# Hari Ketiga # Shin Kui Long yang kelelahan memutuskan untuk beristirahat di rumah Yin Yin, siluman rubah ekor sembilan yang menjaga Lembah Seribu Pedang. Berkat energi inti siluman yang disalurkan oleh Yin Yin membuat tubuh Dewa Iblis Gerbang Neraka ini menjadi kuat kembali, walaupun belum sekuat saat dia menjadi Kultivator Dewa."Bagaimana? Apa tubuhmu merasa lebih bertenaga?" tanya Yin Yin saat Shin Kui Long bangun dengan tubuh yang tampak bercahaya."Wah! Energimu ini besar sekali ... aku pasti membalasnya, Yin Yin!" sahut Shin Kui Long.Yin Yin tersenyum puas melihat usahanya berhasil untuk membuat tubuh yang ditempati Dewa Iblis Gerbang Neraka ini puloh kembali dan lebih kuat daripada sebelumnya. "Tidak perlu, Shin Kui Long! Apa boleh aku memanggilmu, Long;ge?" tanya Yin Yin.Shin Kui Long menganggukan kepalanya. "Boleh saja, Yin'er! Aku berhutang budi padamu! Kalau sudah lelah dengan kehidupan di luar sana, aku akan menemanimu di Lembah Seribu Pedang ini," ujar Shin Kui Long
"Hahaha ... ada urusan apa sampai murid utama Kong Ming mengunjungiku di lembah Seribu Pedang?" tanya Dewa Pedang Wei Bu berbasa basi, padahal dia sudah tahu tujuan Shin Kui Long menemuinya."Aku dan Master ingin minta bantuan Master Wei Bu untuk mendapatkan Teratai Biru. Master Kong Ming terluka oleh racun hidup dari Dewa Bandit yang menyerang Pulau Arak dengan liciknya!" Wajah Shin Kui Long tampak geram dan marah besar saat menyebut nama Dewa bandit."Apa Kong Ming baik-baik saja?" tanya Wei Bu."Master memerlukan Teratai Biru untuk bahan penawar racun hidup ini, tapi kata Master sulit sekali mendapatkan Teratai Biru di Lembah Seribu Pedang ini!" sahut Shin Kui Long."Apa Master bisa membantu Kui Long? Kasihan Master Kong Ming kalau sampai tewas gara-gara ulah Master Huang Shan yang licik!' bujuk Yin Yin."Hahaha ... tumben kamu mau membantu tamu yang berkunjung kemari? Biasanya kamu yang paling galak sama tamu-tamu yang mengunjungi Lembah Seribu Pedang!" ujar Wei Bu.Wajah Yin Yin
"Aku siap, Master!" tegas Shin Kui Long. "Baiklah! Jurus Pedang Halilintar merupakan jurus asli dari Pedang langit ini karena elemental asli pedang ini adalah halilintar yang bisa menyengat lawan sampai tewas!" kata WeiBu sambil memperagakan jurus yang dasyat ini. Pedang Langit berputar mengikuti gerakan berputar tangan kanannya yang menghasilkan cincin halilintar yang melingkari tangannya dari ujung telapak tangan sampai ke atas bahu. Sekali tanga kanannya dikibaskan, gelang halilintar ini langsung lepasdari tangannya menghantam pepohonan di lembah ini. Beberapa pohon hancur lebur, tapi ada juga pohon yang terpotong jadi dua. Shin Kui Long yang mengira jurus ini sudah berakhir dibuat tercengang saat Master Wei Bu kembali memutar pedang langit dengan kencangnya ke arah tebing batu bagaikan mesin bor yang ajaibnya bisa melubangi tebing lembah ini. "Kamu lihat kekuatan jurus Pedang Halilintar ini ... aku sudah mengurangi tenaga dalam saat memperagakannya. Kamu bayangkan kalau menyera
