Share

Merekamnya

Penulis: Jenang gula
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-15 23:26:11

‘Ting. Ting.’

Erica menoleh bermaksud menyambut pembeli, tetapi yang datang saat ini membuatnya langsung tersenyum kecut.

“Apa pekerjaan ini membuatmu terlalu sibuk sampai tidak ada waktu untuk meneleponku, Erica?” Jaxx terus mendekat dan berhenti setelah tepat berada di depan Erica meski hanya terhalang meja.

Erica mengangguk, “Maaf.”

Jaxx menghela napas, “Aku tidak menyuruhmu minta maaf. Di mana Jessie?”

“Dia ada kepentingan jadi aku menjaga kedai sendiri. Dulu selama aku di sini dia juga sering sibuk. Kau ... mau kopi?” Erica tersenyum lagi. Semarah apa dia dengan Jaxx, nyatanya tetap sulit membenci pria itu, terlebih saat berhadapan seperti ini.

“Ya, bautkan apa pun yang spesial dan enak.” Jaxx mengedarkan padangan, tahu ada meja kosong, dia duduk di sana, membiarkan Bill yang baru saja pamit ke luar.

Erica mengantar segelas kopi Latte untuk Jaxx, “Aku ... harus segera menyelesaikan pekerjaanku, sebentar lagi ada pendaftaran di Aganta, kalau saat itu pekerjaanku belum siap
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Rekaman yang tersebar

    Erica tersenyum, “Apa kamu melakukannya dengan wanita itu juga? Kau juga melakukan ini?” Bobi terkekeh, “Siapa? Aku tidak pernah melakukan apa pun dengan siapa pun? Aku bersih dan aku hanya tertarik padamu saja.” Kembali mendekat, menciumi bibir yang nyatanya manis juga, meski dulu dia sempat menolak rencana ini karena Erica terlihat aneh, nyatanya tetap sama seperti cewek lain saat mabuk begini. “Lalu siapa wanita yang kau peluk kemarin?” Meski menerima ciuman itu, Erica merasa harus menuntut jawab atas rasa penasarannya. “Siapa? Aku tidak memeluk siapa pun kemarin.” Bobi menyelusupkan tangan untuk menyentuh milik Erica, kaki yang merespons baik tujuannya, membuat Bobi berhasil menyisikan kain tipis itu tanpa perlu bersusah payah. Dia mulai mengeluar masukkan jemari dan membuat milik Erica semakin basah. “Aaahhh ... kau belum menjawab pertanyaanku. Tunggu sebentar, ooughhhh ....” Erica menahan tangan yang sedang membuatnya semakin naik itu. Bobi semakin liar, larangan itu membua

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-16
  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Terpaksa mau

    Dosen itu ikut tersenyum juga, “Tetapi dengan satu syarat, Erica. Aku ... harus melihat hasil karyamu agar aku bisa meyakinkan semua dosen kalau kamu memang layak untuk disimpan sampai akhir semester.” Erica meremas tangannya sendiri, apa yang dihindari dari dulu, akankah dia harus menerimanya? “Tetapi saya bekerja sepulang kuliah, Pak. Ini saja saya izin cuti, kalau Bapak ke sana, mau jam berapa? Saya pulang jam sembilan soalnya.” “Aku punya banyak waktu, kalau kamu memang bisanya jam sembilan, tidak masalah. Lusa aku akan datang, aku akan mampir kedai dulu untuk menunggumu, jadi kita bisa ke rumahmu bersama-sama. Ingat, Erica, semua demi dirimu sendiri.” Erica menghela napas, tak tahu harus bagaimana, ijazahnya sangat penting untuk meraih impiannya, tetapi karena rekaman itu? “Baik, Pak. Saya tunggu di kedai. Apa saya boleh permisi dulu, Pak?” Dosen itu mengangguk, “Ya, kerjakan apa yang perlu, jangan dipikirkan tentang masalah ini. Aku akan mengurusnya untukmu. Setelah aku meli

