada seseorang yang mendnegarnya yaitu Jingga.

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-17
  • Dia, Tak Datang   Klien Thompson and Co

    Konferensi pers resmi lawyer senior di Thmpson and Co yang berkantor di Paris itu menyedot perhatian publik dengan sangat cepat. Terlebih, saat kabar tersebut menjadi sebuah kabar sensasional di Negara Bagian Helosinia ini. Apalagi, kabar tersebut menyangkut penerus sebuah raksasa bisnis di Helosinia yang berpusat di kota Thyrus ini. Kabar semakin membuat mata publik melongo, dimana Arshan Prahara yang dikenal smeua orang sebagai Tuan Muda arogant dan tukang gonta ganti pasangan ini ternyata sudah menikah secara resmi dimana isterinya sudah mengandung 2 bulan. Sosok Jingga Lestari Maharani adalah nama paling dicari saat ini. Sederet tag pencarian di situs situs news nyaris dipenuhi kata kunci tersebut. Fakta-fakta mengenai Jingga yang juga pernah diperisteri oleh Badai Hankaara itu. Sosok wnaita sederhana ini seketika menjadi buah bibir tak hanya di kalangan masyarakat namun juga dalam kalangan keluarga kelas atas di negara ini. Kaum sosialita yang se

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-18
  • Dia, Tak Datang   Aku Yang Hamil, Kamu Yang Ribet!

    "Sekretaris Frans! Apakah Tuan Tiedo sudah mengaturkan jam kerja anda disini?" ucap Jingga sambil terus sibuk membuka lembaran majalah ditangannya. "Benar Nyonya, Tuan Tiedo mempekerjakan saya dengan aturan jam kerja 24jam dengan gaji 150juta yang dibayarkan setiap tanggal 20 di setiap bulannya." ucap Frasn dengan sangat teratus menyampaikannya. "Baiklah, aku akan menggajimu 200juta hanya dengan delapan jam kerja saja. Artinya, hanya pukul delapan pagi hingga pukul empat sore saja anda berada di kediamanku." ucap Jingga dengan lugas dan tegas. "Maaf Nyonya, saya tidak akan menerimanya. Kontrak kerja saya sudah disegel resmi dalam hukum internasional." ucap Frans dengan tetap tenang. "Aku tak peduli dengan hukum tersebut! Aku tak mau kau menguntit dan mengurusiku selama 24 jam." ucap Jingga sambil menutupkan majalahnya dan menatap Frans dengan mata terbelalak setelahnya. Namun pria didepannya tak bergeming sedikitpun. Pria itu tetap saja diam d

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-20
  • Dia, Tak Datang    Waktunya Anda Mendengarkan Musik

    Jingga baru saja menyelonjorkan kakinya di gazebo yang berada ditengah kolam ikan sangat asri dan sejuk di halaman belakang rumah. Deretan bunga portulaca berwarna-warni menghiasi tepian gazebo, membuat mata yang menatap semakin merasa nyaman dan bahagia. "Susu anda Nyona." ucap Frans membuat mata Jingga membulat sangat besar hingga nyaris keluar dari kelopaknya itu. Dengan tak bergeming Jingga mengacuhkan ucapan pria tersebut yang terus berdiri di sebelah Jingga dengan segelas susu ditangannya. 'aku mau tahu sekuat apa kau berdiri disana' umpat Jingga dalam hatinya. Setengah jam berlalu, Jingga tersenyum satir ketika melihat Frans akhirnya meninggalkannya. 'haahh, tau rasa lu' umpat Jingga kembali merutuki pria tersebut. Dengan nyaman dan tenang, Jingga kemudian menyandarkan kepalanya di bantalan empuk yang ada dibelakangnya itu. Matanya mulaimengotak-atik ponselnya untuk membaca deretan rak buku novel online yang sudah sangat lama ta

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-21
  • Dia, Tak Datang   Nyonya Kelaparan?

