Share

Lebih hangat

Penulis: Jenang gula
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-14 16:28:53

Abi terjatuh karena orang yang akan ditabrak langsung melompat dan membuatnya hampir menabarak Bill, kalau tidak menghindar dan sengaja menjatuhkan diri, dia pasti akan menyelakai sahabatnya itu.

Berdiri dan mengambil kunci motor, “Sepertinya aku sedang beruntung sampai mendapat tangkapan besar begini.”

Bill bangun dan membantu Abi, “Ayo!” Berlari untuk berduel dengan pria kurang ajar yang mengganggunya.

Abi juga ikut serta, dia mengerahkan seluruh tenaga yang dimiliki, tetapi tetap saja kalah. “Akh!” Tersungkur saat perutnya tertendang dengan keras.

Bill pun sama, dia juga tersungkur, lama berlari membuat tenaganya menipis, jadi perkelahian ini semakin mencekiknya.

“Apa yang kalian lakukan di sini?!” Satpam berlari mendekat sambil mengacungkan tongkat, “Aku akan memanggil polisi agar menangkap kalian!”

Terkekeh, “Untuk apa? Kami hanya bercanda, kami ini berlatih, Pak. Untuk apa sampai memanggil polisi? Memangnya kami salah?” Motor yang dari tadi tumbang tak tertolong, segera diberdir
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Merekamnya

    ‘Ting. Ting.’ Erica menoleh bermaksud menyambut pembeli, tetapi yang datang saat ini membuatnya langsung tersenyum kecut. “Apa pekerjaan ini membuatmu terlalu sibuk sampai tidak ada waktu untuk meneleponku, Erica?” Jaxx terus mendekat dan berhenti setelah tepat berada di depan Erica meski hanya terhalang meja. Erica mengangguk, “Maaf.” Jaxx menghela napas, “Aku tidak menyuruhmu minta maaf. Di mana Jessie?” “Dia ada kepentingan jadi aku menjaga kedai sendiri. Dulu selama aku di sini dia juga sering sibuk. Kau ... mau kopi?” Erica tersenyum lagi. Semarah apa dia dengan Jaxx, nyatanya tetap sulit membenci pria itu, terlebih saat berhadapan seperti ini. “Ya, bautkan apa pun yang spesial dan enak.” Jaxx mengedarkan padangan, tahu ada meja kosong, dia duduk di sana, membiarkan Bill yang baru saja pamit ke luar. Erica mengantar segelas kopi Latte untuk Jaxx, “Aku ... harus segera menyelesaikan pekerjaanku, sebentar lagi ada pendaftaran di Aganta, kalau saat itu pekerjaanku belum siap

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Rekaman yang tersebar

    Erica tersenyum, “Apa kamu melakukannya dengan wanita itu juga? Kau juga melakukan ini?” Bobi terkekeh, “Siapa? Aku tidak pernah melakukan apa pun dengan siapa pun? Aku bersih dan aku hanya tertarik padamu saja.” Kembali mendekat, menciumi bibir yang nyatanya manis juga, meski dulu dia sempat menolak rencana ini karena Erica terlihat aneh, nyatanya tetap sama seperti cewek lain saat mabuk begini. “Lalu siapa wanita yang kau peluk kemarin?” Meski menerima ciuman itu, Erica merasa harus menuntut jawab atas rasa penasarannya. “Siapa? Aku tidak memeluk siapa pun kemarin.” Bobi menyelusupkan tangan untuk menyentuh milik Erica, kaki yang merespons baik tujuannya, membuat Bobi berhasil menyisikan kain tipis itu tanpa perlu bersusah payah. Dia mulai mengeluar masukkan jemari dan membuat milik Erica semakin basah. “Aaahhh ... kau belum menjawab pertanyaanku. Tunggu sebentar, ooughhhh ....” Erica menahan tangan yang sedang membuatnya semakin naik itu. Bobi semakin liar, larangan itu membua

