Pertemuan Dewa Dunia Persilatan berlangsung di tempat Dewa Bandit yang memiliki bangunan mewah di pusat Kota Pendekar.Seluruh peserta masing-masing diberi satu kamar penginapan di Paviliun Lotus khusus untuk tamu. Untuk Dewa Mabuk dan Kui Long, masing-masing menempati satu kamar. Demikian juga dengan Dewa Dunia Persilatan lainnya."Aku melihat kalau kalian masing-masing telah membawa murid utama kalian yang akan menjadi penerus kita di dunia persilatan. Mohon maaf, aku belum bisa menampilkan muridku karena dia sedang berada di tempat lain!" ujar Dewa Bandit di tengah pertemuan ini."Bagaimana dengan Dewa Iblis Gerbang Neraka? Apa kita harus membvurunya untuk Kaisar Qing?" tanya Dewa Raja yang seharusnya menjadi tuang rumah di Daerah Tengah ini."Jangan menganggap terlalu tinggi penjahat itu! Dia itu bukan dewa ... bukan juga pendekar atau kulrtivator! Dia hanyalah pengecut yang mati mengenaskan karena kebodohan dirinya sendiri!" sahut Dewa Bandit.Inilah yang dikhawatirkan oleh Dewa
Kui Long tetap bersikukuh melawan Dewa Bandit Huang Shan karena merasa tersinggung oleh ucapan salah satu Dewa Persilatan ini kalau Dewa Iblis Gerbang Neraka adalah seorang penjahat, padahal penjahat sebenarnya adalah Dewa Bandit yang memiliki pasukan bandit bernama Bandit Pendekar."Kamu bukan guruku jadi kamu tidak berhak mengajariku! Guruku hanya Master Kong Ming saja yang ilmu silatnya lebih hebat daripada dirimu!" sindir Kui Long.Wajah Huang Shan langsung menjadi merah mendengar ucapan Kui Long. Tidak adayang seberani anak muda menghinanya habis-habisan.Dewa Bandit ini langsung melompat dari tempatnya menuju ke tempat Kui Long. Tanpa peringatan apa-apa langsung menyerang pemuda ini.Kui Long berhasil menghindar serangan pertama, tapi Dewa Bandit ini langsung menyerang dengan serangan kedua tanpa memberi kesempatan pemuda ini untuk menghindar, Dewa Bandit yang melihat bahayanya serangan Dewa Bandit ini tidak bisa berbuat banyak, karena kalau diamaju menyerang Huang Shan, itulah
Pertemuan Dewa Persilatan diadakan tanpa kehadiran Dewa Bandit yang terluka.Semua Dewa Persilatan terlihat kagum dengan keberanian dan kehebatan Kui Long mengatasi kesombongan Dewa Bandit walaupun mereka tidak terang-terangan memuji tindakan Dewa Iblis Gerbang Neraka ini.Hanya senyuman dan menganggukan kepala menandakan kalau mereka sebenarnya setuju dengan tindakan Kui Long yang berani melawan Dewa Bandit ini.Dewa Mabuk ditunjuk sebagai pemimpin sementara untuk menggantikan Dewa Bandit yang terluka.Pertemuan tahunan ini akhirnya berhasil juga diselesaikan oleh Dewa Mabuk, namun ada rasa khawatir di hatinya kalau Dewa Bandit benar-benar akan melaksanakan dendamnya ini dengan mencari Kui Long.“Long Shin ... aku rasa ada baiknya kamu tidak ikut pulang ke Pulau Arak terlebih dahulu. Huang Shan pasti mengincarmu karena telah mempermalukannya. Aku bukan meragukan kemampuaanmu yaang sekarang, tapi aku merasa saat melawanmu, Huang Shan tidak mengeluarkan seluruh kekuatannya. Aku tidak t
