Share

Menyelamatkan Janus

Penulis: Sugianti Bisri
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-05 11:47:01

“Bagaimana operasinya?" Janus  menghentikan langkah Caelum yang buru-buru ke ruangannya.

Caelum langsung memberikan selembar surat  yang berisi resep vitamin. "Katanya, dia lagi datang bulan. Jadi minta dijadwalkan ulang sama dokter Sky "

"Datang bulan?"  Mendengar jawaban asistennya itu,  Janus tersenyum manis.

Dia sedikit lega. Ternyata apa yang dikatakan Fey tadi malam itu memang  guyonannya belaka,  adalah suatu candaan  dia untuk menahan Janus agar tetap bersamanya. Dia tidak menyangka kenapa Fey begitu naif. Sikap Janus selama ini seharusnya bisa membuat sadar kalau mereka bersama karena satu kebutuhan.

Untuk memenuhi kebutuhan mereka yang sudah sama-sama dewasa. Tidak lebih dari itu.  Meskipun Fey menjadi istrinya, namun  wanita yang menjadi tujuan hidupnya hanya Hawke seorang. Jadi tidak terbayangkan oleh Janus jika Fey  benar-benar hamil dan mereka memiliki anak.  Bagaimana mereka menjelaskan pada Hawke? Juga pada keluarga?

Selama ini, yang diketahui oleh keluarga Janus, mereka tetap menjadi saudara yang saling membantu satu sama lain.

Papa dan Mama Janus  tahu  betul jika anaknya tidak pernah serius dalam mengikuti pelajaran di sekolah, Fey yang selama ini membantu Janus menangani tugas-tugasnya. Fey sudah menjadi malaikat dalam keluarga itu. Berkat bantuan Fey, Januar dan istirinya tidak harus bolak-balik ke sekolah karena panggilan guru BP atau wali kelasnya Janus gara-gara anak itu tidak pernah mengerjakan tugasnya di sekolah. Itu terjadi saat Fey belum datang ke  rumah mereka.

 Sejak itu, Jasfer langsung mengatur posisi.  Fey selalu dibuat  satu kelas dengan Janus dan mereka duduk bareng agar Janus bisa menyelesaikan sekolah secara wajar.

Saat di SMA, Janus makin menjadi. Dia membuat Fey seperti babunya. Tidak di rumah, tidak di sekolah. Fey yang menyelesaikan semua pekerjaan sekolah sementara Janus sibuk pacaran dengan Hawke. Kadang, tanpa memikirkan perasaan Fey, Janus  minta agar Fey juga membantu pekerjaan  sekolah Hawke. Awalnya memang Janus yang minta tapi Hawke keenakan dan lama-kelamaan jadi kewajiban.

Begitu juga saat kuliah. Janus menyakinkan Fey kalau dia harus ambil jurusan yang sama dengannya.

Karena Fey anak yang baik dan patuh, dia tidak merasa keberatan atas permintaan Janus yang begitu banyak dan kadang menyulitkan dirinya. Fey yang punya perasaan lain dengan Janus hanya bisa memendam sakit hatinya. Dia menghibur dirinya sendiri dengan alibi, Janus adalah saudara sepupunya dan tidak mungkin diantara mereka ada hubungan yang spesial.

Tapi Ketika selesai SMA dan  Hawke tiba-tiba  menghilang. Janus sangat terpukul. Dia mencari Hawke sampai ke ujung dunia namun jejaknya tidak ditemukan.  Hawke dan keluarganya pindah rumah setelah bisnis Papanya Hawke dalam masalah dan akhirnya dibekukan oleh pemerintah.

"Kau sudah buat janji ulang?" selidik Janus.

"Belum, Bos. Saya kan harus minta pertimbangan Bos dulu,"

"Tidak usah. Karena Fey sedang datang bulan, jadi bukan masalah yang serius. Lupakan,"

Kini gantian Caelum yang linglung. Dia benar-benar tidak tahu apa makna ucapan bos mudanya itu. "Baiklah. Jadi saya transfer biaya konsultasi hari ini, ya Bos!"

