" Ya alhamdulillah banget kita mendapatkan menantu seperti Feri, baik dan lembut kepada mertua dan juga istri, ada itu tetangga kita dapat menantu yang jahat kasar dengan istri aku sampai liat loh istrinya saja dipukul dan masuk rumah sakit, kan kayak gitu jatuhnya malah menyesal sudah menikah ya kan ucap Ibunya itu.Sontak Sinta terkaget ketika mendengarkan perkataan Ibunya itu tentang menantu tetangganya, yang kasar dan keras kepada istrinya."Ya ampun, Bu siapa loh kok Sinta tidak tau ya Bu apa jangan-jangan Sinta memang kurang update sampai-sampai tidak tau kalau tetangga kita yang punya menantu seperti itu, itu Ibu yang ditakutkan para istri kalau menikah jadinya punya trauma, karena suaminya sendiri berani main kasar sama dia ya kan Bu," ucap Sinta kepada Ibunya."Sudah kamu tenang saja Sinta, itukan tetangga kita dan kamu Berdoa saja tidak terjadi pada keluarga kita dan kalau dari Bapak sudah yakin dia tidak akan seperti itu, karena kelihatan kok dari caranya, dia bertutur kata
"Iya aku juga selalu berdoa terus Bu supaya masuk Pak Heri juga menerima aku apa adanya, apalagi aku seorang wanita yang tidak bisa memasak aku hanya takut kalau mas Feri nantinya akan marah ketika aku tidak bisa memasak, apalagi waktu dia pulang dari kantor aku sangat takut Bu," ucap Sinta kepada Ibunya itu."Tenang-tenang saja nak karena laki-laki yang menghargai perempuan itu tidak akan marah ketika istrinya itu tidak bisa memasak ataupun tidak bisa melayani, karena seorang istri itu kewajibannya seperti itu, dia sudah melakukan segala sesuatu sesuai kemampuan dia tetapi kalau memang belum maksimal ya itu tidak masalah semua akan butuh proses jadi tidak bisa secara langsung kamu belajar memasak dan harus bisa itu tidak bisa tidak seperti itu semua butuh kesabaran, jadi kamu harus terus belajar memasak supaya Feri juga bangga mempunyai istri seperti kamu," ucap Ibunya kepada Sinta.Mereka pun terus menyelesaikan masaknya tidak terasa masakan Ibunya itu sudah siap dan tinggal menungg
"Loh ya Iya pokoknya harus semangat namanya juga membantu anak yang paling disayang dan menantu juga yang sangat baik apa salahnya sih Ibu membantu kalian hehehe," ujar Ibunya itu kepada Sinta."Iya dong Bu enggak ada salahnya kok Ibu kan sayang sama aku, jadinya Ibu melakukan apa yang membuat aku bahagia ya kan Bu," ujar Sinta."Iya dong, Ya sudah kalau begitu sebelum kita makan siang kamu pijitin Ibu dulu nih agak pegal dikit karena memasak tadi," ujar Ibunya itu kepada Sinta."Ya sudah Bu sini biar Sinta pijitin dulu supaya agak tegar dan Ibu juga bahagia," ucap Sinta kepada Ibunya."Oh iya Pak tadi kan Bapak minta sop daging ya tadi sudah Ibu masakan dan juga tadi sudah membantu Ibu masak, nanti biar Sinta praktekin ya Feri kalau sudah pindah di rumah baru, dia mau belajar belajar memasak nanti Ibu yang ngajarin dia lewat telepon," ujar Ibunya Sinta kepada Feri."Iya Bu tadi Bapak pengen banget makan masakan Ibu itu kan memang dari dulu kesukaan Bapak ya kan Bu dari dulu Sekarang
