#DBn
Bab 2 Sebuah Kenyataan yang MenyakitkanBenar, laki-laki yang memberikan sandal jepit pada Hanna itu bernama Hafiz. Yang mana sebetulnya ia adalah calon suami dari Mala.
Hafiz sendiri sebenarnya tak jauh beda dengan Mala. Dengan tujuan selain beribadah ia juga ingin berbakti pada ibunya, ia terpaksa menerima perjodohan yang diberikan untuknya. Dan karena hal itu lah yang membuat hatinya belum bisa menerima Mala sepenuhnya. Alhasil ia tak bisa mengendalikan perasaannya ketika bertemu dengan Hanna yang telah membuatnya jatuh hati pada pandangan pertama.
***
Tak terasa hari pernikahan Mala sudah di depan mata. Hanna sebagai sahabat sungguh ikut berbahagia. Meskipun ia tahu jika calon suami dari Mala adalah orang yang pertama kali dalam hidupnya berhasil mencuri perhatiannya.
Ya, ternyata takdir baik sedang tak berpihak pada Hanna. Laki-laki yang berhasil mencuri perhatiannya di masjid Arrahman kala itu adalah seseorang yang sebentar lagi akan menjadi suami dari sahabatnya sendiri.
Sedih? Tentu saja. Hanna memang ikut bahagia dengan pernikahan Mala. Akan tetapi ia juga tak bisa memungkiri kalau dirinya juga merasa bersedih atas pernikahan ini.
Walau begitu Hanna tetap berusaha tersenyum di hari yang sakral untuk sahabatnya itu. Hanna percaya jika Hafiz mungkin memang bukan takdirnya. Melainkan takdir sahabatnya.
"Gimana, Han? Cantik, kan, aku?" Sambil terus tersenyum bahagia Mala memutar badannya guna memperlihatkan gaun pengantin yang ia kenakan.
"MasyaaAllah, cantik banget kamu, Mala," balas Hanna seraya tersenyum pada sahabatnya itu. Senyum palsu guna menutupi rasa sakit di hatinya.
Mala tampak bahagia pada hari ini. Hari dimana yang selalu ia tunggu-tunggu setelah khitbah yang dilakukan Hafiz padanya saat itu. Aura wajahnya pun ikut tampak berbeda. Mungkin memang benar kata orang, jika seseorang hendak menikah maka ada aura tersendiri yang tak biasa ada pada dirinya. Sama hal nya yang saat ini Mala rasakan.
Disaat Mala masih sibuk bercermin, tiba-tiba Hanna teringat dengan perkataan dari seorang ibu paruh baya yang sempat mengobrol ringan dengannya ketika ia sedang berada di masjid Arrahman beberapa hari yang lalu. Dimana awalnya Hanna dan ibu tersebut hanya berbasa-basi biasa. Sampai pada akhirnya seseibu itu menasihati Hanna perihal jodoh.
"Kalau kamu udah nemu laki-laki yang sholih, baik agamanya, baik sifatnya dan baik semuanya, langsung aja dilamar. Jangan gengsi karena Bunda Khadijah aja waktu itu yang melamar nabi, kan?" kata seseibu itu.
Mendengar perkataan dari orang yang baru dikenalnya itu membuat Hanna tersadar dan berniat untuk menyatakan keinginannya untuk melamar laki-laki yang sempat mencuri perhatiannya tersebut. Dengan modal kalau Hanna tahu bahwa laki-laki itu adalah salah satu imam di masjid tersebut.
Sayangnya, belum sempat niat itu terlaksanakan, beberapa hari menjelang hari pernikahan Mala, Hanna mendapati jika laki-laki itu ternyata adalah Hafiz.
Ya, Hafiz calon suami dari Mala.
Sontak hal itu membuat Hanna kecewa dengan keadaan. Dan di momen itu untuk pertama kali nya dalam hidup Hanna, dirinya merasakan yang namanya patah hati.