"Iya, lebihkan sedikit dari tarif dokter Sky biar dia senang,"

"Baik, Bos!"

Caelum keluar dari ruangannya. Janus tidak bisa menahan kegembiraan. Senyumnya lebih lebar dari sebelumnya. "Sekarang sudah makin jelas. Sudah tidak ada yang menghalangi aku dan Hawke untuk bersatu," seru Janus dalam hati, dengan begitu yakinnya.

Janus langsung mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja kerjanya dan langsung menghubungi wanita yang sangat dia rindukan itu.

Beberapa kali panggilan, belum ada jawaban.

Senyum Janus kembali hilang.

Dia yang telpon minta di jemput. Tapi dia tidak ada di bandara sampai matahari sudah terang dan tidak memberi kabar juga.

"Kemana perginya?"

Tiba-tiba rasa takut menghantui Janus. Dia takut terjadi sesuatu lagi pada Hawke dan menyebabkan dia tidak bisa bertemu untuk selamanya.

"Kemana, sih?"

Janus mulai tidak sabar.

Dia akhirnya kembali menelpon tapi bukan ke kontak Hawke. Dia minta Caelum datang ke ruangannya lagi karena Janus butuh bantuannya.

"Ada apa, Bos?" tanya Janus begitu sudah di depan mejanya  Janus.

"Cari tahu di mana lokasi kontak ini. Cepat!

"Baik!"

*****

Fey belum bisa mempercayai apa yang dia lihat dan didengarnya. Meskipun sudah mendapatkan tas-nya kembali, dia tetap menunggu di kantin untuk menyelidiki Hawke lebih lanjut.

Baru ketika mendengar langkah tergesa-gesa dari arah ruang dokter Sky, dia berbalik. Menyembunyikan wajahnya ke tembok.

Dia terus mengikuti Hawke dengan jarak yang cukup aman, termasuk ketika wanita itu masuk ke mobil.  Beberapa saat Fey menunggu, tapi mobil yang diparkir di pojokan itu tak kunjung pergi.

Samar-samar dia melihat sepertinya Hawke sangat sibuk di jok belakang. Fey tidak bisa memastikan apa yang dilakukannya karena hanya melihat gerakannya yang samar.

Hingga beberapa detik kemudian, Hawke keluar dengan dandanan yang berbeda, Fey baru sadar. Hawke yang dia lihat beberapa menit yang lalu di klinik, sedang dalam penyamaran.

“Apa yang dia rencanakan dengan semua ini?” tanya Fey bingung tapi dia tidak tahu harus bertanya pada siapa.

Karena dia punya pikiran kalau semuanya ini ada hubungannya dengan Janus, dia mengikuti kemana perginya mobil yang dikemudiakan Hawke. Dia terpaksa membayar taxi yang dicegatnya di depan klinik untuk membuntuti mobil itu.

“Apa dia mau ke kantor Janus?” tanya Fey kemudian ketika mobil yang ada di depannya itu mengambil arah ke kantor suaminya.

Semua kebingungannya segera terjawab ketika mobil Hawke masuk ke gedung yang menjadi kantor suaminya.

“Ya Allah, dia benar-benar menemui Janus,”

“Apa yang harus aku lakukan?”

Fey sudah dibuat marah dan cemburu oleh Janus karena laki-laki yang sangat dicintainya, yang sudah menjadi suaminya selama hampir tiga tahun itu, ternyata masih memikirkan cinta pertamanya. Bahkan terang-terangan akan menceraikannya demi bisa bersama wanita ini.

Yang membuat Fey lebih sedih, apa yang dia dengar di klinik tadi, bukan sebuah kebohongan pastinya. Selama menghilang, ternyata Hawke ada dalam penjara. Dia juga memeriksakan organ vitalnya dan belum tahu apa yang sebenarnya terjadi.

“Bagaimana jika dia benar-benar kena penyakit kelamin?” Fey sampai bergidik.

