Home / Fantasi / Dewi Medis Kesayangan Kaisar / Bab 179 - Istri Yang Belum Sempat Dinikahi

Share

Bab 179 - Istri Yang Belum Sempat Dinikahi

Author: Xiao Chuhe
last update Last Updated: 2025-01-02 14:59:44

Sejak pertemuan pertama yang panjang itu, hubungan keduanya kian dekat. Saling membantu saat membutuhkan, saling melindungi saat sedang butuh pertolongan.

Shangguan Yan meninggalkannya di Pasar Gelap setelah mendapatkan hal yang diinginkannya untuk meneruskan penyelidikannya tentang kasus pembunuhan tujuh petinggi Sekte Duan.

Sebuah pedang putih dari jantung terdalam Dunia Persilatan, Ying Deng memberikan pedang itu padanya dengan beberapa informasi penting yang berkaitan dengan Ye Yunshang.

Termasuk informasi tentang Biksu Baiyuan yang merupakan orang tua angkatnya. Shangguan Yan meninggalkan plakat identitas si maha tahu itu agar Ying Deng bisa menjaganya selama ia menyamar menjadi murid Sekte Duan yang mengejar kebenaran tentang kematian tujuh petinggi itu.

Informasi dari Ying Deng menuntunnya datang ke Kuil Baiyuan dan menangkap basah Ye Yunshang sedang mencuri batu ramalan dari ruangan khusus milik Biksu Baiyuan.

Sebelumnya, dia juga sudah tahu kalau sang adik berguru di tem
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 180 - Petunjuk di Tengah Badai Salju

    Shangguan Yan terbatuk beberapa kali, matanya terbuka dan dia menyadari tubuhnya tergeletak di lantai ruangan gelap itu. Dia merasa napasnya sesak dan sangat sulit menghirup oksigen dengan normal. “Kenapa aku tiba-tiba pingsan?” Shangguan Yan bertanya pada diri sendiri, bingung. Awalnya, dia merasa udara di sini seperti tercemar sesuatu yang berbahaya bagi tubuh. Dan dia tidak begitu memedulikan. Terus berkeliling untuk memeriksa beberapa yang tersisa, mengabaikan kerangka-kerangka yang masih tergeletak di tempatnya. Namun saat menyadari bahwa beberapa serangga telah mati, laba-laba yang tergeletak, Shangguan Yan semakin yakin kalau ruangan ini tidak baik-baik saja. Dia menatap lilin-lilin yang dinyalakannya beberapa saat yang lalu—tepatnya, dia tidak yakin sudah berapa lama ia tak sadarkan diri dan lilin-lilin itu masih menyala meski sudah mulai redup, beberapa telah padam. Asap itulah yang mungkin menjadi penyebabnya. Dia segera memadamkan lilin yang tersisa, membersihkan selur

    Last Updated : 2025-01-02
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 181 - Diam-diam Merindu

    Saat Jing Xuan kembali setelah mengurus sisa pekerjaannya dan membicarakan kepergiannya dengan para menteri penting yang ia tinggalkan, Jing Xuan terdiam menatap ibunya yang duduk di kamarnya, menemani Yinlan yang sudah jatuh tertidur. Jing Xuan tersenyum lembut, mendekati ibunya yang terlihat mengantuk. “Ibunda, kau seharusnya tidak perlu seharian menjaganya seperti itu.” Ibu Suri menyadari kehadiran Jing Xuan, dia menjawab, “Ibu harus menjaganya setiap hari, Xuan'er. Itu juga karena kamu yang tiba-tiba memutuskan untuk meninggalkannya ke Perbatasan Utara.” Jing Xuan menghela napas, duduk di lantai, memijat kaki Ibu Suri dengan penuh perhatian. “Ibunda bisa datang kembali besok pagi. Sekarang sudah malam, cuaca semakin dingin, jika tidak segera tidur, kesehatan Ibunda bisa terganggu.” “Ibu melarangmu pergi, Xuan'er. Apakah kau akan menuruti kemauan Ibu?” Ibu Suri bertanya serius. Jing Xuan terdiam dengan kepala tertunduk. “Aku, tidak akan, Ibunda.” Ibu Suri mengembuskan napas p

