Share

Bab 43

Penulis: Siswa yang Tak Cerdas
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Di sisi lain, di kantor Radith yang berada di Randala Group. Suasana terasa tegang.

"Kamu sudah menemukan apa yang kuminta?" Radith bertanya dengan nada serius, mengetuk cangkir tehnya di meja.

"Sudah," jawab Rudolf, anak angkat Radith.

"Butuh beberapa waktu dan biaya nggak sedikit untuk membujuk salah satu anak buah Thomas bicara setelah mabuk. Ternyata, Thomas pernah menjadi tentara dan sepertinya memiliki beberapa interaksi dengan Raka di masa lalu. Si menantu yang nggak berguna itu nampaknya telah banyak membantu Thomas!"

Mendengar hal ini, Radith menggenggam tinjunya kuat-kuat. Dia baru menyadari bahwa Lucy tidak menjalin hubungan lebih dari yang seharusnya dengan Thomas.

Alih-alih, Raka, yang selama ini dianggap tak berguna, ternyata memiliki peran penting di balik kerjasama mereka.

"Jangan khawatir, Pa," lanjut Rudolf, mencoba menenangkan. "Thomas memang licik dan kejam. Hubungan kecil antara dia dan Raka nggak akan membuatnya terikat. Dengan membantu Lucy kali ini, bisa dibil
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 44

    Wajah pria berambut pirang itu berubah, “Nggak tahu diri! Berani-beraninya manggil polisi, heh? Semua! Hancurkan! Hancurkan semuanya!”Seruan itu disusul dengan deru suara yang memecah keheningan. Sejumlah preman segera bergegas mendekat, masing-masing bersenjatakan batang besi dan tongkat, Mereka berlari mendekati sasaran mereka."Wanita ini, serahkan padaku!" Pria berambut pirang itu berkata dengan senyum mengandung nafsu. Dia mengayunkan batang besi di tangannya ke kepala Lucy. Pria berambut pirang itu berniat untuk membuat Lucy pingsan dan membawanya pergi. "Perempuan cantik seperti dia, harus dinikmati sepuasnya!" pikirnya.Lucy refleks langsung ingin menghindar. Wajahnya pucat pasi. Namun, tiba-tiba saja terdengar suara patah tulang yang sangat jelas. Pria berambut pirang itu berteriak kesakitan.Ketika Lucy mengangkat kepalanya, dia melihat sesosok pria gagah berani telah muncul di depannya. Pria itu adalah Raka! Sedangkan pria berambut pirang itu tergeletak kesakitan di tanah

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 45

    Para preman itu telah melarikan diri.Lucy berdiri di tempat, wajahnya masih sedikit pucat, pandangannya penuh dengan keheranan, "Raka, kamu ... bagaimana kamu bisa begitu hebat dalam bertarung?" Adegan yang baru saja terjadi sungguh mengejutkan. Raka dalam sekejap mengalahkan sekelompok preman. Bahkan film-film kungfu pun tidak ada yang berani mengambil adegan seperti itu!"Ya nggak gimana-gimana. Toh juga sudah bertahun-tahun jadi tentara, ‘kan. Kalau preman saja nggak bisa kutangani, memalukan negara, dong." Raka berbicara dengan nada datar.Para serangga ini sama sekali tidak layak untuk Raka langsung turun tangan. Akan tetapi karena mereka berani mengincar Lucy, maka itu sama saja dengan mencari kematian! Jika mereka berani membuat masalah lagi, Raka tidak keberatan untuk bergerak sedikit dan membuat mereka benar-benar hancur.Lucy tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia mulai mengatur pekerjaan tim konstruksi lagi.Awalnya, beberapa kepala tim agak meremehkan Lucy. Seorang perempua

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 46

    Pasti karena uang di kartunya terlalu sedikit, mereka malas untuk melayani Sherly."Mohon tunggu sebentar!" Teller wanita itu tampak tidak bisa menyembunyikan perasaannya, tangannya gemetar saat ia memegang kartu tersebut, seolah-olah sedang memegang harta karun yang sangat berharga. Teller itu kemudian berpesan pada Sherly sebelum berlari menuju ke ruang belakang. Teller itu bahkan tidak sempat mengetuk pintu dan langsung berlari masuk ke kantor manajer sambil terengah-engah, "Pak, ada … ada masalah besar!" Pria paruh baya yang gemuk itu tidak menoleh, wajahnya tampak tidak senang, "Apa, sih? Ngapain panik? Ada masalah apa?" "Lihat ini!" Teller wanita itu segera menyerahkan kartu bank tersebut, suaranya gemetar, "Ada seorang perempuan paruh baya yang ingin menarik uang dengan ini. Dia ingin menarik semuanya!" Manajer umum melirik kartu bank itu dan seketika tubuhnya bergetar, makanan ikan di tangannya tumpah semua ke dalam akuarium! Manajer itu langsung merebut kartu hitam itu. D