Sinta pun bergegas untuk menjauh dari keluarganya untuk menelpon Bapak mertuanya itu."Halo assalamualaikum," ucap Sinta dengan sangat sopan kepada Bapak mertuanya itu."Iya waalaikumsalam, ini Sinta ya kenapa nak? Ada apa?" ucap Bapak mertuanya itu."Iya Pak Ini Sinta, Sinta mau bertanya Bapak sekarang ada di mana ya Pak?" tanya Sinta kepada Bapak Heri itu."Oh iya ini Bapak ada di jalan, kan tadi sudah janjian juga tadi sama Feri untuk datang ke rumah kamu untuk menjenguk Feri di sana, namanya juga orang tua nak jadi kangen sama Feri juga, mana Feri lusa harus masuk kantor juga kan dia baru mau Bapak ajarin juga caranya mengelola perusahaan Seperti apa," ujar Bapak mertuanya itu kepada Sinta."Iya Pak berarti Bapak ada di jalan dan mau ke sini ya Pak? ini tadi Sinta juga sudah memasak banyak Pak Jadi bagaimana nanti kalau Bapak makanya di sini saja, jadi tidak perlu repot-repot Bapak membeli makanan di luar dan makan sendirian di luar, jadi Bapak bersama Sinta dan keluarga dan juga
Akhirnya Sinta dan Ibunya pun bergegas pergi ke dapur untuk menyiapkan makan siang untuk Bapak mertuanya yang sedang berada di jalan."Kelihatannya kamu sangat dekat ya sudah sama Bapak mertua kamu tadi Ibu tidak sengaja dengar kamu bicara dengan Bapak mertua kamu dan respon dari Bapak mertua kamu sangat baik dan sopan apalagi tutur katanya dengan lembut seperti itu senang deh dengarnya," ucap Ibunya itu kepada Sinta."Iya Bu, ya memang seperti itulah Bapak mertua aku juga orangnya baik sama seperti Mas Feri, ayp ah Bu kita siapkan karena Bapak mertuaku sudah dekat mungkin beliau juga lapar," ujar Sinta kepada Ibunya.Setelah selesai menyiapkan makanan beberapa menit kemudian Pak Heri datang dengan membawa mobil mewahnya.Tin tin tinSuara klakson mobil mewah dari Pak Heri yang terparkir di depan rumah Sinta."Wah itu Bapak kayaknya sudah datang Alhamdulillah," ujar Feri."Iya tuh mana bawa mobil mewahnya lagi ya ampun memang ya orang kaya mah serba apa saja bisa dibawa ke desa sepert
Sinta pun mengambil piring untuk menyiapkan makanan untuk suaminya itu dan mengambilkan nasi di piring suaminya dia melayani suaminyadengan tulus dan ketika itu Feri memperhatikan Sinta ketika mengambilkan piring untuknya."Ngapain sih ini orang! dia yang mulai tadi ingin diambilkan piring dan aku harus melayani nya sekarang aku melayani nya malah dilihatin seperti itu memang ini orang benar-benar tidak jelas," Batin Sinta."Sudah Sayang tidak usah banyak-banyak aku pengennya disuapin sama kamu kan di sini lagi ada Bapak dan Ibu jadi aku pengen dimanja gitu di depan mereka sama kamu, kan kita baru saja menikah jadi harus selalu romantis berdua ya kan Pak Bu," ujar Feriu kepada Sinta.Sinta pun kaget ketika mendengar perkataan Feri seperti itu."Ya Tuhan kenapa lagi laki-laki ini apalagi yang dia mau kenapa harus cari-cari perhatian di depan kedua orang tuaku sih parah-parah," batin Sinta."Sinta kok bengong cepat disuap suami kamu kan dia yang memintanya mulia loh istri melayani suam
Ketika awal menikah Feri pun mengeluarkan semua sifat aslinya yaitu seseorang yang sangat cuek kepada istrinya ya ampun."Mas aku kan cuman berbicara kepadamu, tapi kamu jawabannya seperti orang yang sangat tidak mau berbicara kepada istrinya," kata Sinta kepada Feri."Sudahlah kamu tidak perlu memberi suasana tidak nyaman, apapun yang kamu lakukan tinggal lakukan saja, untuk aku yang cuek ya ini karakter aku," ucap Feri.Sinta pun membereskan semua baju-baju Feri dan juga baju-baju Sinta karena mereka berniat untuk pindah rumah dan Sinta akan tinggal bersama Feri di rumah barunya.Setelah semuanya selesai dirapikan Sinta dan Feri pun berpamitan kepada kedua orangtuanya untuk pergi ke rumah barunya itu."Ini semua sudah aku rapikan mas sekarang kita pamit kepada kedua orang tua aku dan kamu harus bicara baik-baik agar meyakinkan kedua orang tuaku, bahwa aku akan baik-baik saja ketika tinggal satu rumah denganmu," ujar Sinta kepada Feri."Iya aku tahu semua itu kok, tanpa kamu bicara j
