Share

Bab 124

Penulis: Nainamira
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-25 17:25:51

Hasan menyugar rambutnya dengan perasaan kesal, kenapa dia harus kesal? Bukankah apa yang dibilang istrinya memang benar apa yang dia ajarkan? Aina gadis yang cerdas, dia tidak perlu melampiaskan amarahnya melihat sesuatu yang tidak pantas yang dilakukan suaminya di depan matanya, dia akan mencari celah, agar lelaki itu sadar dengan sendirinya.

Hasan tahu jika istrinya itu wanita yang cerdas, dia awalnya tertarik dengan Aina juga karena kecerdasannya itu, bukan karena wajah cantiknya, karena saat itu Aina berpenampilan jelek. Perasaan bersalah menghantuinya, namun rasa gengsi membuatnya tidak serta merta meminta maaf pada istrinya. Hasan berjalan mondar-mandir tidak jelas di ruang tamu, dia perlu menenangkan diri untuk menjernihkan pikirannya, segera dia ambil kunci mobil di atas nakas, dia segera keluar, membuka pintu pagar dan menyalakan mesin mobil.

Aina yang mendengar mesin mobil menyala, beringsut mengintip dari jendela kamar, dia melihat mobil suaminya meninggalkan rumah, pagar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 125

    Aina bangun terlambat, dia memang sengaja terlambat karena memang tidak salat subuh. Dia mendengar suara adzan, cuma matanya sulit terbuka, entah kenapa dia merasa nyaman tertidur, sehingga malas untuk membuka mata. Namun ketika teringat hari ini tes UMPTN, dia segera membuka mata, terpampang dihadapannya sosok tampan yang membuat hatinya teraduk-aduk tadi malam. Mata lelaki itu terpejam dengan lelap, suara dengkuran halusnya sesekali terdengar seperti musik yang melenakan. Tubuh atasnya yang telanjang menyiratkan kehangatan, lengan kekarnya merengkuh tubuh mungil Aina yang tenggelam sepenuhnya didekapannya. Pantasan tidurnya begitu nyaman, ternyata dia berada dipelukan lelaki ini. Sejak menikah dengannya, pelukan lelaki ini menjadi candu yang melenakan, jika tidak dipeluk, dia akan kesulitan tidur.Diusapnya wajah lelaki tampan di hadapannya, pipinya mulus dengan bulu halus yang rajin dicukurnya, hidungnya mancung, bibirnya tipis berwarna merah, kelopak matanya besar dengan fitur wa

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-26
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 126

    Aina berangkat ke kampus diantar oleh Hasan, tetapi lelaki itu tidak turun dari mobil. Dia hanya mencium tangan suaminya di dalam mobil, lelaki itu tak lupa mengecup keningnya dengan sayang."Aku turun dulu, Bang.""Iya, semoga ujiannya sukses, Sayang.""Makasih, Bang.""Jam berapa selesainya?""Jam sebelas siang.""Abang jemput ya?""Gak usah, Bang. Biar nanti aku pulang naik ojek saja.""Ya, sudah. Nanti jangan lupa telpon Abang kalau sudah sampai rumah ya?""Iya, assalamualaikum.""Walaikumsalam."Gadis itu turun dari mobil dan berjalan mencari gedung tempatnya ujian, berada di gedung peternakan. Dia berjalan dengan santai karena waktu ujian juga masih lima belas menit lagi. Wajahnya yang cantik dan berjalan dengan anggun, menarik perhatian beberapa orang, apalagi dia turun dari mobil Ford Ranger, membuat beberapa orang berspekulasi jika gadis ini adalah anak orang kaya.Ketika sampai gedung peternakan, dia sedikit kebingungan mencari ruangan tempatnya ujian. Beberapa anak muda mem

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-26
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 127

    Hari kedua UMPTN, Aina langsung mengambil uang di tabungannya untuk modal membuka warung bakso. Setelah tes, dia beserta ketiga temannya itu menyambangi rumah almarhum pak Karyo untuk membayar kontrakan warung, ternyata istri pak Karyo benar-benar tengah sakit dan membutuhkan uang. Istri pak Karyo mengontrakan warung itu lima juta satu tahun dan langsung disanggupi oleh Aina."Lima juta itu kebanyakan, Ai. Untung ukuran warung kecil seperti itu layaknya cuma tidak juta," protes Kamal."Tidak apa-apa Kamal, kasihan istri pak Karyo itu tengah butuh biaya untuk berobat. Semoga berkah usaha kita ya," jawab Aina dengan perasaan terharu.Mendengar itu, teman-temannya tidak berani protes lagi, Aina memang selalu seperti itu dari dulu, dia lebih mengedepankan kemanusiaan dan kedermawanan daripada sekedar keuntungan."Sudah kau perinci modal yang lain?" tanyanya lagi pada Kamal."Iya, ini untuk membeli perlengkapan dua juta, membeli kulkas dua juta, membeli bahan baku satu juta.""Jadi totaln

