Home / Lain / Dia Putriku / 08. Resmi

Share

08. Resmi

Author: Mei Risqia
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Shireen duduk di samping Adam dengan gugup. Matanya tidak berani menatap semua orang di tempat itu. Menunduk dan terus menunduk sampai Adam dengan isengnya menyentuh pinggang Shireen sehingga perempuan itu tersentak dan mau tidak mau dia mendongak. Adam tersenyum puas.

Mata Shireen menatap lurus dan mendapati beberapa orang tersenyum padanya tidak terkecuali penghulu di depannya. Di belakang, Mella menahan hatinya yang berdenyut nyeri karena cemburu. 

Penghulu mulai pada acara perkenalan dari kedua mempelai sampai pemastian mahar. Setelah itu semua lengkap, penghulu tersebut menjabat tangan Adam untuk ijab qobul.

Mata Shireen terpejam erat saat namanya di sebut dengan lantangnya oleh laki-laki di sampingnya itu. Dan saat saksi mengatakan SAH! Itu awal dari perjalanan menyedihkan Shireen.

Shireen menarik napas dalam-dalam menahan gejolak dihatinya. Yang dia rasakan sekarang semua rasa bercampur menjadi satu. Ada marah, haru, sa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dia Putriku   09. Malam pertama menyedihkan tapi bahagia

    Shireen membuka mata pelan saat jam alarm di kamarnya berdering nyaring. Waktu sudah menunjukkan pukul empat pagi dan waktunya untuk Shireen menunaikan kewajibannya.Di tatapnya ke sekelilingnya yang tidak terdapat kehidupan lain selain dirinya. Shireen mengerti jika suaminya tidak lah masuk ke dalam kamar pengantin mereka.Shireen cuek saja tahu kenyataan itu, dia senang saat lelaki itu tidak di sampingnya. Bukan seperti pengantin wanita yang di tinggalkan pengantin lelaki di malam pertama dan harus sedih meraung meratapi nasib, Shireen bahagia melihat kenyataan jika Adam tidak di sampingnya.Dengan sedikit bersenandung, Shireen masuk ke dalam kamar mandi. Setelah mandi dan beribadah, Shireen memakai pakaian olahraga yang baru di beli nya lewat online beberapa hari yang lalu.Karena hari masih sangat pagi dan udara serta cuaca yang mendukung itulah yang membuat Shireen semangat untuk sekedar berlari pagi di halaman rumah Ada

  • Dia Putriku   10. Curhatan Sahabat

    Shireen dan Adam duduk di satu meja, niat Shireen tidak ingin semeja dengannya malah sekarang duduk berhadapan dengan tatapan yang terfokus padanya membuat rasa canggung muncul dan tidak berkesudahan."Makananmu di atas meja bukan di wajahku!" ketus Shireen."Wajahmu menambah rasa nikmat pada makananku." Adam menjawab nyeleneh.Shireen memutar bola matanya malas, "Orang gila!" gerutu pelan Shireen.Tidak lama Mella ikut bergabung masih dengan menggunakan pakaian tidurnya. Dengan muka bantal dia menyandarkan kepalanya di bahu Adam setelah duduk tepat di samping suaminya itu."Aaaa ..." Adam menyuapi Mella dan dengan sigap wanita itu membuka mulutnya."Enak?" tanya Adam lembut.Mella hanya mengangguk tanpa kata. "Tentu saja, masakan kekasihku m

  • Dia Putriku   11. Malam Pertama Yang Sesungguhnya

    Setelah berbincang panjang lebar dengan Dika, mereka mengakhiri pembicaraan karena Dika akan berangkat ke kantor.Shireen kembali merasakan kesepian. "Hah ... paling nggak aku sudah lebih baik sekarang." Gumam Shireen.Setelah merasa lebih baik, Shireen pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang sudah lengket karena keringat. Saat sedang di kamar mandi, Adam membuka pintu pelan dan matanya menelusuri kamar yang ditempati Shireen.Melihat tidak ada kehidupan di ruangan itu, Adam hendak pergi. Namun, suara gemericik air dari arah kamar mandi memunculkan ide jahil seorang Adam.Dia masuk dan duduk di sofa lalu menyilangkan kakinya. Duduk dengan tenang kemudian tangannya begitu lihai di atas layar ponsel canggihnya untuk meninjau perusahaan.Adam menunggu lama tapi tidak t

