Share

Di Kejar Mantan Suami Arogan
Di Kejar Mantan Suami Arogan
Penulis: Sugianti Bisri

Jangan Cerai, Ya!

Penulis: Sugianti Bisri
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-03 21:37:01

Fey membiarkan tubuhnya yang indah terekspos begitu saja. Dia membaringkan tubuhnya  dengan malas di ranjang mereka yang empuk.  Mengembalikan nyawanya  setelah permainan yang menguras seluruh tenaganya.

Dia tidak mengenakan selembar pakaian pun. Tubuhnya yang  bersih dengan lekuk yang sempurna   tampak dipenuhi stempel cinta di mana-mana. Kulitnya  yang putih bersih  itu, juga masih terlihat  agak licin,  mengisyaratkan bagaimana gelora cinta kedua insan muda itu. Bagaimana panasnya api asmara  yang baru saja selesai.

Rambut  panjangnya sedikit acak-acakan. Tergerai hampir menutupi  bantal yang ada di bawah kepalanya. Gadis itu  memancarkan kecantikan yang luar biasa.  Makin mempesona dengan gayanya yang seperti itu. Di dekatnya, Janus duduk di ujung tempat tidur dengan sebatang rokok di antara jarinya yang panjang. Dia menatap Fey  dengan mata yang masih membara.

Sama seperti Fey, pria tampan nan rupawan  itu tidak mengenakan apapun. Bahunya yang penuh dan dadanya yang berotot tegas,  membuat Janus makin mempesona.  Pesonanya itu  membuat Fey tergila-gila karena kesempurnaan tubuh dan paras yang dimilikinya.

Dia belum  menyalakan rokoknya karena kaki Fey yang panjang terulur di atas  pahanya dan mengelus-elus paha Janus yang masih licin karena sisa keringat yang belum kering. "Mandilah, kita sudah selesai," katanya datar. Tanpa senyum sedikit pun.

Fey tidak lekas menjawab. Dia meninggikan kepalanya sedikit dan melirik benda yang ada diantara paha Janus.

Dia menyimpan pertanyaan dalam pikirannya. Biasanya, kalau Janus datang ke apartemennya, dia memang benar-benar membutuhkan Fey untuk membuatnya melepaskan semuanya. Mustahil sekali jika dia hanya butuh dirinya sekali saja.

“Masa?” pancing Fey.

 “Cuma sekali doang?” tanyanya menggoda.

Dia memanjangkan kembali lehernya demi melihat keberadaan benda itu lebih dekat. Dia tidak melihat apapun, itu yang membuat dia kembali menjadi bingung. “Aneh!” gumam Fey karena Janus tidak bereaksi sama sekali.

Dua  tahun lebih  mereka  menikah di bawah tangan, Janus tidak pernah puas dengan sekali pelayanan biologis. Dia akan minta lagi dan lagi.

"Aku sudah selesai, Fey. Mandilah," kata Janus lagi. Sepertinya dia tau apa yang Fey pikirkan ketika mata Fey yang masih redup itu melirik senjata pusakanya yang masih terkulai.

"Janus...," Panggil Fey dengan suara yang menggoda. Sebelum melanjutkan kata-katanya, dia membasahi bibirnya dengan lidahnya sendiri.

Pria itu hanya berdehem. Dia menahan diri untuk tidak tergoda dengan menarik nafas panjang setelahnya. Dia berdiri dan dengan malas mendekat ke nakas, meletakkan kembali rokoknya dan duduk di samping Fey.

"Sudah, Fey. Mandilah. Kau akan kedinginan jika begini," dia kembali memperingatkan karena Fey masih belum bergeming setelah apa yang dia ucapkan sebelumnya.

Fey tersenyum hambar mendengar penolakan yang terucap dari bibir suaminya, untuk yang kesekian kalinya. Sudah jelas sekali, dia memang tidak membutuhkan dirinya lagi. Karena itu, masih dengan wajah yang tanpa senyum, dia menarik tubuhnya dengan malas.

Dia duduk di sisi tempat tidur,  mengambil posisi membelakangi Janus dan kakinya yang kecil itu sudah turun ke lantai. "Jangan ceraikan aku, ya. Aku masih mau bersamamu," katanya dengan suara yang parau.