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-27
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 128

    Kesibukan Aina membuka warung bakso dengan teman-temannya tanpa terasa sudah berlangsung dua Minggu, malam Minggu dan hari Minggu merupakan puncaknya pelanggan datang dan di hari itu otomatis Aina tidak bisa membantu teman-temannya karena suaminya juga libur bekerja.Akhirnya Aina berterus terang dengan ketiga temannya itu bahwa dia sudah menikah, hal itu mengejutkan teman-temannya, mereka penasaran Aina menikah dengan siapa sehingga Aina berjanji suatu saat dia akan mengajak suaminya bertandang ke kedai mereka. Karena memang situasinya seperti itu, mereka justru yang melarang Aina membantu mereka jika Aina harus mengabaikan suaminya. Karena memang berasal dari kampung yang sama, persahabatan mereka terjalin begitu erat, mereka berkomitmen untuk tidak ada rahasia diantara mereka, akhirnya Aina bisa menceritakan tentang kisah hidupnya dengan mereka bertiga dan sahabatnya itu juga akan merahasiakan apapun permasalahan mereka. Hasan sendiri tidak tahu aktivitas istrinya bahkan tidak menc

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-28
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 129

    Dalam ospek tiga hari ini, Aina berusaha tidak menonjolkan diri, namun penampilannya yang menonjol selalu mudah ditemukan. Setalah pertemuannya dengan Dimas waktu itu, dia tidak melihat pemuda itu lagi, sebenarnya dia merasa bersalah padanya, namun setidaknya dia lega tidak bertemu lagi, dia tidak akan membuat pemuda itu mengharapkannya lagi.Danu masih juga mencari-cari perhatiannya, membuat senior cewek nampak gerah dan cemburu dengan Aina. Beberapa kali Aina terus mereka bulli bahkan mereka ancam."Kenapa kau, ha? Kau mau sok kecantikan ya? Tidak usah kau belagak kecentilan mencari perhatian cowok seenior ya?" ujar senior cewek yang cukup disegani.Aina hanya diam saja, dia sendiri heran di mana letak dia kecentilan, dia bahkan diam saja tanpa banyak ulah. Hanya saja beberapa senior cowok datang memberinya perhatian, itu bukan salah dia."Jawab kau, kenapa diam saja?" hardik gadis itu dengan marah, dia sangat marah karena Danu selalu saja mendekati Aina."Liza! Ada apa ini? Kau mau

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-28
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 130

    Hari Minggu ini Hasan mengajak Aina jalan ke mall, Aina tentu sangat senang, karena selama mereka menikah belum pernah ke mall hanya sekedar jalan-jalan, paling mereka hanya belanja bulanan kebutuhan sehari-hari. Hasan sengaja meluangkan hari ini, karena Jumat kemarin baru menerima tunjangan jabatan yang nominalnya lumayan untuk memanjakan istri cantiknya."Kita ke mana dulu, Bang?" ujar Aina sambil bergelayut manja di lengan kekar suaminya."Kita membeli kebutuhan kuliah Aina," jawab lelaki itu sambil mengusap kepala istrinya itu dengan sayang."Kebutuhan kuliah? Aku sudah membelinya kemarin, buku, pena, kertas HVS, semua sudah kubeli." "Itu peralatan kuliah, kita akan membeli kebutuhan, kebutuhan itu banyak, terutama baju untuk kuliah, kau tidak mungkin ke kampus hanya memakai baju itu-itu saja, beli tas sandang yang bisa menampung laptop dan memiliki mantel parasut agar tidak terkena air hujan dalamnya, nah tas itu lagi trend sekarang. Membeli sepatu, celana, masih banyak lagi lah

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-29
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 131