Membayangkan Janus akan tertular  dan masa depannya akan hancur, Fey tidak sanggup. Bagaimana pun juga, Janus orang yang sangat dia cintai meskipun dia tahu, tidak ada tempat baginya di hati Janus.

Tapi Fey juga memikirkan bagaimana kedua orang tua Janus dan juga neneknya jika ternyata Janus akhirnya tertular penyakin yang menjijikkan.

“Ini tidak boleh terjadi. Harapan keluarga Juviter ada ditangannya. Kalau Janus tertular dan akhirnya meninggal, keturunan keluarga akan berakhir di sini.”

Dengan tekad ingin melindungi orang yang begitu disayanginya, Fey memberaikan diri untuk datang ke tempat kerjanya Janus.

“Pak, kita masuk ke gedung JnF, ya. Pelan-pelan saja. Jaga jarak dengan mobil di depan,” ucap Fey pada sopir taxi itu.

“Baik, Mbak,”

Beberapa saat kemudian.

“Fey!”

Caelum yang  baru keluar dari lift terkaget melihat Fey ada di depan pintu.

“Kau di sini?” tanyanya bingung, dia sampai lupa untuk berbasa basi pada adik sepupu  bosnya itu.

“Aku cuma mau mampir, sudah lama tidak ke sini. Apa ada yang aneh?” tanya Fey berusaha untuk tenang menghadapi ekpresi Caelum yang seperti melihat maling, ketika melihatnya.

“Tidak, sih. Tapi Pak Janus lagi ada tamu penting,” sahutnya gugup, di sampi menunjuk ke atas saking groginya.

Bab terkait

  • Di Kejar Mantan Suami Arogan   Hawke Yang Menjadi Pujaan

    “Uke,”Janus langsung berdiri dari tempat duduknya manakala pintu ruang kerjanya terbuka dan melihat gadis yang sedang ditunggunya itu berdiri di depan pintu, tengah menatapnya dengan haru.“Kau… kemana saja, Kau? Kau minta aku menjempumu ke bandara tapi, apa?” serunya lagi dengan ekpresinya yang bingung. Bagaimana tidak, Janus melihat Hawke masuk ke ruangannya, tepat saat dia minta bantuan asistennya untuk mencari keberadaannya.“Aku nungguin kamu udah kayak orang bego ajah. Kau matikan telpon, kau juga tidak membuka pesan yang aku kirim. Apa-apaan sih?” ocehnya lagi. Dia bukan meluapkan kerinduannya yang tersimpan selama tiga tahun ini tapi malah mengungkapkan kekhawatirannya pada Hawke sampai-sampai dia lupa bagaimana harus bersikap layaknya pasangan yang sudah lama tidak bertemu.Hawke menghampiri meja Janus dan berdiri di depan pria yang dia tahu sangat tergila-gila padanya sejak mereka masih di SMA itu. “Nomel aja. Emangnya ga kangen?” katanya sambil menggeser tubuhnya lebih d

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • Di Kejar Mantan Suami Arogan   Menganggu Saja

    “Fey!” Hawke tanpa ragu langsung memeluknya begitu teman sekolahnya itu masuk ke ruangan Janus.“Apa kabar, aku kira setelah sekian lama tidak bertemu, kau banyak perubahan. Ternyata aku salah, kau masih cantik dan …,” dia langsung melepas pelukannya dan menilai Fey yang masih kebingungan karena ekpresi Hawke yang terlalu berlebihan itu.“Kau masih ….,”“Masih apa?” tanya Fey tidak ramah karena dia kesal, menurutnya Hawke sengaja mengantung kata-katanya agar Janus dan asistennya itu bisa menilai sendiri. Bagimana penampilan Fey yang sangat sederhana itu.“Masih membuat aku kagum. Penampilanmu tidak banyak berubah, kau masih seperti anak SMA,” katanya.Dari nada ucapannya itu, siapapun akan tahu kalau Hawke sebenarnya ingin mengatakan kalau Fey itu kampungan, tidak modis dan tidak tahu bagaimana caranya berhias. Caelum tidak tahan melihat drama itu, setelah mengantar Fey ke ruangan bos-nya, dia tidak mau berlama-lama. Sebelum diminta, dia sudah pamit duluan.“Ya, dari dulu aku memang b

