"Kaisar Dewa Pedang? Terlalu berlebihan, Master! Aku sedang bersembunyi, jadi aku memilih tidak terlalu menonjolkan diriku terlebih dahulu! Apalagi Kaisar Han dan Kaisar Qing juga sedang memburuku untuk kepentingan mereka!" sahut Shin Kui Long."Hahaha ... aku lupa, Kui Long eh Long Shin! Maafkan aku!" ujar Dewa Pedang Wei Bu."Tidak apa-apa, Master! Aku hanya ingin segera menyelamatkan guruku saat ini, jadi ilmu pedang ini harus segera kukuasai hari ini juga! Apa kita bisa lanjutkan ke jurus berikutnya, Master?" tanya Shin Kui Long."Tentu saja, Kui Long!" Dewa Pedang Wei Bu hanya menggerakkan tangannya, Pedang Langit di tangan Shin Kui Long terlepas dan melayang ke dalam genggaman Dewa Pedang Wei Bu."Wah! hebat sekali, Master! Apa aku juga bisa melakukannya?" tanya Shin Kui Long dengan wajah terperangah dan takjub melihat begitu mudahnya Wei Bu mengambil alih pedang yang berada di tangannya."Tentu saja bisa, Long Shin! Biar kami menyebutmu Long Shin saja agar penyamaranmu tidak te
Tiba-tiba Pedang Naga Api ini berhenti tepat di depan wajah Shin Kui Long yang tidak berusaha menghindari serangan Roh Pedang Api ini."Kamu ingin mati, anak muda?" tanya Roh Pedang Api."Kalau kau tidak menyukaiku, kamu bisa ambil nyawaku sesukamu!" jawab Shin Kui Long tanpa berkedip sama sekali."Hahaha ... benar-benar pria sejati! Kamu memang tidak takut mati!" seru Roh Pedang Api."Aku sudah pernah mati! Apalagi yang harus kutakutkan?" tanya Shin Kui Long."Baiklah! Kamu memang hebat! Apa kamu ingin menerimaku sebagai bagian dari tubuhmu?" tanya Roh Pedang Api.Tanpa menunggu lama, Shin Kui Long langsung menerima permintaan Roh Pedang Api. "Aku bersedia asalkan kamu memang hebat seperti yang dikatakan Master Wei Bu!"Pedang Naga Api langsung berputar dengan kencangnya di depan wajah Shin Kui Long. "Aku sudah memperhatikan gerakan pedangmu ... kamu memang Kaisar Dewa Pedang yang hebat! Ingin melihat kehebatanku?"Tanpa menunggu jawaban dari Shin Kui Long, Pedang Naga Api yang berpu
# Hari Kelima # "Makhluk mitos seperti apa yang akan dihadapi oleh Yin Yin, Master?" tanya Shin Kui Long yang agak cemas dengan perginya gadis ini.Dewa Pedang Wei Bu hanya tertawa saja mendengar ucapan Shin Kui Long yang mencemaskan Yin Yin. "Kamu tahu tidak kalau Yin Yin itu adalah penghuni asli Lembah Seribu Pedang ini?" tanyanya."Yin Yin? Dia berasal dari lembah ini? Kalau begitu, kenapa hanya tinggal dia sendiri saja sekarang?" tanya Shin Kui Long."Untuk masalah itu, lebih baik Yin Yin saja yang bercerita padamu nanti! Dia kan kembali jadi pastikan kamu cepat pulih kembali agar besok bisa pergi ke Danau Kematian mencari Teratai Biru. Waktumu semakin sempit karena dua daerah lainnya lebih sulit dijelajahi daripada Lembah Seribu Pedang."Tidak lama kemudian Yin Yin kembali dari mencari bahan ramuan untuk Shin Kui Long. "Shin'ge! Kamu sudah sadar? Senangnya!' kata gadis ini sambil memeluk Shin Kui Long. Wajahnya berser-seri dan tertawa bahagia."Kata Master, aku sudah boleh
"Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi! Nasib Master Kong Ming tergantung dari bisa tidaknya aku menemukan Teratai Biru ini!' batin Shin Kui Long. Perlahan-lahan teknik kultivasi yang pernah dipelajarinya selama ratusan tahun mulai terbayang dan melintas di benaknya.Shin Kui Long memeriksa Danau Kematian sekali lagi, tapi tidak ada tanda-tanda munculnya Danau Kematian. Situasi ini membuat kemarahannya meledak dan dia sudah tidak peduli lagi dengan keramatnya Naga Kematian."Naga Kematian! Terlepas kamu ini ada atau tidak, aku perintahkan kau keluar sekarang dan berikan Teratai Biru padaku!' teriak Shin Kui Long. Tidak ada jawaban apapun. "Peringatan terakhir!" ancam Shin Kui Long.Tetap saja suasana sangat sunyi di sekitar Danau Kematian ini. Permukaan air danau juga terlihat tenang."Baiklah! Kalau kau tidak muncul juga, akan kukeringkan Danau Kematian ini! Aku akan meminta maaf terhadap Master Wei Bu nanti!" serunya sambil kedua tangannya bergerak memutar yang membentuk energi pu
"Apa kamu ingin ikut denganku, Naga Hitam?" tanya Shin Kui Long tiba-tiba yang cukup mengejutkan Naga Hitam ini."Ikut denganmu? Memangnya kamu punya keahlian apa sampai aku harus mengikutimu?" tanya Naga Hitam."Aku ini Dewa Immortal yang terkenal di kehidupanku sebelumnya yang dikenal sebagai Dewa Iblis Gerbang Neraka!" ucap Shin Kui Long."Kenapa kamu disebut sebagai Dewa Iblis Gerbang Neraka?" tanya Naga Hitam.Baru kali ini Shin Kui Long mendapat pertanyaan yang cukup sulit dijawab. "Dewa Iblis karena aku ini sudah menjadi Dewa kultivasi tapiaku dianggap jahat makanya disebut iblis. Kalau Gerbang Neraka, mungkin aku ini sangat jahat di kehidupan sebelumnya sehingga sanggup membuka gerbang neraka atau mungkin aku ini penjaga gerbang neraka. Siapa yang tahu?" ujar Shin Kui Long dengan santainya."Sangat menarik! Begini saja ... kalau kamu berhasil mendapatkan Teratai Biru dari Mata Air Kehidupan maka aku akan mengikutimu! Bagaimana menurutmu? Aku hanya ingin mengikuti pria yang kua
WUUUSSSH ...!!!Shin Kui Long berhasil menghindar lagi dari terjangan bayangan emas dan hanya lewat dengan kencang di samping dirinya, menimbulkan desiran angin yang menerpa tubuhnya.Saat bayangan emas lain berusaha menerjangnya lagi, Shin Kui Long langsung mengeluarkan jurus andalannya yang dipelajarinya dari Dewa Mabuk."Tinju Dewa Mabuk!"Pukulan telak mengenai bayangan emas yang menampakkan wujud aslinya yaitu Rajawali Emas."Ternyata benar kata Naga Hitam, Mata Air Kehidupan ini dijaga oleh Rajawali Emas. Sosok lainnya kemungkinan adalah Phoenix Emas," batin Shin Kui Long.Belum sempat dia berpikir lagi, sosok bayangan emas kembali menyerangnya. Kali ini Shin Kui Long tidak ingin menghindar lagi. Serangan bayangan emas yang kemungkinan adalah Phoenix Emas ini diladeninya dengan jurus dewa mabuk berikutnya."Pukulan Geledek Dewa Mabuk!"BOOOM!Bunyi ledakan mirip geledek petir terdengar begitu telapak tangan Shin Kui Long berhasil memukul mundur bayangan emas ini. Sosok bayangan
