Susi Sahabat Karib✧✧✧"Kamu yakin akan berikan Nanda kesempatan jika dia bisa kurus??"Danu menatap Claudia, "kenapa? Apakah kamu cemas??""Tentu, bagaimana jika dalam waktu 6-bulan dia bisa langsing, dan kamu bakalan kepincut lagi dengan dia.""Gak akan, aku gak akan percaya jika Nanda akan bisa kurus lagi, kamu lihat saja, badannya sudah seperti gajah beranak, bengkak begitu mana mungkin dia akan secepat itu kurus, sudahlah kamu tidak usah khawatirkan soal itu, kita lihat saja nanti, pasti dia akan kalah dan aku akan secepatnya menceraikan Nanda dan menikah dengan-mu," ucap Danu dengan memegang dagu Claudia."Aku harap begitu," sahut Claudia.✷✷✷Di sisi lain, Nanda Amanda sedang duduk diam di dalam kamar setelah berdebat dengan suaminya di depan rumah, sesaatpun akhirnya Nanda memikirkan sesuatu dan ia segera mengemasi barang barangnya lalu memasukkannya ke dalam koper miliknya."Aku harus segera pergi, dan aku akan buktikan ke mereka semua bahwa aku bisa buktikan ke mereka semu
Sebuah Status WhatsApp✧✧✧✧Sejak saat itu, sejak Nanda keluar dari dalam rumah, ia tinggal di rumah Susi dan setiap pagi pagi sekali ia selalu lari pagi, dan sorenya ia joging, siangnya ia senam bahkan diet ketat mengatur pola makan.Namun lima hari ia tinggal di rumah Susi ia mendapatkan pekerjaan, di rumah orang kaya raya, setelah ia mencari pekerjaan pada dua hari pertama tinggal di rumah Susi."Sus, aku mulai besok sudah mulai bekerja, aku akan bantu prekonomian kamu selama aku di sini," ucapku dengan mentap sahabatku itu, aku menepuk tangannya."Nanda, kamu mau kerja apa? Bukankah kamu datang ke sini itu untuk menenangkan pikiran kamu? Lantas kenapa kamu malah bekerja?""Susi, aku di sini makan dan minum, merepotkan kamu, jika aku tidak bekerja lantas makan dan minumnya siapa yang akan menanggung jika aku tidak bekerja.""Nanda, aku tidak pernah merasa di repotkan, suamiku juga begitu, jika kamu ingin fokus diet kamu, kamu lakukan saja, jangan malah mikir yang lainnya, kamu har
Aku pun mendekatinya dengan perlahan lahan menghampiri."Duduk," titahnya padaku."Baik Bu," jawab ku dengan menatapnya sesaat lalu mengangguk."Nama kamu siapa mba?""Nanda, Bu," jawabku dengan tersenyum ramah."Begini mba Nanda, memang benar ibu sedang mencari asisten rumah tangga, tapi, ibu mencari orang yang bisa memasak, jika urusan menyapu, ngepel lantai serta menyiram tanaman ibu sudah memiliki orang yang menangani itu semua, apakah Mba Nanda sanggup?""Insyaallah saya sanggup, Bu." Jawabku dengan yakin."Baik, kalau begitu kapan mba Nanda bisa bekerja di rumah saya?""Sekarang juga tidak apa apa Bu, jika ibu mengizinkan.""Boleh sekali mba Nanda, ibu kebetulan ingin sekali sarapan, mba boleh membuatkan untuk sarapan di rumah ini.""Menu makanan apa yang harus saya buat, Bu?""Apa saja, mba boleh membuatnya, mari ibu tunjukkan dapur di mana mba Nanda akan membuatkan sarapan untuk kamu semua," ucapnya dengan ramah serta lembut padaku.Saat sampai di depan dapur, aku kembali mena
Setelah aku bercerita semuanya pada majikanku yang bernama Bu Melisa, ia pun mengerti akan hal di mana aku harus bekerja demi menyambung hidupku saat jauh dari suami."Jadi begitu ceritanya."Aku mengangguk memberi jawaban yang singkat."Lantas apa yang akan kamu perbuat dengan suami dan juga selingkuhannya itu?""Yang jelas Bu, saya akan berusaha menurunkan berat badan saya seperti dulu lagi. Tapi saya tidak tahu diet apa yang manjur untuk menghilangkan tubuh yang membengkak ini, sepertiny benar yang di katakan suami saya, tubuh saya ini bukan lagi di bilang tubuh manusia melainkan tubuh gajah.""Hust. Tidak ada yang seperti itu, kamu akan segera kurus asal diet yang ketat dan pola makan yang sehat serta olah raga yang teratur, ibu pastikan kamu akan cepat menurunkan berat badanmu nantinya, memangnya secantik apa sih selingkuhannya itu, sampai sampai suami kamu tergait olehnya?""Tunggu sebentar Bu," aku pun meraih ponselku lalu ku tunjukkan sisa pembaruan status mas Danu semalam dan
