Share

Festival

Author: Yu.Az.
last update Last Updated: 2025-01-27 12:01:27

Zhao Xueyan dan Niuniu akhirnya tiba di sebuah desa yang cukup ramai, suasananya begitu meriah dengan tenda-tenda berwarna cerah yang berjajar rapi.

Mereka mengenakan pakaian laki-laki, dengan rambut yang disembunyikan di balik topi bulu agar identitas mereka sulit dikenali. Desiran angin membawa aroma manis dari berbagai makanan yang dijual di sudut desa, bercampur dengan sorakan riuh warga yang berkumpul di sekitar sebuah arena besar.

"Apa ini semacam festival?" tanya Niuniu pelan, matanya berbinar melihat keramaian di depan mereka.

Zhao Xueyan mengangguk kecil, matanya menyisir area sekitar dengan penuh waspada. "Sepertinya. Tapi lihat arena itu, ada pertandingan memanah dan pedang. Sepertinya ini lebih dari sekadar hiburan," ujarnya, tangannya merapatkan jubah untuk memastikan penampilannya tetap menyamar.

Arena itu memang menjadi pusat perhatian. Di satu sisi, beberapa pemuda gagah sedang bersiap dengan busur dan panah, sementara di sisi lain, ada sekelompok pria yang berlatih p
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bersenang-senang

    Pertandingan memanah dimulai dengan sorak-sorai penonton yang bergemuruh. Peserta pertama hingga terakhir mulai menunjukkan kemampuan terbaik mereka. Beberapa berhasil mendapatkan nilai tinggi dengan menembakkan anak panah tepat di lingkaran tengah, sementara yang lain hanya mampu mengenai pinggiran sasaran.Ketika giliran Niuniu tiba, penonton mulai bersorak dengan nada mengejek. "Apa anak kecil ini akan memanah, ataukah dia hanya bermain-main dengan busur itu?" salah seorang dari kerumunan berteriak.Niuniu, yang awalnya terlihat sedikit gugup, mengingat kata-kata Zhao Xueyan. Dia menarik napas dalam-dalam, meraih busur, dan memasang anak panah. Dengan konsentrasi penuh, Niuniu menarik tali busur hingga mencapai titik maksimal, lalu melepaskannya dengan gerakan tegas.Swish!Anak panah meluncur cepat dan menghujam lingkaran tengah sasaran, tepat di tengah!Penonton terdiam sejenak, tidak percaya dengan apa yang baru saja mereka lihat. "Apa itu tadi?!" bisik seseorang, diikuti oleh s

    Last Updated : 2025-01-27
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Pencuri

    Saat pertandingan berpedang dimulai, suasana arena menjadi riuh. Para peserta menunjukkan kemampuan mereka dengan beragam teknik yang memukau para penonton. Namun, saat giliran Zhao Xueyan dan Niuniu tiba, gelombang tawa kecil terdengar di antara penonton dan peserta lain."Benar-benar pemuda nekat! Dengan tubuh kecil seperti itu, bagaimana mereka bisa bertarung dengan pedang?" salah satu peserta mengejek, suaranya cukup keras hingga terdengar oleh semua orang."Betul! Mereka bahkan tidak terlihat memiliki energi kultivasi. Apa mereka pikir ini tempat bermain anak-anak?" tambah yang lain sambil tertawa.Zhao Xueyan tetap tenang, wajahnya datar tanpa ekspresi. Dia menggenggam pedang kayu yang disediakan oleh panitia pertandingan, tampak ringan seperti sedang memegang ranting biasa. Di sisi lain, Niuniu tersenyum jahil, menikmati keraguan orang-orang terhadap mereka."Nona, sepertinya kita harus memberi mereka sedikit pelajaran, ya?" bisik Niuniu, matanya berkilat penuh semangat."Janga

    Last Updated : 2025-01-27
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Desa Fengmu

    Zhao Xueyan dan Niuniu terus melajukan kuda mereka melewati hutan lebat dan jalan berbatu. Meski perjalanan penuh dengan bahaya, mereka menanganinya dengan mudah. Hewan roh yang menyerang hanya menjadi latihan ringan, sedangkan bandit yang mencoba menghadang mereka malah berakhir terkapar, tak mampu melawan kemampuan kultivasi Zhao Xueyan.Niuniu, yang menunggang kuda di samping Zhao Xueyan, tersenyum lebar. "Nona, aku rasa perjalanan kita ini mulai menjadi petualangan yang seru. Setiap kali kita bertarung, aku merasa semakin kuat."Zhao Xueyan meliriknya sekilas, wajahnya tetap tenang. "Jangan terlalu menikmati. Kita masih belum tahu apa yang menunggu di depan."Setelah perjalanan panjang yang melelahkan, mereka akhirnya tiba di sebuah desa bernama Fengmu. Desa itu terletak di dataran tinggi, dikelilingi oleh pegunungan yang hijau dan sungai yang jernih mengalir di tepinya.Zhao Xueyan dan Niuniu memasuki desa Fengmu setelah perjalanan panjang yang penuh tantangan. Desa itu tampak su

