Share

Bab 10

Author: Zayba Almira
last update Last Updated: 2025-02-01 18:40:57
Clara duduk di ruang kerjanya, matanya menatap layar komputer yang penuh dengan laporan dan data yang harus segera diselesaikan.

Namun, meskipun tugas-tugas itu menumpuk di mejanya, pikirannya tidak bisa berhenti berputar pada satu hal—Kieran.

'Kenapa saya terus memikirkan dia?'

Clara bertanya-tanya pada dirinya sendiri. 'Apa yang terjadi padaku?'

Meskipun dia berusaha keras untuk tetap fokus pada pekerjaan, setiap kali dia melihat Kieran, perasaan itu semakin kuat.

Setiap kata yang dia ucapkan, setiap tatapan yang dia berikan, semakin membuat Clara merasa terperangkap dalam perasaan yang tak terucapkan.

'Apa yang sebenarnya dia inginkan dariku?'

Clara tidak tahu jawabannya, tetapi yang dia tahu adalah semakin lama dia berusaha untuk menjaga jarak, semakin perasaan itu semakin sulit untuk ditekan.

'Saya harus mengendalikan diri,' Clara memutuskan, meskipun suara di dalam hatinya terus berteriak bahwa dia tidak bisa lagi mengabaikan perasaannya.

'Ini bukan waktu u
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 11

    Clara berdiri di depan cermin di ruang kerjanya, menatap refleksinya dengan mata yang kosong. Hari itu, perasaannya terasa lebih berat dari sebelumnya. 'Apa yang saya lakukan?' Pikirannya berputar-putar, mencoba mencari jawaban atas kebingungannya. 'Apa yang sebenarnya saya rasakan terhadap Kieran?' Setiap kali dia berada di dekat Kieran, perasaan yang semakin kuat itu semakin sulit untuk dihindari. Setiap kata yang dia ucapkan, setiap tatapan yang dia berikan, semakin membuat Clara merasa terperangkap dalam perasaan yang tak terucapkan. Apa yang sebenarnya saya rasakan?' Clara bertanya pada dirinya sendiri, tetapi jawabannya tak kunjung datang. 'Saya harus bisa mengendalikan diri,' Clara memutuskan, meskipun suara di dalam hatinya terus berteriak bahwa dia tidak bisa lagi mengabaikan perasaannya. 'Ini bukan waktu untuk perasaan. Ini tentang pekerjaan.' Namun, meskipun dia berusaha keras untuk tetap fokus pada pekerjaan, perasaan itu semakin mendalam. Ponselnya berbunyi

    Last Updated : 2025-02-02
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 12

    Clara duduk di ruang kerjanya, matanya menatap layar komputer yang kosong. Pekerjaan yang menumpuk di mejanya seolah tak ada artinya dibandingkan dengan kerumitan perasaan yang tengah menguasainya. 'Apa yang harus saya lakukan?' Pikirannya berputar-putar, mencoba mencari jawaban yang tak kunjung datang. Kata-kata Kieran masih terus terngiang di kepalanya. “Saya tertarik padamu, Clara. Lebih dari sekadar pekerjaan. Saya ingin tahu apakah kamu merasakan hal yang sama.” Meskipun dia berusaha untuk tetap fokus pada pekerjaan, Clara tahu bahwa hatinya tidak bisa lagi disembunyikan. 'Saya tidak bisa terus mengabaikan ini.' Perasaan yang semakin kuat terhadap Kieran terus menggema di dalam dirinya, dan semakin dia mencoba untuk menahannya, semakin perasaan itu menguasainya. 'Tapi bagaimana dengan pekerjaan saya?' Clara bertanya pada dirinya sendiri. 'Apa yang akan terjadi jika saya memilih untuk mengikuti perasaan ini?' Ponselnya berbunyi, memecah keheningan yang menyelimuti

    Last Updated : 2025-02-02
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 13