Selain patah hati, kecewa Hanna juga merasa jika dirinya terlalu bod*h lantaran begitu mudahnya jatuh cinta dengan pria yang baru beberapa kali ia lihat. Di titik ini Hanna terus berucap istighfar berulang kali guna bisa menenangkan hatinya.
"Han? Kamu, kok, nangis?" Mala tiba-tiba sudah berada di depan Hanna. Mencoba menghapus air mata yang ternyata sudah membasahi pipi Hanna.
Hanna yang tersadar dari lamunannya reflek tersenyum guna menutupi rasa sedihnya yang mendadak muncul itu.
"Duuh, jadi luntur kan cantiknya," ucap Mala. Maksud hati ingin menghibur sahabatnya itu.
"Aku gak pa-pa, kok. Aku cuma bahagia aja kamu bisa menikah dengan laki-laki yang kamu cintai," kata Hanna yang lantas membuat Mala memeluknya.
"Terima kasih, Han. Semoga kelak kamu bisa mendapatkan jodoh yang terbaik untukmu," kata Mala.
Jleb!
Mendengar doa yang diberikan sahabatnya itu membuat Hanna kembali tersadar. Bukan hanya tak berjodoh, mungkin Hafiz memang bukan yang terbaik untuknya. Tapi Hafiz bisa jadi yang terbaik untuk sahabatnya.
***
"Sah!"
"Alhamdulillah .... "
Serentak para tamu undangan berucap syukur dengan dilancarkannya ijab qobul yang diucapkan Hafiz untuk Mala. Sah sudah lah dua insan yang bertemu atas izin Allah itu.
Dari kejauhan Hanna mencoba menahan perih dihatinya. Sekeras apapun ia berusaha melupakan Hafiz, tapi nyatanya hal itu tak mudah baginya. Hanna tetap saja meneteskan air matanya melihat Mala bersanding dengan Hafiz.
"Astaghfirullah ... Aku gak boleh kayak gini," batin Hanna sembari mengusap air matanya. Ia tak ingin dilihat banyak orang karena menangis di hari bahagia ini.
"Aku gak boleh sedih. Gak boleh!" gumam Hanna lalu berusaha tersenyum kembali melihat kebahagiaan yang memenuhi acara pagi ini.
"Terima kasih, Nak kamu sudah legowo dengan pernikahan ini." Hanna dibuat tersentak mendengar suara seseibu yang tiba-tiba muncul di sampingnya.
Benar, seseibu itu adalah Bu Sari. Ibu dari Hafiz yang mana Hanna sendiri baru saja mengetahuinya setelah seseibu itu memperkenalkan diri. Pantas saja sejak Hanna melihat seseibu itu di pernikahan Mala hari ini ia merasa tidak asing. Namun, ia juga tak tahu jika ternyata seseibu itu adalah ibu dari sang pengantin pria. Sebab, awalnya Hanna berpikir kalau kedatangan Bu Sari hanya sebatas tamu undangan saja.
"Ibu?" Hanna menyadari jika Bu Sari adalah seseibu yang menasihatinya di masjid waktu itu.
Bu Sari tersenyum. "Kamu gadis yang baik. Allah pasti kasih kamu jodoh yang juga baik. Bahkan mungkin lebih baik dari anak Ibu," kata bu Sari yang membuat Hanna tak paham.
Meski tak paham dengan arah tujuan ucapan Bu Sari barusan, namun sebagai sikap sopan santun Hanna pun membalas dengan lembut.
"Aamiin. Terima kasih doa baiknya, Bu," kata Hanna sambil tersenyum.
Bu Sari lantas mengatakan sesuatu yang membuat hati Hanna seketika merasa perih. Dimana Bu Sari dengan terang-terangan menyampaikan jika beliau tahu bahwa anak lelakinya alias Hafiz pernah bercerita jika dirinya merasa jatuh cinta dengan gadis selain Mala. Ya, gadis yang pernah Hafiz berikan sepasang sandal jepit karena gadis tersebut telah kehilangan sepatunya.
