"Pemuda miskin? Orang kayak gitu kamu bilang miskin?" Iko berteriak, suaranya terdengar gemetaran.Cindy tidak terima disalahkan seperti ini, dia memelototi Iko dengan mata memerah.Tangan Iko bergetar, dia tidak bisa berkata-kata. Di tengah keheningan, enam hingga tujuh orang membuka pintu ruangan. Beberapa orang ini terlihat mengenakan jas yang rapi.Iko refleks menoleh ke belakang. Ketika melihat Malvin selaku ketua Kamar Dagang dan beberapa anggota Asosiasi Perdagangan, hati Iko terasa seperti melompat ke luar.Mereka semua memiliki reputasi yang lebih tinggi daripada Keluarga Hutomo."Pak Malvin ... kenapa Anda ada di sini?" tanya Iko sambil tersenyum sopan."Anaknya temanku terluka. Aku datang untuk melihat keadaannya," jawab Malvin sambil mengangguk kecil."Teman?" Iko terkejut, lalu kembali bertanya, "Siapa temannya Pak Malvin?""Aku tidak bisa memberitahumu." Malvin tersenyum sambil menggelengkan kepala.Iko seperti habis disiram air dingin. Dalam sekejap, dia langsung tersada
"Pak Yona?" Iko sudah menduga, Nicholas pasti mempunyai koneksi yang kuat, tapi dia tidak menyangka bahwa pemuda itu memiliki hubungan dengan Yona.Tidak ada yang tidak mengenal Yona. Selama 10 tahun terakhir, nama Yona sangat terkenal di dalam maupun luar negeri. Dai adalah pebisnis yang sangat hebat. Sebagian besar orang hanya dapat melihatnya melalui koran ataupun berita. Jarang ada orang yang pernah bertemu dengan Yona secara langsung."Pak Yona?" Cindy tercengang, bagaimana Nicholas bisa memiliki hubungan dengan orang sehebat itu?Dada Julia terasa sesak, dia merasa serba salah. Sepertinya akan terjadi sesuatu yang buruk.Yona Bramasta. Selama beberapa tahun terakhir, namanya sering dibicarakan. Tak hanya orang dewasa, anak-anak muda juga sangat mengidolakannya. Hanya saja, Julia tidak mengira masalah ini ada hubungannya dengan Yona."Masih tidak mau minta maaf?" tanya Reza sambil menjambak rambut Iko.Walaupun masih kaget, tidak banyak waktu yang tersisa. Akhirnya, Reza bangkit b
Jawaban Yona membuat semua orang tercengang. Selama beberapa detik, ruang rapat terasa makin dingin dan hening.Reza tidak tahu harus berkata apa, sedang Iko tersungkur di atas lantai.Anaknya atasan Yona?Di awal kemunculan Yona, beberapa orang berspekulasi bahwa Yona hanyalah tameng. Sebenarnya, seorang sosok hebat yang berdiri di belakang layar. Namun, selama ini Yona tidak pernah mengakui secara terbuka dan juga tidak ada yang menyelidikinya.Semua orang hanya berani menebak, tidak ada yang berani benar-benar menanyakannya.Sekarang, di saat yang tidak disangka-sangka seperti ini, Yona malah mengakui bahwa Nicholas adalah putra dari atasannya.Ketika mendengar jawaban Yona, Cindy terkejut sampai hampir berteriak. Dia sulit memercayai fakta ini.Selama ini, Nicholas terkenal sebagai seorang pemuda yang miskin. Bagaimana mungkin? Dia adalah anaknya atasan Pak Yona? Tiba-tiba, Cindy teringat dengan sindiran-sindiran yang dilontarkan Nicholas.Penyesalan sudah terlambat, nasi sudah jad