Dewa Mabuk benar-benar marah terhadap Dewa Bandit yang telah melanggar etika Dewa Persilatan dengan datang tanpa diundang dan membuat keonaran di Pulau Arak. Bahkan Dewa Bandit ini tidak datang sendiri, melainkan dengan kawanan Bandit Pendekar.“Kamu yang akan kalah, Huang Shan!” sahut Dewa Mabuk.“Badai Laut Selatan!”Serangan pertama dari Dewa Bandit yang sangat berbeda saat dia melawan Kui Long.Tubuh Dewa Bandit bagaikan gelombang air yang siap menerjang ke arah Dewa Mabuk dengan kekuatan yang hebat dan gerakan yang cepat.Dewa Bandit menyerang dengan elemen air ini sambil mengepalkan tinjunya ke arah Dewa Mabuk."Tinju Dewa Mabuk!"Dewa Mabuk mulai mengeluarkan jurus mabuknya yang berupa tinju dengan kekuatan tubuh untuk mengimbangi serangan Dewa Bandit ini.Kedua tinju beradu dan menimbulkan ledakan yang besar yang percikan apinya terpancar ke atas langit.Kui Long yang berada di Pulau Buah juga melihat percikan api yang membubung tinggi ke udara ini, tapi diatahu itu bukan petas
“Master!” teriak Kui Long yang keluar dari tempat persembunyiannya setelah yakin kalau Dewa Bandit beserta kawanan Bandit Pendekar telah pergi meninggalkan Pulau Arak.Dewa Mabuk senang melihat munculnya Kui Long sekaligus marah terhadap muridnya ini. “Kenapa kamu tidak menuruti perintahku?” “Kalau aku menuruti perintah Master, maka Master akan mati sendirian di pulau ini tanpa sempat mengirimkan petasan cahaya merah!” elak Kui long. Uhuk!Dewa Mabuk terbatuk-batuk mengeluarkan darah hitam akibat racun hidup yang sedang menggerogoti bagian dalam tubuhnya.“Bagaimana aku bisa membantu Master?” tanya Kui Long.Dewa Mabuk memandang wajah Kui Long sambil tersenyum. “Aku bersyukur mendapat murid berbakti seperti dirimu, Long Shin!” sahut Dewa Mabuk. “Pujiannya nanti saja, Master! Sekarang kita harus mencari penawar racun untuk racun dari Dewa Bandit ini! Grrr ... aku akan membalaskan dendammu ini, Master! Gara-gara aku, Master jadi terluka parah oleh Dewa Bandit sial*n ini! Maafkan aku
# Hari Pertama # Shin Kui Long langsung meninggalkan Pulau Arak dengan secepat mungkin menuju daratan Dunia Pendekar terlebih dahulu sebelum menuju ke arah barat tempat Lembah Seribu Pedang berada.Sambil mendayung perahu, mata Jkui Long terus melihat sekutarnya karena dia masih khawatir kalau Dewa Bandit masih menunggu kemunculan dirinya untuk melenyaapkannya.“Aku harus berhati-hati ... apalagi hari masih gelap. Mereka bisa saja ada di mana saja!” batin Kui Long sambil terus mendayung perahunya. Dia sengaja menggunakan perahu kecil agar tidak terlalu mencolok dan diketahui oleh Dewa bandit.Setelah beberapa jam mendayung perahu kecil ini, Kui Long tiba di daratan Nirvana Surgawi.Hari mulai terang saat Kui Long menyembunyikan perahu kecilnya di anatara tanaman bakau yang banyak terdapat di pesisir Nirvana Surgawi ini,“Kata Master, Lembah Seribu Pedang ada di sisi barat Dunia Pendekar tapi jalan menuju ke sana sangat sulit dan berbahaya,” batinnya sambil tetap waspada me;hat seke
# Hari Kedua # Shin Kui Long bangun pagi-pagi sekali saat matahari masih belum muncul dari ufuk timur. Dia tidak ingin membuang banyak waktu dengan bersantai-santai sementara gurunya, Dewa Mabuk dalam kondisi krutis.“Hari mulai terang, sudah saatnya aku melanjutkan perjalanan. Semoga saja makhluk buas tadi tidak muncul lagi sampai aku tiba di dalam Lembah Seribu Pedang,” harap Kui Long.Setelah melihat ke kiri dan ke kanan untuk memastikan tidak ada bahaya dari makhluk buas yang menyerangnya sebelumnya ini, Kui Long melompat turun dari atas tebing goa untuk melanjutkan perjalanannya.Tidak butuh waktu lama bagi Kui Long untuk tiba di Lembah Seribu Pedang. “Semoga saja aku tidak bertemu makhluk mitos buas seperti yang dikatakan oleh Master!” batinnya dengan perasaan was-was. Apabila masih di dalam