    Last Updated : 2025-01-27
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Mahluk Roh Gelap

    Dari balik kabut yang bergelayut di atas sungai, tiba-tiba muncul makhluk roh gelap dengan tubuh besar berwarna hitam pekat, matanya menyala merah dengan aura jahat yang begitu kuat. Makhluk itu mengeluarkan suara geraman seram sebelum melompat menyerang ke arah Zhao Xueyan dan Niuniu.Zhao Xueyan dengan sigap menghunus pedang roh birunya, kilauan cahaya dari bilahnya memotong kabut gelap yang semakin pekat. "Niuniu, waspada! Serangan dari sisi kiri!" serunya tegas."Siap, Nona!" balas Niuniu dengan penuh semangat. Cambuk emas di tangannya bergerak cepat, menghasilkan bunyi tajam yang memecah udara, menciptakan lingkaran pelindung untuk menangkis cakar tajam makhluk tersebut.Makhluk roh itu kembali menyerang dengan kekuatan yang lebih besar, cakarnya menyapu tanah dan meninggalkan retakan besar di sekitar mereka. Zhao Xueyan melompat ke udara, memutar tubuh dengan elegan dan menyerang langsung ke kepala makhluk tersebut. Pedangnya menebas sisi kanan makhluk itu, membuatnya meraung ke

    Last Updated : 2025-01-28
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Kemarahan Kaisar Zheng Yu

    Zhao Xueyan dan Niuniu memilih pergi diam-diam saat pagi buta tanpa berpamitan dengan para warga desa Fengmu. Mereka tidak ingin menjadi pusat perhatian atau menerima penghormatan yang berlebihan. Sebelum pergi, Zhao Xueyan meninggalkan beberapa pil penyembuhan di balai desa dengan pesan singkat:‘Gunakan ini untuk memulihkan kesehatan warga. Hiduplah dengan damai.’Niuniu menatap balik ke desa yang mulai diterangi cahaya matahari. "Nona, mereka pasti kecewa," ucapnya pelan.Zhao Xueyan mengangguk kecil. "Lebih baik begitu. Mereka tidak perlu terikat dengan rasa terima kasih yang berlebihan."Sementara itu, para warga yang telah mempersiapkan pesta sederhana dengan bunga dan makanan khas desa merasa kecewa saat menyadari kedua penyelamat mereka telah pergi."Sayang sekali ... aku ingin berterima kasih langsung," ujar seorang wanita tua sambil menghela napas.“Benar!” seru warga desa lainnya yang ingin berterima kasih langsung kepada sang penyelamat. Namun, kepala desa tersenyum bijak

    Last Updated : 2025-01-28
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Hutan Kematian

    Bulan purnama menggantung sempurna di langit, menyinari Hutan Kematian yang suram dengan cahaya pucatnya. Zhao Xueyan yang duduk bersila dalam meditasi tiba-tiba membuka matanya dengan tajam. Teriakan memilukan menggema dari kedalaman hutan, membuat hawa dingin menyeruak di udara.Niuniu mendekat dengan wajah khawatir. "Nona, itu suara manusia?"Zhao Xueyan mengangguk sambil meraih pedang rohnya. "Ya, dan suara itu jelas penuh dengan penderitaan. Aku akan memeriksanya. Tetap di sini dan jaga formasi."Tanpa menunggu jawaban Niuniu, Zhao Xueyan bergerak cepat menyusuri hutan. Cahaya bulan yang menyelusup dari sela-sela pepohonan memberikan penerangan samar. Makhluk roh yang biasanya ganas malah melarikan diri dengan ketakutan, menandakan sesuatu yang jauh lebih mengerikan hadir di tempat itu.Setelah beberapa saat, Zhao Xueyan tiba di sebuah tanah lapang kecil. Di sana, terbaring seorang pria muda dengan wajah luar biasa tampan, meski kini pucat pasi dan gemetar hebat seolah dilanda ra

    Last Updated : 2025-01-28
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Mencari Bunga Salju Ilahi