    Hari itu, Clara merasa seperti dunia di sekitarnya berputar lebih cepat dari biasanya. Setiap detik, setiap langkah, seolah mengingatkannya pada keputusan besar yang harus segera dia buat. 'Apa yang saya harus lakukan?' Perasaan itu semakin kuat, semakin tak terhindarkan. Tatapan Kieran yang penuh perhatian dan kata-kata yang semakin mendalam hanya menambah kebingungannya. 'Saya harus fokus pada pekerjaan.' Clara berusaha meyakinkan dirinya sendiri, tetapi semakin ia berusaha untuk menekan perasaan itu, semakin perasaan itu menguasainya. 'Apa yang akan terjadi jika saya memilih untuk mengikuti perasaan ini? Apa yang akan terjadi pada karier saya?' Ponselnya berbunyi, memecah keheningan yang menyelimuti ruang kerjanya. Sebuah pesan singkat dari Kieran. "Clara, kita perlu berbicara lagi. Saya ingin tahu keputusanmu. Bisakah kita bertemu setelah jam kerja?" Clara menatap pesan itu, merasa detak jantungnya semakin cepat. 'Keputusan saya?' Setiap kata yang keluar dari

    Last Updated : 2025-02-02
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 14

    Clara duduk di ruang kerjanya, matanya menatap layar komputer yang kosong. 'Apa yang harus saya lakukan?' Pikirannya berputar-putar, terjebak dalam kebingungannya. Setiap detik terasa semakin berat. 'Keputusan itu semakin dekat.' Setiap kata dari Kieran, setiap tatapan yang penuh makna, semakin membuatnya merasa semakin terperangkap dalam perasaan yang semakin tak terhindarkan. Di luar, langit mulai gelap, dan suara hujan yang mulai turun pelan menambah kesunyian yang mengelilinginya. Clara menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya, tetapi semakin dia mencoba untuk menahan perasaan itu, semakin perasaan itu menguasainya. 'Kenapa saya merasa seperti ini?' Clara bertanya pada dirinya sendiri. 'Apa yang saya rasakan sebenarnya?' Ponselnya bergetar, memecah keheningan. Sebuah pesan dari Kieran. "Clara, saya ingin berbicara lagi. Kita perlu membahas keputusan ini. Mari bertemu setelah jam kerja." Clara menatap pesan itu, detak jantungnya semakin cepat. 'Ke

    Last Updated : 2025-02-03
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 15

    Clara berdiri di depan jendela ruang kerjanya, menatap ke luar dengan tatapan kosong. 'Apa yang terjadi dengan hidup saya?' Pikirannya berputar, terjebak dalam kebingungan dan perasaan yang semakin dalam. Setelah pertemuan malam itu, setelah akhirnya mengakui perasaannya terhadap Kieran, semuanya terasa berubah. 'Apakah saya benar-benar siap untuk ini?' Langit di luar mulai menggelap, awan mendung menggantung rendah, seolah mencerminkan suasana hati Clara yang semakin berat. 'Saya telah memilih.' Clara menggigit bibirnya, menahan perasaan yang semakin kuat. 'Tapi apakah saya benar-benar siap menghadapi apa yang akan datang?' Ponselnya berbunyi, memecah keheningan yang menyelimuti ruang kerjanya. Sebuah pesan dari Kieran. "Clara, saya ingin bertemu denganmu setelah jam kerja. Kita perlu berbicara lebih lanjut." Clara membaca pesan itu dengan perasaan campur aduk. 'Lagi?' Meskipun dia sudah memutuskan untuk melangkah lebih jauh, perasaan itu tetap hadir—perasaan cemas,

    Last Updated : 2025-02-03
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 16

    Clara berjalan cepat menuju ruang kerjanya, langkahnya sedikit tergesa-gesa. Suasana di kantor pagi ini terasa berbeda—lebih sunyi, lebih tegang. Meskipun hari baru saja dimulai, Clara sudah merasakan beban yang semakin berat di pundaknya. Keputusan yang mereka buat malam itu—untuk melangkah lebih jauh—menjadi kenyataan yang harus mereka hadapi sekarang. Namun, ada yang aneh dalam dirinya, ada rasa cemas yang semakin menekan, mengingat betapa rumitnya menggabungkan perasaan dengan pekerjaan. 'Kenapa saya merasa seberat ini?' Clara bertanya pada dirinya sendiri saat dia duduk di kursinya. 'Ini seharusnya menjadi hal yang membahagiakan.' Namun, kenyataan yang ada justru membuatnya semakin bingung. Mereka tidak bisa terus menyembunyikan hubungan mereka. Semua orang di kantor pasti akan mulai menyadari perubahan ini, apalagi mengingat kedekatan mereka yang sangat jelas. Kieran adalah CEO yang berpengaruh, sementara Clara hanya seorang asisten pribadi. 'Bagaimana kita b

    Last Updated : 2025-02-04
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 17

