#DBN
Di bawah Ketetapan-Nya (Ketika Dia Bukanlah Takdirku)Bab 1 Satu insan yang memikat dua hati
"Hanna!" teriak Mala dari kejauhan tepat setelah Hanna keluar dari kereta.
Hanna menoleh kearah sumber suara. Dengan senyum mengembang ia membalas panggilan sahabatnya dengan lambaikan tangan.
Ketika kedua netra dari dua insan itu saling bertemu, Hanna dan Mala pun dengan sedikit berlari kecil akhirnya bersatu dan berpelukan guna melepas rindu yang teramat besar. Sebab, bertahun-tahun sudah mereka tak berjumpa karena kala itu Mala terpaksa harus ikut dengan kedua orang tuanya yang sudah pensiun dari pekerjaannya dan ingin kembali ke kota kelahiran mereka yakni di kota Solo.
Sebuah kota kecil yang memiliki budaya jawa cukup kental. Selain itu kota ini pula lah yang nantinya akan menjadi tempat tinggal sekaligus tempat bekerja Hanna selama kontrak mengajarnya di sebuah sekolah menengah pertama berbasis islam berlangsung.
"Assalamualaikum sahabatku," ucap Hanna sembari melepas pelukannya dengan Mala.
"Wa'alaikumussalam warrohamtullahi wabaarokaatuh," balas Mala dengan senyum yang sumringah. Tampak jelas kebahagiaan melekat di hatinya.
"Makin cantik aja kamu, Han. Gemes aku!" ujar Mala sambil mencubit gemas pipi Hanna.
"Gimana kabarmu?" tanya Mala kemudian.
"Alhamdulillah aku baik, kok. Gimana kamu?" tanya Hanna balik dengan senyum manis yang menghiasi wajahnya.
"Aku juga baik, alhamdulillah."
Sedikit obrolan ringan pun terjadi. Lalu Mala yang lebih mengetahui bagaimana situasi kota Solo akhirnya mengajak Hanna untuk mencari makan supaya lebih banyak punya waktu untuk saling melepas rindu.
"Gimana? Di jalan ketemu apa gitu gak?" tanya Mala yang betul-betul menunjukkan raut wajah bahagianya.
"Ketemu apa?" Hanna pura-pura berpikir sebab ia tahu kalau sahabatnya itu hanya sedang mencoba mengodanya saja.
"Jodoh kali. Ha ha ha!" Dan rupanya benar tebakan Hanna. Dengan recehnya Mala menjawab pertanyaannya sendiri.
Ya begitulah kedua sahabat itu. Saling melengkapi satu sama lain meski terlihat jelas perbedaan sifat dari keduanya. Dimana Hanna yang lebih terlihat kalem dan tak banyak bertingkah berbanding terbalik dengan Mala yang lebih sering menampakkan keekspresiannya.
"Aku dijodohkan, Han," kata Mala di tengah-tengah obrolan mereka.
Mendengar perkataan Mala barusan seketika membuat Hanna terbatuk. Ia tampat terkejut dengan berita yang disampaikan sahabatnya itu. Bagaimana bisa diusia Mala yang masih muda tapi sudah akan dinikahkan?
Karena penasaran Hanna pun menanyakan perihal perjodohan yang dijalankan Mala saat ini. Dimana calon suami Mala adalah seorang laki-laki lulusan sebuah pondok pesantren yang ada di Boyolali. Tak banyak yang Mala tahu tentang calon suaminya itu termasuk wajahnya. Namun, ada yang jelas Mala ketahui adalah laki-laki itu bernama Hafiz dan pekerjaannya adalah seorang guru di sekolah menengah atas yang juga berbasis islam.
"Kok, kamu mau sih nerima perjodohan itu? Padahal kamu sendiri aja belum tau orangnya," tanya Hanna heran.
"Orang tuaku. Mereka cukup menjadi alasanku buat terima perjodohan ini," balas Mala.
Hanna menghela napasnya. Ia tahu betul betapa sayangnya Mala terhadap kedua orang tuanya itu. Apalagi Mala adalah anak satu-satunya sehingga Hanna yakin keputusan yang diberikan kedua orang tuanya untuk menikahan Mala adalah yang terbaik untuk semuanya.