    Last Updated : 2025-01-03
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 182 - Tertinggal Satu Langkah

    Shangguan Zhi menyipitkan mata, beradaptasi dengan cahaya matahari pagi yang menerpa wajahnya. Dia berdiri di halaman Balai Kesehatan Istana. Beberapa orang tabib mulai berdatangan untuk bekerja. Beberapa menyapa dengan ramah, beberapa lagi menatap heran. Kenapa Shangguan Zhi bisa ada di sana?Xi Feng keluar dari Balai Kesehatan Istana dengan seragam resmi Tabib Kekaisaran seperti tabib-tabib yang lain. Shangguan Zhi mencibir, “Seragam itu sangat tidak cocok untukmu.” Xi Feng mendengus, “Berhenti mengolok-olokku seperti itu, Zhi. Aku tahu kau iri.” Shangguan Zhi mengalihkan pandangannya dengan wajah cemberut. “Aku ingin bertemu Permaisuri.”“Pergilah sendiri, aku harus bekerja.” “Siapa juga yang ingin ditemani olehmu.” “Omong-omong, Liu Xingsheng sedang berada di sana juga.” Kata Xi Feng sebelum meninggalkannya sendirian. Shangguan Zhi mematung selama beberapa jenak, matanya berkedip-kedip, terdiam melihat Xi Feng yang berjalan menjauh. “Liu Xingsheng? Kenapa dia bisa ada di

    Last Updated : 2025-01-03
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 183 - Jimat Keberuntungan

    Beberapa hari kemudian, Pangeran Ming telah kembali dari Yangzhou bersama Mao Lian yang menjemputnya. Jing Xuan telah menunggunya di Aula Pertemuan bersama para pejabat. Pangeran Ming menjatuhkan lutut dan memberi salam penghormatan. “Bagaimana kabarmu, Adik Kedua?” Jing Xuan menyapa ramah, bahkan berdiri dari kursinya dan menghampirinya, membantunya berdiri. Pangeran Ming tersenyum, “Kabarku baik, Kakak.”Jing Xuan merangkul pundaknya, Pangeran Ming bergabung bersama para pejabat yang sebelumnya juga membungkuk saat dirinya baru tiba. Pertemuan rutin berjalan lancar, Jing Xuan sibuk menerima laporan-laporan dari para menterinya. Membiarkan Pangeran Ming beradaptasi dan bersiap membantu setelah ia pergi nanti. Jing Xuan tak pernah menceritakan konflik besar yang berkaitan dengan Ning'er kepada para menterinya. Itu mungkin akan mengganggu kestabilan pemerintahan yang baru dibentuk kurang dari satu tahun ini. Jing Xuan membubarkan rapat istana lebih cepat, pukul delapan pagi. Dia

    Last Updated : 2025-01-04
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 184 - Satu Malam Terakhir

    Sepuluh jam sebelum keberangkatan. Jing Xuan menemani Yinlan berbaring di kamar tidurnya. Yinlan bersandar di bahunya, sedang menangis. Jing Xuan mengembuskan napas panjang, “Ayolah, A-Yin …, berapa lama lagi kau akan menangis? Aku hanya pergi sebulan saja.”Yinlan menyeka pipinya yang basah, “Itu lama sekali ….” “Kau tidak ingin aku pergi, A-Yin? Aku bisa membatalkannya.” Jing Xuan tersenyum. Yinlan mendongak, menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca, “Sungguh?” Jing Xuan menyeringai, “Sungguh aku tidak bisa membatalkannya.” Yinlan mengecurutkan bibirnya, air mata kembali mengalir membasahi wajahnya. Dia tidak mengatakan apa pun meski Jing Xuan hanya menggodanya. Jing Xuan mengusap perutnya lagi, “A-Yin, apakah perutmu ini, berisi dua orang?” “Hah?” Yinlan menatap tak mengerti. “Lihat, ini terlalu besar untuk usia lima bulan, bukan? Jangan-jangan memang ada dua orang.” Jing Xuan terkekeh.” Yinlan mendengus, tidak begitu menghiraukan ocehannya. Dia sudah terlalu sedih mengin

