Beranda / Fantasi / Dewi Medis Kesayangan Kaisar / Bab 202 - Perkataan Hati Nurani

Share

Bab 202 - Perkataan Hati Nurani

Penulis: Xiao Chuhe
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-13 16:13:17

Matahari tumbang ke sisi barat. Pukul empat sore, salju kembali turun lebat. Bahkan disertai angin kencang yang menerbangkan butiran salju ke dalam ruangan.

Setelah memerintahkan Liu Xingsheng menutup pintu kuil itu, Jing Xuan mulai membersihkan altar persembahan yang penuh debu, bahkan menggunakan bekal airnya sendiri untuk membersihkan papan arwah milik ibunya Yinlan.

Suasana sedikit lebih gelap karena awan hitam menutup cahaya matahari dengan cepat setelah badai mulai mengamuk.

Shangguan Zhi dan Xi Feng menyalakan lilin. Meletakkannya di samping papan arwah. Meletakkan sepiring kue kering di depannya.

Tidak ada dupa yang tertinggal di bangunan yang sudah terbengkalai belasan tahun ini, Jing Xuan justru sudah membawanya dari Istana, seolah sudah berencana untuk mampir ke tempat ini sebelum memasuki Perbatasan Utara.

Sekarang, kuil itu terlihat lebih manusiawi, bersih dari debu dan layak untuk ditinggali semalaman sambil menunggu badai mereda.

Jing Xuan menyalakan tiga batang d
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 203 - Perbatasan Utara

    Kuda-kuda melesat membelah jalanan setapak di tengah hutan. Langit cerah, awan menghiasinya. Matahari naik sepenggalah. Udara dingin dan kering memenuhi paru-paru, membawa aroma kayu bakar dan salju segar. Rombongan kecil itu meninggalkan Kuil Leluhur Keluarga Adipati Xie, dan menuju ke Perbatasan Utara. Salju telah berhenti turun sejak matahari terbit beberapa jam yang lalu, menyisakan hamparan putih yang menutupi tanah. Pukul dua belas siang, mereka tiba di kamp militer Pasukan Perbatasan Utara. Jaraknya seratus meter dari Gerbang Perbatasan. Kuda mengurangi kecepatan langkahnya, memasuki permukiman prajurit perbatasan. Jing Xuan memasang wajah serius setelah memasuki kamp militer ini. Di halaman luas, beberapa prajurit sedang berkumpul, sebagian besar mengalami luka di kaki dan lengan, memakai perban putih yang tebal. Jing Xuan turun dari kuda, seorang prajurit yang mengenalnya langsung berlari tunggang-langgang memanggil jenderal yang bertanggung jawab di tempat ini. Prajuri

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 204 - Membunuh Induk Serigala

    Dua hari kemudian, Negara Shang benar-benar menyerang Perbatasan Utara. Ratusan ribu pasukannya menunggu seratus meter di depan benteng tinggi Perbatasan Utara. Sebanyak lima ribu pasukan kavaleri milik Perbatasan Utara sudah bersiap di dalam benteng, dua ribu pasukan garnisun berjaga di atas benteng dengan anak panah dan busur sebagai senjata. Lima ribu sisanya berbaris rapi di belakang kavaleri. Jing Xuan berdiri dengan baju zirah berwarna perak, Jenderal Lvzhong berdiri di sampingnya. Shangguan Zhi, Xi Feng dan Liu Xingsheng berdiri di belakang mereka, siap dengan senjata masing-masing. Meski beladirinya tidak sekuat pengetahuan medis, mereka memiliki kemampuan untuk ikut serta berperang.“Bagaimana ini, Yang Mulia?” Jenderal Lvzhong mulai tegang. Melihat lautan manusia di bawah sana sungguh bukan main-main. Negara Shang memang berniat meratakan Perbatasan Utara dalam waktu singkat dengan pasukan sebanyak itu. Raut wajah Jing Xuan masih cukup tenang, Dia bahkan belum menyentuh