Ditambah pula calon suami Mala terbilang baik dari segi bebet, bobot, dan bibitnya. Dalam hati Hamna hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk sahabatnya itu.
***
Disuatu hari sepulang mengajar Hanna berniat untuk mampir ke masjid dekat kontrakannya. Masjid Arrahman. Masjid dimana yang membawa kesan sendiri bagi Hanna ketika pertama kalinya ia beribadah di tempat ini.
Disaat Hanna baru saja keluar dari masjid tiba-tiba perhatiannya tercuri dengan sosok laki-laki berpeci yang memakai baju koko model pakistan. Laki-laki yang berparas tampan serta begitu adem ketika melihatnya.
Cukup lama Hanna menatap laki-laki yang tak ia kenal sebelumnya itu. Hingga akhirnya ia tersadar jika apa yang ia lakukan barusan seharusnya tak dibenarkan dalam agama.
"Astaghfirullah!" tegur Hanna pada dirinya sendiri.
Hanna pun memutuskan untuk segera pulang. Membuyarkan semua angan-angannya bersama lelaki yang bukan mahromnya itu. Tetapi langkahnya terhenti ketika ia menyadari jika sepatu miliknya tidak ada di tempat dimana ia meletakkannya tadi.
Sekuat tenaga mengingat juga berusaha mencari dengan cara memutari sekeliling masjid berharap mungkin saja ia yang lupa menaruhnya. Namun sayang hasilnya tetap nihil. Sepatunya tak ditemukan.
"Pakai ini aja, Mbak." Tiba-tiba ada seseorang yang meletakkan sepasang sandal jepit di hadapan Hanna.
Hanna tertegun mengetahui siapa yang memberikannya sandal jepit tersebut.
Benar, laki-laki yang memberikan sandal jepit itu adalah laki-laki yang sempat mencuri perhatiannha tadi. Seorang pemuda yang kata Hanna cukup tampan itu ternyata belum lama ini menjadi salah satu imam di masjid Arrahman.
"Pakai saja. Tadinya mau saya pakai, tapi barusan dapat laporan dari takmir masjid sini kalau Mbak sepertinya sedang kebingungan nyari sepatu yang ternyata diambil orang pas sholat tadi," kata laki-laki itu pada Hanna.
Sayangnya, saking tak percayanya jika laki-laki yang sempat mencuri perhatiannya tadi kini berada di hadapannya alhasil membuat Hanna terdiam mematung.
"Mbak?" Hanna tersentak ketika laki-laki itu memanggilnya lagi.
"Oo, iya, Ma–s. Terima kasih," jawab Hanna gugup.
Hanna akui ia terpukau melihat laki-laki yang tadinya ia pikir hanya bisa sebatas melihatnya dari jauh. Tapi takdir berkata lain. Hanna kini tak hanya melihatnya namun malah bisa berinteraksi dengan cara yang tak ia sangka sama sekali. Meskipun harus kehilangan sepatunya.
Laki-laki itu pun menjelaskan kalau usai sholat kebetulan Pak Amir —takmir masjid— tak sengaja melihat Hanna yang hanya mondar-mandir di sekitar area masjid. Karena merasa Hanna kehilangan sesuatu Pak Amir lantas mengecek CCTV dan melihat seseorang yang kemungkinan telah mengambil sepatu milik Hanna ketika dirinya tengah sholat.
"Yasudah, mungkin sudah bukan rejeki saya," kata Hanna lalu ia pun mengucap salam sebagai tanda untuk pamit pulang.
"Wa'alaikumsalam Warohmatullahi wabarakatuh."
Laki-laki itu dengan penuh kesadaran menatap kepergian Hanna dengan senyum tipis. Lantas berkata dalam hati, "andai dia jodohku."
Benar, laki-laki yang memberikan sandal jepit pada Hanna itu bernama Hafiz. Yang mana sebetulnya ia adalah calon suami dari Mala.
Hafiz sendiri sebenarnya tak jauh beda dengan Mala. Dengan tujuan ingin berbakti pada ibunya, ia terpaksa menerima perjodohan yang diberikan untuknya. Dan karena hal itu lah yang membuat hatinya belum bisa menerima Mala sepenuhnya. Alhasil ia tak bisa mengendalikan perasaannya ketika bertemu dengan Hanna yang telah membuatnya jatuh hati pada pandangan pertama.