Keluarga Hutomo sudah tidak berani membela Cindy.Cindy tidak pernah mengira kalau semuanya akan jadi seperti ini.Nicholas, semua ini salah Nicholas!Di tengah menangis, tiba-tiba Cindy teringat dengan Nicholas. Cindy bangkit berdiri, lalu beranjak keluar dan berlari ke sebuah ruangan yang terletak tidak jauh dari sana. Sesampainya di sana, Cindy berlutut dan berkata, "Nic, Nicholas, aku mohon ... bantu aku. Aku mohon, tolong aku. Bagaimanapun, kita satu kelas, tolong bantu aku kali ini saja ...."Lorong dipenuhi oleh suara tangisan Cindy.Iko menyusul Cindy, lalu juga berlutut di depan pintu sambil memohon, "Nic, aku salah, aku salah. Tolong jelaskan semuanya kepada Pak Yona. Aku nggak sengaja, aku nggak ada niat untuk menyakitimu. Semuanya salah paham ...."Suara tangisan dan teriakan terus bergema di lorong kantor polisi.Yona menghela napas sambil menggelengkan kepala. "Sebelum melakukan sesuatu, harusnya mereka berpikir dua kali. Kalian memohon seperti ini karena telah melukai Ni
Wajah Julia sangat pucat. Dia ketakutan sampai melangkah mundur."Kalau kamu tidak tahu, sekarang aku akan memberitahumu! Yang mencuri uang itu bukanlah Karen, tapi Devita! Sewaktu mengetahuinya, pihak kepolisian sempat menanyakan kepada Karen apakah dia ingin mempublikasikan hal ini. Karen adalah gadis yang baik, dia menolak karena tidak ingin mempermalukan Devita. Masa kamu tidak tahu masalah ini?"Julia meringkuk ketakutan."Kamu tahu, kamu pasti tahu! Hanya saja kamu tidak mau mengakuinya karena Devita sempat memberikanmu tas mahal seharga 20 juta. Benar, 'kan?" Pertanyaan Osman sangat menyudutkan Julia.Tubuh Julia sontak terjatuh ke atas kursi. Wajahnya pucat seperti mayat hidup."Sampah! Mulai saat ini, kamu dipecat! Selain itu, polisi akan memeriksa semua barang sogokan yang sempat kamu terima," kata Osman dengan dingin.Tamatlah riwayatnya, Julia sudah tidak dapat menyelamatkan diri.Selama ini, Julia melindungi Cindy karena Iko banyak memberikannya barang. Sekarang, Iko pun s
Nicholas merasa malu dan bersalah. Dia selalu saja merepotkan Paman Yona."Kamu sudah memikirkan tentang yang terjadi kali ini?" tanya Yona. Helaan napasnya terdengar lembut. "Banyak sekali hal yang sebenarnya menargetkanmu. Apa yang terjadi di kampus itu sebagian besar aneh ....""Maksudnya, ada yang sengaja memanipulasi di belakang layar?" Nicholas mengernyit.Yona tidak berkata banyak, hanya mengeluarkan sebuah dokumen dari kantongnya, lalu memberikannya pada Nicholas. "Coba lihat ini ...."Mata Nicholas mengikuti uluran tangan Yona. Hatinya tiba-tiba terasa berat."Bagi kita Mondial Jewelry hanya masalah kecil. Kami nggak berniat melakukan apa pun pada mereka. Setelah apa yang terjadi terakhir kali, Keluarga Tansil nggak pernah menuntut mereka. Toh, mereka bukan orang yang berada di atas panggung, nggak perlu mengerahkan tenaga terlalu banyak," kata Yona lalu berhenti sesaat. "Tapi, sejak tiga hari lalu, aku mendapatkan informasi baru. Kabarnya Mondial Jewelry mendapatkan suntikan
"Dia kenapa" tanya Samantha dengan ekspresi terkejut."Dia memintaku membayar delapan belas juta ...," jawab Karen gugup.Samantha terkesiap. Ekspresi malu Karen membuatnya mengerti, apa yang dikatakan perempuan itu bukan sebuah kebohongan. Dia pun tertawa keras. "Kak Nicholas betulan memintamu delapan belas juta?""Iya! Aku melihatnya menulis itu di buku tulisnya!" kata Karen malu.Samantha menepuk-nepuk pundak Karen. "Mungkin itu hanya bercanda? Kak Nicholas itu orangnya lumayan baik. Kami sering bermain bersama waktu masih kecil dulu!"Karen mendongak, memandang Samantha dengan mata berkedip pelan. Dia merasa "Kak Nicholas" yang diceritakan Samantha tidak sama dengan Nicholas yang dia kenal. Apa benar laki-laki itu sebaik yang diceritakan? Rasanya, selain pelit dan nakal, tidak ada lagi kata lain yang cocok mendeskripsikan Nicholas yang dikenalnya!"Aku kenal Kak Nicholas. Dia sangat senang membantu orang lain. Termasuk membiarkanmu tinggal di rumahnya ...." Samantha tertawa. Tawany