Mendengar hal itu Hanna semakin sesak dibuatnya. Baru beberapa jam yang lalu Hanna bertekad ingin melupakan Hafiz, tapi sekarang mengapa ia malah mendapati kenyataan jika sebetulnya cintanya tak bertepuk sebelah tangan.
"Ibu tau gadis itu kamu. Dan ketika kita ngobrol pertama kali itu, Ibu juga tau kalau kamu punya perasaan yang sama dengan anak Ibu. Tapi maaf ya, Nak ... Semua ini kembali lagi kepada Sang Pencipta. Hafiz mungkin bukan jodohmu, tapi percayalah pasti Allah akan kasih yang terbaik. Bahkan lebih baik dari anak Ibu," tutur Bu Sari lembut.
Meski begitu entah mengapa hati Hanna tetap merasa perih mendengarnya. Sampai-sampai ia tak kuasa lagi menahan air matanya.
"Semua yang terjadi pada hidup kita sudah menjadi ketetapan–Nya, bukan? Jadi, lupakan Hafiz dan berbahagia lah atas pernikahan sahabatmu itu," kata Bu Sari lagi dengan raut wajah penuh harap.
Hanna menghela napasnya. Sekuat tenaga ia mengulas senyum untuk Bu Sari. Lalu dengan suara lirih ia menjawab, "Iya, Bu."
Bu Sari pergi meninggalkan Hanna. Dan dititik ini pula lah Hanna melangkah keluar masjid guna menenangkan hatinya. Ia sudah berusaha ikhlas dan legowo tetapi rasa sakit tetaplah masih ada. Begitu juga dengan tetesan air matanya yang kini tak bisa ia kontrol.
Hanna menangis menahan perih sambil berlari meninggalkan acara.
"Astaghfirullah!" Karena terburu-buru Hanna tak sengaja menabrak seseorang.
"Maaf," ucap Hanna tanpa melihat siapa yang ia tabrak. Dalam keadaan masih terisak Hanna pun berlari meninggalkan orang itu tanpa menunggu respon darinya.
Kim Yoongi. Nama lelaki yang barusan Hanna tabrak tanpa sengaja itu memperhatikan langkah Hanna yang pergi begitu saja. Tanpa banyak berpikir Yoongi –nama panggilan Kim Yoongi– mengejar Hanna yang lebih dulu pergi.
#DBnBab 3 Pertemuan Pertama"Maaf," ucap Hanna tanpa melihat siapa yang ia tabrak. Dalam keadaan masih terisak Hanna pun berlari meninggalkan orang itu tanpa menunggu respon darinya. Kim Yoongi. Nama lelaki yang barusan Hanna tabrak tanpa sengaja itu memperhatikan langkah Hanna yang pergi begitu saja. Tanpa banyak berpikir Yoongi –nama panggilan Kim Yoongi– mengejar Hanna yang lebih dulu pergi. Hanna menghentikan langkahnya. Gadis cantik itu mendudukkan dirinya di atas bangku taman yang berada tak jauh dari masjid Arrahman. Masjid dimana Mala dan Hafiz baru saja melangsungkan akad pernikahan mereka. "Kuatkan aku ya Allah. Kuatkan hambaMu yang sangatlah rapuh ini." Hanna membiarkan air matanya terus membasahi kedua pipinya. Ia ingin melegakan hatinya. Ia tak memedulikan lagi orang-orang disekitarnya. Sementara itu dari kejauhan terlihat Yoongi yang sedang memperhatikan Hanna yang tengah menangis di bangku taman. Cukup lama pemuda berdarah campuran Indonesia-Korea Selatan itu mempe