#DBnBab 2 Sebuah Kenyataan yang Menyakitkan Benar, laki-laki yang memberikan sandal jepit pada Hanna itu bernama Hafiz. Yang mana sebetulnya ia adalah calon suami dari Mala. Hafiz sendiri sebenarnya tak jauh beda dengan Mala. Dengan tujuan selain beribadah ia juga ingin berbakti pada ibunya, ia terpaksa menerima perjodohan yang diberikan untuknya. Dan karena hal itu lah yang membuat hatinya belum bisa menerima Mala sepenuhnya. Alhasil ia tak bisa mengendalikan perasaannya ketika bertemu dengan Hanna yang telah membuatnya jatuh hati pada pandangan pertama. ***Tak terasa hari pernikahan Mala sudah di depan mata. Hanna sebagai sahabat sungguh ikut berbahagia. Meskipun ia tahu jika calon suami dari Mala adalah orang yang pertama kali dalam hidupnya berhasil mencuri perhatiannya. Ya, ternyata takdir baik sedang tak berpihak pada Hanna. Laki-laki yang berhasil mencuri perhatiannya di masjid Arrahman kala itu adalah seseorang yang sebentar lagi akan menjadi suami dari sahabatnya sendir
#DBnBab 3 Pertemuan Pertama"Maaf," ucap Hanna tanpa melihat siapa yang ia tabrak. Dalam keadaan masih terisak Hanna pun berlari meninggalkan orang itu tanpa menunggu respon darinya. Kim Yoongi. Nama lelaki yang barusan Hanna tabrak tanpa sengaja itu memperhatikan langkah Hanna yang pergi begitu saja. Tanpa banyak berpikir Yoongi –nama panggilan Kim Yoongi– mengejar Hanna yang lebih dulu pergi. Hanna menghentikan langkahnya. Gadis cantik itu mendudukkan dirinya di atas bangku taman yang berada tak jauh dari masjid Arrahman. Masjid dimana Mala dan Hafiz baru saja melangsungkan akad pernikahan mereka. "Kuatkan aku ya Allah. Kuatkan hambaMu yang sangatlah rapuh ini." Hanna membiarkan air matanya terus membasahi kedua pipinya. Ia ingin melegakan hatinya. Ia tak memedulikan lagi orang-orang disekitarnya. Sementara itu dari kejauhan terlihat Yoongi yang sedang memperhatikan Hanna yang tengah menangis di bangku taman. Cukup lama pemuda berdarah campuran Indonesia-Korea Selatan itu mempe
Bab 4 Hanna dan Hafiz yang Bertemu kembali "Lupakan dia! Sheila lebih baik dari siapapun!" tegas Yunita pada anak lelakinya itu. Lalu pergi begitu saja tanpa menunggu respon darinya. Yoongi hanya bisa menghela napasnya. Begitu sulit mengubah pikiran Ibunya yang hanya mementingkan dirinya sendiri. Meski begitu kali ini Yoongi tidak akan menyerah begitu saja. Ia yang akan menikah dan ia sendiri lah yang seharusnya menentukan siapa pendamping hidupnya. Walaupun saat ini ia tak begitu yakin dengan gadis yang telah memikat hatinya akan membalas cintanya. Sebab, ia sadar betul dinding pembatas antara dirinya dengan gadis ayu itu sangatlah tinggi.antara dirinya dengan gadis ayu itu sangatlah tinggi.***"Demi kesehatanmu maafkan Mas ya belum bisa memberikan nafkah batin," kata Hafiz pada Mala usai mereka sampai di rumah.Benar, tepat hari ini Mala sudah kembali ke rumahnya. Sebab hanya butuh sehari semalam ia di rumah sakit dikarenakan sakit yang ia alami bukanlah hal yang cukup serius.D