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Jaxx bertingkah

    Semua orang menodongkan senjata ke Jaxx dan dua pengawalnya, “Kalian salah jika datang ke tempat ini.” Menoleh ke temannya, “Panggil bos Hans sekarang!” Orang di belakangnya langsung berlari masuk.Jaxx malah terkekeh dan terus berjalan ke arah pintu masuk. Dia memang sebuah ancaman, tetapi ingat kalau Rose masih melindunginya, Jaxx yakin tak akan ada yang berani menembak. Hidup ini memang tidak adil, jadi pantas dan boleh ‘kan kalau Jaxx sedikit menyombongkan diri?“Kami akan menembakmu kalau kau tidak mau berhenti di sana!”Jaxx membuang napas kasar dan berhenti berjalan. Mengambil rokok dan membiarkan Bill memberinya api, serta mengembus asap itu sesantai mungkin, “Bos kalian lama sekali.”Hans keluar tergesa-gesa, cukup heran melihat Jaxx menyambanginya begini, “Apa kau tersesat?”Jaxx menoleh, “Tidak.”“Aku juga tidak ingin minum kopi atau bir denganmu. Jadi kau bisa pulang sekarang.” Hans benar-benar tak menyangka Jaxx berani mendatanginya.Jaxx terkekeh, “Aku tidak suka kopi da

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Buang saja

    Jaxx terkekeh dan melempar rokoknya sembarang.Pelayan memulung rokok itu dan membuangnya dengan benar setelah memastikan putungnya mati. Di sini, Rose paling takut kalau sampai terjadi kebakaran, dan Jaxx sepertinya sengaja memancing emosi Rose.“Aku tahu kau menyembunyikan Johan. Di mana dia sekarang?” Jaxx hanya menatap sekilas minuman yang disajikan untuknya. Dia tak akan tergoda oleh racun apa pun di rumah ini.Rose terkekeh, “Aku saja tidak tahu Johan itu yang mana. Sepertinya kamu salah paham, tetapi aku senang karena dengan kamu ke sini, aku jadi tahu kalau kamu masih memperhatikanku, buktinya kau langsung merokok saat aku sengaja menyuruh sopir agar pelan saja ke sininya.” Mengambil minuman dan menikmatinya, “Aku tidak memasukkan apa pun ke sini. Itu kalau kamu masih tertarik dengan teh herbal baru penemuan koki andalanku.”“Aku tidak berniat mencicipi apa pun, katakan saja di mana Johan, dan aku akan pergi.” Jaxx tak akan tertipu untuk ke dua kali.“Aku benar-benar tidak tah

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Tiga hal yang berbeda

    Jaxx tersenyum dan mengangguk. Dia sendiri yang tahu seperti apa Scott membesarkan gudang haram ini dan Rose yang tiba-tiba meminta jatah dengan segala permainan kotor, seolah Jaxx pun gatal untuk segera menyingkirkannya juga. “Aku akan menyerahkan semua tanggung jawab padamu.” “Apa?!” Jaxx langsung menoleh, tak percaya dengan apa yang diucapkan Scott, semua seperti ilusi. Scott tersenyum, “Usiaku sudah tidak muda lagi, aku muak dan lelah, Rose tidak akan pernah mengganggu secara terang-terangan, jadi aku akan pensiun.” “Lalu? Apa yang harus kulakukan? Harta karun kita?” Jaxx memang mendambakan posisi yang diberikan Scott, tetapi setelah menerimanya, raganya gugup, “Aku tidak akan sehebat dirimu.” Scott malah tertawa, “Lakukan apa pun yang kamu mau, kalau obat surga itu membuatmu lelah, tetap simpan senjata kita, orang tidak akan pernah mabuk hanya karena senjata, kan?” Ya, selama ini Scott memang pemasok obat terlarang terbesar dan senjata ilegal di, kantor asuransi yang selama

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-01
  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Subalan di mulut