"Mas Feri dari tadi ke mana kok belum muncul juga?" tanya Sinta."Mungkin sedang keluar sebentar, sedikit lagi juga pasti pulang kok mbak Sinta," ujar asisten rumah tangga itu."Aneh banget kenapa sih dia bersikap seperti itu aku adalah istrinya tapi dia sangat cuek seperti itu ada apa sih kamu mas," batin Sinta."Tenang saja mbak nanti juga bakalan datang kok mas Feri nya karena memang biasanya juga seperti itu sebelum menikah dengan mbak pun dia juga cuek seperti itu,l ucap Sari kepada Sinta."Ya sudah sekarang tunjukkan kamar aku dimana, aku mau istirahat aku capek," ujar Sinta.Akhirnya Sari Pun mengajak Sinta untuk pergi ke kamarnya dan untuk beristirahat."Terima kasih ya Sari sudah mengantarkan aku di kamar ini kamu boleh keluar, aku mau istirahat dulu," ucap Sinta kepada asisten rumah tangganya itu.Akhirnya Sari Pun mengganti pakaiannya dan juga membersihkan badannya, tak terasa hari mulai gelap dan Sinta merasa sangat lelah karena perjalanannya dari rumahnya ke rumah baru Fe
"Iya Bu Ibu tenang saja aku tidak akan melakukan hal yang aneh-aneh kok aku hanya membahas tentang pekerjaan saja tidak lebih dari itu aku juga tidak mau membuat Ibu malu dengan kelakuanku," ujar Feri kepada Ibunya itu."Ya sudah kalau begitu Ibu percaya sama kamu nak mau istirahat dulu ya kalau begitu Ibu tinggal dulu," ujar Ibu Tina kepada anaknya itu.Akhirnya Ibu Tina pun pergi ke kamarnya untuk beristirahat dan Lita pun merasa sangat bahagia ketika ditinggal berdua dengan Feri."Aku maunya gini mas mau berduaan dengan kamu aku tidak mau ada yang mengganggu aku juga sangat rindu kepadamu mas, kita selalu tidak bisa bersama-sama karena ada istri kamu dan Ibu kamu," ujar Lita kepada mantan kekasihnya itu."Kamu berbicara jangan terlalu keras nanti ketika kamu didengar dengan Ibu aku kan tidak enak juga ya kan," ujar Feri kepada Lita."Ya mas aku akan menjaga bicara aku hihihi," ujar Lita kepada Feri."Ya iya lah sekarang kan kita tinggal di sini dan kamu juga usahakan tidak pindah d
"Iya mbak aku selalu sabar kok kalau masalah itu aku juga bekerja di sini untuk menyambung hidup keluargaku, aku sangat menyayangi Bapak aku mbak aku tidak mau kehilangan dia juga aku cukup kehilangan Ibu aku yang sudah dipanggil oleh Allah tapi aku sekarang hanya bisa berdoa dan berusaha untuk biayain Bapak aku, mbak," ujar Sari kepada Sinta."Aku selalu mendoakanmu kalau memang kamu mempunyai sifat yang baik dan niat yang baik aku kenal kamu saja barusan tapi aku selalu menganggap kamu adalah bagian dari keluarga ini juga kamu orang yang sangat baik," ujar Sinta kepada Sari."Terima kasih banyak ya mbak aku juga dulu di sini tidak ada temannya mbak mau cerita-cerita hanya sama Ibu Tina kalau ibu Tina ke sini sekarang sudah ada mbak Sinta, jadi aku lebih leluasa bercerita tentang apa masalah aku jadi aku tidak memendam semuanya sendiri," ujar Sari kepada Sinta."Kalau kamu berbicara tentang orang tua seperti ini aku hanya bisa diam karena memang ketika aku mendengarkan seseorang yang