    Last Updated : 2025-01-04
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 185 - Hari Keberangkatan

    Pada waktu keberangkatan. Jing Xuan berdiri melamun di tengah halaman Istana Guangping dengan pakaian berlatih hitam-hitam, rambutnya dikuncir kuda seperti petualang dunia persilatan pada umumnya. Xi Feng, Shangguan Zhi dan Liu Xingsheng sudah menantinya di depan Aula Pertemuan. Pangeran Ming dan Ibu Suri turut mengantarnya. Mao Lian datang dengan seekor kuda hitam gagah milik Jing Xuan. Kuda itu telah menemaninya sejak remaja. Selamat berkali-kali di medan perang, setia menemani tuannya hingga saat ini. Jing Xuan menghela napas. Menatap kediamannya yang gelap. Sungguh, berat baginya untuk meninggalkan Yinlan tanpa berpamitan. Namun wanita itu sangat kelelahan dan membutuhkan tidur lebih banyak. Dia merasa tidak perlu membangunkannya hanya untuk memberitahu bahwa dia akan pergi. Waktu beberapa jam semalam sudah cukup baginya sebagai momen terakhir sebelum pergi. Tapi Yinlan belum tentu beranggapan sama. Pintu kamar itu tiba-tiba terbuka, menampilkan Yinlan yang hanya berpakaia

    Last Updated : 2025-01-05
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 186 - Nona Kedua Menghilang

    Tingzhou yang dingin. Shangguan Yan merapikan bekas peristirahatannya sebelum meninggalkan kuil bobrok itu. Meletakkan kembali buku-buku dan barang lain yang dia ambil dari ruang bawah tanah beracun itu, tentu saja tanpa menghidupkan sedikit pun api. Meski kesulitan meraba-raba banyak tempat, Shangguan Yan bisa mengembalikan barang-barang itu kembali ke tempat yang semula. Dia menerbangkan merpati setelah mengambil surat yang diikat di kakinya. Itu adalah balasan dari Jin Pei. Shangguan Yan melepas kudanya dari tali yang mengikatnya ke pohon di halaman belakang kuil itu. Sesuai dengan apa yang dikatakan Xi Feng dalam suratnya, Shangguan Yan akan melakukan perjalanan menuju Kota Beizhou. Entah apa yang akan dia temui di sana. Dia hanya bisa berpikir Xi Feng mungkin telah merencanakan sesuatu yang membutuhkan bantuannya. Shangguan Yan berdiri beberapa saat di depan gundukan tanah itu lagi. Dia menggenggam kendi kecil itu dengan erat. Dengan segenap penyesalan, dia berkata, “Ying

    Last Updated : 2025-01-05
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 187 - Jubah Keberuntungan

    Jin Pei berdiri di luar gerbang istana dengan wajah menimbang-nimbang keputusan. Sesuai perkataan Shangguan Yan di dalam surat balasannya, Jin Pei diminta agar menemui Permaisuri di Istana Guangping. Namun, memasuki gerbang luar saja rasanya seperti sulit. Dia melihat begitu banyak Pengawal Kekaisaran yang menjaga gerbang itu. Mungkinkah jika datang dan berkata ingin bertemu Permaisuri dengan penampilannya yang seperti orang jahat itu, Jin Pei akan dibiarkan masuk oleh mereka?Jin Pei menghela napas, mengganti pakaian dengan yang lebih baik juga bukan solusi. Yang ingin ditemuinya adalah Permaisuri, tetap saja akan sulit. ‘Seharusnya memang Nyonya Zhao saja yang datang.’ Jin Pei mengeluh dalam hati. Dia menoleh ke belakang saat mendengar langkah kaki. Wajahnya berubah cerah saat melihat ada pelayan wanita yang sepertinya juga mau masuk ke dalam. Wanita pelan itu adalah Zhu Yan, yang saat ini menatapnya dengan bingung. “Jin Pei?” Zhu Yan memanggil namanya untuk memastikan. Jin P