    Jessie tersenyum lebar menyambut pembelinya, “Halo, Bill.” Menoleh ke Jaxx dan mengangguk, “Mau kopi?” Jaxx mengedarkan padangan, “Di mana Erica?” “Hari ini dia pulang lebih awal, ada sesuatu yang terjadi, dosen sedang memeriksa pekerjaannya, tetapi sepertinya dia tidak kembali, ini sudah sore, dan mereka baru pulang.” Jaxx menoleh ke Bill, “Telepon aku kalau ada hal mendesak.” “Baik, Mr. Jaxx.” Bill menoleh ke Abi dan tersenyum lebar. Dia akan menikmati kopi sambil sedikit bersantai hari ini. Jaxx berjalan santai ke studio, bukan dia tak percaya dengan Erica atau dosen Erica yang datang, hanya saja terlalu lama tak bertemu dengan Erica membuat Jaxx ingin segera bertemu perempuan yang selalu mengganggu jam tidurnya itu. Erica tersenyum, “Ya, tentu saja. Aku mengerjakan semua ini dengan profesional, Pak.” Dosen malah terkekeh, “Kurasa tidak, dengan bentuk dan ukuran seperti itu, urat-urat yang terlihat nyata, aku yakin ada hal lain yang terjadi.” Berbalik dan mendekat ke Erica,

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-02
  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Siapa wanita itu?

    Erica menelan ludah, “Ak-aku pergi dengan Eva, kami hanya minum beberapa gelas, dan dia sengaja merekam dan menyebarkan video itu ke grup kampus. Dosen bilang akan membantuku kalau dia sudah tahu sebagus apa patung yang kubuat, jadi aku mengizinkannya datang.” Erica yang sudah melepas pelukan, ganti dengan memeluk lututnya sendiri, “Aku harus punya ijazah untuk masuk ke Aganta, apa pun akan kulakukan meski pun-” “Meski pun kau harus melayani pria hidung belang yang tadi?!” tukas Jaxx yang masih kesal dengan sanggahan Erica. Erica menusap wajah kasar, dia tak memiliki jawaban, meski kenyataannya dia tak ingin, tetapi bila hanya itu jalan satu-satunya, Erica bisa apa? “Mana patungnya?” Jaxx mengedarkan padangan, melihat patung sebesar dirinya, dia pun mendekat, sungguh itu sangat mirip dengan dirinya, dan dia langsung menoleh ke Erica lagi, “Apa ini sudah selesai?” Erica menggeleng, “Aku harus menyematkan selendang dan memberi sedikit warna di beberapa bagian lagi.” “Lakukan sekara

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-03
  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Dua cerita tidak sama

    Awalnya Jaxx mengerutkan kening, tetapi dia terkekeh setelahnya, “Jadi, kamu melihatku di bar malam itu? Kau marah dan pergi bersama temanmu minum? Kau konyol sekali, seperti anak kecil yang marah karena tidak dibelikan permen, aku harus menyebutnya konyol atau lucu?” Jaxx kembali mendekat untuk memagut bibir Erica, tetapi lagi-lagi Erica membuang muka, membuatnya semakin gemas. “Tidak. Aku pergi dengan temanku bukan karena itu.” Erica agak terkejut saat Jaxx menarik dagunya, membuat matanya mau tak mau menatap Jaxx, pandangan itu bukan amarah, hanya saja Erica terganggu, “Jangan menatapku seperti itu.” Jaxx tersenyum, “Kenapa? Aku suka.” Erica baru saja mau membuka mulut dan Jaxx langsung membungkam mulut itu dengan bibirnya, menyesap kuat, serta menuntut. Tangannya kembali liar merabai punggung Erica dan berdiri dengan Erica yang kini digendong. Merebahkan tubuh itu perlahan ke ranjang dan membuang pakaian Erica saat bibirnya melepas bibir Erica sejenak untuk beristirahat. “Aaaah

