Share

Bab 339

Author: Yu.Az.
last update Last Updated: 2025-04-19 10:05:14

Setelah jamuan makan malam yang berlangsung dengan suasana penuh kehati-hatian dan diam-diam, para pejabat dan jenderal Kekaisaran Tianyang mulai beranjak dari aula perjamuan menuju Balairung Kekaisaran.

Di sanalah pertemuan penting akan berlangsung, membahas rencana besar untuk menghadapi bangsa iblis yang kini telah secara terang-terangan menyatakan perang. Aura di sekeliling balairung dipenuhi tekanan, sorot mata para jenderal tegang dan penuh fokus, sementara langkah-langkah kaki mereka bergema di lantai marmer yang dingin.

Kaisar Tian Ming berjalan paling depan dengan jubah kebesarannya berkibar lembut di belakang. Di sisi kanan dan kirinya, para jenderal dan pejabat tinggi mengikuti dengan sikap penuh hormat.

Begitu mereka semua telah berada di dalam balairung yang luas dengan tiang-tiang kokoh menjulang, para pelayan segera menutup pintu besar dan suasana hening menyelimuti tempat itu.

Baru saja salah satu jenderal, seorang pria bertubuh kekar bernama Jenderal Ru Yan, membuka
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 340

    Rapat perang berlangsung dalam balairung Kekaisaran Tianyang yang megah, cahaya lentera memantul di permukaan lantai batu giok dan menggambarkan betapa seriusnya pertemuan malam itu. Di tengah meja panjang itu, Kaisar Tian Ming duduk tegak dengan tatapan penuh wibawa. Di sisi kirinya duduk Zhao Xueyan, tenang dan elegan seperti biasa, namun mata cemerlangnya tajam menelaah setiap informasi yang masuk.Seorang prajurit elit melangkah maju, membungkuk hormat lalu menggelar gulungan kain berisi laporan."Kami telah memeriksa seluruh wilayah barat dan utara sesuai perintah Paduka," ujarnya tegas. "Hasilnya, kami menemukan lima portal gelap yang terbuka, tiga di antaranya berada dekat permukiman. Dari pengamatan kami, portal itu aktif sepanjang malam dan menjadi jalur masuk bangsa iblis."Ruang balairung menjadi senyap. Suara detak jantung seakan bisa terdengar."Kami juga menemukan beberapa bekas pertempuran kecil antara pasukan penjaga perbatasan dengan para iblis. Korban di pihak kita

    Last Updated : 2025-04-20
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 341

    Rapat selesai. Suasana balairung masih terasa hangat oleh aroma dupa dan ketegangan sisa diskusi perang. Namun tanpa banyak bicara, Kaisar Tian Ming bangkit dari tempat duduknya dan melangkah ke arah Zhao Xueyan. Tatapan para pejabat dan jenderal langsung tertuju pada mereka. Tak ada satu pun yang menyangka bahwa sang kaisar akan melakukan hal yang belum pernah ia lakukan sebelumnya.“Nona Xueyan, mari. Aku antar,” ucap Tian Ming tenang, namun suaranya cukup jelas untuk terdengar oleh semua yang hadir.Zhao Xueyan sempat melirik sekeliling, menyadari semua tatapan yang tertuju padanya. Tapi ia tidak mengatakan apa pun. Hanya berdiri dan mengangguk ringan, lalu berjalan di samping sang kaisar. Mereka berjalan keluar dari balairung dengan langkah anggun dan penuh wibawa.Para pejabat dan jenderal saling pandang. Beberapa ternganga, yang lain mencoba menyembunyikan keterkejutan mereka. Namun tak satu pun berani bersuara. Kaisar Tian Ming bukan orang yang bisa ditentang, terlebih dalam u

    Last Updated : 2025-04-20
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 342

    Namun jawaban mereka semua sama. Sang kaisar memang membawa seorang gadis. Seorang gadis yang tak dikenal, tapi telah duduk di sampingnya dalam jamuan makan. Seorang gadis yang bahkan ikut rapat perang.Berita itu menjadi pukulan besar, terutama bagi keluarga Xiao.“Tidak! Aku harus menemui ayah,” kata seorang gadis dengan hanfu yang mewah. **Di ruang kerja bangsawan Xiao, suara langkah kaki cepat terdengar. Gadisnya, Nona Xiao Zhen, yang semalam melihat sendiri perlakuan sang kaisar terhadap gadis asing itu, masuk dengan wajah murka.“Ayah!” serunya. “Katakan padaku siapa gadis itu?! Apa benar beliau membawa perempuan itu ke paviliun timur?”Bangsawan Xiao yang tengah membaca laporan pagi hanya mengangguk. “Kau lihat sendiri, bukan? Tak ada yang perlu kutambahkan.”Xiao Zhen mengepalkan tangannya. Raut wajahnya tak bisa menyembunyikan kemarahan. Ia mengingat jelas bagaimana sang kaisar memperlakukan gadis itu dengan lembut. Bahkan, mengantarnya sendiri ke paviliun pribadi yang sang