Setelah dengan susah payah berhasil mengucapkan kata-kata itu, dia tertunduk dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Fey tidak mendengar suara apapun tapi dia merasakan  sebuah tangan yang kuat melingkari pinggang yang ramping dari belakang. Jari-jarinya yang panjang dan besar itu  menggosok kulitnya yang halus sebelum dia mengulurkan tangan dengan terampil.

Janus memeluknya dari belakang.  Fey merasakan kehangatan menyebar ke seluruh tubuhnya yang sudah mulai kedinginan. Janus membuka mata gelapnya sedikit dan menatap punggungnya yang cantik. Tangannya yang semula melingkar di pinggang ramping Fey mulai bergerak ke dadanya. Fey jadi tergoda.

Dia berbalik dengan wajah memerah. Janus selalu punya cara untuk membuat dia tidak bisa berkata-kata. Fey memberanikan diri  memegang tangan Janus dan dengan ekspresi menyedihkan dia mengungkapkan kembali apa yang membuat dia sedih "Janus, jangan ceraikan aku, ya?” Rengeknya. “Seperti ini saja susah cukup. Aku tidak minta lebih." Katanya dengan suara yang memelas.

Ketika dia mendengar kata-kata Fey, tangan Janus berhenti dan keinginan di matanya berangsur-angsur mendingin. Suaranya yang agak serak masih lembut. “Fey, kontrak pernikahan kita sudah habis. Mengapa kau jadi lupa dengan kesepakatan yang sudah kita buat?"

Tentu saja Fey tahu! Tapi seharusnya masih ada empat bulan lagi. Kenapa Janus ingin mengakhirinya sekarang?

Mereka menikah karena tidak sengaja. Fey adalah wanita yang mencintai Janus dan sanggup berkorban demi apapun.  Akan tetapi dua tahun delapan bulan  mereka menikah dibawah tangan, Fey tidak bisa dimilikinya. Cinta Janus bukan untuknya. Ada  gadis yang dia impikan bisa menjadi istri sahnya dan melahirkan anak-anaknya.

"Uke sudah kembali, kan? Tak apa, itu tidak jadi masalah, kok.  Kau tidak perlu menceritakan hubungan ini dan aku janji padamu, dia tidak akan tahu kalau kita menikah diam-diam," kata Fey begitu memelasnya.

Jika bukan karena fakta bahwa Hawke menghilang dan karena keluarga Janus juga tidak merestui hubungan mereka, mungkin Janus sudah bersama pujaan hatinya itu. Fey sadar, dia hanya penghibur hati Janus yang luka karena kekasih yang dia cintai sejak kecil, pergi tanpa pesan apapun tiga tahun yang lalu.

Adapun Fey? Dia hanya menyelamat hati Janus.  Meskipun Janus memperlakukan dengan sangat baik tapi setelah dia menyerahkan jiwa dan raganya, dia tak kunjung mendapatkan tempat di hatinya.

Fey tidak masalah ketika Janus hanya menganggapnya sebagai pengisi hari-harinya yang sepi agar pikiran bisa berhenti memikirkan Hawke. 

"Jadi kau sudah tahu kalau Hawke sudah kembali?"

"Iya, aku tahu. Tapi tidak masalah bagiku. Selama kita berdua tidak bercerai, aku tidak masalah.  Jika kau akan menikahi dia secara sah dan menjadikan Hawke sebagai ibu dari anak-anakmu.  Aku jamin,  tidak akan  ada yang tahu tentang hubungan kita. Biarkan saja seperti ini. Aku tidak apa," rengeknya

Fey terus membujuknya meskipun dia tahu ini terasa lucu. Mungkin juga akan mempermalukan dirinya sendiri karena sebelum mereka memutuskan untuk menikah di bawah tangan, mereka sudah sepakat,  ketika saatnya tiba, Janus  akan menceraikannya dan memberinya  sejumlah uang agar dia bisa hidup nyaman selama sisa hidupnya. Itu jaminan yang tertuang dalam surat kontrak mereka. Janus yang mencantumkan apa yang akan Fey terima setelah kesepakatan itu harus berakhir. Dia memaksa itu meskipun sebenarnya, Fey tidak menginginkan apapun selain hanya bisa bersamanya.