    Clara duduk di meja kerjanya, matanya fokus pada tumpukan dokumen yang harus diselesaikan. Namun, pikirannya melayang jauh. 'Apakah ini benar-benar keputusan yang tepat?' Pikirannya kembali pada percakapan dengan Kieran tadi malam, percakapan yang membawa banyak ketegangan dan harapan. Mereka sudah memutuskan untuk terbuka tentang hubungan mereka, tetapi Clara merasa ada banyak yang harus dipertaruhkan. 'Pekerjaan dan perasaan—bagaimana bisa keduanya berjalan beriringan tanpa saling menghancurkan?' Clara menggigit bibir bawahnya. Meski Kieran selalu memberikan dukungan dan meyakinkan bahwa mereka bisa melaluinya bersama, ada rasa takut yang terus menggerogotinya. Dunia ini bukan tempat yang mudah bagi hubungan semacam ini, apalagi di tempat kerja. Ponselnya bergetar, memecah kebimbangan yang semakin mendalam. Sebuah pesan dari Kieran. "Clara, rapat di ruang utama dalam lima menit. Kita harus membahas laporan yang akan dipresentasikan kepada dewan." Clara membaca pesa

    Last Updated : 2025-02-04
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 18

    Clara duduk di ruang kerjanya, menghadap komputer dengan tumpukan dokumen yang belum tersentuh. Matanya menatap layar, namun pikirannya jauh melayang. 'Seperti apa kehidupan ini sekarang?' Setelah pengumuman Kieran, beberapa hal mulai berubah, dan meskipun banyak yang mendukung keputusan mereka, ada juga banyak yang memandang dengan skeptis. Di dalam dirinya, Clara merasa perasaan itu semakin bercampur aduk. Antara rasa bahagia karena akhirnya bisa mengungkapkan perasaannya pada Kieran, dan rasa cemas akan dampaknya di dunia profesional. Ketika Kieran datang ke ruangannya untuk memberi arahan, Clara sempat meliriknya, dan untuk sejenak, dunia di sekelilingnya tampak hening. Meskipun mereka sudah terbuka tentang hubungan mereka, Clara merasa ada ketegangan baru yang mulai mengisi ruangan mereka. Kieran tersenyum padanya, namun senyuman itu terasa sedikit dipaksakan. “Kamu tampak lelah,” kata Kieran, menyadari betul ekspresi Clara yang murung. Clara mengangkat a

    Last Updated : 2025-02-05

Latest chapter

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 142

    Pagi berikutnya, Clara tiba lebih awal di kantor. Pagi itu terasa berbeda. Semua terasa lebih sunyi, lebih hening. Hanya ada suara langkah kakinya yang menggema di sepanjang lorong kantor. Meskipun seluruh dunia terasa sama, ada sesuatu yang berubah dalam dirinya. Perasaan yang dia rasakan sejak pertemuannya dengan Kieran kemarin semakin menggelora. Kata-kata Kieran terngiang di telinganya, memutar ulang setiap detil percakapan mereka. Aku sangat menghargaimu lebih dari yang kamu bayangkan.Kalimat itu mengusik pikirannya, membuatnya bertanya-tanya apa yang sebenarnya dimaksud Kieran. Apa benar kata-kata itu hanya sekedar ungkapan dukungan profesional? Ataukah ada lebih banyak yang ingin ia sampaikan? Clara berusaha mengalihkan pikirannya dengan menatap layar komputernya, berharap pekerjaan yang menumpuk bisa membuatnya fokus kembali. Namun, ada sesuatu yang menghalangi pikirannya—keinginan untuk mengetahui lebih banyak tentang Kieran. Perasaan itu semakin sulit untuk dibendung.

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 141

    Clara menghirup napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri setelah pertemuan tadi. Semua rasanya semakin rumit. Di satu sisi, dia merasa semakin terikat dengan Kieran, tapi di sisi lain, perasaan cemas terus menghantui dirinya. Apakah dia mampu menghadapi semua ini? Apakah dia bisa tetap menjaga profesionalismenya di tengah perasaan yang semakin kuat?Setelah pertemuan yang intens tadi, Clara merasa seolah-olah dunia di sekitarnya tiba-tiba bergerak lebih cepat. Kieran, CEO yang sangat karismatik dan penuh pesona, sudah cukup membuatnya merasa terombang-ambing. Namun, ada satu hal yang membuatnya merasa terjebak dalam perasaan yang semakin dalam: Kieran tak pernah ragu menunjukkan perhatian dan kasih sayangnya.Dan itu yang membuat Clara bingung.Di luar kantor, dia berusaha menjaga jarak, namun dalam setiap interaksi yang mereka miliki, ada semacam kedekatan yang tak bisa dia hindari. Clara merasa seperti berada dalam perangkap antara hati dan kewajiban profesionalnya.Seusai p