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-16
  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Terpaksa mau

    Dosen itu ikut tersenyum juga, “Tetapi dengan satu syarat, Erica. Aku ... harus melihat hasil karyamu agar aku bisa meyakinkan semua dosen kalau kamu memang layak untuk disimpan sampai akhir semester.” Erica meremas tangannya sendiri, apa yang dihindari dari dulu, akankah dia harus menerimanya? “Tetapi saya bekerja sepulang kuliah, Pak. Ini saja saya izin cuti, kalau Bapak ke sana, mau jam berapa? Saya pulang jam sembilan soalnya.” “Aku punya banyak waktu, kalau kamu memang bisanya jam sembilan, tidak masalah. Lusa aku akan datang, aku akan mampir kedai dulu untuk menunggumu, jadi kita bisa ke rumahmu bersama-sama. Ingat, Erica, semua demi dirimu sendiri.” Erica menghela napas, tak tahu harus bagaimana, ijazahnya sangat penting untuk meraih impiannya, tetapi karena rekaman itu? “Baik, Pak. Saya tunggu di kedai. Apa saya boleh permisi dulu, Pak?” Dosen itu mengangguk, “Ya, kerjakan apa yang perlu, jangan dipikirkan tentang masalah ini. Aku akan mengurusnya untukmu. Setelah aku meli

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Jaxx bertingkah

    Semua orang menodongkan senjata ke Jaxx dan dua pengawalnya, “Kalian salah jika datang ke tempat ini.” Menoleh ke temannya, “Panggil bos Hans sekarang!” Orang di belakangnya langsung berlari masuk.Jaxx malah terkekeh dan terus berjalan ke arah pintu masuk. Dia memang sebuah ancaman, tetapi ingat kalau Rose masih melindunginya, Jaxx yakin tak akan ada yang berani menembak. Hidup ini memang tidak adil, jadi pantas dan boleh ‘kan kalau Jaxx sedikit menyombongkan diri?“Kami akan menembakmu kalau kau tidak mau berhenti di sana!”Jaxx membuang napas kasar dan berhenti berjalan. Mengambil rokok dan membiarkan Bill memberinya api, serta mengembus asap itu sesantai mungkin, “Bos kalian lama sekali.”Hans keluar tergesa-gesa, cukup heran melihat Jaxx menyambanginya begini, “Apa kau tersesat?”Jaxx menoleh, “Tidak.”“Aku juga tidak ingin minum kopi atau bir denganmu. Jadi kau bisa pulang sekarang.” Hans benar-benar tak menyangka Jaxx berani mendatanginya.Jaxx terkekeh, “Aku tidak suka kopi da

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Buang saja

    Jaxx terkekeh dan melempar rokoknya sembarang.Pelayan memulung rokok itu dan membuangnya dengan benar setelah memastikan putungnya mati. Di sini, Rose paling takut kalau sampai terjadi kebakaran, dan Jaxx sepertinya sengaja memancing emosi Rose.“Aku tahu kau menyembunyikan Johan. Di mana dia sekarang?” Jaxx hanya menatap sekilas minuman yang disajikan untuknya. Dia tak akan tergoda oleh racun apa pun di rumah ini.Rose terkekeh, “Aku saja tidak tahu Johan itu yang mana. Sepertinya kamu salah paham, tetapi aku senang karena dengan kamu ke sini, aku jadi tahu kalau kamu masih memperhatikanku, buktinya kau langsung merokok saat aku sengaja menyuruh sopir agar pelan saja ke sininya.” Mengambil minuman dan menikmatinya, “Aku tidak memasukkan apa pun ke sini. Itu kalau kamu masih tertarik dengan teh herbal baru penemuan koki andalanku.”“Aku tidak berniat mencicipi apa pun, katakan saja di mana Johan, dan aku akan pergi.” Jaxx tak akan tertipu untuk ke dua kali.“Aku benar-benar tidak tah