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-04

Bab terbaru

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Lebih dari apa pun

    “Mr. Scott!” Jaxx langsung berlari melihat Scott hampir masuk bandara, “Apa ini?!” Scott terkekeh, “Aku sudah bilang padamu kalau aku ingin pensiun, kan?” “Dengan melarikan diri? Aku bisa membebaskanmu dari wanita sialan itu, tinggal sedikit lagi, Aganta tidak akan dijual ke siapa pun. Meski itu juga berarti aku tidak bisa mengusir Rose, dia tidak akan bertingkah di sini, aku akan melakukan apa pun untuk menaikkan saham kita di sana.” Jaxx berharap bisa merayu Scott, “Tolong, tetaplah di sini.” Scott tersenyum lebar, “Aku hanya berlibur untuk beberapa hari, aku tidak mati atau pergi ke mars, jadi jangan kawatir. Aku akan kembali lagi, Jaxx.” “Kapan? Aku harus tahu kapan pastinya Anda kembali, Mr. Scott.” Andai Jaxx bisa mungkin dia sudah menarik koper-koper yang dibawa anak buah pribadi Scott dan mengajak Scott kembali ke markas inti. “Kau akan mengetahuinya. Berhati-hatilah dengan Rose, kita sama-sama tahu kalau dia selalu menghalalkan segala cara untuk kepentingan pribadinya se

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Semangkuk es krim

    Jaxx, Bill, dan Abi saling melempar pandang, “Siapa?” Jaxx mengurai pelukan itu dan menatap Erica lebih serius. “Pak Johan. Beliau pimpinan Aganta. Bukankah kamu sering ke sini, Jaxx? Aku pikir kamu mengenalnya sampai membuat pengajuanku berjalan sangat lancar tadi.” Melihat wajah Jaxx yang berkecamuk, Erica jadi gugup, “Apa ... kita merayakannya dengan es krim?” Jaxx menoleh ke Bill dan Abi, “Aku beli es krim dengan Erica. Kerjakan tugas kalian.” Merangkul Erica dan ke luar dari Aganta sambil terus mencari Johan. Dia tidak menyangka kalau pria itu sudah berada di Aganta setelah sekian lama dicari-cari ke mana pun. Erica yang terganggu karena Jaxx diam dari tadi, merangkul pria itu lebih erat, “Apa ada sesuatu, Jaxx?” Jaxx tersenyum, “Sesuatu? Tidak ada. Apa memangnya?” Jaxx mendekat ke penjual es krim, “Semangkuk yang spesial untuk perempuan yang spesial.” Penjual tersenyum lebar, “Pasti, Tuan.” Meracik pesanan dengan senang hati. Erica yang mendengar pesanan Jaxx, jadi merona

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Saling menguntungkan

    “Tidak. Untuk apa aku cemburu?” Erica mempercepat memakai pakaian dan meneguk minuman bersoda yang tadi dibelikan Bill. “Malam ini pulanglah ke rumahku.” Jaxx mendekat dan menebuk birnya, “Setelah patungnya didaftarkan ke Aganta, harusnya kau tidak perlu ke kampus, kan? Menemui dosen atau temanmu yang tidak jelas itu.” imbuh Jaxx. Erica menggeleng lagi, “Dengan tetap di sini aku bisa menemukanmu secara tidak sengaja seperti waktu itu. Meski aku tahu kalau kamu bisa mengobrol dengan siapa saja, kejutan yang seperti itu membuatku lebih hidup.” Jaxx terkekeh, “Ucapanmu bisa disimpulkan kalau kamu kesepian setiap di rumahku. Apa tebakku benar?” Erica masih mau menjawab, pintu studio diketuk oleh seseorang, dan dia ke sana untuk membukakannya. “Masuklah!” Ternyata itu Bill, Abi, dan beberapa orang pria, “Tolong berhati-hatilah. Aku akan menangis kalau sampai ada kesalahan.” Jaxx mendekat dan merangkul pinggang Erica, mengawasi patung dinaikkan ke truk, dan mengajak Erica berangkat ke

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Apa kau cemburu?

