Share

Penculikan

22.Di balik kematian adikku yang idiot

Penculikan

Kembali bekerja membuatku bersemangat, artinya ada kegiatan dalam keseharianku. Bangun pagi, bersihin rumah sebentar, bikin sarapan untuk diri sendiri, dan berangkat kerja.

Terkadang bareng Mas Beni, terkadang jalan kaki dulu sampai tugu desa lalu nyegat angkot.

Dua bulan sudah Aida meninggal, kehidupan di desa mulai berjalan normal. Mereka sudah mulai berani menyapaku, bahkan membeli sisa-sisa dagangan daster yang ada di rumah. Anak buah Pak Karto terkadang masih terlihat memantau rumahku tapi, aku tidak peduli.

Mengiklaskan ternyata membuat perasaanku legowo. Aku hanya berpikir yang baik-baik saja untuk Aida. Adikku sudah bersama bapak dan ibu, aku tidak perlu khawatir. Masalah keadilan yang tidak pernah kudapatkan untuk Aida, biar lah kupasrahkan kepada Allah. Semua perbuatan entah itu baik atau buruk akan ada balasannya, aku percaya Tuhan Maha adil.

Pun untuk Pak Karto, Iwan dan sekutunya, Allah akan tetap bekerja dengan kuasa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status