"Ya mbak aku juga tidak tahu kenapa dia sampai berbicara kasar seperti itu kepada aku padahal aku sama sekali tidak mempunyai masalah dengannya, tapi kenapa ya mbak dia kok seperti itu kepadaku," ujar Sari kepada Sinta."Ya aku juga tidak tahu sedangkan aku saja baru tahu kalau dia itu mantan kekasih suami aku dan kamu kan yang sering bilang sama aku siapa tentang Lita, jadi aku tidak tahu kalau dia sampai kasar seperti itu bicara sama kamu," ujar Sinta."Ya mbak bicaranya itu bikin sakit hati mbak karena memang aku tahu kok kalau aku ini hanya seorang pembantu tapi setidaknya jangan berbicara seperti itulah aku juga mempunyai hati ya kan mbak," ujar Sari kepada Sinta."Kamu jangan berkecil hati siapapun yang berbicara jelek kepadamu tuh buang jauh-jauh kalau memang dia tidak suka kepadamu, ya sudah toh, sebenarnya kamu ke dunia ini bukan hanya untuk dia terkesan kamu kan berjalan dengan sendiri tidak menyuruh dia untuk memegang kamu ya kan," ujar Sunta kepada Sari."Aku hanya takut m
"Masa sih membicarakan pekerjaan sambil ketawa-ketawa begitu," ujar Sinta kepada Lita dan juga Feri."Iya mbak tadi ini kita berbicara tentang pekerjaan karena ini kan hari libur dan membicarakan pekerjaan untuk besok kalau sudah masuk kantor lagi," ujar Lita kepada Sinta."Oh seperti itu ya saranku sih kalau liburan begini tidak usah memikirkan pekerjaan dulu harus memikirkan waktu bersama-sama dengan istri dan juga keluarga gitu, soal pekerjaan sih menurut aku tidak perlu dibahas dulu soalnya ini kan waktu untuk bersama-sama dan keluarga iya kan mas," ujar Sinta kepada Feri."Iya sayang kamu bener banget jadi nanti kita akan bersenang-senang dulu ya dengan keluarga dan juga melupakan sejenak tentang pekerjaan," ujar Feri kepada istrinya itu."Ya begitulah harusnya pikirannya mas soalnya kalau selalu saja memikirkan tentang pekerjaan nanti otaknya tidak bisa berkembang dan juga kita kan harus mempunyai waktu untuk merefresh otak," ujar Sinta kepada Feri."Benar kata kamu ya sudah sin
"Kamu harus banyak-banyak olahraga mas kalau di saat libur bekerja seperti ini, jadi kamu selalu bugar dan juga selalu mempunyai kesempatan untuk berdua dengan aku," ucap Sinta kepada Feri."Ya maunya juga seperti itu Sinta aku juga ingin nya olahraga terus kalau olahraga kan kita jadi bugar dan juga sehat ya kan," ujar Feri kepada Sinta."Iya aku juga selalu memikirkan kesehatan kamu juga mas sedangkan kemarin itu waktu kamu lembur sampai kamu kecapean itu aku selalu memikirkanmu aku takut kesehatan kamu terganggu," ujar Sinta kepada suaminya itu."Oh iya kamu tadi sebelum olahraga mandi atau tidak?" tanya Feri kepada Sinta."Ya tidaklah mas, nanti kan kalau sudah habis olahraga baru kita mandikan ya rasanya enak mas, tapi kalau belum olahraga terus kita mandi masa iya kita mandi dua kali," ujar Sinta kepada suaminya itu."Ya ampun Sinta pantas saja kamu belum mandi ternyata dari tadi aku mencari apa bau yang sangat menyengat ternyata kamu belum mandi hahaha," ujar Feri kepada Sinta
Akhirnya Sari pun dapat bergabung dengan keluarga Feri yang sedang makan bersama.Sari melihat adanya Lita pun kaget mengapa Lita sekarang ada di rumah Feri, Sari hanya terdiam ketika melihat Lita sedang berada di dekatnya dan ikut makan bersama keluarga dari Feri."Ini maksudnya apa ya? kok tiba-tiba perempuan ini datang lagi ke sini kenapa dia datang lagi ke kehidupan mas Feri ya," batin Sari.Tiba-tiba Lita pun melirik ke arah Sari seakan-akan dia mengatakan bahwa dia adalah orang yang sangat licik.Tetapi ketika Lita melirik kearah Sari, sari pun tidak menghiraukannya karena Sari tahu apa maksud dan tujuan perempuan itu datang ke keluarga Feri."Aku tahu dia datang ke sini hanya untuk menjadi perebut suami orang lihat saja nanti," batin Sari.Keesokan harinya Sari sedang membersihkan ruangan tamu, tetapi ketika Sari membersihkan ruang tamu itu tiba-tiba Lita datang menghampiri Sari."Yang bersih ya pembantu!" ucap Lita kepada Sari."Maksud kamu apa mbak ya, iya aku tahu kok di sin
