Di tengah kegelapan malam, bayangan seseorang menyelinap dengan gesit.Mata-mata Kaisar Zheng Yu bergerak tanpa suara, menyatu dengan bayang-bayang pepohonan.Jaraknya semakin dekat dengan kediaman Jenderal Zhao.Ia menahan napas, memastikan tidak ada seorang pun yang menyadari keberadaannya.Namun, saat satu langkah lagi hendak memasuki halaman. Tiba-tiba sesuatu tak terduga terjadi. Blar!Sebuah kekuatan tak terlihat menyambarnya keras.Tubuhnya terpental jauh seperti daun kering tertiup badai, membentur batang pohon besar di belakangnya."Urgh!"Seteguk darah muntah dari mulutnya. Matanya membelalak kaget."Sial! Formasi tingkat tinggi?!"Orang itu mengusap darah di sudut bibirnya, tubuhnya gemetar karena serangan barusan.Dia ceroboh!Tidak menyadari bahwa kediaman Jenderal Zhao telah dipenuhi formasi pertahanan yang luar biasa kuat.Formasi ini bukanlah formasi biasa.Ini formasi setingkat milik seorang kaisar. Aura yang terpancar dari formasi itu begitu kuat, hingga mata-mata
Keesokan paginya, udara segar memenuhi kediaman Jenderal Zhao. Namun, langkah kaki Zhao Xueyan terburu-buru saat ia berlari menuju paviliun utama.Seorang pelayan baru saja memberi kabar bahwa ayahnya, Jenderal Zhao Yun, telah sadar.Hatinya berdebar.Saat tiba di paviliun, Zhao Xueyan melihat sang ayah telah duduk tegap, meski wajahnya masih sedikit pucat.Di depannya, berdiri sosok Kaisar Tian Ming dengan ekspresi dingin nan angkuh.Zhao Xueyan terkejut.Jenderal Zhao Yun tampak menunduk sedikit ke arah Kaisar Tian Ming, sebagai bentuk penghormatan.Namun, Kaisar Tian Ming hanya berdiri tanpa membalas, seolah-olah menganggap itu hal yang biasa.Zhao Xueyan mengernyit. Dengan cepat, ia melangkah maju dan langsung memeluk ayahnya. “Ayah! Bagaimana keadaanmu? Apa yang Ayah lakukan, Ayah tidak boleh menunduk seperti ini,” kata Zhao Xueyan penuh kekhawatiran.Jenderal Zhao Yun tersenyum lemah dan menepuk punggung putrinya. “Ayah baik-baik saja, putriku. Semua berkatmu.”Namun, ketika Zha
Setelah makan malam yang penuh dengan suasana canggung dan perhatian tak terduga dari Kaisar Tian Ming, Zhao Xueyan segera menuju kamar ayahnya untuk memeriksa kondisinya.Jenderal Zhao Yun duduk bersandar di ranjangnya, tampak lebih segar dibanding hari-hari sebelumnya.Di sisi ranjang, Nyonya Bing Qing duduk dengan tatapan penuh kekhawatiran.Zhao Xueyan mengulurkan tangannya, memeriksa denyut nadi sang ayah dengan cermat.Energi Qi-nya meresap masuk, menelusuri setiap bagian tubuh Jenderal Zhao Yun.Beberapa saat kemudian, mata Zhao Xueyan berbinar. "Racun kalajengking api hitam itu benar-benar telah hilang," katanya dengan nada lega.Nyonya Bing Qing menyentuh lengan suaminya dengan mata berkaca-kaca. "Itu benar, Yun-er? Kau sudah merasa lebih baik?"Jenderal Zhao Yun tersenyum tipis dan menggenggam tangan istrinya."Aku merasa tubuhku jauh lebih ringan, Qing-er. Semua ini berkat Xueyan."Zhao Xueyan menghela napas lega, tetapi tetap bersikap tegas."Meskipun racunnya sudah hilang
Jenderal Zhao Yun yang mendengar kabar kedatangan Kaisar Zheng Yu segera bangkit dari kursinya.Meski tubuhnya belum sepenuhnya pulih, sebagai seorang jenderal, dia tidak bisa mengabaikan kunjungan seorang kaisar.Dengan langkah tegap, dia berjalan menuju aula jamuan utama, ditemani oleh istrinya, Bing Qing.Di dalam aula, suasana terasa dingin dan tegang.Zhao Xueyan duduk di sisi ruangan, menatap datar Kaisar Zheng Yu.Sebaliknya, Kaisar Zheng Yu justru menatapnya dengan penuh minat dan tatapan lembut yang tidak bisa ditebak maknanya.Ketika Jenderal Zhao Yun dan Bing Qing tiba, mereka segera membungkuk hormat.Jenderal Zhao Yun kemudian berkata, "Hormat kepada Yang Mulia Kaisar Zheng Yu. Kehormatan besar bagi kami atas kunjungan Anda."Kaisar Zheng Yu mengangkat tangannya dengan santai, menandakan bahwa Jenderal Zhao Yun tidak perlu terlalu formal."Jenderal Zhao Yun," ucapnya dengan nada tenang. "Aku mendengar bahwa kau telah sembuh. Itu adalah kabar baik."Jenderal Zhao Yun terse