tubuh aslinya, Kui Long tidak khawatir terhadap apapun karena dia bisa mengatasinya. Tapi sekarang tubuh yang ditempatinya masih sangat lemah, walaupun sudah mengalami peningkatan setelah
“Jangan khawatir Dewa Iblis Gerbang Neraka ... kami tidak akan membocorkan siapa sebenarnya dirimu! Master telah memerintahkanku untuk menjemputmu!” seru gadis cantik yang merupakan wujud asli dari Rubah Ekor Sembilan. “Aku Yin Yin akan melayanimu sepenuh hati sesuai perintah Master Dewa Pedang Wei Bu!”Shin Kui Long langsung tertarik begitu gadis ini menyebut nama Dewa Pedang yang juga sedang dicarinya. “Kamu muridnya Dewa Pedang Wei Bu?” tanyanya.“Benar! Aku diutus Master untuk menjemputmu, Shin Kui Long!” sahut Yin Yin.“Ck! Kalian hebat sekali bisa mengetahui siapa diriku yang sebenarnya. Kalau sudah mengetahui kalau aku ini Dewa Iblis Gerbang Neraka, kenapa Dewa Pedang tidak mengungkapkannya saat pertemuan Dewa Persilatan di Kota Pendekar?’ tanya Shin Kui Long.Yin Yin hanya tertawa kecil mendengar ucapan Shin Kui Long. “Tuan Pendekar bisa menanyakannya kepada Master, tapi Master memberi kesempatan kepadaku untuk melayanimu sebelum menemui dirinya. Bagaimana? Apa Tuan Shin Kui L
Lembah Jiwa Hitam kembali sunyi, seakan tidak ada yang pernah terjadi. Namun, di pusat kehancuran tempat segel dimensi tadi terbentuk, tanah yang menghitam mulai merekah. Dari retakan itu, muncul kabut gelap yang berputar seperti angin topan kecil, membentuk sosok wanita dengan rambut putih panjang yang berkibar seperti api. Matanya bersinar merah menyala, penuh dengan kebencian dan kekuatan yang tak terbatas.Putri Shu bangkit. Tubuhnya telah berubah sepenuhnya, jauh dari manusia biasa. Energi kegelapan yang ia segel di dalam dirinya kini menyatu sempurna, memberikan kekuatan yang bahkan Mustika Iblis Suci tak pernah miliki. Kulitnya pucat seperti pualam, dan senyumnya membawa aura dingin yang menusuk jiwa siapa pun yang melihatnya.“Kui Long,” desisnya, suaranya terdengar seperti perpaduan antara keanggunan seorang dewi dan kegilaan seorang iblis. “Kau meninggalkanku begitu saja... tapi aku tidak akan pernah melupakanmu.”Ia memandangi tangannya, yang kini memancarkan aura hitam yan
Ketika cahaya itu mereda, Putri Shu terjatuh ke tanah. Tubuhnya kembali seperti semula—rambut putih, kulit pucat, tetapi matanya yang merah kini telah kehilangan kilatan kebencian. Ia menatap Kui Long yang jatuh berlutut, pedangnya tertancap di tanah untuk menopang tubuhnya.“Kau…” bisik Putri Shu, air mata perlahan mengalir di pipinya. “Mengapa kau tidak membunuhku? Aku mencoba menghancurkanmu.”Kui Long tersenyum lemah. “Karena aku tahu… kau tidak pernah benar-benar menginginkan ini. Kau hanya menjadi korban kegelapan. Sama seperti aku pernah menjadi korban dendam.”Putri Shu menggenggam tangannya yang gemetar. Ia ingin mengatakan sesuatu, tetapi suara gemuruh di langit menghentikannya. Dari awan gelap yang tersisa, bayangan besar muncul—sesosok makhluk yang bahkan lebih mengerikan dari naga iblisnya.“Kegelapan sejati tidak pernah pergi,” kata suara yang dalam dan mengerikan. Makhluk itu adalah perwujudan energi iblis yang dilepaskan dari Mustika Iblis Suci, kini berkumpul menjadi