    Last Updated : 2025-01-06

Latest chapter

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 216 - Penyesalan

    BRUK! Jing Xuan meringis, tersungkur beberapa meter dari lokasi pertarungan. Pedangnya terlepas dari genggaman, berkelontang. Dia kembali berdiri dengan tubuh bergetar. Tangannya bergerak menyeka ujung bibir yang masih menyisakan jejak darah. Sudah lama dia tidak mengeluarkan banyak kekuatan. Tubuhnya terkejut menerima hantaman demi hantaman, terlebih, Ye Qing lebih berpengalaman, jelas lebih kuat berkali-kali lipat darinya. Jing Xuan memungut pedangnya. Memasang kuda-kuda kokoh, dia harus bisa segera mengakhirinya. Seseorang masih menunggunya dengan cemas. Shangguan Yan berteriak kencang, tubuhnya melesat cepat, melompat ke udara dengan Pedang Baijiu yang sudah berlumuran darah meski belum membunuh satu orang pun. Ye Qing mendengus, “Bocah merepotkan. Pergi kau ke neraka!” Shangguan Yan menyeringai, Liu Xingsheng melemparkan tombak Jing Xuan yang sebelumnya dibuang oleh Ye Qing. Dengan langkah halus, Shangguan Yan menjejakkan kakinya pada tombak yang masih melesat itu. Tangan

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 215 - Peperangan

    Jing Xuan menundukkan kepala dengan seringai mengerikan, “Ye Qing, yang akan mati itu, adalah kau.” “HAH! Aku sudah menang, Jing Xuan! Jangan harap bisa merebut kemenanganku.” Ye Qing mendekat dan mencengkeram batang lehernya. “Sejak awal …, kemenanganmu, memang sudah kurenggut. Kau …, sudah kalah …, bahkan sebelum, mengungkap identitasmu.” Jing Xuan tersenyum picik, berbicara patah-patah. “LAPOOOR!!!” Seorang prajurit tiba-tiba menerobos pintu. Ye Qing menatap ke arahnya tanpa melepaskan cengkeramannya. “Pasukan Kekaisaran Jing sudah datang! Sebanyak dua ratus ribu pasukan dengan bendera Keluarga Xie! Belum lagi, mereka membawa sekelompok murid Penyihir Merah, sebanyak dua puluh ribu orang!” “Apa!” Ye Qing melepaskan cengkeramannya, wajah puasnya berganti dengan kepanikan tiada tara. Jing Xuan tersenyum, “Bukankah sudah kukatakan, Ye Qing. Kemenangan itu, sudah berada di tanganku.” Ye Qing menatap tajam, “Aku akan membunuhmu sekarang, Jing Xuan!” BUK! Prajurit itu tersungku

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 214 - Kelegaan

    Yinlan dibaringkan di atas ranjang, A-Yao berlari ke dapur untuk menyiapkan obat yang sebelumnya sudah diminta Yinlan.Shangguan Zhi mencoba menanganinya. Namun dia kekurangan ilmu pengobatan yang berkaitan dengan racun mematikan ini. Dia tidak tahu bagaimana melakukannya. “Bukankah terakhir kali, Yang Mulia juga mengalami sakit serupa?” Yin Hong bertanya pada Shangguan Zhi. “Memang benar, sih. Tapi waktu itu Liu Xingsheng mengeluarkan tenaga dalamnya untuk menekan racun itu dari dalam. Sebelum akhirnya Permaisuri sendiri yang memberikan resep obat kepada A-Yao untuk diminumnya sendiri,” jawab Shangguan Zhi. “Tapi A-Yin tampak sangat tersiksa. Tidak bisakah segera melakukan tindakan sebelum obat itu jadi? Dia tidak boleh kesakitan terlalu lama.” Ibu Suri sibuk menyeka keringat Yinlan. Dalam hitungan menit, keringat itu tak mengalir lagi, berganti dengan hawa dingin yang menguar dari dalam tubuhnya. Alisnya bahkan ditumbuhi bunga es. “Kalau seperti ini, bukankah tubuh Permaisuri a