    Setelah selesai belanja, Hasan menitipkan semua belanjaannya ke penitipan barang. Dia berjalan menggandeng Aina menuju restoran di lantai atas, sebelum sampai restoran, langkahnya berhenti di toko ponsel, lelaki itu menarik tangan istrinya menuju toko tersebut."Mau apa ke sini, Bang?""Mau lihat-lihat HP.""Bukankah Abang sudah punya HP?""Iya, tetapi sekarang ada HP yang memiliki fitur kamera dan bisa untuk internetan."Setelah menanyakan barang yang di maksud kepada pelayan toko, pelayan itu segera memberikan beberapa produk yang mereka jual."Ini produk terbaru, Pak. Namanya Blackbarry, bisa mengirim pesan dan bisa membuat grup obrolan, fitur kameranya juga bagus.""Kau mau, Sayang?" tanya Hasan dengan tatapan sayang pada istrinya."Untuk apa aku HP? Bukankah Abang baru membelikanku HP belum lama in?" "Iya, tapi HP ini sangat bagus, Abang bermaksud membelikanku." "Bang, tidak usah pemborosan, aku sudah punya HP.""Apa bisa tukar tambah di sini?' tanya Hasan pada penjual."Bisa,

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-30
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 132

    "Apa maksudmu?" Aina mengernyitkan dahi, memandang Reni dengan tajam."Gak usah belagak kau, aku pikir kau anak orang kaya, huh tahunya? Kau hanya anak kampung dari SMA desa terpencil di Kuala Tungkal, kenapa setelah datang ke Jambi lagakmu macam orang kaya dan gedongan, wajarlah ... Kan ada om-om yang menjadikanmu simpanan. Senang kau ya? Memakai semua barang bermerk dari pemberian suami orang?" ujar Reni dengan nada yang betul-betul menghina. Sudut bibir Renata melengkung sempurna, dia tidak perlu berkoar-koar membuka aib gadis ini, cukup Reni si bodoh yang selalu dibawah kendalinya yang bergerak, mulut gadis itu selalu tajam seperti sembilu, mendapat mangsa yang bisa diperolok-olok membuatnya bertambah ganas dalam menyerang."Maaf, aku tidak banyak waktu meladeni omonganmu yang tidak jelas ini. Aku harus pergi!" hardik Aina sambil menepiskan tangannya dengan kuat.Tangan Reni sudah bisa dihempaskannya, namun bukan Reni jika tidak bertindak lebih agresif, dari zaman SMA dulu Aina s

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-30

Bab terbaru

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 263

    "Abang, apakah ibu kandung Abang sudah menghubungi?" tanya Ayuni Mereka akan segera kembali ke Jambi untuk melangsungkan pernikahan satu Minggu lagi. "Tidak, kau lihat ... Wanita itu hanya akan menuruti perkataan suaminya, mana mungkin dia mau membelaku, dari dulu seperti itu, dia bucin banget sama suaminya itu, sampai-sampai menelantarkan anak kandungnya sendiri." Fendi menatap langit dengan wajah datar dari jendela apartemennya, dia juga malas sebenarnya menemui wanita yang sudah melahirkannya itu, kalau bukan uwaknya yang menyuruh menemui ibu kandungnya, dia tidak akan pernah pergi ke sana, ke tempat yang selalu membuatnya traumatis tersebut. "Bagaimana dengan ayah kandung Abang? Apakah dia akan datang ke pernikahan kita?" "Lelaki itu tidak bisa diharapkan, apalagi kondisinya sekarang sedang dipenjara. Cukup saja dari pihakku keluarga uwakku dan keluarga Aina." Yah, sudah tiga tahun yang lalu Sardan ditangkap polisi karena mengedarkan narkoba, hukumannya juga tidak main-main,

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 262

    Kurang dari dua puluh menit, kedua suami istri itu pulang dari sawah, bajunya sudah kotor terkena lumpur sawah. Melihat mobil bagus di halaman rumah mereka, Aminah begitu gugup dan panik."Siapa to lek, tamunya?""Ya, nggak tahu, Min. Dua orang laki-laki sama perempuan muda. Sepertinya mereka suami istri, atau pasangan kekasih, yang perempuan ayu banget, yang laki-laki juga bagus banget. Cepat temui mereka.""Badanku masih kotor Lek, aku mau besihkan badan dulu di belakang," ujar Mardi suami Minah.Mereka buru-buru membersihkan tubuh mereka, mengganti pakaiannya dengan pakaian yang menurut mereka layak.Dengan gugup, suami istri itu datang ke ruang tamu, mereka mendapati sepasang anak muda dengan gaya anak kota yang begitu klimis dan rapi yang sangat asing dipandangan mereka."Eh, ada tamu ... Monggo-monggo, maaf ini tamu dari mana ya?" ujar Mardi dengan gugup.Lelaki paruh baya itu mengulurkan tangan pada Fendi yang dibalas Fendi dengan tatapan dingin. Tangan lelaki itu begitu kasar,