Bab 4 Hanna dan Hafiz yang Bertemu kembali "Lupakan dia! Sheila lebih baik dari siapapun!" tegas Yunita pada anak lelakinya itu. Lalu pergi begitu saja tanpa menunggu respon darinya. Yoongi hanya bisa menghela napasnya. Begitu sulit mengubah pikiran Ibunya yang hanya mementingkan dirinya sendiri. Meski begitu kali ini Yoongi tidak akan menyerah begitu saja. Ia yang akan menikah dan ia sendiri lah yang seharusnya menentukan siapa pendamping hidupnya. Walaupun saat ini ia tak begitu yakin dengan gadis yang telah memikat hatinya akan membalas cintanya. Sebab, ia sadar betul dinding pembatas antara dirinya dengan gadis ayu itu sangatlah tinggi.antara dirinya dengan gadis ayu itu sangatlah tinggi.***"Demi kesehatanmu maafkan Mas ya belum bisa memberikan nafkah batin," kata Hafiz pada Mala usai mereka sampai di rumah.Benar, tepat hari ini Mala sudah kembali ke rumahnya. Sebab hanya butuh sehari semalam ia di rumah sakit dikarenakan sakit yang ia alami bukanlah hal yang cukup serius.D
Bab 5 Hanya Sebuah ...."Astaghfirullah." Hanna tersentak ketika kedua matanya bertautan dengan kedua mata Hafiz.Hafiz tersenyum kecil ketika melihat Hanna tersadar akan tatapannya dan bergegas lari meninggalkan tempat ia berdiri.Dalam hati Hafiz merasa senang karena melihat wanita pujaannya itu. Namun di sisi lain ia juga merasa bersedih karena akan mustahil jika ingin mendapatkannya. Lantas, bagaimana bisa Hafiz melupakan gadis sandal jepit itu jika mereka akan bekerja di satu tempat yang sama?***"Hanna!"Langkah kaki Hanna mendadak berhenti ketika mendengar seseorang memanggil namanya. Dan ketika gadis berjilbab putih itu menoleh ia hanya menemukan beberapa murid yang memang sedang berjalan menuju gerbang sekolah untuk pulang. Sama hal nya dengan dirinya. Namun, tak hanya beberapa murid yang ia lihat, Hanna juga menemukan Hafiz yang berada tak jauh darinya sedang berdiri menghadap ke arahnya. Hanna sedikit ragu jika yang memanggilnya tadi adalah Hafiz. Sebab, selama ini mereka
Bab 6 Dia?"Ada lagi yang mau dibicarakan?" tanya Hanna yang membuat Hafiz tersentak lalu beristighfar.Hanna bingung melihat ekspresi Hafiz yang seakan sedang memikirkan sesuatu. Sebab itu lah Hanna semakin was-was, jangan-jangan Hafiz ingin menanyakan perihal perasaanya padanya? Sama halnya dengan apa yang tadi ada di lamunannya.Namun setelah beberapa saat terdiam Hafiz bukannya menjawab pertanyaan Hanna, dirinya malah pergi begitu saja sembari berkata maaf. Melihat sikap aneh dari lelaki yang pernah mencuri hatinya itu, Hanna pun menjadi bertanya-tanya. Mengapa suami sahabatnya itu bersikap demikian padanya?Tapi pada akhirnya karena tak ingin berlarut-larut dalam memikirkan sikap Hafiz, gadis berparas ayu yang mengenakan hijab itu pun memutuskan untuk pulang. Toh, bagi Hanna tidak ada untungnya ia memikirkan laki-laki yang sudah beristri. Alias dimana Hanna saat ini sedang ingin move on dari perasaannya terhadap Hafiz.***Pagi itu di waktu Hanna tengah libur dari kesibukannya, i
Bab 7 Mendapatkan JawabanTak lama setelah itu, tepatnya ketika lagu yang telah dinyanyikan oleh Yoongi selesai, tiba-tiba saja pemuda tampan itu mengatakan sesuatu hal yang membuat orang-orang menjadi heboh. Terutama para fans wanita yang memang sejak tadi mengerubunginya di sekitar panggung tempat ia bernyanyi.Tak hanya para fans yang menjadi heboh, apa yang disampaikan oleh Yoongi tersebut juga membuat dua sahabat itu terkejut. Dimana pemuda blasteran itu berkata jika lagu bertema