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 140

    Keputusan yang diambil Clara beberapa hari lalu masih terus menghantuinya. Meskipun Kieran sudah memberikan ruang dan waktu baginya untuk berpikir, hatinya tidak bisa menenangkan diri. Setiap detik yang berlalu terasa berat, penuh dengan pertanyaan yang menggantung di benaknya. Apakah mereka benar-benar siap untuk menjalani hubungan ini? Apakah mereka bisa menghindari masalah yang mungkin muncul, terutama di tempat kerja mereka yang penuh dengan tekanan dan harapan tinggi?Hari itu, Clara duduk di meja kerjanya, menatap layar komputer tanpa benar-benar melihat apa yang tertulis di sana. Pikirannya melayang, berulang kali kembali pada percakapan terakhirnya dengan Kieran. Ada sesuatu tentang lelaki itu yang membuat Clara merasa nyaman, merasa diterima, dan itu sangat jarang dia rasakan. Namun, ada juga rasa takut yang tak terelakkan—takut akan kehilangan kontrol, takut akan mengorbankan sesuatu yang lebih besar dari perasaan mereka berdua.Kieran muncul di pintu kantor Clara, me

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 139

    Pagi itu Clara merasakan ada yang berbeda. Meskipun hari-harinya dipenuhi dengan rapat dan tenggat waktu yang ketat, ada sesuatu dalam udara yang membuatnya merasa lebih waspada. Tidak ada yang dapat dia ungkapkan, namun perasaan itu mengendap dalam hati, menyesakkan. Kieran datang lebih pagi dari biasanya, dan itu membuat Clara penasaran. Ada yang aneh, ada ketegangan yang tidak bisa dia hilangkan meskipun mereka sudah berusaha untuk menjaga semuanya tetap profesional.Hari ini, meskipun rapat dimulai seperti biasa, ada suasana yang berbeda di antara mereka. Kieran duduk di meja yang biasa, matanya tidak langsung beralih ke Clara. Namun, ketika rapat berakhir, matanya bertemu dengan Clara dalam sekejap—penuh makna. “Kita perlu bicara,” ucap Kieran, suara rendah namun tegas.Clara mengangguk, merasa ada sesuatu yang penting yang perlu diungkapkan. Tanpa kata-kata lebih lanjut, mereka berjalan keluar dari ruang rapat, menuju ke ruang yang lebih pribadi. Ketika pintu tertutup, Cla

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 138

    Clara duduk di meja kantornya, jari-jarinya bermain dengan pena sambil matanya terfokus pada layar komputer. Kerjaannya terasa begitu membebani, tapi dia tahu ini adalah pilihan yang telah dia buat. Proyek besar yang dihadapi Kieran dan perusahaan mereka tidak bisa dianggap remeh. Namun, Clara merasakan ada sesuatu yang lebih dalam yang mengikat dirinya dengan Kieran.Pikirannya terus berputar tentang percakapan mereka semalam. Kieran—yang tampak dingin dan profesional—ternyata memiliki sisi lain yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Sesekali, tatapan Kieran yang tajam dan penuh tekanan, mengarah padanya, namun malam itu, dia menunjukkan sisi manusiawi yang lebih lembut. Apa yang membuatnya berubah? Ataukah Clara yang mulai melihat Kieran dengan cara yang berbeda?Keringat mulai terasa di pelipisnya. Fokusnya terganggu oleh detak jantung yang terasa lebih cepat dari biasanya. Clara menutup matanya sesaat, mencoba menenangkan diri. Dia harus tetap profesional. Tidak boleh ada ru