Kaisar Zheng Yu menatap tajam pria di hadapannya. Tekanan aura Kaisar Tian Ming begitu kuat, menusuk harga dirinya sebagai penguasa Zhengtang.Belum pernah ada orang yang berani menantangnya seperti ini, apalagi di wilayah kekaisarannya sendiri.Para prajurit dan pelayan yang berada di aula mulai merasakan sesak napas akibat tekanan dua pria kuat itu. Wajah mereka pucat, beberapa bahkan bergetar ketakutan.Zhao Xueyan yang menyadari situasi ini langsung mengerutkan keningnya. Dia tak bisa membiarkan dua pria sombong ini saling menekan dan mempertaruhkan ego mereka sementara orang-orang di sekitar mereka hampir pingsan!Tanpa pikir panjang, Zhao Xueyan melangkah cepat ke tengah-tengah mereka."Cukup!" serunya dengan suara tegas.Namun, kedua pria itu sama sekali tidak bergeming. Tatapan mereka masih saling bertaut, seolah-olah mereka sedang bertarung tanpa pedang.Jenderal Zhao Yun dan istrinya juga hanya terdiam sambil menyelimuti diri mereka dengan energi Qi agar tidak merasakan damp
Zhao Xueyan langsung membelalak. Wajahnya berubah merah padam, bukan karena malu, tapi karena marah. Dia mendorong dada Tian Ming dengan kasar, membuat pria itu melangkah mundur."Kai—kaisar mesum!" serunya dengan suara yang meninggi.Tian Ming, alih-alih merasa bersalah, justru tersenyum tipis. Matanya yang tajam berkilat dengan penuh kepuasan.Zhao Xueyan merutuk dalam hati. Bajingan ini! Bagaimana bisa dia bertindak begitu lancang?!Tanpa berkata apa-apa lagi, dia langsung berbalik dan pergi dengan langkah cepat, meninggalkan pria itu sendirian di bawah pohon sakura yang berguguran.Tian Ming hanya menghela napas ringan. Namun, semakin lama dia berdiri di tempatnya, semakin terasa ada sesuatu yang aneh di tubuhnya.Kaisar Tian Ming menatap kosong ke depan, lalu menyentuh pelipisnya. "Sial ...." gumamnya pelan.Aroma tubuh Zhao Xueyan … terlalu membuatnya kecanduan.Tian Ming segera menghilang dari kediaman Jenderal Zhao Yun, sebelum perasaan tidak nyaman di bawah tubuhnya semakin m
Di kediaman Jenderal Zhao Yun, suasana terasa lebih tenang dibandingkan hari-hari sebelumnya. Selama beberapa hari terakhir, Zhao Xueyan hampir tidak beristirahat, menghabiskan waktu merawat ayahnya yang jatuh sakit. Dengan keahliannya sebagai dokter, dia memastikan bahwa setiap obat yang diberikan tepat sasaran.Hari ini, untuk pertama kalinya dalam beberapa pekan, Jenderal Zhao Yun terlihat benar-benar pulih. Wajahnya lebih segar, tubuhnya lebih kuat, dan rona sehat telah kembali ke pipinya.Zhao Xueyan duduk di tepi tempat tidur ayahnya, menatapnya dengan lega."Ayah, bagaimana perasaanmu sekarang?" tanyanya lembut.Jenderal Zhao Yun tersenyum kecil. "Aku jauh lebih baik, berkat kau, Xueyan."Zhao Xueyan tersenyum puas. "Tentu saja! Aku ini tabib jenius."Namun, kebahagiaan itu tidak bertahan lama. Saat Zhao Xueyan menatap wajah ayahnya lebih dekat, dia menyadari sesuatu. Ada kekhawatiran yang jelas di mata pria itu.Keningnya berkerut. "Ayah, ada apa?"Jenderal Zhao Yun terdiam se