    Last Updated : 2025-04-20
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 343

    Beberapa tabib lain juga mulai menoleh. Tatapan mereka mencerminkan ketidaksukaan. Mereka mengenali wajah Zhao Xueyan. Bukankah ini gadis yang dibawa masuk oleh Kaisar sendiri? Kabar tentang perlakuan istimewa kaisar kepada gadis ini telah menyebar hingga telinga mereka sejak pagi tadi. Dan kini, gadis itu malah muncul di taman obat?Zhao Xueyan menatap tabib tua itu tenang, tanpa tersinggung sedikit pun.“Aku tidak tersesat,” ucapnya datar namun sopan. “Aku datang ke sini karena ingin melihat jenis ramuan yang kalian siapkan untuk perang. Dan jika memungkinkan, aku ingin memberi beberapa masukan.”Seketika suasana menjadi canggung.Beberapa tabib menahan tawa pelan, sementara yang lain saling melirik.Salah satu tabib muda membisikkan ke rekannya, “Dia pikir dia siapa? Hanya karena dibawa sang kaisar, kini ikut campur soal obat perang?”Tabib lain menimpali dengan suara nyaris tak terdengar, “Mungkin dia ingin terlihat pandai di mata Yang Mulia. Gadis seperti dia pasti penuh akal unt

    Last Updated : 2025-04-20
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 344

    Zhao Xueyan hanya tersenyum tipis, matanya tetap lurus ke depan.“Aku tak butuh pengakuan, Niuniu. Tapi aku tak suka diremehkan,” ucapnya pelan namun penuh makna. “Jika mereka mau membuka hati, mereka akan tahu aku datang bukan untuk pamer. Tapi untuk membantu.”Niuniu terkikik pelan. “Itu yang membuat nona berbeda dari semua wanita bangsawan yang pernah kulihat. Mereka mengangkat dagu lebih tinggi dari isi kepala mereka sendiri.”Pelayan di belakang ikut tertawa kecil, lalu buru-buru menunduk saat Zhao Xueyan meliriknya sekilas.“Maaf, nona,” ucapnya cepat.“Tak apa,” balas Zhao Xueyan lembut.“Tertawa itu sehat, asal tahu tempat.”Langkah mereka akhirnya sampai di pintu gerbang samping taman yang menuju lorong menuju paviliun timur. Beberapa prajurit yang berjaga langsung menunduk hormat, dan sesaat setelah mereka lewat, mereka saling berbisik tak percaya. Gadis itu … benar-benar berbeda dari yang mereka duga.Niuniu menatap sang nona penuh kagum, lalu bergumam pelan, “Dengan kecerd

    Last Updated : 2025-04-20
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 345

    Selesai sarapan, para pelayan mulai merapikan piring dan perlengkapan makan yang tersisa. Aroma teh melati masih mengambang di udara saat Ibu Suri Gao meletakkan sendoknya perlahan, lalu menatap Zhao Xueyan.“Aku ingin berbicara sebentar denganmu, Nona Zhao. Di tempat yang lebih tenang.”Nada suaranya tenang tapi jelas penuh makna. Beberapa pelayan yang masih berada di ruangan segera menundukkan kepala mereka, merasakan hawa dingin dari tatapan sang Ibu Suri. Niuniu yang berdiri di sisi belakang juga menegang, tangannya terkepal ringan.Namun belum sempat Zhao Xueyan menjawab, Kaisar Tian Ming yang duduk santai langsung meletakkan cangkir tehnya dan membuka suara, nadanya terdengar datar tapi penuh ketegasan.“Sayangnya, hari ini kami sudah berencana pergi ke kamp militer. Aku ingin memperlihatkan situasi sebenarnya pada Xueyan. Dia perlu tahu kondisi langsung di lapangan.”Ibu Suri Gao langsung menoleh pada sang putra, raut wajahnya berubah. Senyumnya menghilang, digantikan ekspresi

    Last Updated : 2025-04-20
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 346