"Iya Bu Feri minta maaf ya Bu atas kejadian tadi malam, Feri itu sangat capek kelelahan Ibu bisa tanya kok dengan Sinta tadi malam juga aku langsung istirahat kok Bu karena kecapean ya kan sayang," ucap Feri kepada Sinta."Iya Bu tadi malam mas Feri sangat kecapean jadi dia tidak bisa juga makan mungkin yang makan hanya Lita, iya kan Lita," ucap Sinta kepada Lita."Iya mbak tadi malam aku makan jadi dari kemarin belum ada yang makan?" tanya Lita."Ya tidak ada lah sebenarnya aku mau makan khusus keluarga saja tapi ada kamu di rumah ini jadi malas mau makan bersama kamu!" celoteh Ibu mertua dari Sinta."Tidak boleh loh ngomong seperti itu Bu, Sinta juga masak dengan ikhlas kok nanti kita belajar masak lagi ya Bu jika Mas Feri sudah mau berangkat ke kantor," ucap Sinta."Iya aku sudah mau berangkat ke kantor ini kamu hati-hati ya jaga Ibu juga oh iya tadi sore sudah menelpon aku, katanya dia sedikit lagi sudah mau sampai di rumah dia kembali ke rumah sini," ujar Feri kepada Sinta."Alha
"Kenapa kamu berdiam diri seperti itu mas, kamu tidak bisa menjawab perkataanku ya? atau memang kamu masih menginginkan hidup bersama Lita?" ucap Sinta dengan lembut kepada suaminya itu.Tetapi Feri sama sekali tidak memberikan jawaban atas pertanyaan dari istrinya dia lebih memilih diam dan mendengarkan apa yang dikatakan oleh istrinya itu."Mas aku bertanya kepadamu tolonglah kamu jawab mas, aku butuh jawaban ini aku dulu memang membantah dengan kedua orang tuaku dan aku lebih memilih untuk belum bisa menikah dengan kamu tapi kedua orang tuaku memaksaku untuk menikah dengan kamu tidak ada dasar cinta sedikitpun," ujar Sinta kepada suaminya itu."Kenapa kamu membahas itu lagi apakah kamu tidak bisa menerima aku sebagai suamimu?" tanya Feri kepada Sinta."Aku tidak mengatakan hal yang seperti itu mas karena aku tahu Allah sangat membenci yang namanya perceraian jadi aku tidak pernah yang namanya menyesal menikah dengan kamu ataupun kenal dengan kamu!" ucap Sinta kepada Feri."terus ke
"Sadar kamu mas kamu bicara kasar begitu seperti aku bukan siapa-siapa kamu ingat mas sadar! aku ini istri kamu! kamu harus bersikap lembut kepadaku, kamu jangan seperti itulah!" tegas Sinta kepada suaminya itu.Sinta tidak bisa mengontrol emosinya ketika melihat Feri bertingkah tidak wajar di depan orang tuanya dan juga istrinya.Sinta merasa ada yang aneh dengan Feri."Kenapa kamu mau marah juga seperti Ibu marah saja aku tidak apa-apa kok kalau memang semuanya mau marah kepadaku aku juga boleh dong untuk melakukan apa yang aku inginkan," ujar Feri kepada Sinta."Terserah kamu mas kamu mau bicara apa saja aku sudah tidak mengerti dengan bagaimana cara berpikir kamu aku hanya menyampaikan apa yang harus aku sampaikan sebagai istri," ujar Sinta kepada Feri."Kamu sebenarnya harus dengan suami menjadi istri yang baik itu adalah istri yang sholehah dan menurut dengan suami tidak membantah kepada suami seperti ini itu namanya kamu durhaka kepada suami," ujar Feri."Bisanya kamu bicara se