Bab 5 Hanya Sebuah ...."Astaghfirullah." Hanna tersentak ketika kedua matanya bertautan dengan kedua mata Hafiz.Hafiz tersenyum kecil ketika melihat Hanna tersadar akan tatapannya dan bergegas lari meninggalkan tempat ia berdiri.Dalam hati Hafiz merasa senang karena melihat wanita pujaannya itu. Namun di sisi lain ia juga merasa bersedih karena akan mustahil jika ingin mendapatkannya. Lantas, bagaimana bisa Hafiz melupakan gadis sandal jepit itu jika mereka akan bekerja di satu tempat yang sama?***"Hanna!"Langkah kaki Hanna mendadak berhenti ketika mendengar seseorang memanggil namanya. Dan ketika gadis berjilbab putih itu menoleh ia hanya menemukan beberapa murid yang memang sedang berjalan menuju gerbang sekolah untuk pulang. Sama hal nya dengan dirinya. Namun, tak hanya beberapa murid yang ia lihat, Hanna juga menemukan Hafiz yang berada tak jauh darinya sedang berdiri menghadap ke arahnya. Hanna sedikit ragu jika yang memanggilnya tadi adalah Hafiz. Sebab, selama ini mereka
Bab 6 Dia?"Ada lagi yang mau dibicarakan?" tanya Hanna yang membuat Hafiz tersentak lalu beristighfar.Hanna bingung melihat ekspresi Hafiz yang seakan sedang memikirkan sesuatu. Sebab itu lah Hanna semakin was-was, jangan-jangan Hafiz ingin menanyakan perihal perasaanya padanya? Sama halnya dengan apa yang tadi ada di lamunannya.Namun setelah beberapa saat terdiam Hafiz bukannya menjawab pertanyaan Hanna, dirinya malah pergi begitu saja sembari berkata maaf. Melihat sikap aneh dari lelaki yang pernah mencuri hatinya itu, Hanna pun menjadi bertanya-tanya. Mengapa suami sahabatnya itu bersikap demikian padanya?Tapi pada akhirnya karena tak ingin berlarut-larut dalam memikirkan sikap Hafiz, gadis berparas ayu yang mengenakan hijab itu pun memutuskan untuk pulang. Toh, bagi Hanna tidak ada untungnya ia memikirkan laki-laki yang sudah beristri. Alias dimana Hanna saat ini sedang ingin move on dari perasaannya terhadap Hafiz.***Pagi itu di waktu Hanna tengah libur dari kesibukannya, i
Bab 7 Mendapatkan JawabanTak lama setelah itu, tepatnya ketika lagu yang telah dinyanyikan oleh Yoongi selesai, tiba-tiba saja pemuda tampan itu mengatakan sesuatu hal yang membuat orang-orang menjadi heboh. Terutama para fans wanita yang memang sejak tadi mengerubunginya di sekitar panggung tempat ia bernyanyi.Tak hanya para fans yang menjadi heboh, apa yang disampaikan oleh Yoongi tersebut juga membuat dua sahabat itu terkejut. Dimana pemuda blasteran itu berkata jika lagu bertema cinta yang akan ia nyanyikan selanjutnya ia persembahkan untuk seorang wanita berjilbab hitam yang memang berada di mall tersebut.Mendengar hal itu seketika membuat Hanna sediki salah tingkah. Berbeda dengan sahabatnya yang malah heboh karena Mala yakin kalau apa yang dimaksud Yoongi dengan wanita berjilbab hitam itu adalah wanita yang sekarang ini tengah berdiri di sebelahnya. Siapa lagi kalau bukan Hanna."Han, Han, Han!!! Denger gak? Itu pasti kamu yang dimaksud," cetus Mala yang usai mendengar apa y
Bab 8 Ancaman dari Seseorang yang Tak DikenalDimana semuanya berawal dari Mala yang tidak sengaja mendengar percakapan antara Hafiz dan Ibunya di suatu malam. Tepatnya ketika itu Mala terbangun dari tidurnya dan seperti biasanya ia sudah tidak lagi melihat keberadaan suaminya di sebelahnya. Dan entah mengapa di waktu itu seakan ada yang menuntunnya, Mala pun berjalan keluar kamar guna mencari keberadaan Hafiz. Nah, di momen itu pula lah Mala akhirnya mendapatkan jawaban dari apa yang membuat rumah tangganya terasa hambar selama ini. Sesuatu hal yang sama sekali tak pernah terpikirkan olehnya. Jangankan terpikirkan, terbesit pun tidak pernah.Hanna. Itu lah nama wanita yang selama ini telah mengisi hati suaminya. Dan Mala yakin Hanna yang dimaksud dari percakapan antara suaminya dan ibu mertuanya kala itu bukan lah Hanna yang lain. Melainkan Hanna yang selama ini ia kenal sejak kecil. Bahkan sudah ia anggap sebagai saudara sendiri.Keyakinan Mala semakin kuat disaat ia tahu wanita ya