    Dengan persiapan matang, Zhao Xueyan dan Niuniu bersiap memulai perjalanan mereka menuju Pegunungan Salju Utara, tempat tumbuhnya bunga Salju Ilahi yang sangat langka. Angin dingin sudah terasa menggigit meski mereka belum mendekati puncaknya.Di sisi lain, pria tampan yang kini dikenal sebagai Tian Ming bersikeras ikut bersama mereka. "Aku tidak akan membiarkan kalian pergi sendirian ke tempat berbahaya itu," ucapnya dengan nada tegas.Zhao Xueyan menatapnya tajam. "Kau tidak tahu apa yang kau hadapi. Ini bukan perjalanan biasa. Pegunungan itu penuh dengan binatang roh es dan badai yang bisa membunuh dalam sekejap."Tian Ming tersenyum kecil. "Kau meremehkanku, Nona Zhao. Lagi pula, kalian kesana karena untuk menyembuhkanku juga.”Ya, setelah melewati malam menyakitkan, Tian Ming kembali pulih hanya saja jika sedang bulan purnama penyakit itu akan tetap datang. Niuniu mendengus sambil melipat tangan di dada. "Lagipula kenapa kau bersikeras ikut? Paling juga merepotkan!"Tanpa mengun

    Last Updated : 2025-01-29
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Gua Salju

    Setelah perjalanan panjang melintasi badai salju, Zhao Xueyan, Niuniu, dan Tian Ming menemukan sebuah goa besar yang tersembunyi di balik tebing es. “Hari mulai malam. Sepertinya kita harus beristirahat terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan,” kata Zhao Xueyan dingin. Tian Ming mengangguk setuju. “Kau benar. Ayo kita masuk ke gua ini!” Udara di dalam goa terasa lebih hangat dibandingkan di luar, dan di sepanjang dindingnya tumbuh berbagai tanaman langka yang bercahaya redup seperti kristal."Tempat ini seperti surga tersembunyi," gumam Zhao Xueyan sambil memeriksa beberapa tanaman dengan teliti.Zhao Xueyan mulai mencabut beberapa tanaman dan melemparnya ke dalam ruang dimensi miliknya tanpa ketahuan untuk ditanam kembali. "Aku setuju ... tapi tempat seperti ini pasti punya penjaga," tambah Tian Ming dengan nada waspada.Baru saja Tian Ming selesai berbicara, dari kegelapan goa terdengar suara gemuruh berat. Langkah besar yang menghentak membuat tanah berguncang. Grooooaa

    Last Updated : 2025-01-29

Latest chapter

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 368

    Begitu melangkah ke dalam dapur istana, Zhao Xueyan langsung membelalakkan mata. Mulutnya sedikit terbuka tanpa suara. Dapur yang biasanya bersih dan rapi kini berubah menjadi medan peperangan. Tepung berserakan di lantai, panci-panci tergeletak miring, tungku api di sudut dapur menghembuskan nyala api yang jauh lebih besar dari seharusnya.Para juru masak dan pelayan dapur berdiri di luar ruangan, sebagian menangis dalam diam. Wajah-wajah mereka memucat ketakutan. Tak satu pun berani mengangkat kepala atau bergerak. Mereka hanya bisa memandangi kekacauan ini dengan dada sesak. Salah bicara sedikit saja, mungkin kepala mereka bisa melayang.Dan di tengah kekacauan itu, seorang pria berdiri dengan hanfu sederhana, rambutnya diikat ke belakang, tampak sedikit acak-acakan. Wajah tampannya kini dihiasi noda tepung dan bercak saus. Dialah Kaisar Tian Ming, penguasa dingin benua Yunzhu … kini tampak seperti anak kecil yang baru belajar memasak.Zhao Xueyan akhirnya menemukan suaranya."Apa

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 367

    Malam menyelimuti paviliun timur dengan tenang. Lampu minyak bergoyang lembut, memancarkan cahaya keemasan yang menari di dinding kayu dan tirai tipis. Aroma teh melati yang baru diseduh memenuhi udara, membawa kehangatan yang tak hanya meresap ke tubuh, tapi juga ke dalam hati.Di ruang utama, Zhao Xueyan duduk bersila di antara kedua orang tuanya. Hanfunya berwarna biru langit, sederhana namun elegan. Ia tampak tenang, sesekali mengangkat cangkir dan meniup permukaan teh hangat sebelum menyesapnya perlahan. Di hadapannya, sang ibu Bing Qing tersenyum lembut, sedangkan sang ayah, Jenderal Zhao Yun, sudah duduk dengan santai, satu tangan menopang dagu, mata berbinar menatap keluarganya yang utuh malam ini."Ayah dan ibu sudah lama tak minum teh malam seperti ini bersamamu," ucap Bing Qing dengan suara lembut. "Kau tampak berbeda, Xueyan … lebih dewasa, dan lebih tenang."Zhao Xueyan tersenyum kecil. "Pengembaraan mengajarkanku banyak hal, Ibu. Tapi yang paling berat bukan medan tempu