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 213 - Kegagalan

    Pangeran Chi menatap sekeliling dengan penuh dendam, semua prajurit yang menyatakan sumpah setia padanya, kini malah mengacungkan senjata ke arahnya. Pangeran Ming melipat lengan di depan dada. “Sudah kubilang, bukan? Kau terlalu naif untuk melakukan kejahatan serumit ini. Katakan padaku, Jing Haoyu. Siapa yang menyuruhmu berbuat negitu nekat?” Pangeran Chi memalingkan wajah. Situasi berbalik dengan cepat, dia menyadari rencananya sudah gagal total bahkan sejak pertama kali menginjakkan kaki di Istana ini. “Aku tidak butuh dorongan orang lain untuk melakukannya,” jawabnya, dengan suara datar yang sedikit gemetar. Suasana senyap beberapa jenak, tatapan mata Pangeran Ming menyorot adiknya dengan kasihan. Dia menghela napas pelan. Dia menggeser kakinya ke kanan dan berjalan beberapa langkah, berbalik lagi ke kiri dan melangkah lagi. Matanya tetap tertuju pada Pangeran Chi yang masih enggan menatap wajahnya. “Jing Haoyu. Kau sering datang ke Balai Opera Jiulu untuk berfoya-foya dan

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 212 - Pemberontakan Pangeran Chi

    Pangeran Ming berlari ke sumber kekacauan dengan sebilah pedang di tangan. Dia menaiki Menara Pengawas untuk memeriksa apa yang terjadi di luar gerbang istana. Matanya membulat sempurna ketika melihat Pangeran Chi, adik yang telah dia cari-cari selama beberapa hari terakhir, berdiri dengan gagah di atas kuda dan memakai baju zirah berwarna emas. Dia mengacungkan tombaknya ke arah gerbang. Di belakangnya, Mao Lian diikat rantai dengan tubuh penuh luka, sungguh mengenaskan. “Jing Tian! Apakah kau masih mengingatku?” Pangeran Chi berseru jemawa. “Aku datang sebagai malaikat maut yang akan merenggut nyawamu!” Pangeran Chi tertawa terbahak-bahak. “Jing Haoyu, kau sungguh lancang!” Pangeran Ming berseru penuh penekanan. Pangeran Chi menghentikan tawanya, dia menoleh ke belakang, ribuan pasukan siap membantunya meratakan kekaisaran ini. “Bagaimana keadaan para wanita di dalam?” Pangeran Ming bertanya. “Menjawab, Yang Mulia. Para pelayan pria sudah membawa semua wanita berkumpul di sa

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 211 - Situasi Tak Terduga

    Pukul dua belas malam, Yinlan masih duduk di tepi jendela kamarnya, A-Yao berlutut di depan meja sambil menyeduhkan teh. Sesekali dia menatap Yinlan yang terlihat sedang gelisah. Dia menuangkan teh ke dalam cangkir dan memberikannya pada Yinlan. Yinlan menoleh ke arahnya, tersenyum simpul. “Terima kasih.” “Yang Mulia, apakah sedang mengkhawatirkan sesuatu?” Yinlan menyeruput teh itu pelan-pelan, “Apakah kau ingat ini sudah hari ke berapa Jing Xuan pergi, A-Yao?”A-Yao berpikur sejenak, “Ini hari ke-24.” “Besok adalah satu bulan sejak reaksi racun itu datang. Sudah waktunya aku tiba di titik terlemah itu lagi.” Yinlan meletakkan cangkirnya di atas meja. A-Yao terdiam, kepalanya tertunduk dalam, dia sungguh tidak memiliki solusi atas permasalahan itu. Terlebih lagi, semua tabib yang pernah menyembuhkan Yinlan justru sedang tidak ada di istana. “Aku tahu Jing Xuan tidak akan kembali dalam waktu dekat. Satu bulan bahkan tidak cukup. Aku hanya berharap dia baik-baik saja dan pulang