Bab 9 Di Titik LelahDan ketika Hanna menekan tombol berwarna hijau di layar ponselnya itu, betapa terkejutnya ia saat mengetahui siapa yang meneleponnya. Ya, suara itu adalah suara Kim Yoongi.Lantas, mengapa pemuda tampan itu menelepon Hanna? Dan, darimana ia mendapatkan nomor ponsel gadis yang memang membuatnya jatuh cinta itu?"Han? Boleh kita bertemu lagi?" tanya Yoongi dari seberang telepon.Hanna yang keheranan mendengar pertanyaan pemuda tampan yang belum lama ia kenal itu pun terdiam sejenak. Gadis cantik itu bertanya-tanya dalam hati untuk apa Yoongi mengajaknya bertemu? Mungkinkah ada hubungannya dengan apa yang barusan terjadi padanya? Dan ... Darimana ia mendapatkan nomor ponselnya?"Han? Hanna?!"Hanna tersentak kaget mendengar Yoongi kembali memanggil namanya.Dengan rasa yang masih kebingungan dan suara yang sedikit gagap Hanna lantas mengiyakan permintaan laki-laki blasteran itu. Kemudian tak lama setelah itu sebelum menutup panggilan teleponnya, Yoongi pun berkata k
Bab 31 TAMATKeeseokan harinya Nara bersiap untuk mengikrarkan syahadat dengan dibantu oleh Azrul. Teman Yoongi ketika masih tinggal di pondok pesantren. Dan Yoongi sendiri sengaja memilih Azrul karena adanya tujuan tertentu yang berkaitan dengan adik perempuannya.Dengan cara mentalqin, Nara pun mulai mengikuti kalimat syahadat yang diucapkan oleh Azrul. Sampailah pada akhirnya dengan disaksikan keluarganya, Nara resmi menjadi seorang mualaf. Tentu hal ini membuat Yoongi dan Hanna merasa bahagia.Setelah resmi menjadi mualaf, di momen itu Azrul yang kini telah menyandang gelar ustadz di pondok pesantren tempat ia menimba ilmu agama dulu memberikan sedikit wejangan untuk Nara dan orang-orang yang ada di acara tersebut. Dan ternyata wejangan tersebut disambut baik oleh Nara, bahkan dari wejangan ini pula lah yang rupanya membuka hati gadis berusia dua puluh dua tahun itu tertarik pada sosok Azrul."Aduuuh, masak iyaa gue suka sama dia. Tapi dilihat-lihat ... ganteng juga, sih. Kakak gu
Bab 30 Keinginan Nara Untuk Masuk IslamAkhir cerita, kini dua tahun telah berlalu. Di saat itu rumah tangga Hanna dan Yoongi semakin lengkap dengan adanya si kecil di antara mereka yang bernama Yoon Ha Az Zahra. Dan kebahagiaan keluarga kecil itu pun bertambah manakala Nara yang menyatakan jika dirinya ingin masuk islam. "Kak Yoongi bener-bener berubah jauh semenjak masuk islam. Padahal dulu persis kayak kulkas. Ngeselin!" ungkap Nara pada kakak iparnya.Mendengar ucapan adik iparnya, Hanna hanya bisa tertawa kecil. Ia paham apa yang dikatakan Nara barusan, karena sebenarnya Hanna pun terkadang merasakan sifat Yoongi yang seperti kulkas itu. Walaupun begitu, Yoongi adalah laki-laki yang mau belajar terutama dalam ilmu agama, menerima saran dan kritikan dari istrinya serta bertanggung jawab."Terus, apa karena perubahan kakakmu itu kamu pengen masuk islam?" tanya Hanna pada Nara yang duduk di dekatnya.Tanpa ragu Nara pun mengiyakan pertanyaan dari Hanna. Ya, Nara akui perubahan kepr