Fey gadis yang lemah lembut dan pintar, tapi karena cintanya yang begitu besar pada Janus, dia jadi lepas  kendali  atas dirinya. Logikanya benar-benar cacat. Fey begitu patuh pada Janus. Jadi dia tidak pernah khawatir Fey akan seperti ini ketika saat yang dia nanti itu tiba.

"Tidak bisa begitu, Fey. Hawke pasti sangat kecewa jika tahu kita telah bersama selama  hampir tiga tahun ini. Kita harus cerai agar dia tahu, aku tetap memikirkan dia hingga saat ini dan keinginan aku padanya tidak pernah berubah," jelasnya.

"Aku bisa memberi kamu lebih dari yang aku janjikan, kok. Tidak masalah. Kau bilang aja, kau mau apa. Aku kasih buat kamu?"

"Rumah?"

"Apartemen ini?"

"Atau uangnya aku tambah dua kali lipat?"

Janus bicara begitu entengnya. Dia seakan tidak tahu kalau Fey tidak pernah punya pikiran,  menikahinya karena uang. Dia tidak pernah menyetujui  perjanjinan itu sebelum mereka terikat dalam sebuah janji suci. Dia hanya ingin bersamanya karena cintanya yang begitu dalam padanya.

Fey berkata dengan lembut, “Janus, kita tidak bisa bercerai sekarang. Tidak bisa!”

Suaranya yang lembut dan menggoda mengisyaratkan  kasih sayang yang tak ada habisnya. Dia seolah ingin  membuat Janus  ingin memiliki dirinya selamanya. 

Fey mengeluarkan aura  genit yang  membuat Janus  berpikir ketika dia menggunakan suara dan nada seperti itu  saat dirinya berbaring di bawah tubuhnya, dia akan mati karena kenikmatan.

Dia berpikir, saat ini Fey sedang menggodanya.

"Kenapa tidak?" Dia bertanya.

"Kita tidak perlu mengurus surat atau apapun. Cukup aku menjatuhkan talak padamu, kita sudah tidak punya hubungan apa-apa." katanya lagi.

"Aku ... aku hamil." Fey mengerahkan keberaniannya untuk mengatakan ini. Ini adalah kartu truf terakhirnya untuk mempertahankan pria yang dicintainya  tidak  akan melepaskannya.

Tanpa diduga, ekspresi Janus  langsung menjadi gelap. "Apa kau bilang!"

Bab terkait

  • Di Kejar Mantan Suami Arogan   Hamil Apaan?

    Tanpa diduga, wajah Janus langsung merah padam. "Apa katamu?" dia bertanya dengan ekpresi menakutkan. “Kau jangan menahan aku dengan jebakan seperti ini!” tandasnya. Suaranya mulai gemetar. “Hamil apaan?”“Kau tidak mungkin hamil, kau selalu minum obat itu, kan?”Reaksi ini tak diduga oleh Fey sebelumnya. Jantung Fey langsung berdebar kencang karena kaget dan bercampur takut, tapi karena sudah terlanjur bicara dia memberanikan diri untuk mengulangi kata-katanya "Iya….Aku hamil."Tanpa berpikir, Janus langsung membalas “Gugurkan!”“Gugurkan janin itu!”serunya dengan suara yang keras. “Bukankah kita sudah sepakat, pernikahan ini hanya sementara dan tidak ada anak yang lahir.”Fey sudah menduga kalau dia akan mendengar kata-kata yang tidak mengenakkan telinganya itu. Apa yang dikatakan Janus memang benar, hubungan mereka hanya sementara saja. Sikapnya itu juga sudah diperjelas dengan obat anti hamil yang selalu dia siapkan Janus untuknya.Fey terdiam beberapa saat untuk menenangkan h

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Di Kejar Mantan Suami Arogan   Mungkin Jadi Yang Terakhir