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • Di Kejar Mantan Suami Arogan   Ancaman Dari Nenek

    Fey tiba di rumah nenek sebelum matahari tenggelam. Nenek sangat baik padanya, meskipun dia bukan cucu kandung. Jenny sangat menyayangi Fey karena anak ini sumber kebahagiaan anak bungsunya, Jawelia. Dia sadar, Karena Jawelia tidak bisa hamil, Fey datang menyelamatkan pernikahan anak perempuannya itu.Ibu asuhnya Fey sudah sakit-sakitan sejak belum menikah. Awalnya dokter bilang kena miom, tapi ketika Fey berumur tujuh tahun, dia divonis kena kanker rahim, yang menyebabkan dia tidak berumur yang panjang. Satu tahun berikutnya, suaminya menyusul karena dia mengalami depresi ditinggal oleh orang yang begitu dicintai.Sejak ayah dan ibunya meninggal, Fey tinggal di rumah nenek bersama Janus. Orang tua Janus yang menjadi pengganti mama dan papanya.Kasih sayang Jenny dan pamannya tidak diragukan lagi. Bahkan kalau Fey berselisih dengan Janus, tanpa melihat apa permasalahannya, mereka akan membela Fey.Mungkin karena usianya yang sudah kepala delapan, nenek sering banyak keluha

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • Di Kejar Mantan Suami Arogan   Biarkan Dia Pergi

    Makan malam terpaksa ditunda satu jam karena Nenek ingin menunggu Janus untuk makan bersama. Makanya, ketika anak itu datang, dia kembali memanggil Fey yang sudah kembali ke kamarnya untuk turun dan kebetulan juga orang tua Janus sudah bergabung bersama mereka.“Kita sudah sepakat. Sesibuk apa kalian di luar sana, kalian harus menjadwalkan pulang di akhir bulan dan makan bersama keluarga. Kenapa semua jadi pura-pura lupa, sudah lama sekali rasanya tidak bisa kumpul seperti ini,” oceh Nenek sebelum anak dan cucunya mengambil makanan.Jenny perlu mengingatkan kembali karena memang sudah hampir satu tahun mereka melupakan janjinya. Kalau pun ada yang pulang, tidak bisa secara bersamaan begini. Anak dan menantunya ada, cucunya tidak. Selalu ada yang punya alasan tidak bisa pulang saat jatuhnya waktu untuk kumpul keluarga.“Ma, anak-anak sudah dewasa dan punya kesibukan sendiri. Walaupun ga lengkap seperti ini, kami semua tetap datang, kok,” Jasper langsung menyahuti.“Hanya satu kali da

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • Di Kejar Mantan Suami Arogan   Jangan Cerai, Ya!

    Fey membiarkan tubuhnya yang indah terekspos begitu saja. Dia membaringkan tubuhnya dengan malas di ranjang mereka yang empuk. Mengembalikan nyawanya setelah permainan yang menguras seluruh tenaganya.Dia tidak mengenakan selembar pakaian pun. Tubuhnya yang bersih dengan lekuk yang sempurna tampak dipenuhi stempel cinta di mana-mana. Kulitnya yang putih bersih itu, juga masih terlihat agak licin, mengisyaratkan bagaimana gelora cinta kedua insan muda itu. Bagaimana panasnya api asmara yang baru saja selesai.Rambut panjangnya sedikit acak-acakan. Tergerai hampir menutupi bantal yang ada di bawah kepalanya. Gadis itu memancarkan kecantikan yang luar biasa. Makin mempesona dengan gayanya yang seperti itu. Di dekatnya, Janus duduk di ujung tempat tidur dengan sebatang rokok di antara jarinya yang panjang. Dia menatap Fey dengan mata yang masih membara.Sama seperti Fey, pria tampan nan rupawan itu tidak mengenakan apapun. Bahunya yang penuh dan dadanya yang berotot tegas

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Di Kejar Mantan Suami Arogan   Hamil Apaan?