cinta yang akan ia nyanyikan selanjutnya ia persembahkan untuk seorang wanita berjilbab hitam yang memang berada di mall tersebut.Mendengar hal itu seketika membuat Hanna sediki salah tingkah. Berbeda dengan sahabatnya yang malah heboh karena Mala yakin kalau apa yang dimaksud Yoongi dengan wanita berjilbab hitam itu adalah wanita yang sekarang ini tengah berdiri di sebelahnya. Siapa lagi kalau bukan Hanna."Han, Han, Han!!! Denger gak? Itu pasti kamu yang dimaksud," cetus Mala yang usai mendengar apa y
Bab 8 Ancaman dari Seseorang yang Tak DikenalDimana semuanya berawal dari Mala yang tidak sengaja mendengar percakapan antara Hafiz dan Ibunya di suatu malam. Tepatnya ketika itu Mala terbangun dari tidurnya dan seperti biasanya ia sudah tidak lagi melihat keberadaan suaminya di sebelahnya. Dan entah mengapa di waktu itu seakan ada yang menuntunnya, Mala pun berjalan keluar kamar guna mencari keberadaan Hafiz. Nah, di momen itu pula lah Mala akhirnya mendapatkan jawaban dari apa yang membuat rumah tangganya terasa hambar selama ini. Sesuatu hal yang sama sekali tak pernah terpikirkan olehnya. Jangankan terpikirkan, terbesit pun tidak pernah.Hanna. Itu lah nama wanita yang selama ini telah mengisi hati suaminya. Dan Mala yakin Hanna yang dimaksud dari percakapan antara suaminya dan ibu mertuanya kala itu bukan lah Hanna yang lain. Melainkan Hanna yang selama ini ia kenal sejak kecil. Bahkan sudah ia anggap sebagai saudara sendiri.Keyakinan Mala semakin kuat disaat ia tahu wanita ya
Bab 9 Di Titik LelahDan ketika Hanna menekan tombol berwarna hijau di layar ponselnya itu, betapa terkejutnya ia saat mengetahui siapa yang meneleponnya. Ya, suara itu adalah suara Kim Yoongi.Lantas, mengapa pemuda tampan itu menelepon Hanna? Dan, darimana ia mendapatkan nomor ponsel gadis yang memang membuatnya jatuh cinta itu?"Han? Boleh kita bertemu lagi?" tanya Yoongi dari seberang telepon.Hanna yang keheranan mendengar pertanyaan pemuda tampan yang belum lama ia kenal itu pun terdiam sejenak. Gadis cantik itu bertanya-tanya dalam hati untuk apa Yoongi mengajaknya bertemu? Mungkinkah ada hubungannya dengan apa yang barusan terjadi padanya? Dan ... Darimana ia mendapatkan nomor ponselnya?"Han? Hanna?!"Hanna tersentak kaget mendengar Yoongi kembali memanggil namanya.Dengan rasa yang masih kebingungan dan suara yang sedikit gagap Hanna lantas mengiyakan permintaan laki-laki blasteran itu. Kemudian tak lama setelah itu sebelum menutup panggilan teleponnya, Yoongi pun berkata k
Bab 10 Kekecewaan Seorang Mala"Dan karena wanita itu kan yang membuatmu tidak menyentuhku selama tiga bulan pernikahan kita ini. Iya, kan?!" imbuh Mala dengan amarah yang mulai meledak-ledak.Hafiz masih mengunci rapat mulutnya usai mendengar ucapan dari Mala yang selama ini tak pernah ia kira. Hafiz betul-betul tak tahu harus berkata apa. Sebab, jika ia benarkan perkataan istrinya, hal itu sama saja akan merusak rumah tangganya. Namun jika tidak, sanggupkan ia melupakan Hanna dan memberikan nafkan batin untuk Mala sedangkan hatinya tidak diperuntukkan padanya?"Jawab, Mas?!! Jawab aku!!" desak Mala pada suaminya.Meski berderai air mata tak membuat Mala berhenti untuk menuntut jawaban dari suaminya. Sikap Mala tersebut tentu lama-lama membuat Hafiz tak betah. Ia lantas meletakkan ponselnya dan menatap dalam ke arah wanita yang ia nikahi beberapa bulan yang lalu itu. Kedua mata Mala pun sudah terlalu sembab akibat tangisannya yang betul-betul tak terbendung barusan. Dan karena ini la