    "Hei....apakah kau ingin menahanku di sini?"Janus sengaja menahan diri meskipun dia masih ingin melakukannya lagi. Tapi dia sudah janji pada Hawke, dia akan menjemputnya di bandara malam ini.Jika melihat ekspresi Fey yang begitu memohon, dia tidak tega jika tidak membantu Fey melepas keinginannya.Fey tersipu, tapi dia hanya bisa mencondongkan tubuh ke depan. Menekan tubuhnya ke tubuh Janus lebih dalam. Dia ingin melahap senjata pusaka Janus yang besar itu dalam-dalam. Dia berkata dengan genit, “Kau yang membuat aku seperti ini.""Aku?" Dia bertanya sambil mengerucutkan keningnya."Kau yang mau minta nambah, kenapa aku yang disalahkan?"Tangan Janus segera meraih pergelangan tangan Fey dan membuatnya menyentuh miliknya.Fey memegang tongkat pusaka yang sudah mengeras itu sambil menatap Janus dengan mata yang berkaca-kaca. Sentuhan jari-jarinya yang lembut rupanya juga memberikan kenikmatan bagi Janus."Kau tidak menyukainya?”"Aku harus pergi. Hawke sudah menunggu aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Di Kejar Mantan Suami Arogan   Sedang Datang Bulan

    Kini, Fey duduk sendirian di sisi tempat tidur. Dia melihat kamar dan hanya tinggal dirinya saja. Sambil mengelus tempat tidur, dia membatin, "Apakah segala bentuk permainan yang mereka nikmati selama dua tahun delapan bulan itu akan berakhir?"Dia tersenyum pahit. Ke depannya, mungkin kamar ini hanya akan dia tempati seorang diri saja. Tidak akan ada suara desahan yang memecah keheningan seperti saat Janus pulang untuk melampiaskan hasratnya. Mungkin setelah ini dia tidak akan datang lagi, jika dia butuh pelepasan, mungkin dia akan mencari kekasihnya.Sakit sekali ketika pikiran itu muncul di kepalanya tanpa dia minta.Ya.....siapa yang tidak sakit merasakan ini.Sebagai istri, meskipun hanya mereka berdua yang tahu tentang hubungan ini, Fey selalu menunjukkan sikap yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi urusan di tempat tidur, Fey sudah menjadi pelayan yang sempurna.Tidak peduli kapan Janus akan datang dan permintaannya yang kadang sangat keterlaluan, dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Di Kejar Mantan Suami Arogan   Gatel Banget, Dok!

    Caelum jadi tidak enak. Dari nada bicaranya, jelas kalau Fey merasa tidak nyaman karenanya. Dia jadi lebih canggung saat mengikuti Fey keluar dari bangsal klinik menuju ke parkiran. Apalagi beberapa saat kemudian Fey berbalik dan memelototinya. “Kau tidak usah mengikuti aku. Aku mau ke koperasi beli pembalut dan ke kamar mandi!”Caelum tidak berani mengatakan apapun dan hanya bisa menjawab, "Ya.""Kau bisa kembali ke kantor. Aku bisa pulang sendiri." Fey melirik pria yang masih berdiri di sampingnya."Baiklah!"Begitu selesai bicara, dia langsung pergi ke warung serba ada yang ada di area klinik. Namun ketika ingin membayar barang belanjaannya, Fey baru menyadari bahwa dia meninggalkan tas jinjingnya. Barang itu dia letakkan di sisi tempat tidur ketika dia ingin diperiksa.Tidak ada pilihan, dia harus kembali untuk mengambil tas miliknya. Tapi baru beberapa langkah, dia langsung menahan langkahnya."Hawke?" Fey terkejut melihat gadis yang berjalan tergopoh-gopoh dari parkiran, menuj

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Di Kejar Mantan Suami Arogan   Menyelamatkan Janus