Phoenix Emas juga menundukkan kepalanya, pertanda menyetujui permintaan Shin Kui Long.HA-HA-HA ...Shin Kui Long tertawa dengan gembiranya saat mengetahui kalau kedua makhluk legenda ini akan mengikutinya.Rajawali Emas langsung terbang tinggi dengan cepatnya menuju ke tempat Dewa Pedang Wei Bu, sementara Phoenix Emas terbang di sampingnya sambil menjaga Shin Kui Long.Tiba-tiba Shin Kui Long baru teringat sesuatu. "Rajawali Emas ... kita kembali dahulu ke Danau Kematian, ada yang hendak aku bicarakan dengan Naga Kematian!" serunya.Rajawali Emas berbalik dengan lincahnya dan terbang cepat bagaikan bayangan emas yang melesat cepat di angkasa.Naga Kematian sudah menunggu kedatangan Shin Kui Long saat Dewa Iblis Gerbang Neraka ini mendarat dengan mulus di depan Danau Kematian."Kamu memang hebat, Shin Kui Long! Rajawali Emas tidak pernah tunduk terhadap siapapun, tapi terhadapmu dia mau tunduk! Tidak ada lagi yang bisa aku katakan ... kalau kamu mau menerimaku maka aku bersedia ikut d
Rajawali Emas terbang dengan gagahnya di atas awan dengan Shin Kui Long berada di atas punggung makhluk legenda ini. Tujuan mereka ke Lembah Racun Surgawi. Beruntung bagi Shin Kui Long yang berhasil merekrut Rajawali Emas sehingga perjalanan darat yang memakan waktu dua hari bisa dipangkas hanya menjadi beberapa jam saja melalui udara."Sungguh beruntung aku mendapatkan sahabat seperti kalian, Rajawali Emas!" seru Shin Kui Long, suaranya menggema di antara awan-awan."Hahaha... aku juga beruntung bisa mengikuti Master yang merupakan Dewa Immortal terhebat!" sahut Rajawali Emas, suaranya berat namun penuh semangat.Kecepatan terbang Rajawali Emas membuat Shin Kui Long tiba di atas Lembah Racun Surgawi dengan lebih cepat. Namun, mendadak Rajawali Emas kesulitan mengepakkan sayapnya untuk tetap berada di angkasa."Ada apa ini? Kenapa tubuhku jadi kaku dan sulit digerakkan?" kata Rajawali Emas dengan panik. Tubuh emasnya meluncur cepat ke arah tanah.Shin Kui Long memegang erat-erat bulu
Negeri Han bersinar bak permata di tengah dunia kultivator, seolah menantang kegelapan masa lalu. Sejak runtuhnya Dewa Iblis Gerbang Neraka—yang kejatuhannya bukan semata karena kehebatan Immortal dan kultivator Negeri Han, melainkan akibat fitnah licik dari Kaisar Han yang cemas akan bayang-bayang Shin Kui Long—kemenangan itu pun menyelimuti setiap sudut negeri.Pagoda megah yang pernah menjadi saksi bisu pengorbanan dan kejatuhan Dewa Iblis Gerbang Neraka kini telah dibersihkan dengan teliti, setiap ukiran batu di dalamnya memantulkan sinar mentari pagi yang lembut. Suara angin yang berdesir di antara celah-celah pagoda seakan menyanyikan lagu kemenangan, menambah kesan agung yang terpancar dari bangunan tersebut.Namun, di balik kemegahan istana dan semangat yang berkobar, Kaisar Han yang tengah menikmati kejayaannya belum menyadari bayang-bayang masa lalu yang terus menghantui. Suatu pagi, ruangan rapat yang biasanya dipenuhi sorak-sorai kini berubah sunyi dan dingin. Udara terasa
