Ketegangan memuncak di ujung sambungan telepon. CEO, dalam kemarahannya, menyerucah dengan keras sebelum akhirnya berteriak, "Jika kamu tidak bisa menyelesaikan masalah ini dengan sempurna, bersiaplah untuk tidak melihat matahari besok!" Begitu kata-kata itu terlontar, telepon ditutup. Tak lama, telepon dari kepala wilayah Nagota Bank berdering, emosinya begitu mendalam seolah-olah ingin merenggut nyawa melalui sambungan itu."Semua sudah berakhir ...." gumam Somad, manajer umum, sambil merasakan kegelapan menyergap pandangannya. Kepalanya berdenging, seolah-olah otaknya hendak meledak. Dia tidak bisa memahami, bagaimana mungkin tamu VIP teratas dari Bank AlliancePay bisa berada di Malda? Kartu itu .... diberikan oleh Arthur, sang CEO!Langkah Somad menjadi tidak pasti, seolah-olah dunia akan runtuh. Dia menyadari posisinya sebagai manajer umum mungkin sudah tidak bisa dipertahankan lagi. Tadinya Somad berpikir masalah ini bisa menjadi jalan cepatnya menuju promosi, tapi ternyata mal
Lucy langsung memberikan obat itu kepada ibunya sesampainya dia di rumah dengan raut wajah pilu. Tamparan itu bukan hanya menyakiti wajah ibunya, tapi juga hati Lucy sebagai seorang anak. Air matanya terus mengalir tanpa henti ketika memikirkan kejadian itu. “Lucy, kamu nggak perlu menangis begitu. Mama baik-baik saja, kok,” ujar Sherly sambil menyeka air mata Lucy yang membuat hati perempuan itu terasa lebih tenang. Sherly mungkin sudah ditangkap oleh Divisi Kriminal kalau saja menantu dan putrinya tidak datang menyelamatkannya. Hal itu juga pastinya akan menjadi hal yang sangat memalukan dan mematikan baginya. Dia pasti tidak akan bisa keluar hidup-hidup dari tempat itu nantinya. “Raka, kemarilah! Ada yang mau Mama bicarakan denganmu,” ujar Sherly setelah selesai mengobati lukanya lalu masuk ke dalam kamar untuk menunggu Raka masuk dan berbicara dengan menantunya itu. “Ma, apa yang terjadi hari ini adalah kesalahanku. Aku nggak menjelaskan masalah kartu itu dengan jelas,” ujar R
“Lucy, tolong bantu Papa. Kita akan makan bersama di luar,” ujar Raka lalu bangkit dan mengemudikan mobil mewahnya.Di saat yang bersamaan, sebuah mobil Bantliy memasuki gerbang kompleks. Tidak lama kemudian, mobil itu berhenti di tengah jalan. “Berhenti di sini!” Mobil mereka berhenti tepat di depan pintu gerbang kompleks. Mobil itu memblokir jalanan dan membuat mobil lainnya tidak bisa melintas. “Papa salah! Papa sudah membuat mobil lain nggak bisa lewat kalau Papa berhenti di sini,” ujar seorang gadis kecil yang berada di dalam mobil berusaha memprotes ayahnya. Daniel tersenyum penuh rasa bangga lalu dia menyolek hidung anak perempuan itu seraya berkata, “Nak, kamu pastinya nggak mengerti akan hal ini. Mobil mewah itu memang harus berada di tempat yang mencolok.”“Bagaimana mungkin orang lain bisa melihat kita mengendarai Bantliy kalau kita tidak menaruh mobil kita di sini? Nanti, mereka jadi tidak bisa iri sama kita, kan?” Daniel mengenakan jasnya lalu menggendong putri kesaya
“Pemilik Bantliy yang sombong itu bertemu dengan seorang laki-laki pemarah. Bukankah semua ini terdengar sangat menarik?”“Si pemilik Bantliy pasti akan marah besar ketika melihat kondisi mobilnya sekarang.”Ada banyak diskusi yang membicarakan tentang video ini. Mereka mengatakan kalau si pemilik Bantliy tidak bisa melihat keadaan di sekitarnya sampai akhirnya berhasil dihancurkan oleh si pemilik Parscha. Selain itu, ada banyak netizen yang merasa jijik dengan apa yang dilakukan oleh Raka. Mereka juga mengatakan kalau orang-orang yang duduk di bangku penumpang mobil Parscha pastinya sangat terkejut dengan wajah yang sangat malu dengan jantung yang berdetak dengan sangat cepat. “Raka ... tindakanmu itu sungguh keterlaluan,” ujar Rommy yang sedikit kesal dengan sikap gegabah Raka. Bagaimanapun juga mobil ini baru berusia dua hari. Namun, bagaimana mungkin Raka sudah merusaknya tanpa perhitungan seperti ini?“Mobil ini kan mobil mahal. Pastinya nggak murah untuk memperbaikinya,” ujar S