    “Bagaimana operasinya?" Janus menghentikan langkah Caelum yang buru-buru ke ruangannya.Caelum langsung memberikan selembar surat yang berisi resep vitamin. "Katanya, dia lagi datang bulan. Jadi minta dijadwalkan ulang sama dokter Sky ""Datang bulan?" Mendengar jawaban asistennya itu, Janus tersenyum manis.Dia sedikit lega. Ternyata apa yang dikatakan Fey tadi malam itu memang guyonannya belaka, adalah suatu candaan dia untuk menahan Janus agar tetap bersamanya. Dia tidak menyangka kenapa Fey begitu naif. Sikap Janus selama ini seharusnya bisa membuat sadar kalau mereka bersama karena satu kebutuhan.Untuk memenuhi kebutuhan mereka yang sudah sama-sama dewasa. Tidak lebih dari itu. Meskipun Fey menjadi istrinya, namun wanita yang menjadi tujuan hidupnya hanya Hawke seorang. Jadi tidak terbayangkan oleh Janus jika Fey benar-benar hamil dan mereka memiliki anak. Bagaimana mereka menjelaskan pada Hawke? Juga pada keluarga?Selama ini, yang diketahui oleh keluarga Janus, merek

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • Di Kejar Mantan Suami Arogan   Hawke Yang Menjadi Pujaan

    “Uke,”Janus langsung berdiri dari tempat duduknya manakala pintu ruang kerjanya terbuka dan melihat gadis yang sedang ditunggunya itu berdiri di depan pintu, tengah menatapnya dengan haru.“Kau… kemana saja, Kau? Kau minta aku menjempumu ke bandara tapi, apa?” serunya lagi dengan ekpresinya yang bingung. Bagaimana tidak, Janus melihat Hawke masuk ke ruangannya, tepat saat dia minta bantuan asistennya untuk mencari keberadaannya.“Aku nungguin kamu udah kayak orang bego ajah. Kau matikan telpon, kau juga tidak membuka pesan yang aku kirim. Apa-apaan sih?” ocehnya lagi. Dia bukan meluapkan kerinduannya yang tersimpan selama tiga tahun ini tapi malah mengungkapkan kekhawatirannya pada Hawke sampai-sampai dia lupa bagaimana harus bersikap layaknya pasangan yang sudah lama tidak bertemu.Hawke menghampiri meja Janus dan berdiri di depan pria yang dia tahu sangat tergila-gila padanya sejak mereka masih di SMA itu. “Nomel aja. Emangnya ga kangen?” katanya sambil menggeser tubuhnya lebih d

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • Di Kejar Mantan Suami Arogan   Menganggu Saja

    “Fey!” Hawke tanpa ragu langsung memeluknya begitu teman sekolahnya itu masuk ke ruangan Janus.“Apa kabar, aku kira setelah sekian lama tidak bertemu, kau banyak perubahan. Ternyata aku salah, kau masih cantik dan …,” dia langsung melepas pelukannya dan menilai Fey yang masih kebingungan karena ekpresi Hawke yang terlalu berlebihan itu.“Kau masih ….,”“Masih apa?” tanya Fey tidak ramah karena dia kesal, menurutnya Hawke sengaja mengantung kata-katanya agar Janus dan asistennya itu bisa menilai sendiri. Bagimana penampilan Fey yang sangat sederhana itu.“Masih membuat aku kagum. Penampilanmu tidak banyak berubah, kau masih seperti anak SMA,” katanya.Dari nada ucapannya itu, siapapun akan tahu kalau Hawke sebenarnya ingin mengatakan kalau Fey itu kampungan, tidak modis dan tidak tahu bagaimana caranya berhias. Caelum tidak tahan melihat drama itu, setelah mengantar Fey ke ruangan bos-nya, dia tidak mau berlama-lama. Sebelum diminta, dia sudah pamit duluan.“Ya, dari dulu aku memang b

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • Di Kejar Mantan Suami Arogan   Ancaman Dari Nenek