Ketika debu mereda, Kui Long berdiri dengan tubuh yang hampir hancur, darah mengalir dari setiap luka di tubuhnya. Teknik Nirvana Surya telah menguras hampir seluruh energinya, membuatnya hanya bertahan karena tekad semata.Putri Shu bangkit perlahan, rambut putihnya kini berantakan, dan matanya yang merah kehilangan sebagian cahayanya. Namun, tatapan kebenciannya masih kuat. “Kau pikir ini sudah selesai, Kui Long?” bisiknya, suaranya penuh kemarahan.“Tentu saja belum,” jawab Kui Long dengan suara yang lemah, tetapi matanya bersinar dengan tekad. “Aku akan terus berjuang, selama aku masih hidup.”Pertarungan mereka belum benar-benar berakhir, tetapi untuk saat ini, dunia memiliki harapan kecil, meskipun keduanya telah meninggalkan luka yang mendalam di sepanjang jalan mereka.Putri Shu melangkah maju, tubuhnya kini dibalut aura hitam pekat yang berdenyut seperti jantung. Setiap langkahnya menciptakan getaran di tanah, dan serpihan energi dari ledakan sebelumnya perlahan melayang ke a
Shin Kui Long memantapkan posisinya saat naga iblis Putri Shu menyerang, mengoyak tanah di bawahnya dengan cakarnya yang raksasa. Dengan kilatan pedangnya yang bersinar terang, Kui Long mengayunkan serangan pertama, Aurora Sunstrike, sebuah jurus cahaya yang menghancurkan kegelapan di sekitarnya dan membuat naga iblis itu melengking kesakitan. Namun, makhluk itu hanya mundur beberapa langkah sebelum melancarkan serangan balik, semburan api hitam yang tampaknya membakar bahkan udara itu sendiri.“Apakah itu yang terbaik darimu, Kui Long?” Putri Shu mengejek dari atas benteng. Tubuhnya kini diselimuti pusaran energi hitam yang semakin pekat, kekuatannya memancar seperti badai yang tak terkendali. “Kekuatan cahaya yang kau banggakan tidak cukup untuk menghentikan kegelapan yang telah menyatu denganku.”Kui Long tak menjawab. Ia menghindari serangan naga dengan lompatan yang luar biasa tinggi, menggunakan Heavenly Step Technique, yang memberinya kelincahan di udara. Sementara itu, ia meng
Malam itu, Kui Long berdiri di puncak tebing yang menghadap ke Lembah Iblis, tempat kekaisaran baru Putri Shu mulai berakar. Di kejauhan, benteng kristal hitamnya bersinar redup di bawah cahaya bulan, tampak seperti mahkota gelap yang menusuk langit malam. Angin membawa aroma tajam dari api unggun dan suara-suara samar dari pasukan iblis yang sedang berjaga.Mei Lin berdiri di belakangnya, tangannya mencengkeram erat kantong kecil berisi obat-obatan yang ia siapkan untuknya. “Kau yakin ini waktunya?” tanyanya, suaranya penuh keraguan. “Kekuatanmu belum sepenuhnya matang. Teknik Nirvana Surya masih terlalu baru—kau belum menguasainya sepenuhnya.”Kui Long tidak segera menjawab. Ia menatap ke lembah dengan mata yang tenang, tetapi di balik ketenangan itu, pikirannya bergolak. Ia tahu Mei Lin benar, tetapi ia juga tahu bahwa semakin lama ia menunggu, semakin besar kekuatan Putri Shu tumbuh. Setiap detik yang ia habiskan untuk bersiap adalah waktu bagi kegelapan untuk menelan dunia.“Aku
Kui Long membuka gulungan Teknik Nirvana Surya di bawah temaram cahaya lentera. Mata Mei Lin yang penuh penasaran memandang dari kejauhan, namun ia tidak berani mendekat. Aura yang terpancar dari gulungan itu seakan menyelimuti ruangan dengan kehangatan aneh, bertolak belakang dengan hawa dingin yang mendominasi malam.Tulisan-tulisan kuno pada gulungan tampak hidup, membentuk pola-pola bercahaya yang bergerak seperti aliran sungai. Namun, Kui Long tahu, mempelajari teknik ini bukan hanya soal membaca—ini tentang menyelaraskan jiwa. Ketika ia mulai mengatur pernapasan dan fokus pada intisari gulungan itu, sebuah suara lembut terdengar di pikirannya."Hanya mereka yang mampu menerima kebenaran sejati dalam terang dan gelap yang dapat menggunakan kekuatan ini tanpa hancur."Kata-kata itu menembus batinnya, membuka kembali luka-luka yang selama ini ia coba abaikan—rasa bersalah menghancurkan Mustika Iblis Suci, kekecewaan pada dirinya sendiri karena menciptakan ancaman baru dalam diri Pu