Bab 31 TAMATKeeseokan harinya Nara bersiap untuk mengikrarkan syahadat dengan dibantu oleh Azrul. Teman Yoongi ketika masih tinggal di pondok pesantren. Dan Yoongi sendiri sengaja memilih Azrul karena adanya tujuan tertentu yang berkaitan dengan adik perempuannya.Dengan cara mentalqin, Nara pun mulai mengikuti kalimat syahadat yang diucapkan oleh Azrul. Sampailah pada akhirnya dengan disaksikan keluarganya, Nara resmi menjadi seorang mualaf. Tentu hal ini membuat Yoongi dan Hanna merasa bahagia.Setelah resmi menjadi mualaf, di momen itu Azrul yang kini telah menyandang gelar ustadz di pondok pesantren tempat ia menimba ilmu agama dulu memberikan sedikit wejangan untuk Nara dan orang-orang yang ada di acara tersebut. Dan ternyata wejangan tersebut disambut baik oleh Nara, bahkan dari wejangan ini pula lah yang rupanya membuka hati gadis berusia dua puluh dua tahun itu tertarik pada sosok Azrul."Aduuuh, masak iyaa gue suka sama dia. Tapi dilihat-lihat ... ganteng juga, sih. Kakak gu
Bab 30 Keinginan Nara Untuk Masuk IslamAkhir cerita, kini dua tahun telah berlalu. Di saat itu rumah tangga Hanna dan Yoongi semakin lengkap dengan adanya si kecil di antara mereka yang bernama Yoon Ha Az Zahra. Dan kebahagiaan keluarga kecil itu pun bertambah manakala Nara yang menyatakan jika dirinya ingin masuk islam. "Kak Yoongi bener-bener berubah jauh semenjak masuk islam. Padahal dulu persis kayak kulkas. Ngeselin!" ungkap Nara pada kakak iparnya.Mendengar ucapan adik iparnya, Hanna hanya bisa tertawa kecil. Ia paham apa yang dikatakan Nara barusan, karena sebenarnya Hanna pun terkadang merasakan sifat Yoongi yang seperti kulkas itu. Walaupun begitu, Yoongi adalah laki-laki yang mau belajar terutama dalam ilmu agama, menerima saran dan kritikan dari istrinya serta bertanggung jawab."Terus, apa karena perubahan kakakmu itu kamu pengen masuk islam?" tanya Hanna pada Nara yang duduk di dekatnya.Tanpa ragu Nara pun mengiyakan pertanyaan dari Hanna. Ya, Nara akui perubahan kepr
Bab 29 Dibalik Alasan "Kamu tau gak alasan kenapa Hafiz mau membantuku dalam berhijrah?" tanya Yoongi pada Hanna.Mendengar pertanyaan suaminya seketika itu Hanna tersadar kalau selama ini tak pernah terbesit di pikirannya alasan yang membuat Hafiz mau membantu Yoongi. Padahal jika ditarik ke belakang, bisa dibilang Hafiz termasuk saingan dari Yoongi untuk mendapatkan Hanna. Walaupun saat itu Hafiz telah menikah."Emangnya apa alasannya, Mas?" tanya Hanna seraya membenarkan posisi duduknya.Yoongi pun memalingkan wajahnya ke arah lain dan mengingat kembali bagaimana perjalanannya mengenal agama islam. Berawal dari tantangan yang diberikan oleh Hafiz, di situlah perjalanan spiritualnya dimulai. Dengan bantuan Hafiz dan Mas Hamzah serta para asatidz di pondok pesantren membuat Yoongi lebih mudah beradaptasi dengan agama barunya itu."Hafiz menginginkan kamu bahagia," kata Yoongi yang membuat Hanna terperangah."Bahagia? Maksudnya?" tanya Hanna keheranan.Yoongi pun terdiam sesaat dan m