    Fey tiba di rumah nenek sebelum matahari tenggelam. Nenek sangat baik padanya, meskipun dia bukan cucu kandung. Jenny sangat menyayangi Fey karena anak ini sumber kebahagiaan anak bungsunya, Jawelia. Dia sadar, Karena Jawelia tidak bisa hamil, Fey datang menyelamatkan pernikahan anak perempuannya itu.Ibu asuhnya Fey sudah sakit-sakitan sejak belum menikah. Awalnya dokter bilang kena miom, tapi ketika Fey berumur tujuh tahun, dia divonis kena kanker rahim, yang menyebabkan dia tidak berumur yang panjang. Satu tahun berikutnya, suaminya menyusul karena dia mengalami depresi ditinggal oleh orang yang begitu dicintai.Sejak ayah dan ibunya meninggal, Fey tinggal di rumah nenek bersama Janus. Orang tua Janus yang menjadi pengganti mama dan papanya.Kasih sayang Jenny dan pamannya tidak diragukan lagi. Bahkan kalau Fey berselisih dengan Janus, tanpa melihat apa permasalahannya, mereka akan membela Fey.Mungkin karena usianya yang sudah kepala delapan, nenek sering banyak keluha

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05

Bab terbaru

  • Di Kejar Mantan Suami Arogan   Biarkan Dia Pergi

    Makan malam terpaksa ditunda satu jam karena Nenek ingin menunggu Janus untuk makan bersama. Makanya, ketika anak itu datang, dia kembali memanggil Fey yang sudah kembali ke kamarnya untuk turun dan kebetulan juga orang tua Janus sudah bergabung bersama mereka.“Kita sudah sepakat. Sesibuk apa kalian di luar sana, kalian harus menjadwalkan pulang di akhir bulan dan makan bersama keluarga. Kenapa semua jadi pura-pura lupa, sudah lama sekali rasanya tidak bisa kumpul seperti ini,” oceh Nenek sebelum anak dan cucunya mengambil makanan.Jenny perlu mengingatkan kembali karena memang sudah hampir satu tahun mereka melupakan janjinya. Kalau pun ada yang pulang, tidak bisa secara bersamaan begini. Anak dan menantunya ada, cucunya tidak. Selalu ada yang punya alasan tidak bisa pulang saat jatuhnya waktu untuk kumpul keluarga.“Ma, anak-anak sudah dewasa dan punya kesibukan sendiri. Walaupun ga lengkap seperti ini, kami semua tetap datang, kok,” Jasper langsung menyahuti.“Hanya satu kali da

  • Di Kejar Mantan Suami Arogan   Ancaman Dari Nenek

    Fey tiba di rumah nenek sebelum matahari tenggelam. Nenek sangat baik padanya, meskipun dia bukan cucu kandung. Jenny sangat menyayangi Fey karena anak ini sumber kebahagiaan anak bungsunya, Jawelia. Dia sadar, Karena Jawelia tidak bisa hamil, Fey datang menyelamatkan pernikahan anak perempuannya itu.Ibu asuhnya Fey sudah sakit-sakitan sejak belum menikah. Awalnya dokter bilang kena miom, tapi ketika Fey berumur tujuh tahun, dia divonis kena kanker rahim, yang menyebabkan dia tidak berumur yang panjang. Satu tahun berikutnya, suaminya menyusul karena dia mengalami depresi ditinggal oleh orang yang begitu dicintai.Sejak ayah dan ibunya meninggal, Fey tinggal di rumah nenek bersama Janus. Orang tua Janus yang menjadi pengganti mama dan papanya.Kasih sayang Jenny dan pamannya tidak diragukan lagi. Bahkan kalau Fey berselisih dengan Janus, tanpa melihat apa permasalahannya, mereka akan membela Fey.Mungkin karena usianya yang sudah kepala delapan, nenek sering banyak keluha

  • Di Kejar Mantan Suami Arogan   Menganggu Saja

    “Fey!” Hawke tanpa ragu langsung memeluknya begitu teman sekolahnya itu masuk ke ruangan Janus.“Apa kabar, aku kira setelah sekian lama tidak bertemu, kau banyak perubahan. Ternyata aku salah, kau masih cantik dan …,” dia langsung melepas pelukannya dan menilai Fey yang masih kebingungan karena ekpresi Hawke yang terlalu berlebihan itu.“Kau masih ….,”“Masih apa?” tanya Fey tidak ramah karena dia kesal, menurutnya Hawke sengaja mengantung kata-katanya agar Janus dan asistennya itu bisa menilai sendiri. Bagimana penampilan Fey yang sangat sederhana itu.“Masih membuat aku kagum. Penampilanmu tidak banyak berubah, kau masih seperti anak SMA,” katanya.Dari nada ucapannya itu, siapapun akan tahu kalau Hawke sebenarnya ingin mengatakan kalau Fey itu kampungan, tidak modis dan tidak tahu bagaimana caranya berhias. Caelum tidak tahan melihat drama itu, setelah mengantar Fey ke ruangan bos-nya, dia tidak mau berlama-lama. Sebelum diminta, dia sudah pamit duluan.“Ya, dari dulu aku memang b