"Jurus Pedang Iblis ini menyerap energi kegelapan. jangan menggunakan jurus ini saat tubuhmu dalam keadaan rentan terhadap hawa kegelapan karena hawa kegelapan bisa berbalik menguasaimu, Kui Long!" seru Dewa Pedang Wei Bu. "Baik, Master! Apa Jurus Pedang Iblis ini sangat membahayakan serangannya?" tanya Shin Kui Long. Dewa Pedang Wei Bu menganggukan kepalanya. "Benar sekali, Kui Long! Aku sebenarnya agak ragu untuk mengajarimu jurus ini karena aku merasakan banyaknya aura kegelapan di dalam dirimu! Apa saat menjadi Dewa Iblis Gerbang Neraka, kamu mempelajari Kultivasi Kegelapan?" tanya Master Wei Bu. Shin Kui Long agak terkejut mendengar pertanyaan Wei Bu. Saat kejadian di pagoda Kerajaan Han, Immortal Qian Ling juga menuduhnya telah mempelajari kultivasi kegelapan yang membuatnya menjadi sosok yang menakutkan di Nirvana Surgawi. "Apa Master tahu kultivasi kegelapan itu seperti apa? Aku tidak tahu apakah aku pernah mempelajarinya karena saat aku menjadi Dewa Iblis Gerbang Neraka, I
"Kita lanjutkan jurus berikutnya, Master!" kata Shin Kui Long yang gerakan pedangnya semakin hebat ini."Kamu memang ahli bela diri sejati, Kui Long! Setahuku Dewa Iblis Gerbang Neraka jarang memainkan jurus pedang saat pertarungan, tapi penguasaan ilmu pedangmu bagaikan ahli pedang yang sudah menguasai ilmu pedang selama bertahun-tahun!" puji Dewa Pedang Wei Bu."Master terlalu memuji ... aku hanya pendekar biasa saja di Dunia Pendekar ini, jadi suatu kehormatan bisa belajar ilmu pedang dari ahli pedang terhebat!" balas Shin Kui Long."Hahaha ... kamu memang pintar memuji, Kui Long! Pantas Yin Yin suka padamu!" ledek Dewa Pedang Wei Bu.Wajah Yin Yin langsung merah merona saat mendengar ucapan Dewa Pedang Wei Bu ini. "Master ini ... kenapa jadi dihubungkan ke aku?" tanyanya."Kamu jarang akrab dengan seseorang, tapi dengan Kui Long ini kamu langsung cocok padahal dia juga bukan orang sembarangan ... Dewa Iblis Gerbang Neraka adalah ahli bela diri nomor satu di Lima Dunia yang ada di
"Kaisar Dewa Pedang? Terlalu berlebihan, Master! Aku sedang bersembunyi, jadi aku memilih tidak terlalu menonjolkan diriku terlebih dahulu! Apalagi Kaisar Han dan Kaisar Qing juga sedang memburuku untuk kepentingan mereka!" sahut Shin Kui Long."Hahaha ... aku lupa, Kui Long eh Long Shin! Maafkan aku!" ujar Dewa Pedang Wei Bu."Tidak apa-apa, Master! Aku hanya ingin segera menyelamatkan guruku saat ini, jadi ilmu pedang ini harus segera kukuasai hari ini juga! Apa kita bisa lanjutkan ke jurus berikutnya, Master?" tanya Shin Kui Long."Tentu saja, Kui Long!" Dewa Pedang Wei Bu hanya menggerakkan tangannya, Pedang Langit di tangan Shin Kui Long terlepas dan melayang ke dalam genggaman Dewa Pedang Wei Bu."Wah! hebat sekali, Master! Apa aku juga bisa melakukannya?" tanya Shin Kui Long dengan wajah terperangah dan takjub melihat begitu mudahnya Wei Bu mengambil alih pedang yang berada di tangannya."Tentu saja bisa, Long Shin! Biar kami menyebutmu Long Shin saja agar penyamaranmu tidak te
Tiba-tiba Pedang Naga Api ini berhenti tepat di depan wajah Shin Kui Long yang tidak berusaha menghindari serangan Roh Pedang Api ini."Kamu ingin mati, anak muda?" tanya Roh Pedang Api."Kalau kau tidak menyukaiku, kamu bisa ambil nyawaku sesukamu!" jawab Shin Kui Long tanpa berkedip sama sekali."Hahaha ... benar-benar pria sejati! Kamu memang tidak takut mati!" seru Roh Pedang Api."Aku sudah pernah mati! Apalagi yang harus kutakutkan?" tanya Shin Kui Long."Baiklah! Kamu memang hebat! Apa kamu ingin menerimaku sebagai bagian dari tubuhmu?" tanya Roh Pedang Api.Tanpa menunggu lama, Shin Kui Long langsung menerima permintaan Roh Pedang Api. "Aku bersedia asalkan kamu memang hebat seperti yang dikatakan Master Wei Bu!"Pedang Naga Api langsung berputar dengan kencangnya di depan wajah Shin Kui Long. "Aku sudah memperhatikan gerakan pedangmu ... kamu memang Kaisar Dewa Pedang yang hebat! Ingin melihat kehebatanku?"Tanpa menunggu jawaban dari Shin Kui Long, Pedang Naga Api yang berpu