Bab 28 Malam TerindahDi momen itu bukan hanya Hanna dan Yoongi saja yang berbahagia, tetapi juga orang-orang yang ikut serta dalam acara pernikahan yang digelar secara sederhana tersebut. Sayangnya, tak lama setelah itu kebahagiaan tersebut tiba-tiba terhenti manakala Hanna dan Yoongi melihat kehadiran Sheila bersama temannya, Rika. Di saat itu Hanna pun teringat dengan cerita dari Tante Yunita. Karena kehadiran Sheila yang tiba-tiba itu tentu saja membuat suasana yang tadinya bersuka cita mendadak berubah menegangkan. Hanna betul-betul merasa khawatir kalau-kalau Sheila akan berbuat kerusuhan di acara bahagianya kali ini."Biar aku yang bicara," kata Yoongi yang mencoba menenangkan wanita yang baru saja menjadi istrinya itu."Tapi Mas ...."Tanpa menghiraukannya istrinya, Yoongi pun berjalan mendekati Sheila dan Rika berada. Beberapa saat kemudian disusul pula oleh Tante Yunita yang juga penasaran dengan tujuan Sheila mendatangi mereka."Mau apa kamu?" tanya Yoongi tanpa basa-basi.
Bab 27 Pernikahan Mendengar balasan dari Hanna, Tante Yunita pun tersenyum tipis dan kembali berkata ," bagus. Tapi ada satu hal yang ingin Tante minta dari kamu. Dan tentu saja Yoongi tidak boleh tau soal ini."Belum lama mendapatkan sebuah kebahagiaan, setelah mendengar ucapan Tante Yunita barusan malah membuat Hanna down. Permintaan apa yang harus ia penuhi dan tidak boleh diketahui oleh Yoongi?***Pagi itu sinar matahari yang cerah mulai meninggi hingga memasuki sebuah ruangan sederhana di salah satu rumah. Hanna, gadis berparas ayu itu masih saja termenung di depan sebuah gaun berwarna putih yang terpajang di hadapannya. Ia masih tak percaya jika hari ini, tepatnya sekitar dua pekan yang lalu setelah pertemuannya dengan Tante Yunita, adalah hari pernikahannya dengan laki-laki yang tak sengaja ia temui beberapa tahun silam.Kala itu wanita paruh baya tersebut memang memberikan jalan bagi Hanna untuk menikah dengan anak lelakinya. Namun, pernikahan tersebut harus dilaksanakan sec
Bab 26 Restui atau tidak?Namun, ternyata sikap yang ditunjukkan Hanna tersebut malah membuat wanita muda itu merasa tertantang. Wanita itu pun berniat untuk melakukan sesuatu pada Hanna. Beruntung aksi jahat dari wanita muda itu tiba-tiba terhenti ketika ia mendengar teriakan dari seseorang yang berada di luar halte bus. Hanna yang waktu itu tidak menyadari akan dijahati, seketika pun pandangannya juga teralihkan mendengar teriakan seseorang tersebut.Dan betapa terkejutnya Hanna ketika melihat siapa yang berteriak dari arah luar bus tersebut. Sheila.Benar. Seseorang yang berteriak memanggil wanita muda di sebelah Hanna barusan adalah Sheila. Perempuan yang dulu pernah dijodohkan dengan Yoongi."Rikaaa!!!" teriak Sheila yang memanggil wanita muda yang sejak tadi mencemooh Hanna.Setelah melihat kemunculan Sheila yang tiba-tiba, di detik itu juga Hanna mengalihkan pandangannya secepat kilat. Meskipun waktu sudah berlalu bertahun-tahun, namun perasaan takut akan diperlukan seperti dul
