Share

BAB 73 : Dengan Mereka

Author: reefisme
last update Last Updated: 2025-04-02 00:54:00

Suasana kantor kepolisian Denver dipenuhi hiruk-pikuk aktivitas.

Beberapa petugas sibuk berbicara melalui telepon, mengetik laporan di komputer, atau berdiskusi dengan pengacara dan warga yang datang mengurus berbagai kasus. Lampu putih terang di langit-langit menciptakan nuansa dingin dan kaku, semakin diperparah oleh bau kertas, kopi basi, dan sedikit aroma disinfektan yang samar tercium.

Nielson berdiri di dekat meja resepsionis, rahangnya mengeras. Ia tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.

Di hadapannya, pengacara dari ADG, baru saja berbicara dengan seorang petugas senior. Setelah beberapa menit berbicara dalam nada yang semakin rendah dan serius, pengacara itu akhirnya berbalik dengan ekspresi tak menyenangkan.

Ia menghampiri Nielson dan langsung menggelengkan kepala.

“Tidak bisa,” kata pengacara itu tegas.

Nielson mengerutkan kening. “Apa maksudmu? Kita bahkan tidak bisa menemui Jeremy?”

Sang pengacara menghela napas berat, lalu menatap Nielson dengan pandangan yang l
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Jie Roe
ternyata babang ethan punya sohib2 asik....
goodnovel comment avatar
Karissa
wah circlenya bang ethan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 74 : Tidak Takut Padanya

    Catelyn duduk di depan komputer, menyelesaikan input data terakhir untuk hari itu.Hari menjelang sore, ia meregangkan tubuh, bersandar ke kursinya, lalu membiarkan pikirannya melayang sejenak.Insiden pagi tadi kembali terlintas dalam benaknya, membuat hatinya menghangat dan pipinya merona.Ethan membawakan sarapan untuknya. Mereka makan bersama, dan meskipun Ethan tampak melamun serta seolah menahan sesuatu, Catelyn tak terlalu memikirkan hal itu.Ia hanya merasa nyaman. Ethan kemudian mengantarnya ke kantor dengan taksi, meninggalkan kesan kian dalam bagi Catelyn atas perhatian pria bermata biru itu.Tanpa sadar, Catelyn bergumam pelan, "Bagaimana jika aku sampai jatuh hati padamu?""Jatuh hati? Siapa maksudmu?" Suara tajam yang tak asing lagi terdengar dari sisi kubikelnya.Catelyn tersentak.Ia mendongak dan menemukan Nielson berdiri di sana dengan ekspresi curiga. Rahangnya mengatup.Sebenarnya ia sudah menduga bahwa Nielson akan datang, tapi tetap saja, kehadiran pria itu membu

    Last Updated : 2025-04-03
  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 75 : Untuk Menghapusnya

    Ethan meletakkan kantung berisi BBQ Brisket Plate di atas meja makan dengan santai.Aroma daging asap yang hangat segera memenuhi ruangan, menciptakan suasana yang nyaman.Catelyn, yang baru saja menutup kembali pintu apartemen, tersenyum dan segera mengambil inisiatif untuk menyiapkan peralatan makan.“Aku ambil piring dan garpu,” katanya riang, melangkah ke dapur dengan ringan.Ethan menarik kursi dan duduk dengan santai. “Aku bisa saja melakukannya, kau tahu?” katanya sambil tersenyum tipis.Catelyn kembali dengan dua piring dan set peralatan makan. “Kau sudah membelikan makan malam, jadi ini bagianku,” katanya sambil meletakkan piring di hadapan Ethan.Mereka mulai menyusun makanan di atas piring masing-masing.Ethan membuka kotak brisket dengan hati-hati, sementara Catelyn menuangkan saus BBQ ke sisi piring mereka.Percakapan ringan pun mengalir di antara mereka.“Kau menemukan tempat ini di mana?” tanya Catelyn sambil mencicipi potongan kecil brisket.“Dekat coffee shop Berne. Ke

    Last Updated : 2025-04-03
  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 76 : Tidak Menahan Dirinya