  • Dia Putriku   12. Seutuhnya

    Mella duduk menatap jendela dengan pandangan lurus ke arah bulan yang terang. Malam ini terasa begitu dingin dan cahaya bulan yang ia tatap hanya menyinari wajahnya bukan mendamaikan hatinya.Setetes air mata Mella keluar, menandakan kesedihan di hatinya. Dia menerima. Namun, sangat berat ia rasa jika harus sepenuhnya ikhlas. Meski hanya sementara tapi itu begitu menyesakkan.Berkali-kali Mella menghela napas supaya merasa lega, tapi dadanya masih saja terasa tertekan akan keadaan."Seberat ini ternyata," ucapannya menghela napas panjang.Sedangkan di dalam kamar, Shireen terbangun dan langsung merasakan sakit pada sekujur tubuhnya. Ingatannya kembali mengingat beberapa jam yang lalu saat Adam, sang suami menyerangnya secara tiba-tiba tanpa ada persiapan ataupun pembicaraan sebelumnya.Shireen kesal tapi juga malu. Ini pertama kali untuknya. Seharusnya itu di berikan pada suami yang dia cintai tapi takdir tidak

  • Dia Putriku   13. Tanda Merah

    Shireen duduk di meja makan setelah bibi memintanya. Dengan senang Shireen bercerita banyak dengan bibi pelayan tersebut. Rasanya Shireen sedang mengobrol dengan keluarga sendiri, sangat nyaman dan damai.Suara kaki berjalan turun dari tangga menuju meja makan. Tidak menoleh pun Shireen sudah tahu pemilik suara itu, dia tidak menghiraukan mereka dan menikmati sarapannya dengan tenang karena memang dia sangat lapar.Dua pelayan memundurkan kursi untuk di duduki sang majikan. Adam dan Mella langsung duduk tanpa mengucapkan sepatah katapun. Mella meminum jusnya dan Adam meminum kopinya.Mata elang Adam menatap Shireen yang seakan tidak terganggu atas keberadaannya dan Mella. "Ini Non jusnya," kata bibi memberikan jus mangga pada Shireen.Shireen tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Bibi membalasnya dengan senyuman dan kembali ke dapur."Selamat pagi para penghuni?!" suara bariton terdengar d

  • Dia Putriku   14. Status

    Setelah membantu bibi pelayan mengurus taman, Shireen kembali ke kamarnya untuk sekedar menelpon Dika. Dia rasanya sangat rindu pada lelaki yang sudah di anggap sebagai sahabatnya itu. Baru saja ponselnya ia buka, serentetan pesan masuk sudah ada di layar. Itu dari Dika. Lagi pula selain Dika yang mengetahui nomor Shireen, tidak ada lagi. Di bukanya satu persatu. 'Apa-apaan kamu, Ren? Kenapa teleponnya kau abaikan?!' 'Cepatlah angkat!' 'Woi! Cepatlah! Aku khawatir ini' 'Shireen ....' 'Shireen ....' 'Astaga ini anak kemana sih?!' 'Woi! Jangan-jangan kamu ketiduran ya dengerin suara merduku?' Beberapa chat dari Dika membuat Shireen terkekeh geli membacanya. Bisa-bisanya ada kata-kata narsis saat pertan

  • Dia Putriku   15.Cerita

    Shireen mengambil salep yang ada di laci kemudian membaca cara pemakaiannya. Dengan perlahan ia mengaplikasikan pada kulit yang sakit akibat pergulatan panas dirinya dengan sang suami. Jika di ingat kembali pasti pipi Shireen memerah karena malu. Bisa-bisanya dia menikmati perlakuan lembut Adam, orang yang dia benci. Bodoh sekali jika hal yang tidak diinginkan terjadi macam jatuh cinta atau sebagainya. Jujur Shireen sangat tertekan akan status tidak jelasnya ini. Namun, mengingat Adam mempunyai hal yang mengharuskan Shireen untuk tinggal dan menuruti permintaan mereka, Shireen sampai tertahan di rumah itu. Andai saja, andai saja Dika bisa menemukan kakaknya yang menjadi senjata Adam untuk menahannya itu, pastinya akan memudahkan Shireen untuk keluar dari tahanan mewah tersebut. Paling tidak dia bisa fokus memikirkan cara untuk bisa keluar tanpa beban memikirkan sang kakak yang masih di tangan Adam. Shireen percaya kekuatan Dika b

  • Dia Putriku   16. Pulang

    Hari sudah semakin larut dan Shireen merasa bosan. Saking bosannya Shireen sampai ketiduran. Pintu terbuka saat Shireen sudah sangat terlelap.Adam menghampiri sang istri dan mengendorkan dasinya kemudian membuka kemeja yang seharian ini dia pakai, lalu menatap dengan seksama wajah sang istri yang terlelap dengan damai kemudian tersenyum simpul.Adam langsung masuk ke kamar mandi di kamar Shireen untuk membersihkan diri, hanya membutuhkan 15 menit lelaki itu untuk menyegarkan tubuhnya.Adam keluar dengan tubuh telanjang dan hanya di tutupi handuk sebatas pinggangnya saja. Perlahan lelaki itu menghampiri Shireen kemudian mengecup keningnya, turun ke pipi, hidung dan juga bibir.Terakhir dia sedikit menggigit telinganya membuat si empunya melenguh karena merasakan geli. Matanya mengerjap dan menemukan sepasang manik yang menatapnya begitu dalam, bibirnya tersenyum kemudian tanpa permisi dia mengecup kembali bibir Sh