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Tertarik padamu

    “Aku mendengar kalau tanah yang kubeli kemarin, tidak jadi dibangun menjadi kompleks perumahan, akan beralih fungsi menjadi galeri seni. Apa itu benar, Mr. Scott?” Mr. Scott terkekeh sebelum menjawab pertanyaan itu, “Kurasa semua itu di luar tugasmu. Apakah kau cukup senggang akhir-akhir ini?” “Tidak. Aku hanya kawatir kalau galeri seni tidak banyak menghasilkan uang, di zaman seperti ini semua orang ingin memiliki rumah sendiri dari pada pergi ke galeri seni. Aku kawatir Mr. Scott tidak teliti sampai pindah haluan begitu cepat.” Mr. Scott terkekeh lagi, “Sepertinya aku terlalu memanjakanmu sampai kau berani tidak sopan padaku. Apa pun keputusan yang kuambil, sepenuhnya memang keinginanku, kerugian sekecil apa pun, juga tanggung jawabku. Jadi, lakukan saja tugasmu dengan benar dan kau akan mendapatkan bayaran dariku. Bukankah itu cukup jelas?” Menutup sambungan telepon begitu saja dan membuang ponsel ke kursi belakang. “Aku butuh kopi sekarang.” Sopir menatap kaca di atas untuk m

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-24
  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Pertama bagiku

    Johan, orang yang menelepon Jaxx, terkekeh, “Ya. Tolong katakan ke Mr. Jaxx, apa yang bulat dan putih sangat ingin kupukul dan tidak mau ditinggalkan. Sepertinya pertemuan kita harus ditunda besok. Apakah tidak masalah untuk Mr. Jaxx?” Bill membekap ponsel dengan tangannya, “Si brengsek Johan menunda pertemuan kita karena sedang golf sekarang. Apa kita menyusulnya saja?” Jaxx tersenyum, “Katakan saja, kita mau bertemu besok, selamat bersenang-senang untuk hari ini, dan semoga mendapatkan poin sempurna golfnya.” “Apa?!” Bill seolah tak percaya dengan ucapan Jaxx. Meski begitu, dia mengatakan juga ucapan Jaxx sama persis ke Johan. Setelah telepon ditutup, Jaxx tersenyum lagi, “Tunggu saja di mobil, ada satu lukisan yang ingin kulihat, tidak lama. Kebetulan Johan membatalkan pertemuan ini, kan?” Jaxx balik kanan dan masuk kembali. Di kamar mandi, Erica menarik napas panjang dan dalam, “Dia sangat tampan sekali, suaranya berat, dan parfumnya harum. Bagaimana bisa ada pria setampan it

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-24
  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Jadilah modelku

    Johan tersenyum setelah menyambut Jaxx, “Aku tidak menyangka Mr. Scott akan tertarik dengan galeri seni. Selama ini Max Konstruksi hanya mengembangkan kompleks perumahan dan sektor publik, kan?” Jaxx terkekeh, mengisyaratkan Bill agar masuk, dan membiarkan tas diletakkan di meja dengan resleting terbuka, “Karena itulah aku ke sini. Setelah pertemuan kita, kuharap Anda menyerahkan pembangunan galeri hanya ke Max Konstruksi saja, terlebih dengan uang itu, Anda bisa membangun lapangan golf sendiri dan bermain setiap saat. Bukankah itu menyenangkan?” Johan melirik isi tas dan tertawa, “Aku tidak menyangka kalau Mr. Jaxx sangat mengerti dengan apa yang menjadi kesenanganku.” “Aku pun juga senang kalau Anda suka dengan hadiah dari kami. Kalau begitu kami permisi. Aku akan menunggu undangan pertemuan selanjutnya dan mempersiapkan tanda tangan kontrak kita.” Jaxx berdiri dan mengajak anak buahnya pulang. Baru saja keluar ruangan, Jaxx menyulut rokoknya lagi karena yang tadi sudah dibuang