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 210 - Hidup Dalam Genggaman Tangan Ye Qing

    Jing Xuan meronta, “Beraninya kau!” “Kenapa? Tidak rela rekanmu terbunuh? Sepertinya kedua tabib itu juga sudah sekarat. Jing Xuan, tak ada gunanya berbicara banyak untuk memohon pengampunan untuk mereka, kau juga akan segera mati.” Ye Qing tersenyum, “Atau kau mau menjadi budakku?” Jing Xuan membuang tatapannya dan meludah. Ye Qing menggeram, menampar pipi Jing Xuan dengan kuat sampai ujung bibirnya berdarah. “Tidak ada gunanya kau menghinaku, Bodoh!” “Aku keturunan Keluarga Jing, aku terlahir dengan kehormatan tinggi, bagaimana mungkin menjadi budak jenderal rendahan sepertimu?” Jing Xuan membalas senyuman liciknya dengan kalimat provokasi. “Tidak sudi.”Ye Qing menggeram, dia benci mendengar kalimat menyebalkan itu. Tangannya bergerak menyeka darah di ujung bibir Jing Xuan, “Kau akan mati jika tidak menjadi budakku, Jing Xuan. Kehormatanmu, akan menjadi milikku pada akhirnya.”“Ye Qing, dengar. Bantuan dari Ibukota akan segera datang. Dalam setengah hari, markasmu ini akan sege

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 209 - Penolong Telah Datang

    Kedua mata Jing Xuan terbuka, melihat ruangan gelap yang ada di sekitarnya. Ruangan yang tampaknya luas, namun hanya ada satu lilin yang meneranginya. Lilin itu berada di atas meja, dan seseorang duduk di atas meja itu, memakai pakaian berwarna semerah darah, dengan rambut hitam panjang yang dibiarkan tergerai. Wanita itu menatap ke arahnya dan tahu kalau Jing Xuan sudah siuman. Jing Xuan mengatur napasnya yang berantakan, tangannya mengepal di balik ikatan rantai yang kokoh. “Ye Yunshang ….” Jing Xuan bergumam, “Tidak, seharusnya aku memanggilmu Ye Qing, putri tunggal Jenderal Ye yang sudah membantai keluarga ibuku. Aku tidak akan mengampunimu!”Wanita berusia empat puluh tahun itu tertawa, “Kau masih mengingat namaku, Jing Xuan? Kau ingat, nama keluarga yang pernah dibantai oleh ayahmu dua puluh lima tahun yang lalu.” “Ye Qing, apakah kau tidak salah melakukan balas dendam atas kehilangan yang tidak seberapa dengan penderitaan yang dialami ibuku karena keluargamu?” Jing Xuan men

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 208 - Teman Lama

    Sore itu, setelah matahari tenggelam, A-Yao menemani Yinlan pergi ke Istana Dalam untuk mengunjungi Ibu Suri. Jin Pei meninggalkan Istana Guangping pukul empat sore, Pangeran Ming berbincang sedikit dengannya sebelum meninggalkan Istana Guangping. Pangeran Ming mengabarkan bahwa Ibu Suri sedikit merasa tidak sehat saat terakhir kali ia mengunjunginya. Pangeran Ming mengatakan itu hanya untuk memberitahu Yinlan bahwa Ibu Suri tidak akan datang menjenguknya dalam waktu dekat. Pada saat itu juga, Yinlan meminta pada A-Yao agar menyiapkan buah tangan dan pergi menjenguk ke Istana Dalam. Tepat saat malam tiba, Yinlan sudah berada di sana. Tandunya berhenti di depan Paviliun Qixuan, matanya sedikit menyipit melihat seorang pelayan wanita yang berjalan di antara koridor. “Yang Mulia, bukankah itu Zhu Yan?” A-Yao berbicara lebih dulu.Yinlan menoleh ke arahnya, “Kau juga melihatnya?” A-Yao mengangguk, “Dia jarang terlihat di Istana Guangping. Yang Mulia, mungkinkah dia berpaling dan mu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status