    "Kondisi Nyonya Arshan sangat kedinginan, sepertinya beliau terlalu lama berada diguyuran airnya. Sementara ini, penghangat ruangan sangat diperlukan Sekretaris Frans." ucap Dokter Lindan kepada Frans. Jingga yang terbaring dibalik selimut hanya sekilas mendengarkannya, dia sebenarnya tak membutuhkan dokter. Sakit seperti ini tak akan membuat nyawanya melayang. Begitulah fikir Jingga. Namun satu hal yang masih sering Jinga lupakan saat ini adalah benih yang tertanam di rahimnya itu adalah satu-satunya pewaris resmi dari Prahara Group yang merupakan sebuah raksasa bisnis di negara ini. "Sekretaris Frans! Bagaimana anda bisa seceroboh ini!" ucap Tiedo terdengar mendamprat pria itu dari seberang yang terhubung melalui Video Call itu. "Maafkan saya Tuan, saya akan semakin mengawasi Nyonya." ucap Frans sambil membungkuk kepada Tiedo. "Dokter Lindan, terimakasih atas waktunya. Kami mohon agar anda rutin memeriksa Nyonya Arshan di rumah secara pribad

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-22

Bab terbaru

  • Dia, Tak Datang   Setelah Dia Tak Datang (END)

    Hari demi hari Jingga kini semakin disibukkan dengan kegiatan kepenulisannya. Wanita ini memilih jalan yang akhirnya membuatnya sangat nyaman. Sementara Alkala kian bertambah besar, putera semata wayangnya itu akhirnya mengetahui sebab akibat dari setiap keputusan Jingga selama ini, dan Alkala mulai mengerti. Usia yang bertambah dewasa, membuat Alkala semakin sibuk dengan segala kehidupannya sebagai satu-satunya pewaris Prahara Group. Dengan Jingga dan Adjie di belakangnya, Alkala sukses menjadi CEO muda dengan segudang pesona dan juga karakter hebatnya yang mendunia. Pendidikan internasional yang direngkuhnya, membuat Alkala mampu semakin mebesarkan Prahara Group di kancah bisnis internasional. Akhirnya, Jingga benar-benar tak perlu lagi cemas, karena sang putera ternyata belajar banyak dari kehidupannya selama ini. Tuan Muda Prahara itu, kini menjadi sosok idola di berbagai kalangan di dunia, dan itu membuatnya sangat bangga.

  • Dia, Tak Datang   I am ALONE

    Dua bulan setelah perpisahannya dengan Adjie Prahara, Jingga yang sejak perpisahannya itu memutuskan keluar dari Arshan Pallace peninggalan mendiang suaminya dan memilih kembali ke rumah orang tuanya di kota kelahirannya. Hari ini, untuk pertama kalinya sejak kepulangannya ke kota Borents, Jingga akhirnya keluar dari rumah mendiang Hadi-sang ayah. Rumah masa kecilnya, dimana dia dan Violet tumbuh besar bersama sang ibunda itu masih sangat terawat berkat tangan baik sang paman yang merawatnya meski Jingga tak berada disana. Setelah kedua orang tua dan adiknya tiada, rumah itu otomatis menjadi milik Jingga semata. Dan demi keluarganya yang telah lebih dulu pergi itu pula Jingga tak akan merenovasinya. Membiarkan rumah dan segala perabotannya seperti ini membuat Jingga merasa jika keluarganya itu masih ada. Sementara perpisahannya dengan Adjie masih ditentang oleh Alkala, Jingga dan puteranya yang beranjak remaja itu kini mulai merenggang.