    Catelyn menatap layar ponsel Nielson dengan jantung berdegup kencang.Ia mencoba beberapa kombinasi angka yang mungkin menjadi kata sandi. Ulang tahun Nielson. Gagal.Tanggal mereka pacaran? Masih gagal.Bahkan ulang tahun Molly yang ia cari tahu sebelumnya melalui akun media sosial juga tidak berhasil.Napas Catelyn semakin berat.Kegagalan demi kegagalan membuat tangannya mulai berkeringat. Catelyn melirik ke arah pintu, memastikan bahwa Nielson belum kembali.Suasana ruangan yang sunyi justru menambah ketegangan. Detik terasa berjalan begitu lambat.Ia tidak boleh gagal. Tidak sekarang.Dengan sisa keberanian yang ia miliki, Catelyn mencoba satu kombinasi terakhir.Tanggal Nielson diterima bekerja di ADG.Ia menahan napas saat jari-jarinya mengetik angka itu.Begitu layar ponsel terbuka, ia hampir saja bersorak, tetapi segera menahan diri. Sebuah senyum puas terukir di wajahnya."Dasar narsistik!" gumamnya pelan, setengah memaki, sambil menggelengkan kepala.Ia segera masuk ke folde

    Last Updated : 2025-04-03
  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 77 : Kegelisahan Yang Sama

    Ethan mengurut keningnya begitu taksi yang ia kemudikan berhenti di pelataran lobi Hotel Four Seasons.Udara malam yang dingin terasa semakin menusuk saat ia mengembuskan napas panjang.Di depan, Cole sudah menunggu bersama dua orang lainnya, pengawal pribadi Ethan.Begitu mobil berhenti, mereka segera bergerak. Salah satu pengawal dengan sigap membukakan pintu untuk Ethan, sementara Cole berdiri tegak, memperhatikan ekspresi bosnya yang tampak tidak seperti biasanya.Ethan keluar dari taksi dengan gerakan sedikit kasar, lalu hampir melempar jaketnya ke arah Cole.Cole, meski sedikit terkejut, berhasil menangkapnya dengan cekatan. Matanya dengan cepat meneliti ekspresi bosnya.Biasanya, setelah makan malam dengan Catelyn, Ethan selalu pulang dengan senyum kecil yang masih bertahan di wajahnya.Tapi malam ini? Tidak ada tanda-tanda kepuasan atau kebahagiaan. Hanya wajah muram dan rahang yang sedikit mengeras.Cole dan kedua peng

    Last Updated : 2025-04-04
  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 78 : Menunggu Balasan

    Presidential Suite Ethan – Pukul 02:00 dini hari.Kesunyian menyelimuti ruangan luas itu. Lampu-lampu redup menciptakan bayangan samar di dinding, sementara suara detak jam terdengar pelan, mengiringi helaan napas Ethan yang baru saja mulai memasuki alam tidur.Namun, ketenangan itu tak bertahan lama.Drrrttt!Ponselnya bergetar di atas nakas, mengusik keheningan.Ethan mengerutkan kening, kelopak matanya bergerak sedikit sebelum akhirnya ia mengembuskan napas panjang.Dengan gerakan malas, ia mengulurkan tangan dan meraih ponsel tanpa membuka mata.Tanpa melihat siapa yang menelepon, ia menggeser layar dan menempelkan ponsel ke telinga."Sebaiknya ini penting." Suaranya serak, terdengar jelas ketidaksabaran dan kejengkelannya.Di seberang sana, suara Cole terdengar tegas namun tergesa.Ethan, yang awalnya masih setengah sadar, tiba-tiba membuka matanya sepenuhnya.Napasnya tertahan sejenak. Matanya yang semula sayu langsung tajam, fokus sepenuhnya pada suara yang ia dengar.Rahangnya

    Last Updated : 2025-04-04
  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 79 : Dipercaya

    "Ada empat korban tewas dalam kejadian ini," Detektif Monroe berdiri di tengah area proyek yang masih dikelilingi garis polisi.Wajahnya tegang saat ia menatap Ethan yang sejak tiba tidak mengatakan apapun dan hanya memandang ke depan."Keempatnya adalah penjaga area proyek Anda, Mr. Wayne. Mereka tewas dengan tusukan di titik yang sama," ujar Monroe dengan suara berat.Ethan Wayne terdiam, rahangnya mengencang.Mata birunya yang tajam menelisik sekeliling tempat kejadian perkara.Udara pagi di Milwaukee, Wisconsin, terasa lebih dingin dari biasanya, seolah membawa hawa kematian yang masih menggantung di udara.Dari Denver ia bergegas ke sini setelah Cole menerima laporan dini hari tadi tentang penyerangan brutal di lokasi proyeknya, sebelum ia kembali ke Madison untuk mengecek sabotase lainnya di sana.Tanpa menanggapi lebih jauh, Ethan berbalik dan berjalan menjauh dari garis polisi.Langkahnya tegas, diikuti oleh Cole yang setia berada di sisinya. Sesaat kemudian, pria tampan itu me