# Hari Kelima # "Makhluk mitos seperti apa yang akan dihadapi oleh Yin Yin, Master?" tanya Shin Kui Long yang agak cemas dengan perginya gadis ini.Dewa Pedang Wei Bu hanya tertawa saja mendengar ucapan Shin Kui Long yang mencemaskan Yin Yin. "Kamu tahu tidak kalau Yin Yin itu adalah penghuni asli Lembah Seribu Pedang ini?" tanyanya."Yin Yin? Dia berasal dari lembah ini? Kalau begitu, kenapa hanya tinggal dia sendiri saja sekarang?" tanya Shin Kui Long."Untuk masalah itu, lebih baik Yin Yin saja yang bercerita padamu nanti! Dia kan kembali jadi pastikan kamu cepat pulih kembali agar besok bisa pergi ke Danau Kematian mencari Teratai Biru. Waktumu semakin sempit karena dua daerah lainnya lebih sulit dijelajahi daripada Lembah Seribu Pedang."Tidak lama kemudian Yin Yin kembali dari mencari bahan ramuan untuk Shin Kui Long. "Shin'ge! Kamu sudah sadar? Senangnya!' kata gadis ini sambil memeluk Shin Kui Long. Wajahnya berser-seri dan tertawa bahagia."Kata Master, aku sudah boleh
Lembah Jiwa Hitam kembali sunyi, seakan tidak ada yang pernah terjadi. Namun, di pusat kehancuran tempat segel dimensi tadi terbentuk, tanah yang menghitam mulai merekah. Dari retakan itu, muncul kabut gelap yang berputar seperti angin topan kecil, membentuk sosok wanita dengan rambut putih panjang yang berkibar seperti api. Matanya bersinar merah menyala, penuh dengan kebencian dan kekuatan yang tak terbatas.Putri Shu bangkit. Tubuhnya telah berubah sepenuhnya, jauh dari manusia biasa. Energi kegelapan yang ia segel di dalam dirinya kini menyatu sempurna, memberikan kekuatan yang bahkan Mustika Iblis Suci tak pernah miliki. Kulitnya pucat seperti pualam, dan senyumnya membawa aura dingin yang menusuk jiwa siapa pun yang melihatnya.“Kui Long,” desisnya, suaranya terdengar seperti perpaduan antara keanggunan seorang dewi dan kegilaan seorang iblis. “Kau meninggalkanku begitu saja... tapi aku tidak akan pernah melupakanmu.”Ia memandangi tangannya, yang kini memancarkan aura hitam yan
Ketika cahaya itu mereda, Putri Shu terjatuh ke tanah. Tubuhnya kembali seperti semula—rambut putih, kulit pucat, tetapi matanya yang merah kini telah kehilangan kilatan kebencian. Ia menatap Kui Long yang jatuh berlutut, pedangnya tertancap di tanah untuk menopang tubuhnya.“Kau…” bisik Putri Shu, air mata perlahan mengalir di pipinya. “Mengapa kau tidak membunuhku? Aku mencoba menghancurkanmu.”Kui Long tersenyum lemah. “Karena aku tahu… kau tidak pernah benar-benar menginginkan ini. Kau hanya menjadi korban kegelapan. Sama seperti aku pernah menjadi korban dendam.”Putri Shu menggenggam tangannya yang gemetar. Ia ingin mengatakan sesuatu, tetapi suara gemuruh di langit menghentikannya. Dari awan gelap yang tersisa, bayangan besar muncul—sesosok makhluk yang bahkan lebih mengerikan dari naga iblisnya.“Kegelapan sejati tidak pernah pergi,” kata suara yang dalam dan mengerikan. Makhluk itu adalah perwujudan energi iblis yang dilepaskan dari Mustika Iblis Suci, kini berkumpul menjadi