Latest chapter

  • Dia Putriku   48. Rumah Mira

    SELAMAT MEMBACA.Di dalam sebuah rumah, terlihat seorang wanita yang tengah duduk di sofa di dalam kamarnya. Wanita itu duduk sembari memandangi wajah cantik yang terdapat pada bingkai foto."Apa kamu di sana baik-baik saja? Aku harap iya. Oh tidak! Pasti kamu baik-baik saja." Wanita itu tersenyum. "Tenanglah, anakmu sudah aku temukan. Maafkan aku yang nggak percaya sama kamu dulu, ya ....""Ma!"Wanita itu terhenyak dan menoleh. "Mama di sini, Sayang!" serunya memberi tahu.Seorang pemuda masuk tanpa mengetuk. "Ma, dasi aku warna biru ke mana?" tanyanya terburu-buru."Ada di lemari kecil dekat tempat kamu menyimpan jam.""Benarkah? Kenapa tadi aku mencari nggak ada ya?" gumam pemuda yang tidak lain adalah anak perempuan itu.Perempuan itu tersenyum, "Cari yang benar," katanya lembut."Ya ya ya ... terima kasih, Ma." Setelah mengatakan itupun pemuda yang akrab dipanggil Harus itupun mengecup pipi sang mama sebelum hilang untuk mencari dasinya kembali.Di meja makan sudah ada Anas, sua

  • Dia Putriku   47. Perhatian

    SELAMAT MEMBACA. Adam terus saja mengusap-usap punggung Shireen, Shireen sudah mulai tenang ... tapi otak jahil Adam pun keluar. Tangannya semakin turun dan membuat Shireen mengerutkan keningnya. "Apa yang kamu lakukan?!" pekik Shireen memukul tangan nakal Adam. Adam hanya menyeringai saja tanpa mengindahkan kata-kata sang istri. "Dasar mesum! Enyah kau!" geram Shireen. Adam kembali menyeringai lalu berbalik berjalan keluar. Shireen menggeram marah. Selalu saja di buat marah oleh laki-laki yang berstatus suami itu. Adam kembali duduk dan menelpon salah satu bawahannya untuk meminta mereka membelikan makanan, Adam mendengar bunyi yang unik dari perut Shireen tadi yang tandanya istrinya itu lapar . &

  • Dia Putriku   46. Hak Milik

    SELAMAT MEMBACA. Hari sudah sore dan Shireen sudah kembali terjaga dari tidurnya. Perutnya terasa kram saat dirinya hendak terbangun. "Aw!" pekik Shireen mengeluh seraya memegang perut bagian bawah. "Tenang sayang ... tenang ya." Shireen terus meringis merasakan sakit. "Ada apa?" tanya seseorang dari pintu lalu mendatangi Shireen cepat. Shireen menoleh ke orang itu dengan masih menahan kram di perutnya. Adam, suaminya itu memegang perut istrinya juga dan menenangkannya. Di usapnya penuh kelembutan dan kasih sayang. Shireen sedikit demi sedikit merasa rileks setelah kram di perutnya makin mereda. "Sudah enakan?" tanya Adam

  • Dia Putriku   45. Hak!

    Di dalam kamar Shireen dan juga Dika saling mengobrol dan suara tawa mereka terdengar sampai keluar kamar. Kebetulan Adam yang akan masuk ke dalam kamar dan mendengar suara tawa riang Shireen, tawa yang jarang sekali didengarnya.Adam terhenti dan suara itu semakin menariknya untuk mendekat. Suasana yang sepi itu menjadikan suara Shireen terdengar begitu jelas meski jarak antara kamarnya dan Shireen cukup jauh.Tiba di depan pintu, Adam berhenti dan berdiri sembari mendengarkan. Shireen begitu cerewet saat ini dan Adam suka, sangat suka.Sedangkan di dalam, Shireen tengah di suapi Dika. Dika sekarang seperti layaknya suami sedang meladeni kemanjaan istri yang sedang hamil besar yang seharusnya tugas itu di lakukan oleh Adam."Ayo buru habiskan

  • Dia Putriku   44. Cemburu

    Adam melempar jas mahalnya di atas sofa di dalam ruang kerjanya. Merasa kesal di sindir oleh orang yang menurutnya tidak selevel dia."Kurang ajar!" kesal Adam.Tok tok tok!Saat tengah mengumpat suara ketukan terdengar mengalihkan perhatiannya pada asal suara. Pintu terbuka perlahan dan menampilkan Mella yang tersenyum cantik. Adam menatap datar saja Mella yang sudah berdiri di hadapannya.Mella mengerutkan keningnya heran melihat mata Adam yang dingin tidak seperti biasanya. Tangan Mella hendak menyentuh wajah tampan Adam. Namun, suaminya itu mengalihkan wajahnya. Mella tertegun untuk sesaat dan tangan yang menggantung di udara dia tarik kembali.Perempuan itu mencoba untuk tersenyum dan baik-baik saja meski hatinya sakit karena merasa tidak di butuhkan saat dia tahu jika suaminya tidak baik-baik saja."Kau baik-baik saja?" tanya Mella. 