Namun, sebelum dia bisa menundukkan tubuhnya lebih dalam, sebuah tangan kokoh menahannya."Tidak perlu." Suara Tian Ming terdengar tegas, tanpa keraguan sedikit pun.Jenderal Zhao Yun menatapnya dengan bingung. "Yang Mulia?"Tian Ming diam sejenak sebelum akhirnya mengucapkan sesuatu yang mengejutkan."Aku yang akan menjaga Zhao Xueyan dengan sepenuh hati."Kedua mata Jenderal Zhao Yun membelalak sedikit."Yang Mulia .…""Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyentuhnya, termasuk Kaisar Zheng Yu," lanjut Tian Ming, nada suaranya penuh ketegasan. "Tidak peduli seberapa besar dia menginginkannya, Zhao Xueyan bukan miliknya."Jenderal Zhao Yun menatap pria di hadapannya dengan seksama. Tian Ming bukan pria biasa. Dia adalah penguasa dari benua seberang, seorang kaisar yang begitu kuat dan ditakuti.Namun sekarang, pria yang dingin dan tak terkalahkan itu berdiri di sini dan berjanji untuk melindungi putrinya?Timbul pertanyaan dalam benaknya. "Yang Mulia … apakah kau menyukai putriku?"T
Zhao Xueyan melangkah cepat, gaunnya berkibar tertiup angin pagi. Wajahnya yang biasanya tegas kini diliputi emosi yang campur aduk—marah, kecewa, sedih. Ia melewati para pelayan yang membungkuk memberikan hormat, tapi ia tak menyahut. Di koridor luar, Wu Liang dan Yu Qie—yang sejak tadi masih penasaran—hanya bisa saling melirik ketika melihat sosok Zhao Xueyan berjalan dengan pandangan kosong. Wajahnya merah, bibirnya sedikit gemetar, dan sorot matanya penuh luka.Wu Liang mengangkat alis, berbisik pada Yu Qie, "Ada apa itu?"Yu Qie menelan ludah. “Kelihatannya … tidak baik.”Keduanya menoleh ke arah pintu ruang kerja sang kaisar. Ada rasa khawatir dan ragu di wajah mereka. Namun akhirnya, mereka memutuskan masuk kembali setelah mengetuk perlahan.“Yang Mulia .…” ucap Wu Liang pelan sambil sedikit membungkuk, diikuti Yu Qie yang ikut menunduk hormat.Begitu pintu tertutup di belakang mereka, suasana ruang kerja benar-benar berubah. Tidak lagi penuh wibawa, tapi berat dan muram. Di b
Tian Ming melangkah lebih dekat, setiap langkahnya terasa berat, membawa gelombang tekanan yang membuat dedaunan bergetar. Ia berdiri di antara mereka, meraih tangan Zhao Xueyan dan menariknya ke belakangnya.“Kau mungkin lupa, tapi Zhao Xueyan yang ini bukan milikmu lagi. Bahkan ... mungkin tidak pernah,” suara Tian Ming rendah, penuh amarah yang ditahan.“Apa maksudmu Kaisar Tian Ming? Tentu dia pernah menjadi milikku, karena dia mantan istriku,” sarkas Kaisar Zheng Yu. Kaisar Tian Ming mendengkus. “Kau bahkan tidak tahu apa-apa tentang Zhao Xueyan. Jadi berhentilah berharap, karena dari awal dia hanya milikku.” Zhao Xueyan berdiri diam di belakangnya, matanya mengeras namun tetap tenang.Zheng Yu menatap keduanya, ekspresinya gelap. Namun ia akhirnya mengendurkan genggamannya dan tersenyum miring.“Kita lihat saja, apakah perasaan yang pernah ada ... benar-benar telah mati.”Tanpa menunggu jawaban, Zheng Yu berbalik pergi. Matanya tajam, menyiratkan kebencian dan obsesi pada Zhao
Di dalam paviliun timur yang hangat dan harum oleh wangi teh, para pelayan berdiri rapi dengan kepala menunduk. Niuniu dengan sigap menuangkan teh ke dalam cangkir porselen di depan Jenderal Zhao Yun.“Silakan, Jenderal,” ucap Niuniu dengan sopan.Zhao Yun menerima cangkir itu, menatap pelayan muda tersebut sejenak, lalu mengangguk dalam.“Niuniu! Terima kasih karena telah menjaga Xueyan,” ucapnya, tulus.Niuniu buru-buru menggeleng, wajahnya sedikit merah. “Jenderal Zhao ... bukan saya yang menjaga nona, justru nona yang melindungi saya. Berkali-kali.”Zhao Yun melirik putrinya, senyumnya tipis dan hangat. “Ya ... itu memang sifatnya sejak kecil.”Zhao Xueyan duduk dengan anggun di sisi ayahnya, menatap wajah yang sangat dirindukannya itu. Suaranya lembut saat bertanya, “Ayah ... kenapa Ibu tidak ikut bersamamu? Bagaimana kabarnya?”Jenderal Zhao Yun menghela napas pelan, matanya menerawang sejenak. “Ibumu ... tidak bisa melakukan perjalanan jauh. Belakangan ini tubuhnya mudah lelah.