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-24

Bab terbaru

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Buang saja

    Jaxx terkekeh dan melempar rokoknya sembarang.Pelayan memulung rokok itu dan membuangnya dengan benar setelah memastikan putungnya mati. Di sini, Rose paling takut kalau sampai terjadi kebakaran, dan Jaxx sepertinya sengaja memancing emosi Rose.“Aku tahu kau menyembunyikan Johan. Di mana dia sekarang?” Jaxx hanya menatap sekilas minuman yang disajikan untuknya. Dia tak akan tergoda oleh racun apa pun di rumah ini.Rose terkekeh, “Aku saja tidak tahu Johan itu yang mana. Sepertinya kamu salah paham, tetapi aku senang karena dengan kamu ke sini, aku jadi tahu kalau kamu masih memperhatikanku, buktinya kau langsung merokok saat aku sengaja menyuruh sopir agar pelan saja ke sininya.” Mengambil minuman dan menikmatinya, “Aku tidak memasukkan apa pun ke sini. Itu kalau kamu masih tertarik dengan teh herbal baru penemuan koki andalanku.”“Aku tidak berniat mencicipi apa pun, katakan saja di mana Johan, dan aku akan pergi.” Jaxx tak akan tertipu untuk ke dua kali.“Aku benar-benar tidak tah

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Jaxx bertingkah

    Semua orang menodongkan senjata ke Jaxx dan dua pengawalnya, “Kalian salah jika datang ke tempat ini.” Menoleh ke temannya, “Panggil bos Hans sekarang!” Orang di belakangnya langsung berlari masuk.Jaxx malah terkekeh dan terus berjalan ke arah pintu masuk. Dia memang sebuah ancaman, tetapi ingat kalau Rose masih melindunginya, Jaxx yakin tak akan ada yang berani menembak. Hidup ini memang tidak adil, jadi pantas dan boleh ‘kan kalau Jaxx sedikit menyombongkan diri?“Kami akan menembakmu kalau kau tidak mau berhenti di sana!”Jaxx membuang napas kasar dan berhenti berjalan. Mengambil rokok dan membiarkan Bill memberinya api, serta mengembus asap itu sesantai mungkin, “Bos kalian lama sekali.”Hans keluar tergesa-gesa, cukup heran melihat Jaxx menyambanginya begini, “Apa kau tersesat?”Jaxx menoleh, “Tidak.”“Aku juga tidak ingin minum kopi atau bir denganmu. Jadi kau bisa pulang sekarang.” Hans benar-benar tak menyangka Jaxx berani mendatanginya.Jaxx terkekeh, “Aku tidak suka kopi da

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Terpaksa mau

    Dosen itu ikut tersenyum juga, “Tetapi dengan satu syarat, Erica. Aku ... harus melihat hasil karyamu agar aku bisa meyakinkan semua dosen kalau kamu memang layak untuk disimpan sampai akhir semester.” Erica meremas tangannya sendiri, apa yang dihindari dari dulu, akankah dia harus menerimanya? “Tetapi saya bekerja sepulang kuliah, Pak. Ini saja saya izin cuti, kalau Bapak ke sana, mau jam berapa? Saya pulang jam sembilan soalnya.” “Aku punya banyak waktu, kalau kamu memang bisanya jam sembilan, tidak masalah. Lusa aku akan datang, aku akan mampir kedai dulu untuk menunggumu, jadi kita bisa ke rumahmu bersama-sama. Ingat, Erica, semua demi dirimu sendiri.” Erica menghela napas, tak tahu harus bagaimana, ijazahnya sangat penting untuk meraih impiannya, tetapi karena rekaman itu? “Baik, Pak. Saya tunggu di kedai. Apa saya boleh permisi dulu, Pak?” Dosen itu mengangguk, “Ya, kerjakan apa yang perlu, jangan dipikirkan tentang masalah ini. Aku akan mengurusnya untukmu. Setelah aku meli