  • Dia, Tak Datang   Titik Terendah

    "Jangan menghiburku mas, pergilah. Aku sedang ingin sendirian." ucap Jingga sambil menyibukkan lagi pandangannya dengan majalah di depannya. Wanita itu nampak sangat lusuh tak bertenaga setelah penguretan yang terpaksa dijalananinya demi membersihkan sisa janin di dalam rahimnya. Sangat dingin dan tak bersemangat, seperti itulah Jingga kali ini. Entah apa yang menyapukan luka sedalam itu di dalam hatinya. Namun sejak memergoki Adjie bersama Shana di dalam kamarnya, Jingg abeanr-benar seolah mati rasa dan tak ingin lagi hidup. "Aku bersalah kepadanya." ucap Adjie terus mengutuk dirinya sendiri yang bisa kebablasan oleh seorang pelayan seperti Shana. 'bukk' Satu pukulan menghantam rahang Adjie, namun pria itu tak akan melawan sedikitpun. "Bajingan kau Adjie!" ucap Badai sambil kembali bersiap menghajar pria tersebut. Namun meihat Adjie yang telah pasrah, Badai mengurungkan niatnya. "Kau tahu seberapa sulitnya aku

  • Dia, Tak Datang   Kehilangan Lagi

    Adjie sudah sejak tadi menunggu Jingga di ruangan kerjanya, namun wanita itu tak juga muncul disana. Ini semakin membuatnya gusar. Raut wajah Adjie mendadak sumringah ketika melihat Jingga akhirnya datang ke kantornya meski hari sudah sangat siang. "Jingga .. Sayang ... Aku menunggumu untuk meminta maaf." ucap Adjie yang langsung mengatakan tujuannya menunggu Jingga di ruangan ini. Pria itu mengabaikan dua staff marketing yang datang bersama Jingga karena pria itu hanya ingin menyelesaikan masalahnya dengan sang istri saat ini. Namun sayangnya, Jingga hanya diam. Wanita itu sangat pemberani di lain sisi namun nyatanya sangat rapuh di sisi lainnya. "Pergilah dan semoga berhasil ya ... " ucap Jingga kepada dua staff marketing Prahara Group setelah menyerahkan sejumlah berkas kepada mereka. Kedua staffnya itu segera berpamitan. Dan Jingga kembali disibukkan dengan morning sick nya yang semakin parah. "S

  • Dia, Tak Datang   Menyingkir Dari Adjie

    "Kamu darimana?" ucap Adjie ketika melihat Jingga datang dengan sangat bahagia menatap istrinya itu dengan penuh selidik. "Aku ... Mas sudah pulang?" tanya Jingga balik bertanya. "Jingga? Kau menyembunyikan sesuatu dariku? Siapa yang kau temui?" tanya Adjie memberondongkan pertanyaannya kepada sang istri. 'glegg' Jingga menelan salivanya yang tercekat di kerongkongan, wanita ini sangat kebingungan. "Frans, aku bertemu dengan Frans di tempat billiard." ucap Jingga mengakuinya. 'glegg' Kini berbalik Adjie-lah yang menelan salivanya yang tercekat. Raut wajah pria itu menghitam oleh amarah. Namun dia berusaha menyamarkannya. Jingga menyadari ekspresi kecemburuan suaminya itu adalah sebuah pertanda cinta yang baik untuknya. Namun seringnya Adjie mencemburu, terkadang membuat Jingga kebingungan melangkah keluar dari rumah. "Dengar Jingga! Aku tak suka kau bergaul secara diam-diam dengan lelaki manapun." ucap A

  • Dia, Tak Datang   Pertemuan Rahasia

    Selesai dengan masalah di sekolah Alkala, Jingga kemudian memutuskan untuk mengajak puteranya itu berkeliling sejenak merehatkan fikirannya dari kesemrawutan di sekolah tadi. "Ini menyebalkan, semua tulangku rasanya akan patah." ucap Alkala mengeluh kepada Jingga. "Karena itulah, mulai sekarang kau harus bisa memilih mana yang terbaik sayang." jawab Jingga menimpali keluh kesah puteranya dengans angat tenang. Namun Alkala nampak sangat kesal sekali karena Jingga tak membelanya. Untuk satu masalah itu, Jingga memang tak bisa menyalahkan Alkala. Tujuan baiknya untuk mendidik dan menggembleng putera semata wayangnya itu tentu akan menuai pro dan kontra dari puteranya itu sendiri. Senyuman demi senyuman menyapu wajah Jingga yang kian jelita ini. Membuat Alkala semakin mengerucutkan bibirnya dipenuhi rasa kesal. "Kita akan bermain billiard?" ucap Alkala kegirangan ketika mobil ibunya masuk ke halaman parkiran sebuah gedung pusat permainan b