Setelah para tamu dan jenderal keluar satu per satu dari Balairung Kekaisaran, Zhao Xueyan berdiri dari kursinya dan berjalan cepat menghampiri seorang pria paruh baya yang berdiri tenang di dekat tiang batu. Matanya yang biasanya dingin kini terlihat hangat.“Ayah .…” panggilnya pelan namun penuh rindu.Jenderal Zhao Yun menoleh dan menatap putrinya dengan senyum tipis. “Xueyan.”Zhao Xueyan langsung menunduk memberi hormat, tapi sang ayah menahan gerakannya dan menepuk ringan pundaknya.“Sudah, tak perlu formal padaku.”“Terima kasih … karena Ayah masih hidup dan sehat. Aku benar-benar lega,” gumam Zhao Xueyan dengan suara bergetar.Zhao Yun tertawa kecil. “Kau pikir aku akan mati semudah itu? Ayahmu ini dilatih di medan perang, bukan taman bunga.”Zhao Xueyan tersenyum, matanya sedikit berkaca-kaca.“Ayah, bagaimana kalau ikut aku ke paviliun timur? Aku punya kamar lebih di sana, lebih nyaman daripada barak istana.”Zhao Yun mengangguk. “Baiklah, kalau itu membuatmu tenang.”Namun
Suasana Balairung Kekaisaran Tianyang kini dipenuhi ketegangan yang kental. Para jenderal duduk berjajar, mata mereka fokus ke arah peta besar yang terbentang di atas meja kayu panjang. Di sisi kanan dan kiri, para utusan dari Kekaisaran Changhai, Zhengtang, dan Heifeng turut hadir, masing-masing mengenakan jubah resmi mereka, wajah-wajah serius menggambarkan urgensi situasi.Kaisar Tian Ming duduk di kursi utama, mata tajamnya menatap peta yang menunjukkan lima titik portal iblis. Empat di antaranya telah disegel oleh pasukan elit Tianyang.Seorang jenderal berdiri, melapor dengan nada tegas.“Yang Mulia, empat portal telah berhasil kami segel. Namun ... satu portal terakhir berada di Lembah Hujan Darah, dan saat ini lembah tersebut telah sepenuhnya dikuasai oleh bangsa iblis. Mereka menjadikan tempat itu markas utama mereka.”“Lembah Hujan Darah .…” gumam kaisar Tian Ming. “Bukan tempat yang mudah untuk ditembus.”Semua mata tertuju padanya, menanti keputusan. Tapi tiba-tiba, sebuah
Setelah jamuan makan selesai dan musik pelan berhenti mengalun, para pejabat dan jenderal satu per satu bangkit dari tempat duduk mereka. Mereka mulai bergerak menuju Balairung Kekaisaran Tianyang, tempat diadakannya rapat militer untuk membahas strategi pertahanan terhadap serangan dari utara.Zhao Xueyan berdiri anggun, mengikuti langkah para pria tersebut tanpa ragu. Tapi baru beberapa langkah, langkahnya dihentikan oleh suara nyaring yang penuh sindiran."Eh, mau ke mana, Nona Zhao?" tanya Nona Xiao Zhen sambil menyipitkan mata."Balairung Kekaisaran bukan tempat jalan-jalan, apalagi untuk seorang wanita," tambah Nona Lin dengan senyum mengejek."Benar," sela Nona Yu. "Kau itu hanya seorang gadis dari desa yang kebetulan dibawa masuk ke istana oleh Yang Mulia. Jangan pikir hanya karena makanan tadi enak, kau bisa ikut campur dalam urusan negara."Beberapa gadis bangsawan lainnya tertawa pelan, menutup mulut dengan kipas sambil saling menatap penuh kemenangan.“Memang benar, ya! Se