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 261

    Lima tahun kemudian ....Aina bergegas keluar dari aula gedung Balairung kampus, wajahnya sangat sumringah, dia segera mencari keberadaan keluarganya. Di lihat kedua anaknya yang sangat imut itu berlari ke arahnya."Bunda ...."Aina menangkap dan memeluk kedua anak kembarnya dengan bahagia "Bunda ... Bunda tampak hebat dengan baju ini," kata Amira sambil memainkan rumbai yang menjuntai di bajunya."Ini namanya baju toga, bunda kita sudah jadi sarjana," ujar Ammar kepada adik kembarnya."Jadi ini yang dinamakan baju toga? Topinya sangat bagus," cicit Amira."Anak-anak ... Minggir dulu, ayah belum kebagian pelukan bunda kalian."Kedua anaknya melepaskan pelukan pada ibunya dengan cemberut, ayahnya memang begitu, selalu saja mendominasi bundanya dengan arogan."Ayah! Aku mau sama Bunda!" pekik Ammar."Iya, baru sebentar sama bunda," keluh Amira."Sudah, sana ikut nenek ... Itu nenek mau beli es krim loh," bujuk lelaki itu yang sukses membuat kedua anaknya berlari menghampiri neneknya."

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 260

    Laura mendesah dengan kuat, menarik napas kuat-kuat. Kenangan berhubungan badan delapan tahun yang lalu masih menggema di telinganya, walaupun pandangannya kabur kala itu, tetapi telinganya masih nangkap suara desahan dan ceracauan dari bibir lelaki itu. "Hmmm, kamu tidak mandi?" Suara itu menyentak Laura, menyadarkannya dari lamunan yang tengah bermain dipikirannya. Lelaki itu sudah selesai mandi, memakai kaos oblong hitam dan celana training. Rambutnya yang basah tengah dikeringkan dengan handuk. Laura tergagap, dia begitu gugup karena mendapati lelaki asing tengah sekamar dengannya. "I ... Iya, saya mau mandi," sambarnya langsung menuju kamar mandi. "Saya mau keluar dulu, sebaiknya kau buka pakaianmu itu di sini, kebaya itu membuatmu ribet kayaknya, setengah jam lagi saya akan kembali," ujar Andika. Lelaki itu langsung keluar kamar, Laura yang tengah mematung memandang kepergian lelaki itu dibalik pintu bergegas membuka pakaian kebayanya dan buru-buru masuk kamar mandi, seten

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 259

    Laura tidak bisa berkata-kata lagi, dia hanya memandang wajah anaknya dengan tatapan rumit, namun Arsen menatapnya dengan tatapan tajam, dengan mulut kecilnya anak itu menangih janji kepada ibunya dengan tegas seperti rentenir menangih hutang. "Mommy, penuhi Janjimu. Kata guru Arsen, seseorang itu yang dipegang omongannya, berani berjanji, harus bisa memenuhi." Semua orang terkesima mendengar perkataan Arsen, Andika sendiri berdiri dengan takjub, putranya ini ... Benar-benar cerdas dan bijaksana. Laura bingung mendengar permintaan anaknya yang tiba-tiba dan dikatakan di depan umum, dia melihay Dave meminta pembelaan, namun Dave malah mendukung Arsen. Situasi yang begitu canggung tidak bisa dihindari. Karena semua itu juga disaksikan oleh semua orang yang berada di sana. "Laura ... maukah kau menikah denganku? Demi Arsen, dia sangat membutuhkan seorang ayah," ujar Andika mendekati Laura. Laura hanya terdiam, dia tidak tahu harus menjawab apa, ini terlalu mendadak. Dia menatap Dav