Malam menelan dunia saat Kui Long meninggalkan pegunungan tempat Elder Tian Bai tinggal. Angin dingin merasuk hingga ke tulangnya, tetapi ia tidak berhenti berjalan. Gulungan Teknik Nirvana Surya tersimpan di dalam jubahnya, terasa berat bukan karena fisiknya, melainkan beban tanggung jawab yang menyertai. Jalan di hadapannya kini penuh dengan ketidakpastian, namun satu hal yang pasti—Putri Shu semakin kuat setiap detiknya.Di kejauhan, bayangan lembah gelap yang dahulu dikenal sebagai tanah terlarang mulai menyebarkan terornya. Desas-desus tentang sosok Dewi Kegelapan Abadi meresahkan para kultivator. Kota-kota kecil diselimuti ketakutan; makhluk-makhluk dari dimensi gelap yang dipanggil oleh Putri Shu muncul untuk merusak, menebar kekacauan. Tidak ada yang berani melawannya, karena setiap perlawanan berakhir dengan kehancuran.Kui Long menyusuri jejak kehancuran itu, mengetahui bahwa setiap langkah membawanya lebih dekat kepada pertemuan yang tak terhindarkan. Namun, tubuhnya yang m
Kui Long berdiri di tengah Lembah Jiwa Hitam, yang kini berantakan akibat pertarungan dahsyatnya dengan Raja Shu. Darah mengalir dari luka-luka di tubuhnya, tetapi bukan rasa sakit fisik yang menghantam hatinya, melainkan kekosongan yang menyelimuti jiwanya. Mustika Iblis Suci telah dihancurkan, Raja Shu musnah, namun warisan kegelapan yang ditinggalkan oleh keluarga Shu tidak berakhir di sini.Putri Shu—dulu seorang wanita yang penuh cinta dan keberanian—kini menjadi ancaman yang bahkan lebih menakutkan daripada ayahnya. Kegelapan iblis yang terkunci dalam Mustika Iblis Suci telah menemukan tempat baru untuk bersarang yaitu di tubuh dan jiwa sang putri. Kui Long tahu bahwa kehancuran mustika itu adalah satu-satunya jalan untuk menghentikan penindasan Raja Shu, tetapi ia tidak menyangka bahwa tindakannya akan menciptakan musuh yang tak pernah ia inginkan.***Di puncak gunung es yang jauh dari Lembah Jiwa Hitam, Putri Shu merenungi perubahan dirinya. Kulitnya yang putih pucat, rambutn
Hancurnya Mustika Iblis Suci menciptakan ledakan energi yang mengguncang Lembah Jiwa Hitam, memaksa semua yang hadir mundur. Kui Long, berdiri di tengah kehancuran, merasakan beban berat yang hilang namun tergantikan oleh hawa dingin yang menusuk. Dia menatap Putri Shu, yang tubuhnya mulai berubah.Kulit yang sebelumnya bercahaya kini perlahan memutih, seperti marmer yang kehilangan kehidupannya. Rambut hitam panjangnya memutih sepenuhnya, berkilauan di bawah sinar bulan. Namun, yang paling mencolok adalah perubahan pada wajahnya—tetap muda tetapi kini pucat, seperti mayat hidup. Matanya yang dulu penuh kasih berubah menjadi dingin dan dipenuhi kebencian.Putri Shu memandang dirinya dengan tatapan kosong, lalu menatap Kui Long dengan kebencian yang membakar dadanya."Kau... menghancurkanku," suaranya kini dingin, tanpa emosi yang pernah ia miliki. "Aku memberimu hatiku, dan ini balasanmu? Kau adalah monster yang lebih buruk dari ayahku!"Kui Long mencoba mendekatinya, tetapi dia mundu