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 366

    Saat Zhao Xueyan tiba di paviliun timur bersama ibunya dan Niuniu, pagi yang seharusnya tenang mendadak dipenuhi langkah terburu-buru. Jenderal Zhao Yun yang mendengar kedatangan istrinya langsung keluar dari ruang baca, matanya membelalak melihat sosok wanita yang sangat dirindukannya berdiri di ambang gerbang.“Istriku, aku dengar kau diserang ... Kau baik-baik saja?”Suara itu penuh kekhawatiran, terdengar jelas meski tak terangkat tinggi. Zhao Yun langsung melangkah cepat, menghampiri sang istri dan menggenggam tangannya dengan lembut.“Aku baik-baik saja,” kata Nyonya Bing Qing dengan senyum tenang. “Bai Long membawa kami dengan aman. Hanya saja ….”Bing Qing menatap sang suami. “Hanya saja Bai Long terluka. Dan sekarang sedang memulihkan tubuhnya.” Zhao Yun menghela napas panjang lalu menatap wajah istrinya dalam-dalam. “Aku seharusnya ikut menjemputmu ... dunia luar tak lagi aman seperti dulu.”Zhao Xueyan hanya menatap keduanya sambil tersenyum kecil. Ada kehangatan dalam pan

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 365

    Pagi menyapa istana Kekaisaran Tianyang dengan embusan angin sejuk dan cahaya matahari yang lembut menembus sela-sela dedaunan. Zhao Xueyan berdiri di serambi paviliun timur, matanya terarah ke langit timur. Ada getaran kuat yang hanya bisa dirasakannya—getaran familiar dari seseorang yang sangat ia kenal.“Bai Long .…” bisiknya.Tanpa pikir panjang, Zhao Xueyan segera berlari menuju pelataran utama istana, tempat biasanya Bai Long mendarat. Gaunnya berkibar mengikuti langkah cepatnya, rambut panjangnya sedikit berantakan tertiup angin. Saat tiba di halaman luas istana, matanya langsung membelalak."Bai Long!" serunya.Sosok naga hitam itu mendarat perlahan, tubuhnya yang besar terlihat penuh luka bakar dan goresan. Namun, tak jauh dari kakinya, Zhao Xueyan melihat dua sosok lainnya turun—ibunya, Bing Qing, dan Niuniu."Ibu!" Zhao Xueyan segera menghampiri. "Niuniu! Kalian tidak apa-apa?"Niuniu yang baru saja menapak tanah langsung memeluk sang nona."Nona ... kami baik-baik saja," u

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 364

    Suasana di dalam masing-masing paviliun kediaman bangsawan penuh ketegangan. Para gadis bangsawan yang kemarin diusir dari jamuan Kekaisaran masih belum bisa menerima perlakuan memalukan itu. Wajah mereka penuh amarah, ada yang menangis, ada yang membanting kipas, ada pula yang terus mengumpat sambil menangis tertahan.Di Kediaman XiaoXiao Zhen berjalan mondar-mandir sambil menghentakkan kakinya. "Bagaimana mungkin! Gadis itu, seorang gadis desa hina—ternyata putri Jenderal Zhao?!"Nyonya Besar Xiao yang duduk tenang di kursi utama mengibaskan kipasnya perlahan, suaranya dingin namun penuh tekanan. "Zhen'er, duduklah. Marah tidak akan menyelesaikan masalah."Xiao Zhen menatap ibunya dengan mata merah, "Ibu! Aku dipermalukan! Diusir dari istana di depan semua tamu! Semua orang akan menertawakanku!"Nyonya Xiao tersenyum tipis. "Lebih baik dipermalukan sekali ... daripada kalah selamanya."Xiao Zhen mengerutkan kening. "Apa maksud Ibu?""Ibu sudah menyuruh ayahmu untuk mencari tahu seg