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 258

    "Boy ... Perlu teman untuk bermain?" Arsen menghentikan kakinya yang akan menendang bola, beberapa saat dia terpaku menatap lelaki yang ada di hadapannya. Ouh? Is it a dream? Laura yang tengah menenggak minuman spontan tersedak, dia segera menyemburkan minuman yang berada di mulutnya. "DADDY !!" Setelah menyadari siapa yang berada di dekatnya, Arsen berteriak sekencangnya bahkan berlari sekencangnya menghampiri sosok lelaki yang kini tengah berlutut dengan satu kaki, ta ranselnya masih bersandar di bahunya. Keluarga Laras dan keluarga Dodi telah selesai pertemuannya, mereka mengantar orang tua Dodi ke halaman. Ketika mendengar jeritan Arsen yang begitu kencang, semua orang menoleh ke halaman samping di mana ada lapangan futsal. Dave terkejut melihat pemandangan tersebut, seorang lelaki yang telah membuatnya kuatir selama ini tengah memeluk cicitnya, bahkan bocah lelaki itu menangis tersedu-sedu dipelukan lelaki itu. Tanpa pikir panjang, Dave langsung menghampiri ayah dan ana

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 257

    Kejutan demi kejutan membuat hidup Hasan dan Aina bertambah tambah rasanya, baru saja Dodi Rosadi, teman akrab Hasan ketika SMA dulu mengungkapkan lamaran kepada ibu dan pakdenya Laras di depan keluarga besar, hal itu tentu saja membuat Hasan memeluk temannya itu dengan erat. "Akhirnya kita sodaraan juga, Bro." "Ingat, tambah lagi satu kakaknya Aina, biarpun kakak sepupu, jadi jangan macam-macam kau ya?" ancam Dodi membuat semua orang tertawa. "Sayang, Fendi gak ada di momen indah seperti ini, harusnya kita punya formasi yang lengkap," ujar Syarif. "Iya, ini ayah. Member tugas kakak Aina kok begitu amat," Jawab Steven. "Aish, gak usah kuatir. Nanti Fendi kupanggil ke sini, dijamin besok pagi sudah ada di sini," jawab Dave sambil mencebikkan bibirnya Ayuni yang mendengar itu wajahnya langsung tersenyum sumringah, Duh ... Jadi ingat waktu momen pernikahan Steven dulu, saat itu ciuman pertamanya bersama kekasihnya itu. "Besok pernikahan akan digelar di mana?" tanya Nur kepada Lar

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 256

    Lelaki itu buru-buru keluar dari pesawat yang membawanya hingga ke daerah ini, tempat yang dia tandangi hampir dua puluh tahun yang lalu, namun dia tidak akan lupa di mana alamat kakak kandungnya itu berada walau sang kakak kini sudah tiada. Dia sengaja mencari penerbangan paling pagi dari Singapura ke Jakarta, dilanjutkan dari Jakarta ke Jambi, karena memang belum ada penerbangan langsung dari Singapura ke Jambi.Dia tidak bisa menunda lagi untuk bertemu seseorang yang begitu penting dalam hidupnya, pertemuannya dengan Fendi tadi malam sungguh merupakan pertemuan yang sangat mengejutkan. Andika sebenarnya enggan bertemu secara pribadi dengan pemuda itu, jika Fendi tidak setengah memaksanya. Pemuda itu mengajaknya ke taman Merlion, duduk di bangku taman sambil memandangi patung kepala singa di hadapannya. "Senang bisa bertemu dengan orang yang saya kenal di negeri asing seperti ini," ujar Fendi mengawali percakapan."Sedang apa kamu di sini?" tanya Andika."Ada urusan bisnis. Pak D

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 255

    "Good morning, Profesor." Sebuah sapaan bersahutan di dalam gedung itu ketika seseorang memakai kemeja putih dan celana bahan hitam datang menuju ke sebuah ruangan, kaca mata berbingkai emas yang bertengger di atas hidung lelaki itu menambah kesan dingin dan sulit untuk didekati."Morning," jawab lelaki itu singkat."In here, Prof," seru seseorang dengan seragam security menunjukkan jalan pada lelaki itu.Beberapa pria berjas hitam berjalan tegap di belakang lelaki itu, kaca mata hitam yang bertengger di setiap lelaki berjas hitam itu menambah seram penampilannya."Halo, profesor Andika Ibrahim Luthfi. Welcome, welcome," ujar seorang pria berkepala plontos memakai kemeja biru polos."Apa ini yang dimaksud dengan ruangan rahasia? Kenapa tidak terlihat rahasia sama sekali?" tanya lelaki itu dengan bahasa Inggris."Tentu rahasia yang dimaksud bukan rahasia tidak terlihat, semua ruangan ini adalah penyamaran, tidak ada yang tahu apa yang terjadi di dalamnya.""Oke, tunjukkan aku."Pria b

DMCA.com Protection Status