    Last Updated : 2025-04-05
  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 80 : Perjuangan Masing Masing

    Di dalam Rolls-Royce Cullinan hitam yang melaju tanpa suara, Ethan Wayne duduk diam di kursi belakang.Sorot mata birunya menatap lurus ke luar jendela, menyaksikan bayang-bayang gedung tinggi kota melintas seperti siluet tak berjiwa.Tangannya mengepal di atas lutut, sementara rahangnya mengeras. Diamnya bukan tanda damai. Diamnya adalah badai yang ditahan.Sejak pagi Ethan mengunjungi pihak keluarga dari korban penyerangan malam sebelumnya di lokasi proyek di Milwaukee untuk memberikan santunan secara langsung.Para isteri korban menangis mencurahkan kesedihan mereka, namun pula berterima kasih pada Ethan.Selain mendapat asuransi kecelakaan kerja dari perusahaan yang nominalnya tak sedikit, Ethan secara pribadi juga memberikan santunan dalam jumlah besar kepada mereka, menjamin pelayanan kesehatan dan juga pendidikan bagi anak-anak mereka, serta bersumpah akan menemukan pelaku penyerangan.Sementara Cole sibuk menekan semua berita mengenai insiden itu, juga rumor yang mulai merebak

    Last Updated : 2025-04-05
  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 81 : Mengejar Angsa

    Catelyn duduk di ujung meja panjang ruang rapat lantai 14 kantor pusat ADG.Matanya berusaha menatap lurus ke layar presentasi di depan, tapi bayangan kegagalan pagi tadi masih membebani pikirannya.Tangannya yang bergetar sedikit memegang map laporan lapangan—yang kini terasa seperti dokumen kematian kariernya.Ruang itu dipenuhi aroma kopi dan ketegangan.Para petinggi tim Urban Development Research duduk membentuk setengah lingkaran.Mr. Thomson, kepala departemen, berdiri di depan layar dengan raut wajah keras. Di sampingnya berdiri supervisor tim, Howard.Sementara Olivia duduk berseberangan dengan Catelyn. Wanita itu tampil anggun dengan blazer abu-abu dan senyum simpatik yang menipu.“Kita semua tahu pagi ini seharusnya menjadi uji coba penting untuk teknologi smart-paving prototype kita,” kata Mr. Thomson membuka rapat.“Sayangnya, kegagalan terjadi. Dan lebih dari sekadar kegagalan teknis, ini kesalahan fatal dalam penentuan lokasi. Catelyn, kamu ingin menjelaskan?”Catelyn be

    Last Updated : 2025-04-05

Latest chapter

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 124 : Pergi Untuk Merayakan

    “Segera, Tuan.”Rodney mengambil earpiece dari dalam sakunya, menempelkan perangkat itu ke telinganya.Dengan suara singkat dan efisien, ia mengaktifkan saluran komunikasi yang langsung terhubung dengan Axel.“Unit Dua, laporan posisi target.”Suara Axel terdengar dari earpiece, jernih dan tanpa jeda. ‘Target mulai jogging sejak pukul 06.30, rute biasa di taman City Park. Saat ini, ia sedang berada di dalam minimarket Lawson di blok C-12. Membeli beberapa kebutuhan rumah tangga. Saya memperkirakan, setelah ini ia akan menuju Everett’s Bakery di Downtown untuk bekerja, seperti biasa.’Rodney mengangguk tipis sambil menatap Ethan, lalu bertanya lagi, “Status alat komunikasi target?”‘Ponsel tidak terdeteksi. Kemungkinan besar ia tinggalkan di apartemen.’“Copy that.”Rodney menutup komunikasi lalu menoleh pada Ethan.“Nona Adams baik-baik saja, Sir. Masih menjalani rutinitas seperti biasa. Jogging, belanja kebutuhan, dan kemungkinan akan segera bersiap ke Everett’s Bakery, seperti biasa

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 123 : Ponselnya Tak Aktif

    Ia adalah Arion Ellworth.Sepupu ipar Ethan Wayne, yang juga mantan CEO dari AE Group ―entitas bisnis raksasa yang sejajar dengan Wayne Group― yang juga meninggalkan warisannya, dan hanya fokus pada Triton Land miliknya sendiri.Pria beraura dominan itu berjalan masuk tanpa berkata sepatah kata pun, namun sorot matanya berbicara lebih dari cukup.Ia berdiri tepat di hadapan Ethan dan memandangi Aveline―balita cantik yang masih nyaman di gendongan pria lain. Rahangnya mengeras.“Berikan,” ucapnya singkat.Ethan mengangkat tangan satu-satu. “Whoa, lihat siapa ini… Dadda datang, Ivy!”Seketika, Arion mengambil bayi tiga tahun itu dari pelukan Ethan, sangat hati-hati namun dengan kecepatan yang jelas menunjukkan kekesalan.Bayi perempuan yang dipanggil Ave itu tampak ingin protes, namun langsung tenang saat berada di pelukan ayah kandungnya.Tak lama kemudian, seorang wanita cantik bermata zamrud, masuk dari balkon kecil kamar itu, menutup pintu kaca dan terkekeh pelan melihat ekspresi Ar