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 1 - Tebing Kematian

    Hari mulai malam, gulita menyambar dengan cepat. Rombongan ekspedisi peneliti tanaman obat itu terus menjelajah pegunungan tanpa henti. Di tengah udara yang sejuk, Chu Xia merapatkan jaket tebalnya, wajahnya mendongak, mencari di mana bulan berada. “Sudah mau pukul tujuh,” dia menceletuk pelan.“Haruskah kita beristirahat di sini?” seorang pria dengan lembut bertanya padanya, sekaligus meminta pendapat rekan yang lain. Mereka sepakat beristirahat di tempat itu. Lokasinya cukup nyaman, ceruk dalam di sekitar bebatuan besar di tengah pegunungan, berhadapan langsung dengan tebing terjal yang menemani penjelajahan mereka sepanjang sore. “Chu Xia, kau haus?” seorang wanita tersenyum lebar, mengulurkan tangannya menggenggam botol minum yang terisi penuh. Dengan senyum tipis sebagai balasan, Chu Xia mengangguk menerima botol air itu, kemudian mengucapkan terima kasih. “Kamu sudah begitu populer dan berbakat, rupanya masih sudi ikut bersama kami melakukan penelitian tanaman obat.” wanit

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-19
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 2 - Kehidupan Baru

    Chu Xia beranjak dari ranjang yang keras, dia menepuk-nepuk pakaiannya yang sedikit berdebu dan …, kotor.Dia memasang ekspresi jijik saat mengedarkan pandangannya ke sudut-sudut ruangan remang itu. Dia berjongkok, jemarinya memungut pecahan mangkuk di lantai ruangan yang berserakan.Dia mencium aroma tak biasa dari mangkuk itu. “Racun yang sangat mematikan.” Gumamnya, kembali meletakkan pecahan mangkuk itu.“Nona! Nona!” seorang pelayan—sepertinya begitu, berjalan dengan buru-buru memasuki kamar yang lusuh itu. Dia memegang kedua pundak Chu Xia, memeriksanya dengan cemas.“Nona, syukurlah kau baik-baik saja!” pelayan itu menghela napas lega, tersenyum senang.Chu Xia menatapnya dengan bingung, “Kau …, siapa?” tanyanya dengan tidak pasti.Pertanyaan itu membuat pelayan di depannya melipat wajah dengan murung, “Nona …, apakah kau hilang ingatan setelah meneguk semangkuk racun?”“Meneguk semangkuk racun?” Chu Xia menatap pecahan mangkuk yang dia periksa beberapa saat lalu.Dia berusaha

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-19
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 3 - Penyelinapan Pertama

    “Pukul berapa ini?” tanya Yinlan. Dia duduk santai di atas ranjangnya yang keras itu, sekarang sudah berganti pakaian yang lebih baik. Dia berencana melakukan sesuatu untuk membalas perbuatan jahat Permaisuri padanya. Dari ingatan yang dia dapatkan, permaisuri itu bernama Xie Qingyan. Putri sah Adipati Xie. Dia memanfaatkan kenangan masa kecil Kaisar dan Xie Yinlan, adiknya sendiri, untuk masuk ke istana, dan merebut posisi Xie Yinlan sebagai permaisuri. Sungguh, karena dia bukan lagi Chu Xia, dan Xie Yinlan yang sekarang tidak sama lagi dengan yang dahulu, ia harus bisa membalikkan nasib buruk ini. “Sekarang pukul satu dini hari, Nona,” Jawab A-Yao. Xie Yinlan menatap pelayan wanita itu, “A-Yao, mulai saat ini, jangan memanggilku Nona lagi. Paling aku Selir Xian. Bisakah?” A-Yao membungkuk, “Baik, Selir Xian.” “Bagus. Sekarang, ikut aku melakukan sesuatu.” Xie Yinlan berdiri. Meski tinggal di istana ini selama berbulan-bulan, Xie Yinlan tetap tidak menghafal rutenya. Istana y