"Sus kamu tahu tidak?" "Tahu apa?" jawab Susi karena bingung."Aku bekerja di rumah keluarga direktur suamiku."Deg!!"Yang bener kamu Nanda?""Iya, tadi aku tanya sama pemilik rumah yang aku kerja, dan katanya itu tuan Agam Aldari, pemilik perusahaan di tempat suamiku bekerja sus.""Dunia ini benar benar sempit ya Nanda.""Sepertinya begitu, aku sendiri bingung ini, gak tahu harus bagaimana?""Kenapa?""Aku takut sus, aku takut mas Danu tahu aku bekerja di rumah neneknya tuan Agam dan dia meminta tuan Agam untuk memecatku dan berbicara buruk tentangku, bagaimana?""Tidak akan, bukankah kamu sudah bercerita sebelumnya?""Sudah sus, tapi gak mungkin kalau tuan Agam percaya atas ceritaku nantinya.""Kita lihat saja nanti, yang jelas kamu jangan panik, kamu harus tetap tenang bagaimana pun harus tetap tenang jangan sampai panik.""Yang terpenting kamu harus kurus dan langsing itu yang penting, dalam waktu enam bulan jika perlu jangan sampai tunggu waktu enam bulan kamu harus secepatnya
Jatuh hati✧✧✧✧Saat aku puas memaki mas Danu, aku pun pergi dari sana, pada awalnya aku hanya memanasi mas Danu dan berbohong padanya jika aku akan menikah dengan Tuan Agam Aldari.Namun saat di dalam mobil, tuan Agam Aldari tiba tiba saja berkata yang tak seharusnya aku dapati darinya."Aku jatuh hati padamu sejak awal bertemu, tak perduli siapa kamu, bagaimana bentuk tubuhmu, dari mana asalmu aku tak peduli itu."Kata kata itu yang saat ini sedang Aku pertimbangan untuk memberikannya jawaban.Ternyata selama ini dirinya begitu memperhatikan aku bukan karena kasihan atau prihatin terhadap ku, melainkan ada rasa di balik itu semua.Aku tak habis pikir, mengapa lelaki setampan dirinya, dan serajir dirinya bisa jatuh hati padaku hanya seorang wanita berbadan gemuk, bahkan berstatus istri orang lain.Aku benar benar bingung harus memberinya jawaban apa?Namun tampaknya aku harus menerimanya agar mas Danu tahu, tidak semua laki laki mencintai wanita hanya karena bentuk tubuhnya saja.Hin
"Ambil ini untuk beli susu anakmu!" Mertuaku menghempaskan uang diranjang tempat tidurku. Mataku membulat sempurna menantap uang itu."Kenapa masih kamu pelototi itu uang!! Kamu nggak mau???"Seketika aku terkejut dan mengedipkan mata dengan menunduk.Dengan perlahan aku meraih uang yang telah berada diranjang tempat tidurku."Ambil!!!" Bentak ibu mertua."I-iya Bu," jawabku lalu mengambil uang yang telah ia berikan kepadaku berjumlah lima belas ribu. Aku memandangi uang itu dengan masih duduk menyusui Shifa yang baru saja aku lahirkan.Tak lama saat mertuaku keluar dari dalam kamar saat memberikan uang, mas Danang masuk kedalam kamar untuk mengambil baju kerjanya."M-mas," ucapku dengan masih menggenggam uang yang ada di tanganku."Ada apa?" Menoleh kearahku saat mas Danang mau mengambil baju didalam lemari."Mas, ibumu memberiku uang, tapi_" ucapku belum saja terselesaikan namun tiba-tiba saja."Kenapa? Ada yang salah!!" Bentak ibu mertua saat mendengar komplain dariku. Mas Danang m
"Mas, aku mau beli vitamin dan Susu ibu hamil boleh tidak? Soalnya sejak usia kehamilan aku dari kandungan pertama, kamu tak memberiku uang, untuk membeli susu dan vitamin hamil, Mas.""Apa, aku boleh meminta uang untuk membelinya," sambungku meminta kepada Mas Danang."Apa Hana!! Susu, sama vitamin hamil!" Kata ibu mertua yang tiba-tiba saja muncul saat mendengar permintaanku kepada Mas Danang.Aku menantap kearah Ibu yang menghampiriku dengan raut wajah tak enak bila dipandang."Hana! Kamu itu hamil banyak sekali maunya. Jangan-jangan, ini akal-akalan kamu saja, agar uang Danang itu habis untuk foya-foya kamu, dan kamu mengatas namakan calon anakmu ini, untuk tumbalnya. Begitu!!" Ujar Ibu mertua.Aku mengelus dadaku dan menarik nafas panjang, saat mendengar ucapan dari Ibu mertuaku. Memang sejak awal menikah ibu mertua selalu ketus padaku, hingga aku hamil-pun, sifatnya yang ketus itu tak juga kunjung hilang."Astaghfirullah Bu. Saya tidak begitu, Hana hanya berkata terus terang. La