Samantha memandang Karen turun dari mobil, lalu melambaikan tangan dengan senyum lebar di wajah. Setelah pergi, dia mengembuskan napas panjang sebelum memutar kemudi dan mengemudi pergi.Orang-orang seperti Felicia tidak pernah Samantha anggap cukup baik untuk Nicholas. Berbeda dengan perempuan yang barusan. Dia merasa Karen selalu mampu membuatnya merasa tenang. Itulah mengapa, dia tidak mau banyak berbicara.Setibanya di Kota Mano, Samantha sebenarnya ingin melampiaskan amarahnya, tapi hatinya seketika melembut ketika memikirkan bocah laki-laki di masa kecilnya dulu, meski tempurung lututnya retak, tetap saja ingin berdiri di depannya. Samantha rela menjadi seseorang yang memandangnya dari kejauhan, juga rela menjadi seseorang yang memberi secara diam-diam. Kalau hati Nicholas benar-benar jatuh pada perempuan yang baik, dia pun rela memberikan restunya untuk mereka.Mobil melaju jauh, seakan membawa serta seluruh pikiran di dalam benak Samantha pergi.Karen sama sekali tidak tahu apa
"Tidak ada yang boleh hidup," kata Nicholas dengan suara teredam.Sekarang Sandy mengalami kelumpuhan, entah kapan kondisinya bisa pulih. Dia kesulitan menggerakkan tubuh maupun berjalan.Sandy masih berusia 20 tahun. Nicholas tidak tega melihat semua kesialan yang menimpa sahabatnya.Setelah menutup telepon, Nicholas menggenggam erat ponselnya sambil berpikir. Perasaan Nicholas terasa berkecamuk.Untungnya nyawa Sandy masih bisa diselamatkan. Jika tidak, Nicholas akan menyesal seumur hidup.Sandy sudah sadarkan diri, sedangkan Master Howard harus diamputasi dan Thalia memerlukan setengah tahun untuk bisa turun dari tempat tidur. Mereka semua adalah orang-orang terdekat Nicholas. Selain mereka, 123 orang juga meninggal di Vila Megawan.Nicholas tidak pernah melupakan nyawa 123 orang itu.Bella berdiri di samping Nicholas. Dia agak ketakutan melihat raut wajah Nicholas yang tampak begitu tegang."Menurutmu, bagaimana selanjutnya?" tanya Nicholas."Temui Ken dan habisi dia!" jawab Bella.
"Pak Zain, kamu sudah melihat ketulusanku, 'kan?" tanya Jesslyn."Hmm, terima kasih banyak atas bantuanmu. Aku juga berterima kasih kepada 'Tuan' yang menyokongmu," jawab Zain."Pak, kamu adalah orang yang pintar, aku rasa kita tidak perlu saling berterima kasih. Seluruh masyarakat Kota Modu tahu bagaimana sejarah berdirinya Clear Group. Kalian memiliki reputasi yang tinggi di kalangan mafia. Meskipun berhasil menutupi semua kejahatan, pengaruh kalian masih begitu besar." Jesslyn tertawa menyindir. "Kita menghadapi orang dan masalah yang sama. Aku telah membereskan masalah kalian, sekarang kalian harus membantuku untuk menyelesaikan masalah kami."Ekspresi Zain sontak berubah. Sama seperti dugaannya, Jesslyn tidak mungkin membantu secara cuma-cuma."Kami sudah menemukan keberadaan Nicholas. Bawa orang-orangmu untuk menghabisinya. Tidak ada masalah, 'kan?" tanya Jesslyn tanpa basa-basi."Menghabisi Nicholas bukan pekerjaan yang mudah. Ditambah, aku sudah lama meninggalkan dunia mafia. R