  • Dia Putriku   43. Sebutan

    Adam pulang saat jam makan siang. Niatnya hanya ingin melihat Shireen di rumah karena dia tidak bisa menjemput istrinya itu saat pulang tadi.Berjalan dengan sedikit tergesa menghampiri kamar yang di tempati Shireen. Di bukanya pelan pintu yang tertutup rapat. Adam masuk ke dalam dan melihat Shireen yang sedang tertidur pulas.Adam berjongkok dan menatap seksama wajah damai Shireen, "Sepertinya dia begitu pulas? Apa senyaman itu tidur di kamar sendiri?" gumam Adam.Terkadang bodoh melanda laki-laki itu. Siapa yang tidak akan nyaman jika kembali ke tempat yang biasa di tempati apalagi tempat tidur. Tapi, di balik kenyamanan yang di rasakan Shireen, perempuan hamil itu sekarang malah merasakan kram di perut bagian bawahnya. Menjelang hari lahir memang begitu nikmat.Adam yang melihat itupun men

  • Dia Putriku   42. Pulang

    Setelah lima hari dirawat di rumah sakit, Shireen sudah diperbolehkan untuk pulang. Bukan Adam yang menjemput ataupun Mella apa lagi, kepulangan Shireen dijemput oleh Dika sahabat rasa adiknya itu."Sehat-sehat lah sebentar lagi ponakan aku bakalan brojol jangan stress stress biarin saja suami kamu yang stress bin gila. Kamu jangan ikutan, aku tau kamu tuh udah gila dari muda. Kamu bentar lagi mau jadi mami jadi tahan lah gilamu itu ya, "celoteh Dika seraya membereskan pakaian Shireen ke dalam travel bag.Shireen mendengus mendengar celotehan Dika yang unfaedah, matanya sesekali melihat ke arah pintu yang tidak kunjung terbuka. Jangankan manusia, lalat saja tidak ada yang melewati pintu itu karena masih saja tertutup rapat tanpa celah.Sebenarnya Shireen sedikit bingung karena di dalam hati kecilnya ada terbesit rasa harap jika Adam akan datang untuk m

  • Dia Putriku   41. Perhatian

    "Dasar mesum! Enyah kau!" geram Shireen. Adam menyeringai lalu berbalik berjalan keluar. Shireen menggeram marah. Selalu saja di buat marah oleh laki-laki yang berstatus suami itu. Adam kembali duduk dan menelpon salah satu bawahannya untuk meminta mereka membelikan makanan. Adam mendengar bunyi yang unik dari perut Shireen yang tandanya istrinya itu lapar. Adam memang sangat dingin, tapi Adam diam-diam membaca buku tentang ayah siaga dan sepertinya kini lelaki itu mempraktekkannya. Tidak lama Shireen keluar dari kamar mandi dan berjalan dengan sangat hati-hati karena takut jika terjatuh. Adam menoleh seraya menutup panggilannya. "Sudah lebih baik?" tanyanya lembut tapi di balas tatapan jengkel oleh Shireen. Perlahan Sh

  • Dia Putriku   40. Menemani

    Adam duduk di bangku samping ranjang Shireen, matanya terus menatap wajah damainya. Adam bertanya-tanya dalam dirinya sendiri mengapa saat ini dia merasa takut padahal perempuan di hadapannya tidak akan pernah bisa pergi atau melarikan diri?Perjanjian awal memang setelah melahirkan, Shireen akan bebas. Tapi, melihat kenyataan saat ini Adam rasa akan ada alasan untuk Shireen tetap tinggal.Akan ada alasan baginya untuk menahan Shireen, mungkin sampai akhir hayatnya. Dengan adanya anak diantara mereka pastinya membuat Shireen berpikir untuk tetap tinggal, bukan?Adam sekarang ingin Shireen tetap di sisinya. Egois? Iya Adam akui dirinya egois. Tapi, Adam menginginkan itu! Biarkan dia di cap sebagai apa juga dia tidak peduli, yang terpenting sekarang Shireen terus ada di sampingnya.Tapi, mengapa dalam waktu yang sama Adam ada firasat jika Shireen akan pergi dari sisinya. Apa yang sebenarnya akan terjadi? Lelaki

DMCA.com Protection Status