Bab 29 Dibalik Alasan "Kamu tau gak alasan kenapa Hafiz mau membantuku dalam berhijrah?" tanya Yoongi pada Hanna.Mendengar pertanyaan suaminya seketika itu Hanna tersadar kalau selama ini tak pernah terbesit di pikirannya alasan yang membuat Hafiz mau membantu Yoongi. Padahal jika ditarik ke belakang, bisa dibilang Hafiz termasuk saingan dari Yoongi untuk mendapatkan Hanna. Walaupun saat itu Hafiz telah menikah."Emangnya apa alasannya, Mas?" tanya Hanna seraya membenarkan posisi duduknya.Yoongi pun memalingkan wajahnya ke arah lain dan mengingat kembali bagaimana perjalanannya mengenal agama islam. Berawal dari tantangan yang diberikan oleh Hafiz, di situlah perjalanan spiritualnya dimulai. Dengan bantuan Hafiz dan Mas Hamzah serta para asatidz di pondok pesantren membuat Yoongi lebih mudah beradaptasi dengan agama barunya itu."Hafiz menginginkan kamu bahagia," kata Yoongi yang membuat Hanna terperangah."Bahagia? Maksudnya?" tanya Hanna keheranan.Yoongi pun terdiam sesaat dan m
Bab 28 Malam TerindahDi momen itu bukan hanya Hanna dan Yoongi saja yang berbahagia, tetapi juga orang-orang yang ikut serta dalam acara pernikahan yang digelar secara sederhana tersebut. Sayangnya, tak lama setelah itu kebahagiaan tersebut tiba-tiba terhenti manakala Hanna dan Yoongi melihat kehadiran Sheila bersama temannya, Rika. Di saat itu Hanna pun teringat dengan cerita dari Tante Yunita. Karena kehadiran Sheila yang tiba-tiba itu tentu saja membuat suasana yang tadinya bersuka cita mendadak berubah menegangkan. Hanna betul-betul merasa khawatir kalau-kalau Sheila akan berbuat kerusuhan di acara bahagianya kali ini."Biar aku yang bicara," kata Yoongi yang mencoba menenangkan wanita yang baru saja menjadi istrinya itu."Tapi Mas ...."Tanpa menghiraukannya istrinya, Yoongi pun berjalan mendekati Sheila dan Rika berada. Beberapa saat kemudian disusul pula oleh Tante Yunita yang juga penasaran dengan tujuan Sheila mendatangi mereka."Mau apa kamu?" tanya Yoongi tanpa basa-basi.
Bab 27 Pernikahan Mendengar balasan dari Hanna, Tante Yunita pun tersenyum tipis dan kembali berkata ," bagus. Tapi ada satu hal yang ingin Tante minta dari kamu. Dan tentu saja Yoongi tidak boleh tau soal ini."Belum lama mendapatkan sebuah kebahagiaan, setelah mendengar ucapan Tante Yunita barusan malah membuat Hanna down. Permintaan apa yang harus ia penuhi dan tidak boleh diketahui oleh Yoongi?***Pagi itu sinar matahari yang cerah mulai meninggi hingga memasuki sebuah ruangan sederhana di salah satu rumah. Hanna, gadis berparas ayu itu masih saja termenung di depan sebuah gaun berwarna putih yang terpajang di hadapannya. Ia masih tak percaya jika hari ini, tepatnya sekitar dua pekan yang lalu setelah pertemuannya dengan Tante Yunita, adalah hari pernikahannya dengan laki-laki yang tak sengaja ia temui beberapa tahun silam.Kala itu wanita paruh baya tersebut memang memberikan jalan bagi Hanna untuk menikah dengan anak lelakinya. Namun, pernikahan tersebut harus dilaksanakan sec
Bab 26 Restui atau tidak?Namun, ternyata sikap yang ditunjukkan Hanna tersebut malah membuat wanita muda itu merasa tertantang. Wanita itu pun berniat untuk melakukan sesuatu pada Hanna. Beruntung aksi jahat dari wanita muda itu tiba-tiba terhenti ketika ia mendengar teriakan dari seseorang yang berada di luar halte bus. Hanna yang waktu itu tidak menyadari akan dijahati, seketika pun pandangannya juga teralihkan mendengar teriakan seseorang tersebut.Dan betapa terkejutnya Hanna ketika melihat siapa yang berteriak dari arah luar bus tersebut. Sheila.Benar. Seseorang yang berteriak memanggil wanita muda di sebelah Hanna barusan adalah Sheila. Perempuan yang dulu pernah dijodohkan dengan Yoongi."Rikaaa!!!" teriak Sheila yang memanggil wanita muda yang sejak tadi mencemooh Hanna.Setelah melihat kemunculan Sheila yang tiba-tiba, di detik itu juga Hanna mengalihkan pandangannya secepat kilat. Meskipun waktu sudah berlalu bertahun-tahun, namun perasaan takut akan diperlukan seperti dul