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 47

    "Berhenti bergerak-gerak!"Tanpa banyak bicara, dua satpam itu menyeret Sherly masuk ke dalam kantor manajer umum. Salah satu satpam berwajah garang mendorongnya keras ke sofa, “Pak, orangnya sudah kami bawa!"Di depan manajer umum, mereka harus menunjukkan performa terbaik. Jika manajer umum merasa senang, siapa tahu besok mereka bisa naik jabatan dan kemudian menjadi kepala tim!Sherly berontak dan berteriak, "Apa-apaan ini? Lepaskan saya, saya nggak melakukan pelanggaran hukum apa pun!"Manajer umum hanya tersenyum sinis, mengejek, "Ibu masih nggak mau ngaku sampai sekarang?!"Sherly seketika terdiam. Apa yang harus dia akui? Dia sama sekali tidak melakukan apa-apa!"Terus saja berpura-pura!" Seorang pegawai wanita menatap Sherly dengan tajam, lalu memeriksanya dari atas ke bawah.Kulitnya keriput dan kering, pakaiannya lama dan usang ... Orang seperti ini, bukankah seharusnya menjadi petugas kebersihan? Bagaimana mungkin dia memiliki kartu khusus seperti ini?"Jujur saja, kartu in

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 48

    "Apa lagi yang bisa kamu katakan sekarang, heh?"Manajer itu mengambil selembar koran dan dengan keras menampar wajah Sherly. Semua ini akan berakhir baik jika saja dia mengakui bahwa kartu tersebut dicurinya, itu akan menjadi sebuah prestasi besar!"Saya, saya ...."Gigi Sherly nyaris remuk saat dia berusaha berbicara, dengan suara serak dan tercekik karena dijepit oleh seorang penjaga keamanan di lantai, "Saya, saya ingin menelepon keluarga saya!"Di lokasi konstruksi. Lucy baru saja menyelesaikan pengaturan proyeknya dengan wajah yang berseri.Sebelum datang ke lokasi konstruksi, dia sudah bersiap menghadapi kesulitan, namun tak disangka semuanya berjalan lancar. Para kontraktor senior sama sekali tidak menentang keputusannya, bahkan ada yang tampak berusaha menyenangkannya.Kunjungan terakhir Lucy ke sana tidak sebaik ini. Saat itu, mereka malah menunjukkan sikap tidak peduli dan tidak menghargai Lucy sama sekali!Lucy mencuri pandang ke arah Raka dan merasa sangat bersyukur dalam

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 49

    Gerakan Raka terlalu mengerikan, serangannya brutal!"Kamu ini … sudah mencuri kartu orang, masih berani membuat onar juga! Aku akan melapor ke polisi ... Ah!" Pegawai wanita itu gemetar, baru saja ingin mengeluarkan ponselnya, tapi Raka dengan tangan terbalik memberinya tamparan keras. Seketika menjatuhkannya ke tanah.Melihat kejadian itu, manajer umum merasa tubuhnya menggigil. Tak disadari, celananya basah karena terkencing di tempat! Mencuri kartu orang lain?Raka menoleh sejenak ke kartu hitam yang dipegang oleh manajer umum, matanya tiba-tiba menyempit. Kartu atas nama Raka? Itu jelas kartu miliknya!"Maksudmu kartu ini?" Raka menatap kartu tersebut, dengan suara dingin berteriak, "Kartu ini adalah uang jajan yang kuberikan buat ibuku! Kamu bilang mencuri? Bodoh sekali kamu!"Manajer umum awalnya terkejut, kemudian marah , "Kamu tahu ini kartu apa? Uang jajan? Omong kosong!"Kartu khusus seperti ini minimal saldonya adalah dua puluh triliun. Bahkan lebih tinggi dari nilai pasar

