Share

Arogan

21.Di balik kematian adikku yang idiot

Arogan

Kakiku berlari menyusur koridor rumah sakit milik pemerintah ini. Bapak Mas Beni masih dirawat di UGD. Aku harus segera ke sana, kasihan Mas Beni.

Tapi, eitts! Seperti mobil yang mengerem mendadak, kaki ini berhenti berlari seketika. Bagaimana kalau ada ibunya Mas Beni di sana? Pasti beliau tidak berkenan dengan kedatanganku. Duduk di bangku yang ada di sekitar sini, aku berpikir mencari jalan bagaimana bisa bertemu Mas Beni. Huh! Gini nih susahnya cinta tak direstui hehehe, kapan jadiannya?

Kuambil ponsel dari tas dan menimangnya sebentar. Gini aja, aku WA Mas Beni, enaknya gimana.

[Mas, aku di taman rumah sakit] tulisku. Belum dibaca, masih centang dua abu-abu. Tunggu sebentar mungkin.

Ting!

Bunyi pesan masuk dan langsung kubaca.

[Langsung ke sini aja] balas Mas Beni. Hmm gimana ya, aku nggak berani ....

[Ada ibumu?]

[Ada]

[Aku nggak berani ke situ, kamu ke sini aja] balasku kemudian.

[Ok, tunggu]

Hehehe aku tertawa kecil. Mas Beni
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status