Di tengah Lembah Kabut Iblis, kabut kelam berputar semakin padat, menciptakan suasana mencekam yang membuat udara terasa berat dan lembap. Kui Long dan Naga Azteca melangkah mantap, tatapan mereka tajam menatap siluet pria bertopeng yang berdiri di puncak reruntuhan kuil kuno."Kalian akhirnya datang," suara pria bertopeng itu bergema, penuh kekuatan yang menusuk sanubari. "Namun, kalian sudah terlambat. Segel telah dilepaskan, dan kini aku telah mencapai wujud asliku."Tiba-tiba, langit menggelegar, dan tubuh pria bertopeng itu mulai bergetar. Kabut pekat melesat menyelubungi tubuhnya, sementara raungan mengerikan menggema dari dalam dirinya. Topengnya retak, memperlihatkan mata berwarna merah menyala yang bersinar penuh kebencian. Dalam sekejap, tubuhnya berubah, membesar, kulitnya menghitam dan bersisik, tanduk-tanduk tajam mencuat dari kepalanya."Naga Iblis...!" seru Naga Azteca, matanya membelalak melihat sosok mengerikan yang kini berdiri di hadapan mereka.Dari tubuh pria bert
Di balik reruntuhan kuil tua, pria bertopeng itu berdiri tegak, siluetnya samar tertutup kabut senja. Matanya yang tajam menatap medan pertempuran yang kini sunyi, hanya menyisakan bekas darah dan tubuh-tubuh yang terkapar. Klan Naga Kembar telah gagal, tubuh mereka tergeletak tanpa daya, sementara angin malam membawa bisikan kehancuran."Menarik..." gumam pria bertopeng itu, suaranya dingin bak embun beku. "Mereka lebih tangguh dari yang kuduga."Ia berbalik, menatap tiga sosok bayangan yang berdiri tegap di belakangnya. Masing-masing memiliki aura mengerikan yang bergetar di udara."Kita harus mempersiapkan rencana berikutnya," lanjutnya. "Pastikan mereka tidak melangkah lebih jauh. Aku tidak ingin ada gangguan lagi."Ketiga bayangan itu hanya mengangguk sebelum menghilang dalam sekelebat kabut gelap.*****Di sisi lain, Kui Long, Naga Azteca, dan para sekutu mereka melangkah dengan hati-hati menuju Lembah Kabut Iblis. Suasana semakin mencekam seiring mendung yang bergelayut di lang
Di tengah malam yang pekat, Kui Long dan Naga Azteca menyusuri lorong-lorong sempit kota yang diselimuti bayangan. Mereka tidak menyadari bahwa setiap langkah mereka diawasi oleh mata-mata dari Klan Naga Kembar yang bersembunyi di kegelapan. Saat mereka tiba di sebuah alun-alun yang sunyi, bayangan-bayangan mulai bergerak, menampakkan sosok-sosok dengan senjata terhunus yang mengepung mereka.Salah satu dari mereka, dengan suara sedingin es, berkata, "Kalian sudah melangkah terlalu jauh. Pria bertopeng itu adalah milik kami."Kui Long dan Naga Azteca saling bertukar pandang, kemudian mengangguk. Mereka merasakan energi chi mengalir deras dalam tubuh mereka, mempersiapkan diri untuk pertempuran yang tak terelakkan. Denting senjata beradu segera memenuhi udara, menandakan dimulainya pertarungan sengit. Meskipun keterampilan mereka luar biasa, jumlah musuh yang banyak mulai membuat mereka kewalahan.Klan Naga Kmbar memiliki petarung-petarung tangguh yang sangat menyulitkan mereka berdua.