Ketika debu mereda, Kui Long berdiri dengan tubuh yang hampir hancur, darah mengalir dari setiap luka di tubuhnya. Teknik Nirvana Surya telah menguras hampir seluruh energinya, membuatnya hanya bertahan karena tekad semata.Putri Shu bangkit perlahan, rambut putihnya kini berantakan, dan matanya yang merah kehilangan sebagian cahayanya. Namun, tatapan kebenciannya masih kuat. “Kau pikir ini sudah selesai, Kui Long?” bisiknya, suaranya penuh kemarahan.“Tentu saja belum,” jawab Kui Long dengan suara yang lemah, tetapi matanya bersinar dengan tekad. “Aku akan terus berjuang, selama aku masih hidup.”Pertarungan mereka belum benar-benar berakhir, tetapi untuk saat ini, dunia memiliki harapan kecil, meskipun keduanya telah meninggalkan luka yang mendalam di sepanjang jalan mereka.Putri Shu melangkah maju, tubuhnya kini dibalut aura hitam pekat yang berdenyut seperti jantung. Setiap langkahnya menciptakan getaran di tanah, dan serpihan energi dari ledakan sebelumnya perlahan melayang ke a
Shin Kui Long memantapkan posisinya saat naga iblis Putri Shu menyerang, mengoyak tanah di bawahnya dengan cakarnya yang raksasa. Dengan kilatan pedangnya yang bersinar terang, Kui Long mengayunkan serangan pertama, Aurora Sunstrike, sebuah jurus cahaya yang menghancurkan kegelapan di sekitarnya dan membuat naga iblis itu melengking kesakitan. Namun, makhluk itu hanya mundur beberapa langkah sebelum melancarkan serangan balik, semburan api hitam yang tampaknya membakar bahkan udara itu sendiri.“Apakah itu yang terbaik darimu, Kui Long?” Putri Shu mengejek dari atas benteng. Tubuhnya kini diselimuti pusaran energi hitam yang semakin pekat, kekuatannya memancar seperti badai yang tak terkendali. “Kekuatan cahaya yang kau banggakan tidak cukup untuk menghentikan kegelapan yang telah menyatu denganku.”Kui Long tak menjawab. Ia menghindari serangan naga dengan lompatan yang luar biasa tinggi, menggunakan Heavenly Step Technique, yang memberinya kelincahan di udara. Sementara itu, ia meng
Malam itu, Kui Long berdiri di puncak tebing yang menghadap ke Lembah Iblis, tempat kekaisaran baru Putri Shu mulai berakar. Di kejauhan, benteng kristal hitamnya bersinar redup di bawah cahaya bulan, tampak seperti mahkota gelap yang menusuk langit malam. Angin membawa aroma tajam dari api unggun dan suara-suara samar dari pasukan iblis yang sedang berjaga.Mei Lin berdiri di belakangnya, tangannya mencengkeram erat kantong kecil berisi obat-obatan yang ia siapkan untuknya. “Kau yakin ini waktunya?” tanyanya, suaranya penuh keraguan. “Kekuatanmu belum sepenuhnya matang. Teknik Nirvana Surya masih terlalu baru—kau belum menguasainya sepenuhnya.”Kui Long tidak segera menjawab. Ia menatap ke lembah dengan mata yang tenang, tetapi di balik ketenangan itu, pikirannya bergolak. Ia tahu Mei Lin benar, tetapi ia juga tahu bahwa semakin lama ia menunggu, semakin besar kekuatan Putri Shu tumbuh. Setiap detik yang ia habiskan untuk bersiap adalah waktu bagi kegelapan untuk menelan dunia.“Aku
Kui Long membuka gulungan Teknik Nirvana Surya di bawah temaram cahaya lentera. Mata Mei Lin yang penuh penasaran memandang dari kejauhan, namun ia tidak berani mendekat. Aura yang terpancar dari gulungan itu seakan menyelimuti ruangan dengan kehangatan aneh, bertolak belakang dengan hawa dingin yang mendominasi malam.Tulisan-tulisan kuno pada gulungan tampak hidup, membentuk pola-pola bercahaya yang bergerak seperti aliran sungai. Namun, Kui Long tahu, mempelajari teknik ini bukan hanya soal membaca—ini tentang menyelaraskan jiwa. Ketika ia mulai mengatur pernapasan dan fokus pada intisari gulungan itu, sebuah suara lembut terdengar di pikirannya."Hanya mereka yang mampu menerima kebenaran sejati dalam terang dan gelap yang dapat menggunakan kekuatan ini tanpa hancur."Kata-kata itu menembus batinnya, membuka kembali luka-luka yang selama ini ia coba abaikan—rasa bersalah menghancurkan Mustika Iblis Suci, kekecewaan pada dirinya sendiri karena menciptakan ancaman baru dalam diri Pu