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 363

    Zhao Xueyan melangkah cepat, gaunnya berkibar tertiup angin pagi. Wajahnya yang biasanya tegas kini diliputi emosi yang campur aduk—marah, kecewa, sedih. Ia melewati para pelayan yang membungkuk memberikan hormat, tapi ia tak menyahut. Di koridor luar, Wu Liang dan Yu Qie—yang sejak tadi masih penasaran—hanya bisa saling melirik ketika melihat sosok Zhao Xueyan berjalan dengan pandangan kosong. Wajahnya merah, bibirnya sedikit gemetar, dan sorot matanya penuh luka.Wu Liang mengangkat alis, berbisik pada Yu Qie, "Ada apa itu?"Yu Qie menelan ludah. “Kelihatannya … tidak baik.”Keduanya menoleh ke arah pintu ruang kerja sang kaisar. Ada rasa khawatir dan ragu di wajah mereka. Namun akhirnya, mereka memutuskan masuk kembali setelah mengetuk perlahan.“Yang Mulia .…” ucap Wu Liang pelan sambil sedikit membungkuk, diikuti Yu Qie yang ikut menunduk hormat.Begitu pintu tertutup di belakang mereka, suasana ruang kerja benar-benar berubah. Tidak lagi penuh wibawa, tapi berat dan muram. Di b

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 362

    Tian Ming melangkah lebih dekat, setiap langkahnya terasa berat, membawa gelombang tekanan yang membuat dedaunan bergetar. Ia berdiri di antara mereka, meraih tangan Zhao Xueyan dan menariknya ke belakangnya.“Kau mungkin lupa, tapi Zhao Xueyan yang ini bukan milikmu lagi. Bahkan ... mungkin tidak pernah,” suara Tian Ming rendah, penuh amarah yang ditahan.“Apa maksudmu Kaisar Tian Ming? Tentu dia pernah menjadi milikku, karena dia mantan istriku,” sarkas Kaisar Zheng Yu. Kaisar Tian Ming mendengkus. “Kau bahkan tidak tahu apa-apa tentang Zhao Xueyan. Jadi berhentilah berharap, karena dari awal dia hanya milikku.” Zhao Xueyan berdiri diam di belakangnya, matanya mengeras namun tetap tenang.Zheng Yu menatap keduanya, ekspresinya gelap. Namun ia akhirnya mengendurkan genggamannya dan tersenyum miring.“Kita lihat saja, apakah perasaan yang pernah ada ... benar-benar telah mati.”Tanpa menunggu jawaban, Zheng Yu berbalik pergi. Matanya tajam, menyiratkan kebencian dan obsesi pada Zhao

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 361

    Di dalam paviliun timur yang hangat dan harum oleh wangi teh, para pelayan berdiri rapi dengan kepala menunduk. Niuniu dengan sigap menuangkan teh ke dalam cangkir porselen di depan Jenderal Zhao Yun.“Silakan, Jenderal,” ucap Niuniu dengan sopan.Zhao Yun menerima cangkir itu, menatap pelayan muda tersebut sejenak, lalu mengangguk dalam.“Niuniu! Terima kasih karena telah menjaga Xueyan,” ucapnya, tulus.Niuniu buru-buru menggeleng, wajahnya sedikit merah. “Jenderal Zhao ... bukan saya yang menjaga nona, justru nona yang melindungi saya. Berkali-kali.”Zhao Yun melirik putrinya, senyumnya tipis dan hangat. “Ya ... itu memang sifatnya sejak kecil.”Zhao Xueyan duduk dengan anggun di sisi ayahnya, menatap wajah yang sangat dirindukannya itu. Suaranya lembut saat bertanya, “Ayah ... kenapa Ibu tidak ikut bersamamu? Bagaimana kabarnya?”Jenderal Zhao Yun menghela napas pelan, matanya menerawang sejenak. “Ibumu ... tidak bisa melakukan perjalanan jauh. Belakangan ini tubuhnya mudah lelah.

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 360

    Setelah para tamu dan jenderal keluar satu per satu dari Balairung Kekaisaran, Zhao Xueyan berdiri dari kursinya dan berjalan cepat menghampiri seorang pria paruh baya yang berdiri tenang di dekat tiang batu. Matanya yang biasanya dingin kini terlihat hangat.“Ayah .…” panggilnya pelan namun penuh rindu.Jenderal Zhao Yun menoleh dan menatap putrinya dengan senyum tipis. “Xueyan.”Zhao Xueyan langsung menunduk memberi hormat, tapi sang ayah menahan gerakannya dan menepuk ringan pundaknya.“Sudah, tak perlu formal padaku.”“Terima kasih … karena Ayah masih hidup dan sehat. Aku benar-benar lega,” gumam Zhao Xueyan dengan suara bergetar.Zhao Yun tertawa kecil. “Kau pikir aku akan mati semudah itu? Ayahmu ini dilatih di medan perang, bukan taman bunga.”Zhao Xueyan tersenyum, matanya sedikit berkaca-kaca.“Ayah, bagaimana kalau ikut aku ke paviliun timur? Aku punya kamar lebih di sana, lebih nyaman daripada barak istana.”Zhao Yun mengangguk. “Baiklah, kalau itu membuatmu tenang.”Namun

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status