  • Di Kejar Mantan Suami Arogan   Hawke Yang Menjadi Pujaan

    “Uke,”Janus langsung berdiri dari tempat duduknya manakala pintu ruang kerjanya terbuka dan melihat gadis yang sedang ditunggunya itu berdiri di depan pintu, tengah menatapnya dengan haru.“Kau… kemana saja, Kau? Kau minta aku menjempumu ke bandara tapi, apa?” serunya lagi dengan ekpresinya yang bingung. Bagaimana tidak, Janus melihat Hawke masuk ke ruangannya, tepat saat dia minta bantuan asistennya untuk mencari keberadaannya.“Aku nungguin kamu udah kayak orang bego ajah. Kau matikan telpon, kau juga tidak membuka pesan yang aku kirim. Apa-apaan sih?” ocehnya lagi. Dia bukan meluapkan kerinduannya yang tersimpan selama tiga tahun ini tapi malah mengungkapkan kekhawatirannya pada Hawke sampai-sampai dia lupa bagaimana harus bersikap layaknya pasangan yang sudah lama tidak bertemu.Hawke menghampiri meja Janus dan berdiri di depan pria yang dia tahu sangat tergila-gila padanya sejak mereka masih di SMA itu. “Nomel aja. Emangnya ga kangen?” katanya sambil menggeser tubuhnya lebih d

  • Di Kejar Mantan Suami Arogan   Menyelamatkan Janus

    “Bagaimana operasinya?" Janus menghentikan langkah Caelum yang buru-buru ke ruangannya.Caelum langsung memberikan selembar surat yang berisi resep vitamin. "Katanya, dia lagi datang bulan. Jadi minta dijadwalkan ulang sama dokter Sky ""Datang bulan?" Mendengar jawaban asistennya itu, Janus tersenyum manis.Dia sedikit lega. Ternyata apa yang dikatakan Fey tadi malam itu memang guyonannya belaka, adalah suatu candaan dia untuk menahan Janus agar tetap bersamanya. Dia tidak menyangka kenapa Fey begitu naif. Sikap Janus selama ini seharusnya bisa membuat sadar kalau mereka bersama karena satu kebutuhan.Untuk memenuhi kebutuhan mereka yang sudah sama-sama dewasa. Tidak lebih dari itu. Meskipun Fey menjadi istrinya, namun wanita yang menjadi tujuan hidupnya hanya Hawke seorang. Jadi tidak terbayangkan oleh Janus jika Fey benar-benar hamil dan mereka memiliki anak. Bagaimana mereka menjelaskan pada Hawke? Juga pada keluarga?Selama ini, yang diketahui oleh keluarga Janus, merek

  • Di Kejar Mantan Suami Arogan   Gatel Banget, Dok!

    Caelum jadi tidak enak. Dari nada bicaranya, jelas kalau Fey merasa tidak nyaman karenanya. Dia jadi lebih canggung saat mengikuti Fey keluar dari bangsal klinik menuju ke parkiran. Apalagi beberapa saat kemudian Fey berbalik dan memelototinya. “Kau tidak usah mengikuti aku. Aku mau ke koperasi beli pembalut dan ke kamar mandi!”Caelum tidak berani mengatakan apapun dan hanya bisa menjawab, "Ya.""Kau bisa kembali ke kantor. Aku bisa pulang sendiri." Fey melirik pria yang masih berdiri di sampingnya."Baiklah!"Begitu selesai bicara, dia langsung pergi ke warung serba ada yang ada di area klinik. Namun ketika ingin membayar barang belanjaannya, Fey baru menyadari bahwa dia meninggalkan tas jinjingnya. Barang itu dia letakkan di sisi tempat tidur ketika dia ingin diperiksa.Tidak ada pilihan, dia harus kembali untuk mengambil tas miliknya. Tapi baru beberapa langkah, dia langsung menahan langkahnya."Hawke?" Fey terkejut melihat gadis yang berjalan tergopoh-gopoh dari parkiran, menuj