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-19
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 4 - Perjamuan Makan Siang

    “Tabib Liu, kau masih di sini?” sapa orang yang baru masuk. Yinlan membuka mata dengan terkejut. Apakah ada orang lain di dalam gudang obat ini selain dirinya dan A-Yao? Dia merasakan tubuh A-Yao berkeringat dingin dan sedikit gemetar. Pelayan ini, pasti sudah sangat ketakutan.Beberapa langkah dari mereka, dua orang pria saling berhadapan, salah satunya memakai seragam resmi tabib kekaisaran, satunya lagi memakai seragam resmi pengawal kekaisaran. Tabib kekaisaran itu masih muda, bernama Liu Xingsheng. Meski muda, dia terkenal berwawasan luas dan berbakat, pernah menyembuhkan kaki ibu suri yang tulangnya patah. Pengawal Kekaisaran yang berinteraksi dengannya tampak menghormatinya. Liu Xingsheng tersenyum ramah, “Aku baru kembali dari pekerjaanku, meletakkan sisa bahan obat dan beberapa rekam medis.” Pengawal Kekaisaran itu mengangguk-angguk. “Tabib Liu, segeralah beristirahat.” Dia meninggalkannya di dalam ruangan obat. Liu Xingsheng mengangguk, matanya sedikit melirik ke arah je

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-19
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 5 - Jenderal Besar yang Terluka dan Seorang Gadis yang Menyelamatkannya

    Sudah pukul sebelas, tapi Xie Yinlan masih duduk di depan cermin. Dia menatap wajahnya yang dipolesi bedak dan sedikit perona pipi. Tampak cantik, mirip seperti Chu Xia dalam versi yang lebih muda. “Selir …,” A-Yao memberikan selembar kertas berwarna merah kepada Yinlan. Yinlan menatap bingung, dari ekspresinya saja, A-Yao sudah menebak bahwa Yinlan tidak tahu benda apa itu. “Ini adalah pewarna bibir, Selir. Kau bisa menempelkannya di bibirmu, maka warna merah ini akan menempel dan tahan lama.” A-Yao tersenyum, menyerahkan lembaran berwarna merah itu kepada Yinlan. Yinlan melakukan apa yang dikatakan oleh A-Yao. Ini memang mirip dengan lipstik, tapi dalam versi lebih kuno dan sederhana. “Apakah aku cantik?” Yinlan mendongak, menatap wajah A-Yao yang sudah berbinar bahagia. “Cantik sekali, Selir. Dengan kecantikanmu yang selalu tersembunyi ini, bukankah seharusnya posisi permaisuri itu adalah milikmu?” A-Yao sedikit tidak senang memikirkan bahwa Nona Besar Xie, Xie Qingyan telah

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-19
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 6 - Keributan

    Saat ini, setelah perjamuan makan siang yang penuh drama itu, Xie Yinlan justru sedang dipusingkan oleh hal lain. Wanita-wanita penghibur yang diundang Kaisar pada perjamuan itu, kini berkumpul di depannya dengan raut wajah penuh permohonan. “Selir Xian, bisakah kamu mengajariku menarikan tarian Jenderal Besar yang Terluka dan Seorang Gadis yang Menyelamatkannya itu?” “Iya, benar! Aku juga mau. Tarian itu bagus sekali, sangat mengharukan, sungguh pertemuan dua insan yang sangat cocok. Selir Xian, dari mana kamu mempelajarinya?” Xie Yinlan menyeringai, “Itu aku mempelajarinya dari perbatasan. Sangat indah, kan?” Mereka mengangguk setuju, “Sungguh! Jika tarian ini sampai terlihat oleh orang-orang Rumah Lianhong, sudah dapat dipastikan akan populer dalam waktu dekat. Selir Xian, bisakah kau mengajari kami bagaimana cara melakukannya?” Rumah Lianhong adalah rumah hiburan paling terkenal dan paling mahal di Ibukota. Mereka juga berasal dari sana, dipesan khusus untuk bermain musik dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-19