    Tanpa diduga, wajah Janus langsung merah padam. "Apa katamu?" dia bertanya dengan ekpresi menakutkan. “Kau jangan menahan aku dengan jebakan seperti ini!” tandasnya. Suaranya mulai gemetar. “Hamil apaan?”“Kau tidak mungkin hamil, kau selalu minum obat itu, kan?”Reaksi ini tak diduga oleh Fey sebelumnya. Jantung Fey langsung berdebar kencang karena kaget dan bercampur takut, tapi karena sudah terlanjur bicara dia memberanikan diri untuk mengulangi kata-katanya "Iya….Aku hamil."Tanpa berpikir, Janus langsung membalas “Gugurkan!”“Gugurkan janin itu!”serunya dengan suara yang keras. “Bukankah kita sudah sepakat, pernikahan ini hanya sementara dan tidak ada anak yang lahir.”Fey sudah menduga kalau dia akan mendengar kata-kata yang tidak mengenakkan telinganya itu. Apa yang dikatakan Janus memang benar, hubungan mereka hanya sementara saja. Sikapnya itu juga sudah diperjelas dengan obat anti hamil yang selalu dia siapkan Janus untuknya.Fey terdiam beberapa saat untuk menenangkan h

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Di Kejar Mantan Suami Arogan   Mungkin Jadi Yang Terakhir

    "Hei....apakah kau ingin menahanku di sini?"Janus sengaja menahan diri meskipun dia masih ingin melakukannya lagi. Tapi dia sudah janji pada Hawke, dia akan menjemputnya di bandara malam ini.Jika melihat ekspresi Fey yang begitu memohon, dia tidak tega jika tidak membantu Fey melepas keinginannya.Fey tersipu, tapi dia hanya bisa mencondongkan tubuh ke depan. Menekan tubuhnya ke tubuh Janus lebih dalam. Dia ingin melahap senjata pusaka Janus yang besar itu dalam-dalam. Dia berkata dengan genit, “Kau yang membuat aku seperti ini.""Aku?" Dia bertanya sambil mengerucutkan keningnya."Kau yang mau minta nambah, kenapa aku yang disalahkan?"Tangan Janus segera meraih pergelangan tangan Fey dan membuatnya menyentuh miliknya.Fey memegang tongkat pusaka yang sudah mengeras itu sambil menatap Janus dengan mata yang berkaca-kaca. Sentuhan jari-jarinya yang lembut rupanya juga memberikan kenikmatan bagi Janus."Kau tidak menyukainya?”"Aku harus pergi. Hawke sudah menunggu aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Di Kejar Mantan Suami Arogan   Sedang Datang Bulan

    Kini, Fey duduk sendirian di sisi tempat tidur. Dia melihat kamar dan hanya tinggal dirinya saja. Sambil mengelus tempat tidur, dia membatin, "Apakah segala bentuk permainan yang mereka nikmati selama dua tahun delapan bulan itu akan berakhir?"Dia tersenyum pahit. Ke depannya, mungkin kamar ini hanya akan dia tempati seorang diri saja. Tidak akan ada suara desahan yang memecah keheningan seperti saat Janus pulang untuk melampiaskan hasratnya. Mungkin setelah ini dia tidak akan datang lagi, jika dia butuh pelepasan, mungkin dia akan mencari kekasihnya.Sakit sekali ketika pikiran itu muncul di kepalanya tanpa dia minta.Ya.....siapa yang tidak sakit merasakan ini.Sebagai istri, meskipun hanya mereka berdua yang tahu tentang hubungan ini, Fey selalu menunjukkan sikap yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi urusan di tempat tidur, Fey sudah menjadi pelayan yang sempurna.Tidak peduli kapan Janus akan datang dan permintaannya yang kadang sangat keterlaluan, dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03