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 137

    Pagi hari datang dengan cerah, meski langit di luar masih menampakkan sisa-sisa hujan semalam. Clara duduk di meja makan, menatap secangkir kopi yang sudah hampir dingin. Hari ini, suasana hatinya berbeda. Ada perasaan campur aduk—kekhawatiran, ketegangan, dan juga sedikit harapan.Ponselnya bergetar di atas meja. Clara melihat nama Kieran muncul di layar. Dengan cepat, ia mengangkat telepon itu, tak ingin menunda pembicaraan lebih lama lagi.“Clara,” suara Kieran terdengar langsung di telinganya, tegas namun lembut. “Aku ingin kita bertemu. Ada yang perlu dibicarakan lebih lanjut.”“Dimana?” tanya Clara, suaranya terdengar tegas meskipun hatinya masih bergejolak. Ada perasaan cemas, tapi dia tahu, ini saat yang penting. Tak ada lagi waktu untuk ragu.“Di tempat yang aman,” jawab Kieran singkat. “Aku akan menjemputmu dalam satu jam.”Clara mengangguk, meskipun Kieran tidak bisa melihatnya. Setelah menutup telepon, ia berdiri dan berjalan ke kamar tidurnya. Memandang ke sekelilingnya

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 136

    Malam itu, Clara merasa terjaga lebih lama dari biasanya. Pikiran tentang Kieran dan pembicaraan mereka sebelumnya masih menghantuinya. Setiap kata yang diucapkan Kieran menggema dalam pikirannya, dan dia tak bisa menyingkirkan perasaan bahwa situasi yang mereka hadapi jauh lebih rumit dan berbahaya daripada yang dia kira.Di luar jendela kamarnya, suara hujan mulai terdengar. Rintikannya halus, namun bisa meresap ke dalam hati yang tengah gelisah. Clara menarik selimutnya lebih erat, namun tidur masih belum datang juga. Tak tahu harus berbuat apa, dia pun bangkit dan berjalan ke dapur untuk membuat secangkir teh hangat.Saat air mendidih dan aroma teh mulai tercium, Clara duduk di meja makan, membiarkan pikirannya mengembara. Ada banyak pertanyaan yang belum terjawab. Apa yang sebenarnya Kieran sembunyikan darinya? Mengapa dia begitu yakin bahwa Clara bisa terlibat lebih jauh dalam bahaya ini? Dan yang paling penting, siapa orang-orang yang mereka hadapi? Kenapa Kieran begitu ke

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 135

    Setelah pertemuan pagi itu, Clara merasa seolah ada sebuah perubahan yang tak bisa ia ungkapkan. Sesuatu yang mengganggu pikirannya sepanjang hari, membuatnya tak bisa fokus pada pekerjaan. Kieran sudah meminta agar dia terlibat lebih jauh, tetapi Clara merasakan tekanan yang semakin berat di pundaknya. Tugas mereka bukan sekedar proyek besar ini—ada hal yang jauh lebih besar yang sedang tersembunyi di balik itu.Sore hari, Clara kembali ke ruang kerjanya. Pikirannya masih terpaut pada pertemuan tadi pagi. Ia duduk di kursi, menyandarkan tubuhnya, dan menatap laptop di depannya. Namun, fokusnya tidak ada di layar. Sesekali matanya beralih ke jendela besar yang memperlihatkan langit senja yang mulai gelap, tanda malam akan datang.Tiba-tiba, pintu ruangannya terbuka pelan. Clara mengangkat wajahnya dan melihat Kieran berdiri di ambang pintu, mengenakan jas hitam yang sudah sedikit kusut di bagian kolar. Wajahnya tak tampak lega, justru ada ekspresi yang lebih cemas.“Kieran?” Clara

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 134

    Hari itu, Clara merasa perasaan cemas menguasai dirinya. Pagi tadi, Kieran telah memanggilnya ke ruang kerjanya dengan ekspresi yang serius. Biasa, Kieran memang memiliki aura misterius yang tak mudah ditebak, namun kali ini, ada sesuatu yang berbeda. Ada ketegangan yang Clara rasakan di antara mereka, seolah ada sesuatu yang harus diungkapkan, tapi entah kenapa, kata-kata itu sulit keluar dari bibir Kieran.Dia berdiri di luar pintu ruangan Kieran, menarik napas panjang sebelum akhirnya mengetuk pintu dengan ragu. "Masuk," suara Kieran terdengar jelas, tanpa rasa khawatir.Clara membuka pintu dan melangkah masuk. Kieran sedang duduk di kursi kulit hitam besar di balik meja kerjanya yang penuh dengan dokumen dan laptop terbuka. Namun, kali ini, ekspresinya terlihat sedikit lebih tegang daripada biasanya."Kieran?" suara Clara terdengar sedikit ragu. "Ada yang bisa saya bantu?"Kieran mendongak, matanya bertransisi dari rasa cemas menjadi tegas, meskipun masih ada sesuatu yang tak t

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status