Setelah para tamu duduk di tempat masing-masing, suasana aula utama Kekaisaran Tianyang terasa lebih hangat. Pelayan-pelayan berdiri berjajar, menyajikan anggur dalam cawan giok bening dan piring-piring indah berisi hidangan yang baru saja diangkat dari dapur istana.Di tengah aula, musik lembut mulai mengalun. Para penari istana dengan kostum anggun berwarna merah muda dan emas menari mengikuti irama, mempercantik suasana.Namun tak lama, wajah para tamu, pejabat, jenderal, bangsawan, termasuk kaisar Tian Ming dan Ibu Suri Gao, mulai menunjukkan ekspresi heran. Bukan karena tarian, melainkan makanan yang tersaji di hadapan mereka.“Makanan apa ini?” tanya salah satu pejabat tua sambil menatap bingung ke arah piringnya.“Mengapa bentuknya seperti ini … tidak seperti hidangan kekaisaran biasanya,” gumam seorang gadis bangsawan.Di hadapan mereka tersaji ayam teriyaki dengan saus kental yang harum, kentang goreng tipis garing seperti lidi emas, salad sayur segar dengan saus creamy dari
Langkah kaki rombongan bangsawan dan pejabat istana terdengar beriringan saat mereka berjalan menuju aula utama Kekaisaran Tianyang. Dentingan perhiasan dan suara bisik-bisik para nona bangsawan menggema di sepanjang koridor, diselimuti rasa penasaran dan juga … sindiran.Di barisan belakang, Nona Xiao Zhen menyibak lengan bajunya dengan angkuh, lalu berbisik cukup keras agar bisa didengar oleh para pengikutnya.“Huh, kita lihat saja nanti,” ujarnya sambil mendengus, “Apa yang bisa dilakukan seorang gadis yang hanya dipungut oleh kaisar?”Nona Yu terkekeh, “Apalagi dia menerima tantangan kita untuk ikut serta dalam dekorasi aula. Apa dia pikir bermain-main di taman obat membuatnya tahu cara menghias aula kekaisaran?”Nona Lin menambahkan dengan suara mencibir, “Mungkin dia akan menggantung gulungan ramuan di langit-langit! Ha!” Nona Shen menambahkan. “Kau benar! Kali ini gadis desa itu akan tahu tempatnya di mana. Hanya seorang gadis desa ingin menjadi Phoenix. Sungguh malang sekali!
Saat semua tamu resmi telah tiba dan turun dari kereta serta kuda masing-masing, suara gong pelan menggema menandakan penyambutan dimulai secara resmi. Para pejabat, bangsawan, serta jenderal dari Kekaisaran Tianyang serempak membungkuk hormat ke arah tamu-tamu agung dari tiga Kekaisaran: Changhai, Heifeng, dan Zhengtang.“Selamat datang di kekaisaran Tianyang, Benua Yunzhu!” Dengan gerakan penuh wibawa, perwakilan dari tiga Kekaisaran itu pun membalas dengan hormat yang sama, penuh kesopanan dan kebesaran.Di tengah deretan para tokoh penting itu, tatapan Jenderal Zhao Yun tak pernah lepas dari putrinya. Ia tersenyum tipis, matanya menyiratkan kelegaan dan bangga yang mendalam.‘Xueyan-ku … syukurlah kau baik-baik saja. Lebih dari itu .…’ batinnya, nyaris menahan diri agar tidak langsung memeluk gadis kecil yang kini menjelma menjadi sosok yang luar biasa kuat dan anggun.Zhao Xueyan berdiri tenang di samping para petinggi, hanfu biru berhiaskan motif awan dan bunga salju berkibar