  • Di Kejar Mantan Suami Arogan   Sedang Datang Bulan

    Kini, Fey duduk sendirian di sisi tempat tidur. Dia melihat kamar dan hanya tinggal dirinya saja. Sambil mengelus tempat tidur, dia membatin, "Apakah segala bentuk permainan yang mereka nikmati selama dua tahun delapan bulan itu akan berakhir?"Dia tersenyum pahit. Ke depannya, mungkin kamar ini hanya akan dia tempati seorang diri saja. Tidak akan ada suara desahan yang memecah keheningan seperti saat Janus pulang untuk melampiaskan hasratnya. Mungkin setelah ini dia tidak akan datang lagi, jika dia butuh pelepasan, mungkin dia akan mencari kekasihnya.Sakit sekali ketika pikiran itu muncul di kepalanya tanpa dia minta.Ya.....siapa yang tidak sakit merasakan ini.Sebagai istri, meskipun hanya mereka berdua yang tahu tentang hubungan ini, Fey selalu menunjukkan sikap yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi urusan di tempat tidur, Fey sudah menjadi pelayan yang sempurna.Tidak peduli kapan Janus akan datang dan permintaannya yang kadang sangat keterlaluan, dia

  • Di Kejar Mantan Suami Arogan   Mungkin Jadi Yang Terakhir

    "Hei....apakah kau ingin menahanku di sini?"Janus sengaja menahan diri meskipun dia masih ingin melakukannya lagi. Tapi dia sudah janji pada Hawke, dia akan menjemputnya di bandara malam ini.Jika melihat ekspresi Fey yang begitu memohon, dia tidak tega jika tidak membantu Fey melepas keinginannya.Fey tersipu, tapi dia hanya bisa mencondongkan tubuh ke depan. Menekan tubuhnya ke tubuh Janus lebih dalam. Dia ingin melahap senjata pusaka Janus yang besar itu dalam-dalam. Dia berkata dengan genit, “Kau yang membuat aku seperti ini.""Aku?" Dia bertanya sambil mengerucutkan keningnya."Kau yang mau minta nambah, kenapa aku yang disalahkan?"Tangan Janus segera meraih pergelangan tangan Fey dan membuatnya menyentuh miliknya.Fey memegang tongkat pusaka yang sudah mengeras itu sambil menatap Janus dengan mata yang berkaca-kaca. Sentuhan jari-jarinya yang lembut rupanya juga memberikan kenikmatan bagi Janus."Kau tidak menyukainya?”"Aku harus pergi. Hawke sudah menunggu aku

  • Di Kejar Mantan Suami Arogan   Hamil Apaan?

    Tanpa diduga, wajah Janus langsung merah padam. "Apa katamu?" dia bertanya dengan ekpresi menakutkan. “Kau jangan menahan aku dengan jebakan seperti ini!” tandasnya. Suaranya mulai gemetar. “Hamil apaan?”“Kau tidak mungkin hamil, kau selalu minum obat itu, kan?”Reaksi ini tak diduga oleh Fey sebelumnya. Jantung Fey langsung berdebar kencang karena kaget dan bercampur takut, tapi karena sudah terlanjur bicara dia memberanikan diri untuk mengulangi kata-katanya "Iya….Aku hamil."Tanpa berpikir, Janus langsung membalas “Gugurkan!”“Gugurkan janin itu!”serunya dengan suara yang keras. “Bukankah kita sudah sepakat, pernikahan ini hanya sementara dan tidak ada anak yang lahir.”Fey sudah menduga kalau dia akan mendengar kata-kata yang tidak mengenakkan telinganya itu. Apa yang dikatakan Janus memang benar, hubungan mereka hanya sementara saja. Sikapnya itu juga sudah diperjelas dengan obat anti hamil yang selalu dia siapkan Janus untuknya.Fey terdiam beberapa saat untuk menenangkan h

DMCA.com Protection Status