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 122 : Dia Yang Datang

    Langkah kaki Catelyn menggema di koridor panjang berlapis marmer putih dan cahaya lembut dari lampu gantung kristal.Axel yang awal tadi ada beberapa meter di belakang Catelyn, menghentikan langkah saat melihat gadis itu berbalik dan kini berjalan menuju arahnya.Gadis itu berjalan cepat, hampir berlari, dengan sepasang mata hazelnya yang berkaca-kaca, berkilat dalam redupnya cahaya sore yang menelusup dari jendela panjang di sisi kanan koridor.Gaun rajut berwarna coklat muda yang membalut tubuhnya melambai tertiup gerakan tergesa, dan tas tangan mungilnya bergoyang keras seiring lengannya yang memegang kantong kertas, bergerak gugup.Ia menengadah sejenak, mencoba menahan emosi yang mendesak di balik kelopak mata.Suara itu masih terngiang—suara balita perempuan yang memanggil Ethan dengan “Daddy”. Senyuman Ethan yang berbeda ketika menatap perempuan itu. Dan interaksi mereka.Sesaat kemudian ketika tiba di depan pintu lift di ujung lorong, langkah Catelyn terhenti.Tangannya gemeta

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 121 : Siapa Mereka?

    St. Louis.Cahaya lampu gantung berpendar redup, menyoroti meja kayu tua yang permukaannya penuh dengan peta, dokumen rahasia, dan foto-foto satelit hitam-putih.Di tengah ruangan yang diselimuti bau logam dan asap cerutu yang menggantung di udara, seorang pria duduk membelakangi pintu.Sosoknya tinggi, berselimut mantel hitam panjang, dan hanya siluet kepalanya yang tampak dalam pantulan cahaya muram.Langkah kaki terdengar menggema di sepanjang lorong batu sebelum akhirnya berhenti di ambang pintu besi.Pintu itu berdecit pelan saat dibuka, dan seorang pria berseragam hitam masuk, menundukkan kepala hormat."Bos," ucapnya, suara rendah namun terkontrol. "Kami menemukan pergerakan terbaru dari Ethan Wayne."Sosok misterius itu tidak menoleh. Hanya jari-jarinya yang bergerak pelan, mengetuk-ngetuk lengan kursi seolah memberi isyarat agar si pelapor melanjutkan."Belakangan ini dia sering berada di Denver, Colorado. Awalnya kami

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 120 : Kehangatan Itu

    Axel tetap dengan wajah datarnya menjawab, “Saya pengawal. Tugas saya memastikan semua berjalan aman.”“Apa kau bercanda? Menguping bukan bagian dari SOP,” sergah Jared.“Keamanan mental majikan juga bagian dari tugas saya,” balas Axel dengan sangat tenang, walaupun matanya sedikit menyipit, berusaha mendengar lebih jelas.Kembali ke dalam ruangan.Catelyn akhirnya menarik diri perlahan dari pelukan Ethan. Wajahnya masih merah, tapi sorot matanya mulai menunjukkan kembalinya akal sehat.“Aku belum memaafkanmu,” katanya tegas.Ethan mengangguk pelan. “Aku tahu. Aku tidak meminta kau memaafkan sekarang. Tapi… aku ingin memperbaiki semuanya.”Catelyn menghela napas. Ia berdiri, menoleh menuju pintu—dan mendapati beberapa siluet dengan posisi mencurigakan.Alisnya langsung mengernyit. Ia melangkah cepat, membuka pintu dengan tiba-tiba.CRAK!Tiga