    Tian Ming menoleh ke arahnya, lalu bertanya, “Menurutmu, apa yang harus kita lakukan?”Xueyan menatapnya sebentar sebelum berkata, “Kekuatan fisik dan senjata adalah satu hal. Tapi kita juga harus memperkuat formasi pertahanan spiritual, racikan obat penambah tenaga, dan ... memperkirakan jalur energi yang bisa digunakan untuk memotong akses iblis ke dunia ini. Aku butuh beberapa ahli formasi dan pengawal untuk mulai meneliti tempat yang kau sebutkan semalam.”Kaisar Tian Ming menatap Xueyan seolah sedang melihat sesuatu yang lebih dalam dari sekadar gadis muda.“Aku akan memberimu apa pun yang kau butuhkan,” jawabnya mantap.Zhao Xueyan hanya tersenyum tipis dan mengangguk. Saat angin kembali berembus, mereka berdiri di tengah kerumunan kekuatan Kekaisaran Tianyang. ****Setelah kunjungan ke kamp militer selesai, Zhao Xueyan melangkah keluar bersama Niuniu. Angin siang hari berembus pelan, menyapu helaian rambut panjang Zhao Xueyan yang terikat rapi. Di belakang mereka, beberapa pel

    Last Updated : 2025-04-20
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 347

    Zhao Xueyan menjawab dengan nada lembut, “Yang Mulia … hamba tidak pernah meminta perhatian itu. Tapi hamba tidak juga menolaknya. Hamba hanya menjalani takdir yang digariskan.”Senyap kembali menyelimuti. Ibu Suri Gao tidak langsung menjawab. Tatapannya kini lebih tajam, namun tak lagi dingin seperti semula.“Kau tahu ... aku membenci wanita yang berpura-pura lemah untuk mendapatkan posisi.”“Hamba juga, Yang Mulia,” jawab Zhao Xueyan dengan tenang. “Karena wanita seperti itu sering kali mencoreng harga diri kaum wanita lainnya.”Ucapan itu membuat Ibu Suri mengangkat alis sedikit, lalu tertawa pelan. Tawa singkat yang lebih terdengar seperti keheranan.“Kau bukan wanita biasa.”“Hamba bukan wanita luar biasa, hanya wanita yang tahu batas dan tujuan.”Ibu Suri menatap Zhao Xueyan lebih lama kali ini, lalu berdiri perlahan. “Aku akan menunggu ... apakah kata-katamu bisa sejalan dengan perbuatanmu. Karena jika tidak—” ucapnya sembari membalik badan, “Aku tidak akan segan menyingkirkan

    Last Updated : 2025-04-21

Latest chapter

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 363

    Zhao Xueyan melangkah cepat, gaunnya berkibar tertiup angin pagi. Wajahnya yang biasanya tegas kini diliputi emosi yang campur aduk—marah, kecewa, sedih. Ia melewati para pelayan yang membungkuk memberikan hormat, tapi ia tak menyahut. Di koridor luar, Wu Liang dan Yu Qie—yang sejak tadi masih penasaran—hanya bisa saling melirik ketika melihat sosok Zhao Xueyan berjalan dengan pandangan kosong. Wajahnya merah, bibirnya sedikit gemetar, dan sorot matanya penuh luka.Wu Liang mengangkat alis, berbisik pada Yu Qie, "Ada apa itu?"Yu Qie menelan ludah. “Kelihatannya … tidak baik.”Keduanya menoleh ke arah pintu ruang kerja sang kaisar. Ada rasa khawatir dan ragu di wajah mereka. Namun akhirnya, mereka memutuskan masuk kembali setelah mengetuk perlahan.“Yang Mulia .…” ucap Wu Liang pelan sambil sedikit membungkuk, diikuti Yu Qie yang ikut menunduk hormat.Begitu pintu tertutup di belakang mereka, suasana ruang kerja benar-benar berubah. Tidak lagi penuh wibawa, tapi berat dan muram. Di b

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 362

    Tian Ming melangkah lebih dekat, setiap langkahnya terasa berat, membawa gelombang tekanan yang membuat dedaunan bergetar. Ia berdiri di antara mereka, meraih tangan Zhao Xueyan dan menariknya ke belakangnya.“Kau mungkin lupa, tapi Zhao Xueyan yang ini bukan milikmu lagi. Bahkan ... mungkin tidak pernah,” suara Tian Ming rendah, penuh amarah yang ditahan.“Apa maksudmu Kaisar Tian Ming? Tentu dia pernah menjadi milikku, karena dia mantan istriku,” sarkas Kaisar Zheng Yu. Kaisar Tian Ming mendengkus. “Kau bahkan tidak tahu apa-apa tentang Zhao Xueyan. Jadi berhentilah berharap, karena dari awal dia hanya milikku.” Zhao Xueyan berdiri diam di belakangnya, matanya mengeras namun tetap tenang.Zheng Yu menatap keduanya, ekspresinya gelap. Namun ia akhirnya mengendurkan genggamannya dan tersenyum miring.“Kita lihat saja, apakah perasaan yang pernah ada ... benar-benar telah mati.”Tanpa menunggu jawaban, Zheng Yu berbalik pergi. Matanya tajam, menyiratkan kebencian dan obsesi pada Zhao