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 50

    Ketegangan memuncak di ujung sambungan telepon. CEO, dalam kemarahannya, menyerucah dengan keras sebelum akhirnya berteriak, "Jika kamu tidak bisa menyelesaikan masalah ini dengan sempurna, bersiaplah untuk tidak melihat matahari besok!" Begitu kata-kata itu terlontar, telepon ditutup. Tak lama, telepon dari kepala wilayah Nagota Bank berdering, emosinya begitu mendalam seolah-olah ingin merenggut nyawa melalui sambungan itu."Semua sudah berakhir ...." gumam Somad, manajer umum, sambil merasakan kegelapan menyergap pandangannya. Kepalanya berdenging, seolah-olah otaknya hendak meledak. Dia tidak bisa memahami, bagaimana mungkin tamu VIP teratas dari Bank AlliancePay bisa berada di Malda? Kartu itu .... diberikan oleh Arthur, sang CEO!Langkah Somad menjadi tidak pasti, seolah-olah dunia akan runtuh. Dia menyadari posisinya sebagai manajer umum mungkin sudah tidak bisa dipertahankan lagi. Tadinya Somad berpikir masalah ini bisa menjadi jalan cepatnya menuju promosi, tapi ternyata mal

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 51

    Lucy langsung memberikan obat itu kepada ibunya sesampainya dia di rumah dengan raut wajah pilu. Tamparan itu bukan hanya menyakiti wajah ibunya, tapi juga hati Lucy sebagai seorang anak. Air matanya terus mengalir tanpa henti ketika memikirkan kejadian itu. “Lucy, kamu nggak perlu menangis begitu. Mama baik-baik saja, kok,” ujar Sherly sambil menyeka air mata Lucy yang membuat hati perempuan itu terasa lebih tenang. Sherly mungkin sudah ditangkap oleh Divisi Kriminal kalau saja menantu dan putrinya tidak datang menyelamatkannya. Hal itu juga pastinya akan menjadi hal yang sangat memalukan dan mematikan baginya. Dia pasti tidak akan bisa keluar hidup-hidup dari tempat itu nantinya. “Raka, kemarilah! Ada yang mau Mama bicarakan denganmu,” ujar Sherly setelah selesai mengobati lukanya lalu masuk ke dalam kamar untuk menunggu Raka masuk dan berbicara dengan menantunya itu. “Ma, apa yang terjadi hari ini adalah kesalahanku. Aku nggak menjelaskan masalah kartu itu dengan jelas,” ujar R

Bab terbaru

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 172

    Saat ini, Raka sudah tidak memiliki kesabaran lagi. Dia berteriak pelan, lalu mengulurkan tangan kanannya.Duar!Seperti sambaran petir dari langit, tangan kanan Raka melesat cepat hingga tak terlihat, langsung melewati cakar Lukman dan berhasil mencekik leher pria tua itu lebih dulu. Kemudian, dia membanting Lukman dengan keras ke lantai hingga menghasilkan suara gedebuk yang sangat keras.Di aula Holy Club, lantai marmer yang keras langsung retak. Kepala Lukman pecah dan menumpahkan isinya yang berwarna merah dan putih. Bahkan banyak tamu di sekitarnya terciprat cairan merah bercampur gumpalan berwarna putih itu.Raka melumpuhkan pria tua itu dengan satu jurus saja. Satu detik yang lalu, Lukman masih bicara dengan aura mengintimidasi. Satu detik berikutnya, dia sudah menjadi mayat tanpa kepala, bahkan bagian di atas lehernya juga tidak ada kulit yang tersisa.“I-ini ....”Semua orang spontan merasa ngeri. Bahkan beberapa orang kaya yang penakut menjadi pucat pasi karena ketakutan. Me

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 171

    “Jangan ragukan kekuatanku. Aku bisa bunuh kamu seperti bunuh semut!”Semua orang yang ada di sana spontan terkesiap. Hampir semua tamu membelalakkan mata mereka seolah tidak percaya dengan apa yang mereka dengar.Membunuh Tirta seperti membunuh semut? Raka yang datang dari Kota Malda ini pasti sudah gila. Apakah dia tahu kalau tempat ini bukan tempat kecil seperti Kota Malda? Di sini ibu kota Provinsi, Kota Yarka. Tirta adalah penguasa dunia mafia Kota Yarka yang terkenal.“Sudah melukai anakku, masih berani ngomong besar. Kamu mau bunuh aku juga?!”Saat ini, Tirta sudah berjalan ke samping putranya dan berjongkok untuk memeriksa luka putranya. Kemudian, dia mengangkat kepala untuk menatap Raka. Kedua matanya memancarkan aura seorang pembunuh berdarah dingin.“Bagus, sangat bagus. Bagus sekali. Awalnya aku mau kasih muka pada para tamu di sini dan tunggu sampai acara lelang selesai baru berurusan denganmu. Karena kamu sendiri yang cari mati, jangan salahkan aku karena kejam.”Usai ber