Si pelayan perempuan memperhatikan penampilan Raka dan memperkirakan barang-barang yang dikenakan laki-laki ini pastinya tidak lebih dari 400 ribu. Apa pantas orang-orang seperti ini makan di Grand Pearl? Jadi, pastinya si pelayan perempuan berbohong agar Raka dan keluarganya tidak bisa makan di restoran ini. Jawaban si pelayan langsung membuat Lucy mengernyitkan keningnya. Raka juga terlihat kesal sambil menurunkan pandangannya berusaha untuk menahan emosi. “Raka, makan di luar sungguh merepotkan. Lebih baik kita pulang saja. Mama akan masak untuk kalian semua,” ujar Sherly sambil menarik lengan Raka. “Nggak, Ma! Kita sudah memutuskan untuk makan bersama di sini,” ujar Raka bersikeras.Kemudian dia menatap ke arah si pelayan lalu berkata dengan nada dingin, “Kasih saya nomor telepon bosmu.”Seorang Dewa Perang tidak bisa makan di Grand Pearl? Bahkan dia juga masih tidak bisa makan di tempat ini setelah melakukan reservasi? Bukankah hal ini terdengar sangat konyol?“Bos kami adalah
Garda tertawa terbahak-bahak sambil menunjuk ke arah Raka lalu berkata, “Kamu pura-pura berani sama aku? Kamu berani mengancamku? Kamu pasti mati hanya dengan satu pukulanku saja. Kamu pikir, aku nggak berani melakukan hal kasar sama kamu dan keluargamu?” “Semuanya maju!”Orang-orang yang datang bersama Garda langsung hendak mengambil tindakan. Namun, tiba-tiba saja mereka mendengar suara seseorang yang berusaha menghentikan mereka. “Hentikan! Kurang ajar kalian!” teriak seseorang dari kejauhan.Thomas Lamdani tiba-tiba saja muncul tanpa mengenakan alas kaki. Dia berlari menghampiri Garda sambil berteriak penuh amarah, “Hentikan! Kamu mau mati, ya?”Seluruh tubuh Garda seketika langsung gemetar ketakutan. Begitu pun si pelayan cantik yang tiba-tiba saja membuka mulutnya seakan baru saja melihat hantu. Pak Thomas! Thomas Lamdani benar-benar datang ke sini! Apa mungkin si miskin itu yang memanggil Thomas ke sini?“Kurang ajar kalian semua!”Thomas langsung memukul kepala Garda dengan k
Petugas meja depan tercengang ketika mendengar perintah Thomas. Dia tidak menyangka akan melihat Thomas memanggil orang lain dengan sebutan Bos. Siapa sebenarnya laki-laki itu sampai Thomas saja sangat tunduk padanya?“Raka, lebih baik kita cari ruang VIP saja agar kita lebih leluasa untuk makan. Kita tidak perlu mengganggu orang lain yang sedang makan,” ujar Sherly cemas. “Baik, Bu,” jawab Raka sambil mengangguk lalu menatap Thomas seakan memberi isyarat pada laki-laki itu untuk melakukan apa yang diminta ibu mertuanya. “Apa yang Tante bilang sangat masuk akal. Aku akan segera menyiapkan ruang VIP untuk kalian semua,” ujar Thomas tanpa berani membantah permintaan Sherly lalu dia membawa Raka dan keluarganya menuju ruang makan VIP. Ruang makan VIP yang tersedia di restoran ini adalah ruang VIP yang biasa Thomas gunakan dan merupakan ruang termewah yang ada di restoran ini. Selama ini, dia tidak pernah mengizinkan orang luar untuk menggunakannya. Namun, apa Raka terhitung orang luar
Lucy bisa melihat dengan jelas bagaimana hubungan dekat di antara Thomas dan Raka yang terlihat bagaikan saudara. Hal ini sungguh mengejutkan dan membuat tubuhnya merinding. Raka tersenyum lalu mengangguk dan berkata, “Pa, Ma, ayo dimakan dulu makanannya. Nanti keburu dingin.”Sherly dan Rommy mengambil sendok dan garpu lalu meletakkan keduanya di depan mereka dengan ekspresi wajah yang sangat formal. Mereka menyadari perubahan menantu mereka setelah menghilang selama bertahun-tahun sejak Raka membeli Parscha. Namun, mereka juga tidak pernah menyangka kalau menantu mereka bisa membuat seorang Thomas Lamdani takluk di hadapannya. Semua ini sungguh melampaui imajinasi mereka. “Raka, sekarang kamu sudah benar-benar kaya, ya,” ujar Sherly memulai pembicaraan. “Nggak kok, Ma,” balas Raka berusaha bersikap rendah hati. “Jadi, apa kamu masih mahir dalam ilmu bela diri?” tanya Lucy menjadi orang berikutnya yang menginterogasi Raka. “Itu cuma kebetulan saja,” jawab Raka tenang. Lucy langs