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 361

    Di dalam paviliun timur yang hangat dan harum oleh wangi teh, para pelayan berdiri rapi dengan kepala menunduk. Niuniu dengan sigap menuangkan teh ke dalam cangkir porselen di depan Jenderal Zhao Yun.“Silakan, Jenderal,” ucap Niuniu dengan sopan.Zhao Yun menerima cangkir itu, menatap pelayan muda tersebut sejenak, lalu mengangguk dalam.“Niuniu! Terima kasih karena telah menjaga Xueyan,” ucapnya, tulus.Niuniu buru-buru menggeleng, wajahnya sedikit merah. “Jenderal Zhao ... bukan saya yang menjaga nona, justru nona yang melindungi saya. Berkali-kali.”Zhao Yun melirik putrinya, senyumnya tipis dan hangat. “Ya ... itu memang sifatnya sejak kecil.”Zhao Xueyan duduk dengan anggun di sisi ayahnya, menatap wajah yang sangat dirindukannya itu. Suaranya lembut saat bertanya, “Ayah ... kenapa Ibu tidak ikut bersamamu? Bagaimana kabarnya?”Jenderal Zhao Yun menghela napas pelan, matanya menerawang sejenak. “Ibumu ... tidak bisa melakukan perjalanan jauh. Belakangan ini tubuhnya mudah lelah.

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 360

    Setelah para tamu dan jenderal keluar satu per satu dari Balairung Kekaisaran, Zhao Xueyan berdiri dari kursinya dan berjalan cepat menghampiri seorang pria paruh baya yang berdiri tenang di dekat tiang batu. Matanya yang biasanya dingin kini terlihat hangat.“Ayah .…” panggilnya pelan namun penuh rindu.Jenderal Zhao Yun menoleh dan menatap putrinya dengan senyum tipis. “Xueyan.”Zhao Xueyan langsung menunduk memberi hormat, tapi sang ayah menahan gerakannya dan menepuk ringan pundaknya.“Sudah, tak perlu formal padaku.”“Terima kasih … karena Ayah masih hidup dan sehat. Aku benar-benar lega,” gumam Zhao Xueyan dengan suara bergetar.Zhao Yun tertawa kecil. “Kau pikir aku akan mati semudah itu? Ayahmu ini dilatih di medan perang, bukan taman bunga.”Zhao Xueyan tersenyum, matanya sedikit berkaca-kaca.“Ayah, bagaimana kalau ikut aku ke paviliun timur? Aku punya kamar lebih di sana, lebih nyaman daripada barak istana.”Zhao Yun mengangguk. “Baiklah, kalau itu membuatmu tenang.”Namun

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 359

    Suasana Balairung Kekaisaran Tianyang kini dipenuhi ketegangan yang kental. Para jenderal duduk berjajar, mata mereka fokus ke arah peta besar yang terbentang di atas meja kayu panjang. Di sisi kanan dan kiri, para utusan dari Kekaisaran Changhai, Zhengtang, dan Heifeng turut hadir, masing-masing mengenakan jubah resmi mereka, wajah-wajah serius menggambarkan urgensi situasi.Kaisar Tian Ming duduk di kursi utama, mata tajamnya menatap peta yang menunjukkan lima titik portal iblis. Empat di antaranya telah disegel oleh pasukan elit Tianyang.Seorang jenderal berdiri, melapor dengan nada tegas.“Yang Mulia, empat portal telah berhasil kami segel. Namun ... satu portal terakhir berada di Lembah Hujan Darah, dan saat ini lembah tersebut telah sepenuhnya dikuasai oleh bangsa iblis. Mereka menjadikan tempat itu markas utama mereka.”“Lembah Hujan Darah .…” gumam kaisar Tian Ming. “Bukan tempat yang mudah untuk ditembus.”Semua mata tertuju padanya, menanti keputusan. Tapi tiba-tiba, sebuah