Bab terbaru

  • Di Kejar Mantan Suami Arogan   Biarkan Dia Pergi

    Makan malam terpaksa ditunda satu jam karena Nenek ingin menunggu Janus untuk makan bersama. Makanya, ketika anak itu datang, dia kembali memanggil Fey yang sudah kembali ke kamarnya untuk turun dan kebetulan juga orang tua Janus sudah bergabung bersama mereka.“Kita sudah sepakat. Sesibuk apa kalian di luar sana, kalian harus menjadwalkan pulang di akhir bulan dan makan bersama keluarga. Kenapa semua jadi pura-pura lupa, sudah lama sekali rasanya tidak bisa kumpul seperti ini,” oceh Nenek sebelum anak dan cucunya mengambil makanan.Jenny perlu mengingatkan kembali karena memang sudah hampir satu tahun mereka melupakan janjinya. Kalau pun ada yang pulang, tidak bisa secara bersamaan begini. Anak dan menantunya ada, cucunya tidak. Selalu ada yang punya alasan tidak bisa pulang saat jatuhnya waktu untuk kumpul keluarga.“Ma, anak-anak sudah dewasa dan punya kesibukan sendiri. Walaupun ga lengkap seperti ini, kami semua tetap datang, kok,” Jasper langsung menyahuti.“Hanya satu kali da

  • Di Kejar Mantan Suami Arogan   Ancaman Dari Nenek

    Fey tiba di rumah nenek sebelum matahari tenggelam. Nenek sangat baik padanya, meskipun dia bukan cucu kandung. Jenny sangat menyayangi Fey karena anak ini sumber kebahagiaan anak bungsunya, Jawelia. Dia sadar, Karena Jawelia tidak bisa hamil, Fey datang menyelamatkan pernikahan anak perempuannya itu.Ibu asuhnya Fey sudah sakit-sakitan sejak belum menikah. Awalnya dokter bilang kena miom, tapi ketika Fey berumur tujuh tahun, dia divonis kena kanker rahim, yang menyebabkan dia tidak berumur yang panjang. Satu tahun berikutnya, suaminya menyusul karena dia mengalami depresi ditinggal oleh orang yang begitu dicintai.Sejak ayah dan ibunya meninggal, Fey tinggal di rumah nenek bersama Janus. Orang tua Janus yang menjadi pengganti mama dan papanya.Kasih sayang Jenny dan pamannya tidak diragukan lagi. Bahkan kalau Fey berselisih dengan Janus, tanpa melihat apa permasalahannya, mereka akan membela Fey.Mungkin karena usianya yang sudah kepala delapan, nenek sering banyak keluha

  • Di Kejar Mantan Suami Arogan   Menganggu Saja

    “Fey!” Hawke tanpa ragu langsung memeluknya begitu teman sekolahnya itu masuk ke ruangan Janus.“Apa kabar, aku kira setelah sekian lama tidak bertemu, kau banyak perubahan. Ternyata aku salah, kau masih cantik dan …,” dia langsung melepas pelukannya dan menilai Fey yang masih kebingungan karena ekpresi Hawke yang terlalu berlebihan itu.“Kau masih ….,”“Masih apa?” tanya Fey tidak ramah karena dia kesal, menurutnya Hawke sengaja mengantung kata-katanya agar Janus dan asistennya itu bisa menilai sendiri. Bagimana penampilan Fey yang sangat sederhana itu.“Masih membuat aku kagum. Penampilanmu tidak banyak berubah, kau masih seperti anak SMA,” katanya.Dari nada ucapannya itu, siapapun akan tahu kalau Hawke sebenarnya ingin mengatakan kalau Fey itu kampungan, tidak modis dan tidak tahu bagaimana caranya berhias. Caelum tidak tahan melihat drama itu, setelah mengantar Fey ke ruangan bos-nya, dia tidak mau berlama-lama. Sebelum diminta, dia sudah pamit duluan.“Ya, dari dulu aku memang b