"Semoga jawabanmu memuaskanku." Raut wajah Ken terlihat sangat puas.Jesslyn merasa agak rendah diri saat menatap Ken. Namun mengingat Ken adalah cucu inti dari Kakek Winata, Jesslyn pun menyingkirkan semua perasaan tidak enaknya."Besok aku ingin mengajak kakekmu untuk bertemu kakekku. Saat itu, orang yang bisa bertahan hidup tidaklah banyak. Bagaimana menurutmu?" tanya Ken.Jesslyn tercengang melihat kedua mata Ken yang tampak berapi-api. "Maksud ... maksudmu ....""Kalau kakekmu mengunjungi kakekku, kakekmu bisa memujiku sedikit di hadapan kakekku. Siapa tahu pujian kakekmu bisa sedikit membantu rencanaku? Bila aku berhasil menjadi pewaris, kamu akan menjadi istri dari cucu inti Keluarga Winata. Jika saat itu tiba, kamu bisa mendapatkan semua yang kamu inginkan."Sekujur tubuh Jesslyn bergetar, dia tidak pernah menyangka hari seperti ini akan datang. Jika yang dikatakan Ken benar, Keluarga Chaw bisa berdiri kembali, sedangkan derajat Jesslyn akan memelesat tinggi.Menyandang status
Pada sore hari, lampu-lampu di Vila Lacosta bersinar terang.Ken duduk di kursi sambil mengangkat kedua kakinya ke atas meja dan menyeringai jahat."Barusan Warren menelepon, dia bersedia bekerja saja," kata Jesslyn yang berdiri di samping Ken.Ken menjawab, "Kalau begitu ... kita bereskan dulu Clear Group.""Em." Jesslyn mengangguk."Semakin hari, kamu semakin menawan." Ken tertawa terbahak-bahak sambil menatap Jesslyn.Di saat Jesslyn tersipu malu, Ken mengulurkan tangan dan langsung menarik Jesslyn ke dalam dekapannya. Sembari memeluk Jesslyn, Ken menelepon Zara dan berkata, "Sudah tiga hari, aku ingin mendengar jawabanmu."Tidak terdengar suara di ujung telepon. Zara sedang memikirkan cara untuk menjawab pertanyaan Ken."Kali ini, kubu Keluarga Winata tidak serumit sebelumnya. Aku dan para sepupuku telah mencapai kesepakatan bersama. Kamu mengerti maksudku, 'kan?" tanya Ken."Kalian bekerja sama untuk menghabisi Nicholas?" Zara menarik napas panjang."Benar! Paman Dean terlalu kuat
Setelah setengah jam kemudian, Karen melarikan diri dan pergi ke ruangan Nicholas."Nicholas, Bella ... kasihan banget!" kata Karen dengan ekspresi sedih.Nicholas tersenyum kecut, dia hanya bisa menganggukkan kepala. Nicholas tidak tahu bagaimana menjelaskannya kepada Karen."Ba-bagaimana kalau aku pergi?" Karen mengangkat kepalanya."Kalau kamu pergi, dia harus menahannya," jawab Nicholas."Hmm, bagaimana kalau kamu saja yang membantunya?" tanya Karen.Nicholas tertegun. "Gadis bodoh. Bagaimana kalau terjadi sesuatu di antara kami?""Tidak boleh," Karen bergumam sambil memalingkan wajah.Nicholas tertawa terbahak-bahak sambil mengelus kepala Karen. "Jadi orang jangan terlalu baik. Yang ada malah dibohongi.""Bella sangat baik kepadaku, dia membelikanku baju. Oh ya, katanya dia mau mengajakku menonton konser," jawab Karen."Konser?" Nicholas mengerutkan alis."Iya, beberapa hari lagi ada konser. Bella sudah memesan tiketnya." Karen menatap Nicholas dengan mata berbinar-binar. "Kamu ma
"Apa?" Nicholas tersentak."Aku ...." Bella menggigit bibirnya dan menjawab, "Aku ingin mengajak Karen untuk mengobrol di kamarku ...."Nicholas mengerutkan alis saat mendengar permintaan Bella."Tenang saja, aku tidak akan menyakiti maupun membohongi Karen. Aku hanya, aku ...." Bella langsung berlutut dan memohon kepada Nicholas.Nicholas menghela napas sambil melambaikan tangannya. "Aku tidak masalah asalkan Karen tidak keberatan. Tapi kalau kamu memanfaatkannya, nasibmu akan berakhir mengenaskan!""Tidak, aku tidak akan memanfaatkannya." Bella tersenyum, dia bangkit berdiri dan pamit meninggalkan ruangan Nicholas.Nicholas memijat keningnya, kondisi Bella terlihat semakin parah. Nicholas telah mencari 7 hingga 8 dokter untuk mengobati Bella, tetapi tidak ada hasil yang memuaskan. Takutnya, Bella akan terjerumus semakin jauh.Bella kembali ke kamarnya untuk mengambil sehelai gaun yang telah disiapkan, lalu bergegas pergi menemui Karen."Ini ... untukku?" Karen melirik Bella dengan ti