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Rekaman yang tersebar

    Erica tersenyum, “Apa kamu melakukannya dengan wanita itu juga? Kau juga melakukan ini?” Bobi terkekeh, “Siapa? Aku tidak pernah melakukan apa pun dengan siapa pun? Aku bersih dan aku hanya tertarik padamu saja.” Kembali mendekat, menciumi bibir yang nyatanya manis juga, meski dulu dia sempat menolak rencana ini karena Erica terlihat aneh, nyatanya tetap sama seperti cewek lain saat mabuk begini. “Lalu siapa wanita yang kau peluk kemarin?” Meski menerima ciuman itu, Erica merasa harus menuntut jawab atas rasa penasarannya. “Siapa? Aku tidak memeluk siapa pun kemarin.” Bobi menyelusupkan tangan untuk menyentuh milik Erica, kaki yang merespons baik tujuannya, membuat Bobi berhasil menyisikan kain tipis itu tanpa perlu bersusah payah. Dia mulai mengeluar masukkan jemari dan membuat milik Erica semakin basah. “Aaahhh ... kau belum menjawab pertanyaanku. Tunggu sebentar, ooughhhh ....” Erica menahan tangan yang sedang membuatnya semakin naik itu. Bobi semakin liar, larangan itu membua

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Merekamnya

    ‘Ting. Ting.’ Erica menoleh bermaksud menyambut pembeli, tetapi yang datang saat ini membuatnya langsung tersenyum kecut. “Apa pekerjaan ini membuatmu terlalu sibuk sampai tidak ada waktu untuk meneleponku, Erica?” Jaxx terus mendekat dan berhenti setelah tepat berada di depan Erica meski hanya terhalang meja. Erica mengangguk, “Maaf.” Jaxx menghela napas, “Aku tidak menyuruhmu minta maaf. Di mana Jessie?” “Dia ada kepentingan jadi aku menjaga kedai sendiri. Dulu selama aku di sini dia juga sering sibuk. Kau ... mau kopi?” Erica tersenyum lagi. Semarah apa dia dengan Jaxx, nyatanya tetap sulit membenci pria itu, terlebih saat berhadapan seperti ini. “Ya, bautkan apa pun yang spesial dan enak.” Jaxx mengedarkan padangan, tahu ada meja kosong, dia duduk di sana, membiarkan Bill yang baru saja pamit ke luar. Erica mengantar segelas kopi Latte untuk Jaxx, “Aku ... harus segera menyelesaikan pekerjaanku, sebentar lagi ada pendaftaran di Aganta, kalau saat itu pekerjaanku belum siap

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Lebih hangat

    Abi terjatuh karena orang yang akan ditabrak langsung melompat dan membuatnya hampir menabarak Bill, kalau tidak menghindar dan sengaja menjatuhkan diri, dia pasti akan menyelakai sahabatnya itu.Berdiri dan mengambil kunci motor, “Sepertinya aku sedang beruntung sampai mendapat tangkapan besar begini.”Bill bangun dan membantu Abi, “Ayo!” Berlari untuk berduel dengan pria kurang ajar yang mengganggunya.Abi juga ikut serta, dia mengerahkan seluruh tenaga yang dimiliki, tetapi tetap saja kalah. “Akh!” Tersungkur saat perutnya tertendang dengan keras.Bill pun sama, dia juga tersungkur, lama berlari membuat tenaganya menipis, jadi perkelahian ini semakin mencekiknya.“Apa yang kalian lakukan di sini?!” Satpam berlari mendekat sambil mengacungkan tongkat, “Aku akan memanggil polisi agar menangkap kalian!”Terkekeh, “Untuk apa? Kami hanya bercanda, kami ini berlatih, Pak. Untuk apa sampai memanggil polisi? Memangnya kami salah?” Motor yang dari tadi tumbang tak tertolong, segera diberdir