Bab 25 Di Halte Bus"Mama masih ingat, kan, sama Hanna?" tambah Yoongi.Mendengar apa yang dikatakan anaknya barusan tentu membuat Tante Yunita kembali syok. Ia semakin tak menyangka kalau wanita yang dipilih Yoongi menjadi istrinya adalah wanita yang dulu pernah ia buat celaka sekaligus orang yang pernah menolaknya untuk membantunya membujuk Yoongi supaya pulang.***Beberapa hari setelah acara lamaran pun berlalu. Namun rupanya bukan hanya rasa bahagia saja yang menghinggapi gadia berparas ayu itu. Benar, karena pertanyaan terakhir yang Hanna ajukan pada Yoongi waktu itu kini berhasil membuatnya bimbang lantaran sama sekali belum ada jawaban yang ia terima.Hanna terus saja kepikiran kalau-kalau Tante Yunita tidak akan memberikan restu padanya. Jika benar demikian, mungkin saja Yoongi akan tetap menikahinya, namun, bagi Hanna restu dari orang tua adalah sesuatu hal yang penting. Bahkan restu tersebut bisa menjadi salah satu penyebab langgengnya sebuah hubungan rumah tangga. Lantas,
Bab 24 Pulang"Lalu ... Gimana dengan mama mu mengetahui kamu yang sekarang?" tanya Hanna pada Yoongi.Mendengar pertanyaan dari Hanna barusan membuat Yoongi terdiam sejenak. Alhasil sikap tersebut membuat Hanna semakin penasaran dengan jawaban apa yang akan diberikan Yoongi terhadapnya.***Saat itu, di hari yang sama ketika Yoongi melamar Hanna, sore harinya laki-laki berwajah tampan itu akhirnya kembali pulang setelah sekian tahun lamanya menghilang. Di waktu bersamaan Tante Yunita yang kala itu hendak bersantai dibuat keheranan dengan suara ketukan pintu dari arah depan. Dan, ketika wanita paruh baya itu membuka pintu rumahnya ia sungguh dibuat terkejut lantaran melihat kehadiran seseorang yang memang selama ini ia tunggu-tunggu."Anakku ...," lirih wanita dengan rambut yang mulai memutih itu seraya menatap dalam ke arah anak laki-lakinya yang telah lama hilang tanpa kabar."Mama ...." Seketika air mata Yoongi pun tumpah ketika melihat wanita yang telah melahirkannya itu berada di
Bab 23 Dibalik Dua TahunAkhirnya beberapa saat kemudian kakaknya serta Hafiz dan juga Azrul kembali masuk ke dalam rumah. Saat itu mereka hanya masuk bertiga. Sedangkan orang yang disangka Hanna akan melamarnya itu belum menampakkan dirinya. Alhasil Hanna pun semakin dibuat penasaran."Masuklah!" pinta Mas Hamzah pada seseorang yang berada di luar rumah.Daaaaan ... Ketika seseorang itu baru melewati pintu rumah, Hanna sungguh-sungguh dibuat terkejut, tercengang, tak percaya dengan apa yang ia lihat. Sebab seseorang itu adalah ....Kim Yoongi.Benar. Laki-laki yang akan melamar Hanna adalah seseorang yang memang selama ini ia tunggu-tunggu kehadirannya.Ketika Hanna melihat Yoongi kembali dihadapannya, seketika itu pelupuk matanya pun penuh. Hanna betul-betul tak menyangka dan tak percaya dengan apa yang sekarang ini terjadi padanya. Apa yang ia pikir menunggu Yoongi kembali adalah sebuah kesia-siaan, namun rupanya Allah telah menyiapkan rencana yang memang jauh lebih indah dari baya