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 170

    Ketiga pengawal itu bahkan tidak sempat bereaksi. Mereka terhempas jauh karena hantaman meja, jatuh lebih dari sepuluh meter jauhnya, lalu menghantam meja anggur di belakang mereka dengan keras.Semuanya jadi berantakan! Tulang rusuk mereka patah, makanan dan wine di atas meja berserakan, dan banyak wine yang terciprat ke tamu-tamu di sekitar. Banyak orang ketakutan dan lari sambil memanggil ayah dan ibu mereka!“Kamu ....” Pangeran tertegun di tempat, ekspresi arogan di wajahnya tiba-tiba berubah menjadi ekspresi membeku!Hal ini sulit dipercaya. Pria itu dengan mudah membuang meja yang terbuat dari kayu solid dengan berat lebih dari 200 kilogram dengan satu tangan? Tiga pengawalnya yang telah melatih kekuatan dalam yang hebat dia tumbangkan dengan satu gerakan, sampai jatuh ke lantai dan tidak bisa bangun lagi? Kekuatan macam apa yang dimiliki orang yang bernama Raka ini? Bagaimana dia bisa menjadi begitu kuat?“Istri dan anakku ditangkap dan dilelang di sini,” ujar Raka dengan ekspr

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 169

    Seorang pria paruh baya bersetelan jas berdiri dari meja VIP dan tersenyum dingin pada Raka. “Anak muda, kamu bilang yang dilelang malam ini adalah istri dan putrimu? Aku nggak peduli yang kamu katakan itu benar atau nggak, tapi aku perlu memberi tahu kamu, kamu nggak punya hak untuk berbicara di sini. Kamu ….”Raka bahkan tidak menunggu pria itu selesai berbicara. Dia mengangkat tangannya dan mengayunkannya. Bruk!Pria paruh baya yang identitasnya bukan orang biasa itu langsung diangkat oleh Raka dan dilempar jauh, melewati kepala tujuh atau delapan tamu. Pria paruh baya itu jatuh dalam keadaan mengenaskan dan merobohkan beberapa kursi di aula tersebut.“Ah, sakit …. Sialan!” Pria paruh baya itu berjuang untuk bangkit dari lantai, memandang Raka dengan geram dan berkata dengan marah, “Beraninya kamu menyerang aku? Aku ….”Perkataannya terhenti. Dia melihat tatapan di mata Raka. Dingin dan penuh niat untuk membunuh. Udara di aula acara itu seolah berubah menjadi sangat dingin. Suhu ru

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 168

    Hm? Kepala satpam mengangkat alisnya. Raut mukanya seketika berubah menjadi galak. “Ternyata orang yang mau membuat onar! Teman-teman, jangan biarkan dia mengganggu ketenangan para tamu terhormat! Tangkap!” Tiga petugas keamanan lainnya melambaikan tongkat di tangan mereka dan hendak menyerang Raka. Buk! Kepalan tangan yang keras seperti baja bergerak begitu cepat hingga tidak terlihat dengan jelas. Pukulan kepalan tangan itu menyebabkan angin kencang seperti badai dan menghempaskan keempat saptap itu, termasuk kepala satpam tadi.“Ah!!” Keempat satpam itu berteriak. Tubuh mereka terhempas jauh, langsung menabrak pintu dan langsung masuk ke aula acara di klub malam itu. Gigi mereka patah-patah dan darat muncrat dari mulut mereka. Karpet di klub malam juga ternoda merah karena darah!Tak jauh dari situ, para tamu yang menghadiri acara pelelangan tersebut refleks langsung menoleh saat mendengar suara di pintu. Mereka melihat darah yang ada di lantai, satpam-satpam yang berteriak kesakit