Bab terbaru

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 204 - Membunuh Induk Serigala

    Dua hari kemudian, Negara Shang benar-benar menyerang Perbatasan Utara. Ratusan ribu pasukannya menunggu seratus meter di depan benteng tinggi Perbatasan Utara. Sebanyak lima ribu pasukan kavaleri milik Perbatasan Utara sudah bersiap di dalam benteng, dua ribu pasukan garnisun berjaga di atas benteng dengan anak panah dan busur sebagai senjata. Lima ribu sisanya berbaris rapi di belakang kavaleri. Jing Xuan berdiri dengan baju zirah berwarna perak, Jenderal Lvzhong berdiri di sampingnya. Shangguan Zhi, Xi Feng dan Liu Xingsheng berdiri di belakang mereka, siap dengan senjata masing-masing. Meski beladirinya tidak sekuat pengetahuan medis, mereka memiliki kemampuan untuk ikut serta berperang.“Bagaimana ini, Yang Mulia?” Jenderal Lvzhong mulai tegang. Melihat lautan manusia di bawah sana sungguh bukan main-main. Negara Shang memang berniat meratakan Perbatasan Utara dalam waktu singkat dengan pasukan sebanyak itu. Raut wajah Jing Xuan masih cukup tenang, Dia bahkan belum menyentuh

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 203 - Perbatasan Utara

    Kuda-kuda melesat membelah jalanan setapak di tengah hutan. Langit cerah, awan menghiasinya. Matahari naik sepenggalah. Udara dingin dan kering memenuhi paru-paru, membawa aroma kayu bakar dan salju segar. Rombongan kecil itu meninggalkan Kuil Leluhur Keluarga Adipati Xie, dan menuju ke Perbatasan Utara. Salju telah berhenti turun sejak matahari terbit beberapa jam yang lalu, menyisakan hamparan putih yang menutupi tanah. Pukul dua belas siang, mereka tiba di kamp militer Pasukan Perbatasan Utara. Jaraknya seratus meter dari Gerbang Perbatasan. Kuda mengurangi kecepatan langkahnya, memasuki permukiman prajurit perbatasan. Jing Xuan memasang wajah serius setelah memasuki kamp militer ini. Di halaman luas, beberapa prajurit sedang berkumpul, sebagian besar mengalami luka di kaki dan lengan, memakai perban putih yang tebal. Jing Xuan turun dari kuda, seorang prajurit yang mengenalnya langsung berlari tunggang-langgang memanggil jenderal yang bertanggung jawab di tempat ini. Prajuri

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 202 - Perkataan Hati Nurani

    Matahari tumbang ke sisi barat. Pukul empat sore, salju kembali turun lebat. Bahkan disertai angin kencang yang menerbangkan butiran salju ke dalam ruangan. Setelah memerintahkan Liu Xingsheng menutup pintu kuil itu, Jing Xuan mulai membersihkan altar persembahan yang penuh debu, bahkan menggunakan bekal airnya sendiri untuk membersihkan papan arwah milik ibunya Yinlan. Suasana sedikit lebih gelap karena awan hitam menutup cahaya matahari dengan cepat setelah badai mulai mengamuk. Shangguan Zhi dan Xi Feng menyalakan lilin. Meletakkannya di samping papan arwah. Meletakkan sepiring kue kering di depannya. Tidak ada dupa yang tertinggal di bangunan yang sudah terbengkalai belasan tahun ini, Jing Xuan justru sudah membawanya dari Istana, seolah sudah berencana untuk mampir ke tempat ini sebelum memasuki Perbatasan Utara. Sekarang, kuil itu terlihat lebih manusiawi, bersih dari debu dan layak untuk ditinggali semalaman sambil menunggu badai mereda. Jing Xuan menyalakan tiga batang d

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 201 - Kuil Leluhur Terbengkalai