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Menangis berdua

    Meski agak terkejut, Jaxx tetap diam saat mendapati dirinya sadar dan berada di ruangan dokter yang biasa menanganinya. Menyibak selimut dan duduk untuk menyeimbangkan tubuh sebelum pergi dari tempat ini.“Kau sudah bangun, Jaxx? Apa ada yang mengganggumu? Kau terlalu banyak minum obat tidur?” Dokter masuk, dia ingin memeriksa, dan bersyukur melihat Jaxx sudah sadar.Menghela napas, “Apa gumpalan itu benar-benar kau ambil?”Dokter itu mengerutkan kening, “Kau mencurigaiku? Yang benar saja?!” Terkekeh, duduk di depan komputer, dan memeriksa apa yang seharusnya, “Meski operasinya lancar, seharusnya kepalamu tidak boleh terbentur, jangan salahkan aku kalau kau yang melakukan kesalahan, ya? Jangan sering minum obat tidur. Sebenarnya obat seperti itu sangat berbahaya.”Jaxx menghela napas lagi, “Aku sudah lama tidak minum barang sialan seperti itu.”“Lalu? Apa yang membuatmu pingsan? Kali ini memang pingsan, aku hanya kawatir kamu terlalu memaksakan diri, sekuat-kuatnya manusia tetap butuh

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Tepi jurang

    Rose meletakkan cerutu yang dipegang dan mendekati Jaxx, memperhatikan wanita di depannya, dan mencium bibir itu di depan Jaxx. Tentu saja wanita itu tak berani menolak, dia tahu benar akan berakhir bagaimana kalau sampai kliennya kecewa, jadi meski adegan ini menjijikkan, dia tetap melakukan sesempurna mungkin. Rose melepas ciuman itu dan membersihkan bibirnya sendiri, “Ya, rasanya memang manis. Seleramu bagus juga.” Duduk kembali di tempatnya, mengambil cerutu, dan mengisap lagi, “Apa aku berencana memberikannya padaku?” Eva menunjuk meja di depannya dengan dagu, “Baru kali ini aku melihat hal seperti itu?” Erica mengerutkan kening, “Ada apa?” “Wanita di sana mencium wanita lain, padahal dia sudah dipangku oleh pria gagah, apa begitu banyak orang sakit di zaman sekarang ini?” Erica merapikan rambut sambil menoleh, dia tak kenal dengan wajah itu, tampak seperti wanita kaya dari pakaiannya, tetapi pria yang memunggunginya, seolah kegagahannya bisa diukir dengan mata tertutup. E

  • Di Bawah Selimut Mr. Jaxx   Bibirnya manis

    Mendengar pertanyaan itu, Erica malah merapikan rambut yang bahkan tak mengganggu sekali pun, “Aku ... tahu kalau kau menembak Jaxx.” Hans tersenyum, “Semua orang juga mengetahuinya. Kabarnya dimuat dikoran, kan? Meski hanya sehari dan peredarannya dicabut, tetap saja ada beberapa orang yang sudah membelinya.” “Kenapa kau melakukannya, Hans?” “Apa aku menyakiti hatimu?” Erica menelan ludah, dia tahu betul Hans menyukainya dan semua ini bukan tentang dirinya saja yang sedih, Hans pun pasti juga sakit. “Aku tidak tahu ada apa denganmu, Hans. Kamu sangat baik dan sopan padaku, kau tak pernah melakukan hal yang membuatku marah, tetapi ... semua orang yang ada di sekitarmu tidak pernah membuatku nyaman, dan aku merasa harus menjadi orang lain untuk dekat denganmu. Maaf.” Hans membawa kopinya dan berdiri, “Setidaknya hanya aku yang tulus mencintaimu.” Ke luar dari kedai kopi. Dia memang senang bertemu dengan Erica, tetapi kalau cinta Erica bukan untuknya? Apa yang bisa dilakukan Hans m

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status