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 119 : Ikut Menguping

    Tangis Catelyn belum juga reda.Tubuhnya menunduk, memeluk Ethan erat seakan takut pria itu menghilang begitu saja.Wajahnya tenggelam di lekuk leher Ethan yang masih terasa hangat—kehangatan yang entah membuatnya lega atau semakin takut kehilangan.Entah berapa lama ia membeku di posisi itu―dengan bibir terisak yang terus bergetar menyentuh leher Ethan, sampai...“Oh shit! Dia bangkit di tempat yang salah!” ujar Owen spontan tanpa sadar.Catelyn mengerutkan kening, bingung. Lalu perlahan mengangkat wajahnya—dan tepat saat itulah matanya terhenti pada tonjolan mencurigakan di area vital Ethan.Gadis itu membeku.Bibirnya sedikit terbuka.Napas tercekat.Mata hazelnya melebar.Itu... apa... serius?Tonjolan itu begitu nyata, begitu agung, menjulang meski terbungkus selimut putih rumah sakit. Bahkan dalam keterkejutan, wajah polos Catelyn seketika merona.Sebagai gadis yang tak terbiasa dengan ‘pemandangan’ seperti itu, pikirannya langsung kosong.Panas mengalir sampai ke telinganya.D

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 118 : Aku Mencintaimu

    Langit Denver tampak menggantung kelabu, seperti mencerminkan hati yang kini diliputi badai kecemasan.Di dalam taksi yang melaju membelah lalu lintas siang yang ramai, Catelyn Adams duduk kaku dengan jemari saling menggenggam erat di atas pangkuannya.Setiap detik yang berlalu terasa seperti siksaan. Waktu berjalan terlalu lambat, padahal dadanya berdegup terlalu cepat.Axel membuntuti dari belakang dengan motor sport hitam berplat diplomatik, tapi kehadirannya tak memberi ketenangan.Catelyn menggigit bibir bawahnya, mencoba menahan air mata yang semakin berat. Namun pikirannya tak bisa berhenti memutar ulang semua kenangan—tentang Ethan Wayne.Tentang pria yang ia kira hanyalah sosok santai penyuka kopi hitam dan roti kismis dengan penghasilan rata-rata.Tentang senyumnya yang ramah, caranya memperlakukan Catelyn penuh hormat, dan kelembutan.Tatapan kedua mata birunya yang selalu hangat.Tentang perhatian-perhatiannya yang selalu nyata. Kata-kata penyemangat yang selalu diberikan

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 117 : Sesuatu Yang Tak Biasa

    Malam telah jatuh sempurna di langit Denver.Axel berdiri di seberang jalan, tepat di depan bangunan apartemen tua berlantai sekian yang dinding luarnya dipenuhi lumut dan cat mengelupas.Virginia Village memang bukan lingkungan yang mewah. Tapi di sinilah nona Adams—Catelyn—memilih tinggal sekarang. Jauh dari kehidupan nyaman yang dulu sempat disentuhnya saat tinggal di apartemen menengah yang dibeli Ethan Wayne.Ia menunggu dalam diam, memastikan lampu lorong menyala, suara pintu ditutup, dan langkah kaki di tangga perlahan lenyap. Barulah Axel menarik napas panjang, menurunkan hoodie dari kepalanya dan mengeluarkan earpiece kecil dari saku jaket kulit hitamnya yang masih berembun.Sambil menekuk leher dan memutar pundak, ia menekan tombol kecil di sisi earpiece.“Axel to Command. Confirm location. Do you copy?” ucapnya pelan namun jelas.Sebuah jeda. Lalu suara berat yang familiar terdengar di telinganya.‘Rodney here. Status?’Rodney adalah ketua tim pengawal pribadi Ethan Wayne. A

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 116 : Rasa Syukur Dibalik Amarah

    Catelyn keluar dari Everett’s Bakery dengan kantong kertas berisi croissant dan satu slice tart lemon menggantung ringan di tangannya.Ia berjalan dengan langkah ringan, hingga suara langkah samar—yang bukan berasal dari sepatunya—membuat langkahnya terhenti.Bahunya menegang. Sekilas ia menoleh, namun tak melihat siapa pun.Langkahnya bergegas. Jalan kecil itu terlalu sepi. Dan detak jantungnya mulai berdebar keras, memunculkan bayangan lama—saat ia pernah diikuti seseorang di beberapa waktu lalu.Helaan napasnya makin cepat. Ketika ia berbelok dan menunggu di balik dinding.Catelyn tak berpikir dua kali, saat mendengar langkah mendekat―jelas seperti mengikuti dirinya, ia langsung setengah melompat dan mengarahkan semprotan merica ke arah penguntit itu.Sret!Tangannya dengan refleks menyemprotkan pepper spray ke arah sosok itu sambil melangkah mundur panik.Namun sosok tersebut bergerak dengan ketangkasan luar biasa—kepalanya menunduk ke kiri, menghindar sebelum semprotan itu mengen

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status