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 167

    Sejak Elena berkonflik dengan Bu Suryani dan cucunya di pintu masuk TK waktu itu, Raka memerintahkan Thomas untuk memperhatikan keselamatan Elena. Dia tidak pernah menyangka hal seperti ini akan terjadi. Lucy dan Elena diculik!“Ini bukan penculikan biasa.” Raka terdiam beberapa detik, lalu tiba-tiba menyipitkan matanya. Dia mengeluarkan ponsel dari sakunya, mengetik sebuah pesan dan mengirimkannya.Penerima pesan itu adalah salah satu dari empat Panglima Raja Perang di Kuil Dewa Perang, yaitu Zora!Isi dari pesan itu adalah, segera ambil data di satelit militer. Aku ingin melihat semua hal yang terjadi di depan gerbang TK Golden Sunshine di Kota Malda.Sekitar sepuluh menit kemudian, “Ting!” Sebuah video yang diambil dari satelit militer dari ketinggian tertentu dikirim ke ponsel Raka.“Aldi ….” Pupil mata Raka membesar. Dia menatap layar itu tanpa melewatkan detail apa pun. Kemudian, matanya tertuju pada pintu masuk gang sebelah sekolah TK tersebut.Aldi Koraja! Video tersebut diambi

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 166

    Randi memandangi pintu masuk kasino yang kosong sampai punggung Raka menghilang dari pandangan. Dia mengertakkan gigi dan meraung seperti orang gila, “Kamu nggak membunuhku hari ini. Aku pasti akan membuatmu menyesal! Aku akan membuat memotong badan Raka itu menjadi beberapa bagian dan membunuh seluruh keluarga Randala!”Di belakang Randi, Yohan dan Zoro memegang pergelangan tangan mereka yang patah dan saling memandang dengan ekspresi gila.Setelah saling memandang, keduanya kembali menoleh ke Randi pada saat yang sama. Mereka berkata, “Pak Randi, kita nggak bisa diam saja! Raka begitu merajalela. Dia harus membayarnya! Teman Bapak itu ….”Napas Randi terengah-engah dan matanya merah karena murka. Temannya itu …. Sehebat dan sekuat apa pun Raka, selama “temannya” itu mau membantu, jangankan satu Raka, mau ada sepuluh atau seratus Raka pun, pasti akan mati di tangannya!***Di sisi lain, di TK Golden Sunshine di Kota Malda.“Pak Aldi, di sini!”Tak jauh dari pintu masuk TK, di perempat

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 165

    Tangan kanan Zoro yang memegang pedang juga berakhir mengenaskan. Tangan itu ikut terpelintir karena kekuatan besar yang memelintir pedangnya. Aliran darah yang deras serta pecahan tulang muncul dari balik kulit pergelangan tangannya!“Ah!!” Kedua orang itu merasakan sakit yang luar biasa, memegangi pergelangan tangan mereka dan berteriak dengan keras. Kedua jagoan bela diri yang terkenal di luar negeri itu bahkan tidak mampu menghadapi Raka!“Nggak. Itu nggak mungkin!” Randi dan puluhan preman di samping semuanya menjadi pucat dan gemetaran karena ketakutan.Ganas! Ini terlalu ganas! Mereka pernah melihat kemampuan Yohan dan Zoro. Mereka tahu betapa dahsyatnya kekuatan kedua orang itu. Mereka bisa bilang, asalkan mereka tidak menggunakan senjata api, baik itu ratusan orang yang dikerahkan sekalipun, tetap tidak akan bisa mengalahkan mereka berdua. Pernyataan itu tidak berlebihan.Namun, Raka di ada di hadapan mereka ini malah melumpuhkan mereka dengan satu gerakan? Yang lebih menakutk

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 164

    Hm? Randi mengangkat alisnya, melihat kontrak itu, dan tertawa kesal! Kontraknya sangat sederhana, hanya ada satu klausul, yaitu harta keluarga Randala yang telah diakuisisi oleh Randi akan dialihkan kepemilikannya pada New Randala Group tanpa syarat apa pun, dan kontrak itu akan efektif setelah ditandatangani!“Raka, aku tadi masih ingin memujimu cerdas, tapi ternyata kamu idiot!” Randi tertawa jahat, merobek kontrak di tangannya itu dan melemparkannya ke arah Raka. “Raka, aku beri tahu kamu sekarang. Karena kamu sudah berani datang ke wilayahku, kamu juga harus meninggalkan nyawamu di sini!”Raka menggeleng pelan. Dia menyetir dari Kota Malda dan tidak memberi tahu Lucy. Saat ini sudah lewat dari jam dua siang, dia harus pulang untuk makan malam bersama Elena. Dia punya waktu yang cukup. Perusahaan mereka baru melakukan acara team building beberapa hari yang lalu. Dia sudah lama tidak bertemu Elena. Makan malam hari ini telah dijadwalkan sejak lama dan tidak dapat ditunda.“Satu meni

DMCA.com Protection Status