  • Di Kejar Mantan Suami Arogan   Hawke Yang Menjadi Pujaan

    “Uke,”Janus langsung berdiri dari tempat duduknya manakala pintu ruang kerjanya terbuka dan melihat gadis yang sedang ditunggunya itu berdiri di depan pintu, tengah menatapnya dengan haru.“Kau… kemana saja, Kau? Kau minta aku menjempumu ke bandara tapi, apa?” serunya lagi dengan ekpresinya yang bingung. Bagaimana tidak, Janus melihat Hawke masuk ke ruangannya, tepat saat dia minta bantuan asistennya untuk mencari keberadaannya.“Aku nungguin kamu udah kayak orang bego ajah. Kau matikan telpon, kau juga tidak membuka pesan yang aku kirim. Apa-apaan sih?” ocehnya lagi. Dia bukan meluapkan kerinduannya yang tersimpan selama tiga tahun ini tapi malah mengungkapkan kekhawatirannya pada Hawke sampai-sampai dia lupa bagaimana harus bersikap layaknya pasangan yang sudah lama tidak bertemu.Hawke menghampiri meja Janus dan berdiri di depan pria yang dia tahu sangat tergila-gila padanya sejak mereka masih di SMA itu. “Nomel aja. Emangnya ga kangen?” katanya sambil menggeser tubuhnya lebih d

  • Di Kejar Mantan Suami Arogan   Menyelamatkan Janus

    “Bagaimana operasinya?" Janus menghentikan langkah Caelum yang buru-buru ke ruangannya.Caelum langsung memberikan selembar surat yang berisi resep vitamin. "Katanya, dia lagi datang bulan. Jadi minta dijadwalkan ulang sama dokter Sky ""Datang bulan?" Mendengar jawaban asistennya itu, Janus tersenyum manis.Dia sedikit lega. Ternyata apa yang dikatakan Fey tadi malam itu memang guyonannya belaka, adalah suatu candaan dia untuk menahan Janus agar tetap bersamanya. Dia tidak menyangka kenapa Fey begitu naif. Sikap Janus selama ini seharusnya bisa membuat sadar kalau mereka bersama karena satu kebutuhan.Untuk memenuhi kebutuhan mereka yang sudah sama-sama dewasa. Tidak lebih dari itu. Meskipun Fey menjadi istrinya, namun wanita yang menjadi tujuan hidupnya hanya Hawke seorang. Jadi tidak terbayangkan oleh Janus jika Fey benar-benar hamil dan mereka memiliki anak. Bagaimana mereka menjelaskan pada Hawke? Juga pada keluarga?Selama ini, yang diketahui oleh keluarga Janus, merek

  • Di Kejar Mantan Suami Arogan   Gatel Banget, Dok!

    Caelum jadi tidak enak. Dari nada bicaranya, jelas kalau Fey merasa tidak nyaman karenanya. Dia jadi lebih canggung saat mengikuti Fey keluar dari bangsal klinik menuju ke parkiran. Apalagi beberapa saat kemudian Fey berbalik dan memelototinya. “Kau tidak usah mengikuti aku. Aku mau ke koperasi beli pembalut dan ke kamar mandi!”Caelum tidak berani mengatakan apapun dan hanya bisa menjawab, "Ya.""Kau bisa kembali ke kantor. Aku bisa pulang sendiri." Fey melirik pria yang masih berdiri di sampingnya."Baiklah!"Begitu selesai bicara, dia langsung pergi ke warung serba ada yang ada di area klinik. Namun ketika ingin membayar barang belanjaannya, Fey baru menyadari bahwa dia meninggalkan tas jinjingnya. Barang itu dia letakkan di sisi tempat tidur ketika dia ingin diperiksa.Tidak ada pilihan, dia harus kembali untuk mengambil tas miliknya. Tapi baru beberapa langkah, dia langsung menahan langkahnya."Hawke?" Fey terkejut melihat gadis yang berjalan tergopoh-gopoh dari parkiran, menuj