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 358

    Setelah jamuan makan selesai dan musik pelan berhenti mengalun, para pejabat dan jenderal satu per satu bangkit dari tempat duduk mereka. Mereka mulai bergerak menuju Balairung Kekaisaran Tianyang, tempat diadakannya rapat militer untuk membahas strategi pertahanan terhadap serangan dari utara.Zhao Xueyan berdiri anggun, mengikuti langkah para pria tersebut tanpa ragu. Tapi baru beberapa langkah, langkahnya dihentikan oleh suara nyaring yang penuh sindiran."Eh, mau ke mana, Nona Zhao?" tanya Nona Xiao Zhen sambil menyipitkan mata."Balairung Kekaisaran bukan tempat jalan-jalan, apalagi untuk seorang wanita," tambah Nona Lin dengan senyum mengejek."Benar," sela Nona Yu. "Kau itu hanya seorang gadis dari desa yang kebetulan dibawa masuk ke istana oleh Yang Mulia. Jangan pikir hanya karena makanan tadi enak, kau bisa ikut campur dalam urusan negara."Beberapa gadis bangsawan lainnya tertawa pelan, menutup mulut dengan kipas sambil saling menatap penuh kemenangan.“Memang benar, ya! Se

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 357

    Setelah para tamu duduk di tempat masing-masing, suasana aula utama Kekaisaran Tianyang terasa lebih hangat. Pelayan-pelayan berdiri berjajar, menyajikan anggur dalam cawan giok bening dan piring-piring indah berisi hidangan yang baru saja diangkat dari dapur istana.Di tengah aula, musik lembut mulai mengalun. Para penari istana dengan kostum anggun berwarna merah muda dan emas menari mengikuti irama, mempercantik suasana.Namun tak lama, wajah para tamu, pejabat, jenderal, bangsawan, termasuk kaisar Tian Ming dan Ibu Suri Gao, mulai menunjukkan ekspresi heran. Bukan karena tarian, melainkan makanan yang tersaji di hadapan mereka.“Makanan apa ini?” tanya salah satu pejabat tua sambil menatap bingung ke arah piringnya.“Mengapa bentuknya seperti ini … tidak seperti hidangan kekaisaran biasanya,” gumam seorang gadis bangsawan.Di hadapan mereka tersaji ayam teriyaki dengan saus kental yang harum, kentang goreng tipis garing seperti lidi emas, salad sayur segar dengan saus creamy dari

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 356

    Langkah kaki rombongan bangsawan dan pejabat istana terdengar beriringan saat mereka berjalan menuju aula utama Kekaisaran Tianyang. Dentingan perhiasan dan suara bisik-bisik para nona bangsawan menggema di sepanjang koridor, diselimuti rasa penasaran dan juga … sindiran.Di barisan belakang, Nona Xiao Zhen menyibak lengan bajunya dengan angkuh, lalu berbisik cukup keras agar bisa didengar oleh para pengikutnya.“Huh, kita lihat saja nanti,” ujarnya sambil mendengus, “Apa yang bisa dilakukan seorang gadis yang hanya dipungut oleh kaisar?”Nona Yu terkekeh, “Apalagi dia menerima tantangan kita untuk ikut serta dalam dekorasi aula. Apa dia pikir bermain-main di taman obat membuatnya tahu cara menghias aula kekaisaran?”Nona Lin menambahkan dengan suara mencibir, “Mungkin dia akan menggantung gulungan ramuan di langit-langit! Ha!” Nona Shen menambahkan. “Kau benar! Kali ini gadis desa itu akan tahu tempatnya di mana. Hanya seorang gadis desa ingin menjadi Phoenix. Sungguh malang sekali!

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 355

    Saat semua tamu resmi telah tiba dan turun dari kereta serta kuda masing-masing, suara gong pelan menggema menandakan penyambutan dimulai secara resmi. Para pejabat, bangsawan, serta jenderal dari Kekaisaran Tianyang serempak membungkuk hormat ke arah tamu-tamu agung dari tiga Kekaisaran: Changhai, Heifeng, dan Zhengtang.“Selamat datang di kekaisaran Tianyang, Benua Yunzhu!” Dengan gerakan penuh wibawa, perwakilan dari tiga Kekaisaran itu pun membalas dengan hormat yang sama, penuh kesopanan dan kebesaran.Di tengah deretan para tokoh penting itu, tatapan Jenderal Zhao Yun tak pernah lepas dari putrinya. Ia tersenyum tipis, matanya menyiratkan kelegaan dan bangga yang mendalam.‘Xueyan-ku … syukurlah kau baik-baik saja. Lebih dari itu .…’ batinnya, nyaris menahan diri agar tidak langsung memeluk gadis kecil yang kini menjelma menjadi sosok yang luar biasa kuat dan anggun.Zhao Xueyan berdiri tenang di samping para petinggi, hanfu biru berhiaskan motif awan dan bunga salju berkibar

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status