  • Dia, Tak Datang   Darah Prahara Adalah Darahmu Sayang

    Jingga sudah duduk di kursi kerjanya, sementara Adjie tengah keluar kota meninjau slaah satu pabrik baru yang tengah dibangun disana. Absennya Frans dari Prahara Group setelah pengunduran diri resminya ke perusahaan saat itu, membuat Jingga sedikit kesulitan karena dia kini harus mengerjakan semuanya sendirian. Namun itu tak menyurutkan tekadnya sedikitpun. Jingga memilih melakukannya seperti ini daripada terus bergantung kepada Frans. Disisi lain, Frans yang sebelumnya terbiasa melayani Prahara Group, kini justru menjadi sangat kebingungan melangkah di perusahaan yang dibangunnya ini. Jingga masih mengevaluasi keseluruhan Prahara Group saat ini, wanita ini dengan sangat cermat mulai memilah produk-produk mana saja yang harus di upgrade dan di lanjutkan produksinya. "Nyonya, semua direksi sudha menunggu anda di ruang rapat." ucap Darma kepadanya. Mantan Kepala Pengamanan Rumah Arshan Pallace itu kini diangkat menjadi Kepala Bagian Peng

  • Dia, Tak Datang   Para Pengkhianat Di Tubuh Prahara

    Jingga semakin menguatkan posisinya di dalam dunia bisnis negeri ini. Nyaris tak ada pesaing yang mampu membendung langkah Prahara Group demi menapaki karir tertinggi di negara ini. Sangat mengejutkan, tentu saja. Karena setelah penyelidikan panjang yang dilakukan Kepolisian. Akhirnya, mereka dapat membekuk pelaku perencanaan pembunuhan terhadap Adhie dan Jingga bersamaan. Malam ini, Komisaris Polisi mengumumkan tersangkanya yang membuat gempar dunia. ERIK PRAHARA Menjadi dalang atas percobaan pembunuhan terhadap Adjie Prahara sepuluh tahun silam dan terhadap Jingga dua tahun silam. Bukan hanya itu, bukti lain menyebutkan jika ELISA PRAHARA Adalah orang paling bertanggung jawab atas kematian perlahan Arshan Prahara yang diracuninya secara berkala. "Mereka sungguh keji!" ucap Jingga sambil tetap berusaha tenang duduk di sofanya menonton acara live dari kepolisian setempat ini. "Nenek Elisa dan kakek E

  • Dia, Tak Datang   Saat Jingga Mengingat Semuanya

    Hari ini, setelah dua pekan lamanya Jingga mengurung diri di kamarnya bersama Adjie dan juga Alkala. Wanita ini semakin mengingat semuanya. Tanpa tersisa, ingatannya sudah benar-benar pulih. "Darma! Kalian sudah menyiapkan semuanya?" ucap Jingga kepada kepala pelayannya itu bertanya. "Sudah Nyonya, semua yang anda minta sudah disiapkan." jawab Darma. Menggunakan hak penuhnya atas Prahara Group yang utuh miliknya dan milik Alkala, sebuah surat dilayangkan oleh Jingga kepada Thompson and Co yang langsung menjawabnya dengan mengirimkan dua utusannya dua hari lalu. Dengan didampingi kedua utusan perwalian hukumnya, Jingga membuat banyak perombakan di dalam Prahara Group termasuk menggeser kedudukan Badai dan Frans dari posisinya saat ini. Dan hari ini, semua surat sudah selesai dilegalkan, Darma akan mengantarkan semuanya ke Prahara Group. "Jingga, kau sudha yakin?" ucap Adjie kepada istrinya itu. "Iya mas, akan lebih baik

DMCA.com Protection Status