  • Di Kejar Mantan Suami Arogan   Sedang Datang Bulan

    Kini, Fey duduk sendirian di sisi tempat tidur. Dia melihat kamar dan hanya tinggal dirinya saja. Sambil mengelus tempat tidur, dia membatin, "Apakah segala bentuk permainan yang mereka nikmati selama dua tahun delapan bulan itu akan berakhir?"Dia tersenyum pahit. Ke depannya, mungkin kamar ini hanya akan dia tempati seorang diri saja. Tidak akan ada suara desahan yang memecah keheningan seperti saat Janus pulang untuk melampiaskan hasratnya. Mungkin setelah ini dia tidak akan datang lagi, jika dia butuh pelepasan, mungkin dia akan mencari kekasihnya.Sakit sekali ketika pikiran itu muncul di kepalanya tanpa dia minta.Ya.....siapa yang tidak sakit merasakan ini.Sebagai istri, meskipun hanya mereka berdua yang tahu tentang hubungan ini, Fey selalu menunjukkan sikap yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi urusan di tempat tidur, Fey sudah menjadi pelayan yang sempurna.Tidak peduli kapan Janus akan datang dan permintaannya yang kadang sangat keterlaluan, dia

  • Di Kejar Mantan Suami Arogan   Mungkin Jadi Yang Terakhir

    "Hei....apakah kau ingin menahanku di sini?"Janus sengaja menahan diri meskipun dia masih ingin melakukannya lagi. Tapi dia sudah janji pada Hawke, dia akan menjemputnya di bandara malam ini.Jika melihat ekspresi Fey yang begitu memohon, dia tidak tega jika tidak membantu Fey melepas keinginannya.Fey tersipu, tapi dia hanya bisa mencondongkan tubuh ke depan. Menekan tubuhnya ke tubuh Janus lebih dalam. Dia ingin melahap senjata pusaka Janus yang besar itu dalam-dalam. Dia berkata dengan genit, “Kau yang membuat aku seperti ini.""Aku?" Dia bertanya sambil mengerucutkan keningnya."Kau yang mau minta nambah, kenapa aku yang disalahkan?"Tangan Janus segera meraih pergelangan tangan Fey dan membuatnya menyentuh miliknya.Fey memegang tongkat pusaka yang sudah mengeras itu sambil menatap Janus dengan mata yang berkaca-kaca. Sentuhan jari-jarinya yang lembut rupanya juga memberikan kenikmatan bagi Janus."Kau tidak menyukainya?”"Aku harus pergi. Hawke sudah menunggu aku

  • Di Kejar Mantan Suami Arogan   Hamil Apaan?

    Tanpa diduga, wajah Janus langsung merah padam. "Apa katamu?" dia bertanya dengan ekpresi menakutkan. “Kau jangan menahan aku dengan jebakan seperti ini!” tandasnya. Suaranya mulai gemetar. “Hamil apaan?”“Kau tidak mungkin hamil, kau selalu minum obat itu, kan?”Reaksi ini tak diduga oleh Fey sebelumnya. Jantung Fey langsung berdebar kencang karena kaget dan bercampur takut, tapi karena sudah terlanjur bicara dia memberanikan diri untuk mengulangi kata-katanya "Iya….Aku hamil."Tanpa berpikir, Janus langsung membalas “Gugurkan!”“Gugurkan janin itu!”serunya dengan suara yang keras. “Bukankah kita sudah sepakat, pernikahan ini hanya sementara dan tidak ada anak yang lahir.”Fey sudah menduga kalau dia akan mendengar kata-kata yang tidak mengenakkan telinganya itu. Apa yang dikatakan Janus memang benar, hubungan mereka hanya sementara saja. Sikapnya itu juga sudah diperjelas dengan obat anti hamil yang selalu dia siapkan Janus untuknya.Fey terdiam beberapa saat untuk menenangkan h

DMCA.com Protection Status