    Setelah tangan Hans selesai dibersihkan, Rose menyuruh Hans mandi agar bau keringat itu hilang, dan dia membantu Jaxx membuat mi. “Aku mandi dulu.” Scott meninggalkan Rose dan Jaxx di dapur karena tubuhnya juga gerah. Rose pun tersenyum, “Jadi, kau yang mengambil paket itu?” “Paket apa?” Jaxx tak paham. “Kau bilang Hans terjatuh dan kau yang mengejar anjingnya, kan? Kalau Hans sudah mengambil paketnya, untuk apa kamu masih mengejar anjing itu, artinya kau yang berhasil mengejar.” Meliat Jaxx mau menyangkal, Rose bicara lagi, “Aku lebih berpengalaman darimu, Jaxx. Jangan membohongiku. Katakan, kenapa kamu bilang kalah Hans yang mengambilnya?” Jaxx tersenyum, “Dia punya dua sosis di kulkas dan itu cukup adil, kan? Aku tahu apa yang kulakukan, Madam. Jangan kawatir.” Mi yang sudah siap makan, Jaxx membawanya ke ruang makan, dan langsung disantap. Sedangkan Rose pergi sambil tersenyum. Pikiran Jaxx masih sangat dangkal ternyata. Dia ke kamar, menyiapkan pakaian untuk Scott dan duduk

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Dua cerita tidak sama

    Awalnya Jaxx mengerutkan kening, tetapi dia terkekeh setelahnya, “Jadi, kamu melihatku di bar malam itu? Kau marah dan pergi bersama temanmu minum? Kau konyol sekali, seperti anak kecil yang marah karena tidak dibelikan permen, aku harus menyebutnya konyol atau lucu?” Jaxx kembali mendekat untuk memagut bibir Erica, tetapi lagi-lagi Erica membuang muka, membuatnya semakin gemas. “Tidak. Aku pergi dengan temanku bukan karena itu.” Erica agak terkejut saat Jaxx menarik dagunya, membuat matanya mau tak mau menatap Jaxx, pandangan itu bukan amarah, hanya saja Erica terganggu, “Jangan menatapku seperti itu.” Jaxx tersenyum, “Kenapa? Aku suka.” Erica baru saja mau membuka mulut dan Jaxx langsung membungkam mulut itu dengan bibirnya, menyesap kuat, serta menuntut. Tangannya kembali liar merabai punggung Erica dan berdiri dengan Erica yang kini digendong. Merebahkan tubuh itu perlahan ke ranjang dan membuang pakaian Erica saat bibirnya melepas bibir Erica sejenak untuk beristirahat. “Aaaah

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Siapa wanita itu?

    Erica menelan ludah, “Ak-aku pergi dengan Eva, kami hanya minum beberapa gelas, dan dia sengaja merekam dan menyebarkan video itu ke grup kampus. Dosen bilang akan membantuku kalau dia sudah tahu sebagus apa patung yang kubuat, jadi aku mengizinkannya datang.” Erica yang sudah melepas pelukan, ganti dengan memeluk lututnya sendiri, “Aku harus punya ijazah untuk masuk ke Aganta, apa pun akan kulakukan meski pun-” “Meski pun kau harus melayani pria hidung belang yang tadi?!” tukas Jaxx yang masih kesal dengan sanggahan Erica. Erica menusap wajah kasar, dia tak memiliki jawaban, meski kenyataannya dia tak ingin, tetapi bila hanya itu jalan satu-satunya, Erica bisa apa? “Mana patungnya?” Jaxx mengedarkan padangan, melihat patung sebesar dirinya, dia pun mendekat, sungguh itu sangat mirip dengan dirinya, dan dia langsung menoleh ke Erica lagi, “Apa ini sudah selesai?” Erica menggeleng, “Aku harus menyematkan selendang dan memberi sedikit warna di beberapa bagian lagi.” “Lakukan sekara