Jansen sontak mengangkat kepalanya, dia menghela napas panjang tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Di sebuah klub malam yang terletak tak jauh dari perusahaan Clear Group.Warren memanggil belasan gadis muda untuk menemaninya. Sembari memandang Gordon yang mencekoki diri dengan bir, Warren tersenyum dan berkata, "Kak Gordon, kalau kami bekerja sama dengan Jesslyn, apakah kamu akan membantu kami? Kamu tahu sendiri kemampuan Jesslyn, siapa tahu kita bisa menarik simpati anggota Keluarga Winata yang misterius itu? Aku membutuhkan bantuanmu, jangan sampai Jesslyn berkhianat dan menghabisi kami.""Tidak masalah." Gordon tersenyum kecil."Kak Gordon memang paling baik!" Warren tersenyum sambil memberikan tatapan misterius dan berbicara dengan suara teredam, "Barusan aku sudah menelepon adikku, dia sedang di dalam perjalanan kemari. Aku rasa masalah ini harus dibicarakan dengannya juga, bagaimana menurut Kak Gordon?"Gordon menatap Warren sambil menyeringai dingin. "Sebagai saudara yang baik
"Nona Jesslyn, sepertinya kamu belum mengetahui identitas Nicholas ...." Zain terlihat agak ragu."Aku tidak tahu?" Jesslyn tertawa mendengar ucapannya. "Di Kota Modu, aku adalah orang yang paling mengenal Nicholas. Keluarga Winata bukanlah keluarga sembarangan, orang seperti kamu dan aku tidak akan sanggup menumbangkannya. Tapi untungnya Nicholas berbeda dengan anggota keluarganya yang lain, dia lembek dan payah. Asalkan kamu mendengarkan perintahku, kita pasti bisa menghancurkan Nicholas. Selama Nicholas dihabisi di Kota Modu, tidak akan ada yang mempersulit kita. Sebaliknya, kita malah mendapatkan keuntungan.""Sebenarnya apa maumu?" tanya Zain."Apa mauku? Hahaha." Jesslyn tertawa terbahak-bahak, sorotan matanya dipenuhi kebencian. "Aku ingin Nicholas berlutut dan memohon kepadaku. Aku ingin semua orang yang berpihak kepada Nicholas mati satu per satu," jawab Jesslyn dengan tatapan kejam.Tatapan Zain tampak berkecamuk, dia tegang melihat wanita yang begitu kejam ini.Beberapa wakt
Ketika menjelang malam hari, sekelompok mobil berhenti di depan lobi perusahaan Clear Group.Belasan pengawal keluar dari mobil dan berjaga di sekitar. Ketika seorang pengawal membuka pintu mobil, Jesslyn beranjak keluar dengan mengenakan balutan gaun berwarna hitam.Jesslyn adalah wanita yang sangat cantik. Dandanan serta gaun yang dikenakan, membuatnya tampak seperti boneka cantik yang hidup.Gaun ini menonjolkan lekukan tubuhnya yang indah. Dari kejauhan, punggungnya indah berhasil memikat siapa pun yang menatapnya."Apakah penanggung jawab Clear Group berada di tempat? Jesslyn menghentikan langkah kakinya sambil menatap ke arah gedung perusahaan Clear Group."Ada. Kami telah menghubungi mereka, seharusnya semua sudah disiapkan." Jawab salah seorang pengawal.Jesslyn mengangguk dan melangkah masuk ke dalam perusahaan.Felixton Group pernah berurusan dengan Clear Group. Tumpang tindih di antara kedua belah pihak membuatnya sulit menghindari konflik yang ada. Setelah Jesslyn kembali,