Malam menelan dunia saat Kui Long meninggalkan pegunungan tempat Elder Tian Bai tinggal. Angin dingin merasuk hingga ke tulangnya, tetapi ia tidak berhenti berjalan. Gulungan Teknik Nirvana Surya tersimpan di dalam jubahnya, terasa berat bukan karena fisiknya, melainkan beban tanggung jawab yang menyertai. Jalan di hadapannya kini penuh dengan ketidakpastian, namun satu hal yang pasti—Putri Shu semakin kuat setiap detiknya.Di kejauhan, bayangan lembah gelap yang dahulu dikenal sebagai tanah terlarang mulai menyebarkan terornya. Desas-desus tentang sosok Dewi Kegelapan Abadi meresahkan para kultivator. Kota-kota kecil diselimuti ketakutan; makhluk-makhluk dari dimensi gelap yang dipanggil oleh Putri Shu muncul untuk merusak, menebar kekacauan. Tidak ada yang berani melawannya, karena setiap perlawanan berakhir dengan kehancuran.Kui Long menyusuri jejak kehancuran itu, mengetahui bahwa setiap langkah membawanya lebih dekat kepada pertemuan yang tak terhindarkan. Namun, tubuhnya yang m
Kui Long berdiri di tengah Lembah Jiwa Hitam, yang kini berantakan akibat pertarungan dahsyatnya dengan Raja Shu. Darah mengalir dari luka-luka di tubuhnya, tetapi bukan rasa sakit fisik yang menghantam hatinya, melainkan kekosongan yang menyelimuti jiwanya. Mustika Iblis Suci telah dihancurkan, Raja Shu musnah, namun warisan kegelapan yang ditinggalkan oleh keluarga Shu tidak berakhir di sini.Putri Shu—dulu seorang wanita yang penuh cinta dan keberanian—kini menjadi ancaman yang bahkan lebih menakutkan daripada ayahnya. Kegelapan iblis yang terkunci dalam Mustika Iblis Suci telah menemukan tempat baru untuk bersarang yaitu di tubuh dan jiwa sang putri. Kui Long tahu bahwa kehancuran mustika itu adalah satu-satunya jalan untuk menghentikan penindasan Raja Shu, tetapi ia tidak menyangka bahwa tindakannya akan menciptakan musuh yang tak pernah ia inginkan.***Di puncak gunung es yang jauh dari Lembah Jiwa Hitam, Putri Shu merenungi perubahan dirinya. Kulitnya yang putih pucat, rambutn
Hancurnya Mustika Iblis Suci menciptakan ledakan energi yang mengguncang Lembah Jiwa Hitam, memaksa semua yang hadir mundur. Kui Long, berdiri di tengah kehancuran, merasakan beban berat yang hilang namun tergantikan oleh hawa dingin yang menusuk. Dia menatap Putri Shu, yang tubuhnya mulai berubah.Kulit yang sebelumnya bercahaya kini perlahan memutih, seperti marmer yang kehilangan kehidupannya. Rambut hitam panjangnya memutih sepenuhnya, berkilauan di bawah sinar bulan. Namun, yang paling mencolok adalah perubahan pada wajahnya—tetap muda tetapi kini pucat, seperti mayat hidup. Matanya yang dulu penuh kasih berubah menjadi dingin dan dipenuhi kebencian.Putri Shu memandang dirinya dengan tatapan kosong, lalu menatap Kui Long dengan kebencian yang membakar dadanya."Kau... menghancurkanku," suaranya kini dingin, tanpa emosi yang pernah ia miliki. "Aku memberimu hatiku, dan ini balasanmu? Kau adalah monster yang lebih buruk dari ayahku!"Kui Long mencoba mendekatinya, tetapi dia mundu