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Subalan di mulut

    Jessie tersenyum lebar menyambut pembelinya, “Halo, Bill.” Menoleh ke Jaxx dan mengangguk, “Mau kopi?” Jaxx mengedarkan padangan, “Di mana Erica?” “Hari ini dia pulang lebih awal, ada sesuatu yang terjadi, dosen sedang memeriksa pekerjaannya, tetapi sepertinya dia tidak kembali, ini sudah sore, dan mereka baru pulang.” Jaxx menoleh ke Bill, “Telepon aku kalau ada hal mendesak.” “Baik, Mr. Jaxx.” Bill menoleh ke Abi dan tersenyum lebar. Dia akan menikmati kopi sambil sedikit bersantai hari ini. Jaxx berjalan santai ke studio, bukan dia tak percaya dengan Erica atau dosen Erica yang datang, hanya saja terlalu lama tak bertemu dengan Erica membuat Jaxx ingin segera bertemu perempuan yang selalu mengganggu jam tidurnya itu. Erica tersenyum, “Ya, tentu saja. Aku mengerjakan semua ini dengan profesional, Pak.” Dosen malah terkekeh, “Kurasa tidak, dengan bentuk dan ukuran seperti itu, urat-urat yang terlihat nyata, aku yakin ada hal lain yang terjadi.” Berbalik dan mendekat ke Erica,

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Tiga hal yang berbeda

    Jaxx tersenyum dan mengangguk. Dia sendiri yang tahu seperti apa Scott membesarkan gudang haram ini dan Rose yang tiba-tiba meminta jatah dengan segala permainan kotor, seolah Jaxx pun gatal untuk segera menyingkirkannya juga. “Aku akan menyerahkan semua tanggung jawab padamu.” “Apa?!” Jaxx langsung menoleh, tak percaya dengan apa yang diucapkan Scott, semua seperti ilusi. Scott tersenyum, “Usiaku sudah tidak muda lagi, aku muak dan lelah, Rose tidak akan pernah mengganggu secara terang-terangan, jadi aku akan pensiun.” “Lalu? Apa yang harus kulakukan? Harta karun kita?” Jaxx memang mendambakan posisi yang diberikan Scott, tetapi setelah menerimanya, raganya gugup, “Aku tidak akan sehebat dirimu.” Scott malah tertawa, “Lakukan apa pun yang kamu mau, kalau obat surga itu membuatmu lelah, tetap simpan senjata kita, orang tidak akan pernah mabuk hanya karena senjata, kan?” Ya, selama ini Scott memang pemasok obat terlarang terbesar dan senjata ilegal di, kantor asuransi yang selama

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Buang saja

    Jaxx terkekeh dan melempar rokoknya sembarang.Pelayan memulung rokok itu dan membuangnya dengan benar setelah memastikan putungnya mati. Di sini, Rose paling takut kalau sampai terjadi kebakaran, dan Jaxx sepertinya sengaja memancing emosi Rose.“Aku tahu kau menyembunyikan Johan. Di mana dia sekarang?” Jaxx hanya menatap sekilas minuman yang disajikan untuknya. Dia tak akan tergoda oleh racun apa pun di rumah ini.Rose terkekeh, “Aku saja tidak tahu Johan itu yang mana. Sepertinya kamu salah paham, tetapi aku senang karena dengan kamu ke sini, aku jadi tahu kalau kamu masih memperhatikanku, buktinya kau langsung merokok saat aku sengaja menyuruh sopir agar pelan saja ke sininya.” Mengambil minuman dan menikmatinya, “Aku tidak memasukkan apa pun ke sini. Itu kalau kamu masih tertarik dengan teh herbal baru penemuan koki andalanku.”“Aku tidak berniat mencicipi apa pun, katakan saja di mana Johan, dan aku akan pergi.” Jaxx tak akan tertipu untuk ke dua kali.“Aku benar-benar tidak tah

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status