    Kota Bingzhou yang ramai di tengah hujan salju. Shangguan Zhi meletakkan mangkuk kosong dengan wajah puas. “Mi daging di tempat ini enak sekali. Aku tidak akan pernah melupakan rasanya.”Liu Xingsheng terkekeh sambil terus menikmati mi daging miliknya. Xi Feng dengan santai membuka kendi arak. Di sampingnya, sebuah caping bercadar berwarna hitam teronggok. Sangat kontras dengan pakaian Xi Feng yang berwarna merah menyala. Cuaca penuh salju seperti ini menjadikannya semerah darah. Jing Xuan meletakkan sumpit di samping mangkuk yang telah kosong. “Kota Beizhou dipenuhi kedai-kedai mi yang menggugah selera. Shangguan Zhi, kelak saat masuk lebih dalam lagi, jangan sampai meminta berhenti di setiap kedai mi daging. Kau bisa kehabisan uang sebelum sampai di Perbatasan Utara.” Xi Feng menutup mulutnya, menahan tawa. Dia tidak tahu Jing Xuan memiliki selera humor yang cukup baik. “Hal itu juga berlaku untukmu, Yang Mulia.” Liu Xingsheng menyela, sudah menghabiskan isi mangkuknya. Jing X

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 200 - Mata-mata Dunia Persilatan

    A-Yao membawa kuda itu sampai di depan Istana Guangping. Yinlan langsung keluar dari kamarnya saat mendengar suara kaki kuda yang kencang. Dia langsung menghampiri A-Yao yang hampir terjatuh saat turun dari kuda itu. “Apa yang terjadi, A-Yao?” A-Yao menyeka ujung matanya, segera memeluk Yinlan dan menangis sejadi-jadinya. “Yang Mulia, selamatkan Tuan Mao, selamatkan Tuan Mao.” “Apa yang terjadi pada Mao Lian, A-Yao?” Yinlan memapahnya duduk di beranda kediaman. A-Yao menelan ludah, mulai menceritakan semuanya. “Tuan Mao bertarung dengan orang-orang itu setelah mendorongku keluar dari jendela di lantai tiga. Yang Mulia, aku mohon, segera mengutus orang untuk menyelamatkannya.” “Kau tidak perlu melakukan itu, A-Yao.” Suara Pangeran Ming terdengar, orangnya berjalan mendekat, menuntun seekor kuda berwarna cokelat gelap. A-Yao segera berdiri, “Yang Mulia Pangeran.” “Sebelum pergi, Mao Lian memintaku untuk menyiapkan beberapa orang tangguh untuk mengikutinya diam-diam dalam perjalan

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 199 - Ular dan Elang

    Ruangan eksklusif lantai tiga Restoran Wanyu ternyata sangat sepi. Nyaris tidak ada pelanggan lain yang memesan ruangan ini selain mereka dan Tuan Muda Ouyang. Mao Lian memasuki ruangan yang ditunjuk pelayan restoran. Ruangan itu bersebelahan langsung dengan ruangan yang dipesan Tuan Muda Ouyang yang masuk beberapa menit lebih awal dari mereka. “Tuan Muda dan Nona mau memesan menu apa? Saya akan membawanya dalam waktu tiga puluh menit.” Pelayan wanita itu membungkuk. Mao Lian berkata lebih dulu sebelum A-Yao sempat menarik napas, “Satu set makanan berat untuk pasangan. Manisan yang bernutrisi dan beberapa camilan. Ah, sepertinya, hidangkan saja semua menu favorit di sini. Istriku suka makan.” A-Yao melotot, dia sungguh tidak mengerti apa yang direncanakan Mao Lian. Jangan-jangan, dia sengaja melakukannya hanya untuk mendapatkan keuntungan darinya?Pelayan itu tersenyum sopan, “Baik, Tuan Muda. Sambil menunggu, saya membawakan teh kualitas tinggi khas Restoran Wanyu kami. Silakan d

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 198 - Putri Cantik ini Ternyata Seorang Pelayan