Bab 25 Di Halte Bus"Mama masih ingat, kan, sama Hanna?" tambah Yoongi.Mendengar apa yang dikatakan anaknya barusan tentu membuat Tante Yunita kembali syok. Ia semakin tak menyangka kalau wanita yang dipilih Yoongi menjadi istrinya adalah wanita yang dulu pernah ia buat celaka sekaligus orang yang pernah menolaknya untuk membantunya membujuk Yoongi supaya pulang.***Beberapa hari setelah acara lamaran pun berlalu. Namun rupanya bukan hanya rasa bahagia saja yang menghinggapi gadia berparas ayu itu. Benar, karena pertanyaan terakhir yang Hanna ajukan pada Yoongi waktu itu kini berhasil membuatnya bimbang lantaran sama sekali belum ada jawaban yang ia terima.Hanna terus saja kepikiran kalau-kalau Tante Yunita tidak akan memberikan restu padanya. Jika benar demikian, mungkin saja Yoongi akan tetap menikahinya, namun, bagi Hanna restu dari orang tua adalah sesuatu hal yang penting. Bahkan restu tersebut bisa menjadi salah satu penyebab langgengnya sebuah hubungan rumah tangga. Lantas,
Bab 24 Pulang"Lalu ... Gimana dengan mama mu mengetahui kamu yang sekarang?" tanya Hanna pada Yoongi.Mendengar pertanyaan dari Hanna barusan membuat Yoongi terdiam sejenak. Alhasil sikap tersebut membuat Hanna semakin penasaran dengan jawaban apa yang akan diberikan Yoongi terhadapnya.***Saat itu, di hari yang sama ketika Yoongi melamar Hanna, sore harinya laki-laki berwajah tampan itu akhirnya kembali pulang setelah sekian tahun lamanya menghilang. Di waktu bersamaan Tante Yunita yang kala itu hendak bersantai dibuat keheranan dengan suara ketukan pintu dari arah depan. Dan, ketika wanita paruh baya itu membuka pintu rumahnya ia sungguh dibuat terkejut lantaran melihat kehadiran seseorang yang memang selama ini ia tunggu-tunggu."Anakku ...," lirih wanita dengan rambut yang mulai memutih itu seraya menatap dalam ke arah anak laki-lakinya yang telah lama hilang tanpa kabar."Mama ...." Seketika air mata Yoongi pun tumpah ketika melihat wanita yang telah melahirkannya itu berada di
Bab 23 Dibalik Dua TahunAkhirnya beberapa saat kemudian kakaknya serta Hafiz dan juga Azrul kembali masuk ke dalam rumah. Saat itu mereka hanya masuk bertiga. Sedangkan orang yang disangka Hanna akan melamarnya itu belum menampakkan dirinya. Alhasil Hanna pun semakin dibuat penasaran."Masuklah!" pinta Mas Hamzah pada seseorang yang berada di luar rumah.Daaaaan ... Ketika seseorang itu baru melewati pintu rumah, Hanna sungguh-sungguh dibuat terkejut, tercengang, tak percaya dengan apa yang ia lihat. Sebab seseorang itu adalah ....Kim Yoongi.Benar. Laki-laki yang akan melamar Hanna adalah seseorang yang memang selama ini ia tunggu-tunggu kehadirannya.Ketika Hanna melihat Yoongi kembali dihadapannya, seketika itu pelupuk matanya pun penuh. Hanna betul-betul tak menyangka dan tak percaya dengan apa yang sekarang ini terjadi padanya. Apa yang ia pikir menunggu Yoongi kembali adalah sebuah kesia-siaan, namun rupanya Allah telah menyiapkan rencana yang memang jauh lebih indah dari baya