    A-Yao memperbaiki pakaiannya sambil berjalan dengan langkah lebar-lebar. Dia melihat Mao Lian yang sudah menunggunya di depan kereta kuda. Dia menatap bingung, “Untuk apa kereta kuda ini?” “Untukmu.” Jawab Mao Lian sambil menurunkan anak tangga. Dia tersenyum sambil mengulurkan tangan. “Naiklah.”A-Yao menggeleng, “Mao Lian, ini di luar rencana kita, bukan? Kita hanya diam-diam membuntuti Tuan Muda Ouyang dan Adipati Muda Wei. Untuk apa menyiapkan kereta kuda?” Mao Lian menyeringai, “Itu memang rencana kita. Tapi kereta kuda ini perintah langsung dari Permaisuri.” “Permaisuri?” A-Yao membulatkan mata tidak percaya. “Hari ini, Adipati Muda akan pergi ke Kementerian Ritus untuk mengurus berkas-berkas pernikahannya. Kita bisa menyingkirkan dia dari daftar hitam. Lagi pula, jika dia adalah Pangeran Chi yang menyamar, dia tidak akan melangsungkan pernikahan dengan Nona Kelima Jiang di saat-saat seperti ini.” A-Yao mengangguk-angguk, “Jadi kita?” Mao Lian mengeluarkan sebuah tanda pe

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar    Bab 197 - Kunjungan Adik Ipar

    Ketukan pintu terdengar lantang, Yinlan berdiri dari kursi dan menghampiri pintu untuk membukanya. Belakangan ini, siapa pun yang berkunjung ke Istana Guangping, sudah pasti adalah orang-orang yang ingin membicarakan hal penting dengannya. Yinlan sudah terbiasa, tidak ingin merepotkan A-Yao untuk berlalu-lalang melaporkan kedatangan para tamunya, Yinlan membiarkan mereka langsung datang ke Istana Guangping untuk berbicara empat mata dengannya.Tentu saja, ada A-Yao dan Mao Lian yang mengantarkan mereka datang. Yinlan membuka pintu, melihat siapa yang datang, kedua alisnya terangkat dan senyumnya mengembang, “Adik Ipar.” Pangeran Ming tersenyum, “Kakak Ipar, selamat siang.” “Satu minggu terakhir, kau hanya sibuk melakukan tugas-tugas berat. Adik, apakah kesibukanmu sudah mulai melonggar?” Yinlan membuka pintu lebar-lebar, mempersilakan Pangeran Ming duduk di kursi panjang di depan jendela. Di tengah kursi itu, ada meja catur yang kosong. Semua bidaknya disimpan di laci bawah meja

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 196 - Kerinduan Tak Terbendung

    Matahari sempurna tenggelam. Salju mulai turun tepat setelah malam tiba, Shangguan Zhi dan Liu Xingsheng berjalan sambil menuntun kuda, keluar dari Lembah Qian, memasuki kawasan hutan tempat vila Jing Xuan berada. Shangguan Zhi tertawa, “Ternyata aku menyebalkan sekali saat dulu, ya?” Liu Xingsheng tersenyum lebar, “Bukan hanya itu, kau juga keras kepala, sulit diajak bernegosiasi, sok paling kaya, sok paling pintar. Kau tidak tahu saja level pengetahuanku sudah tiga kali lebih tinggi darimu.” Bibir Shangguan Zhi mengerucut, hanya sesaat, lalu tertawa lebar, “Sekarang kau yang menyebalkan, bodoh! Bisa-bisanya menyebut aku sok pintar, lantas dengan sombong membandingkan level pengetahuan.”“Memangnya kepintaranmu yang berkali-kali lipat itu sudah pantas dibanggakan, heh? Di luar sana, masih banyak orang yang jauh-jauh lebih pintar lagi darimu.” Shangguan Zhi menggeleng miris, “Kau terlalu cepat merasa puas, Liu Xingsheng.” Liu Xingsheng terdiam. Membahas itu, dia tiba-tiba teringat

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status