Kui Long melangkah cepat melalui lorong-lorong sempit yang berliku, bayangan malam menyelimuti setiap sudut kota. Aroma rempah-rempah dan asap dupa bercampur dengan bau lembap dari dinding batu tua. Telinganya menangkap setiap suara—bisikan pedagang yang masih bertransaksi, langkah kaki terburu-buru, dan desahan angin yang menyusup melalui celah-celah bangunan.Tiba-tiba, sebuah tangan kasar mencengkeram lengannya, menariknya ke dalam kegelapan sebuah gang sempit. Kui Long hampir saja bereaksi dengan serangan, namun matanya segera mengenali wajah yang familiar."Naga Azteca," bisiknya, melepaskan diri dari cengkeraman itu. "Apa yang kau temukan? Kau bisa berubah jadi manusia juga?"Naga Azteca menganggukan kepala, dengan mata emasnya yang tajam, menatapnya serius. "Pria bertopeng itu bukan orang sembarangan. Gerakannya terlatih, dan dia tahu persis apa yang dia cari."Kui Long mengangguk, mengingat kilatan koin berkilauan yang diambil pria itu. "Itu adalah lambang sekte rahasia. Jika
Kui Long tetap mempertahankan senyumannya, seolah menikmati permainan ini. Namun, jauh di dalam dadanya, jantungnya berdetak dengan ritme yang terukur, menandakan kewaspadaan yang tajam. Ia sudah menyiapkan seribu cara untuk meloloskan diri jika situasi berbalik melawannya. Tatapan pria bertato naga di hadapannya masih mengunci dirinya, dingin dan penuh selidik, seakan hendak menerobos lapisan pikirannya yang terdalam.Di kejauhan, di antara bayangan yang menari di lorong-lorong sempit pasar, Naga Azteca bergerak seperti angin. Langkahnya ringan, nyaris tak berjejak, napasnya teratur seperti predator yang mengintai mangsanya. Matanya yang berwarna emas menyapu setiap sudut, menangkap detail sekecil apa pun. Aroma logam dari senjata tersembunyi yang dibawa para penjaga klan bercampur dengan harum manis buah-buahan yang dijajakan di pasar. Sorot matanya menyipit ketika melihat sosok mencurigakan bersembunyi di antara keramaian.Tiba-tiba, suara dentingan logam beradu merobek kesunyian y
Angin dingin berhembus dari arah laut, membawa serta aroma asin yang bercampur dengan harum rempah-rempah dari pasar terdekat. Di bawah sinar matahari yang keemasan, permukaan lautan berkilauan, memantulkan bayangan kapal-kapal dagang yang berlabuh di pelabuhan Kota Naga Biru. Kota yang merupakan kota tersibuk dan terpadat di Negeri Ming, Dunia Naga.Di kejauhan, gunung-gunung es menjulang dengan megah, puncaknya berkilauan seperti kristal yang tertimpa cahaya. Gunung es abadi yang menyimpan misteri tentang artefak kuno dari kejayaan naga di jaman dahulu yang bisa berubah menjadi manusia dan menjadi kultivator sejati.Namun sekarang, Negeri Ming banyak dikuasai Klan Naga dan juga Naga yang memiliki kecerdasan tinggi seperti Naga Iblis.Kui Long berjalan perlahan di antara kerumunan, jubah pedagangnya berkibar diterpa angin. Benang emas yang menghiasi kainnya menangkap cahaya, menambah kesan bahwa dirinya bukan pedagang biasa. Senyum ramahnya menyembunyikan kehati-hatian yang terlatih,
Perahu kecil itu berlayar perlahan di bawah langit yang dipenuhi kabut keemasan. Ombak di sekitar Pulau Naga Langit bergulung dengan gelombang yang tak biasa, seolah merasakan kehadiran para pendekar. Dewa Mabuk Kong Ming, Song Lien Hwa, Dewa Pedang Wei Bu, dan Yin Yin berdiri di haluan, mata mereka menatap lurus ke arah daratan yang mulai tampak di kejauhan. Di atas mereka, Rajawali Emas mengepakkan sayapnya, menyelinap di antara awan, mengawasi dari ketinggian.Saat mereka mendarat, suara gemuruh bergema dari tengah pulau. Kilatan cahaya perak dan emas membelah udara, lalu sesosok wanita berbalut jubah sutra hijau zamrud melayang di atas mereka. Itu adalah Dewi Naga Shiu Ling, penguasa Pulau Naga Langit. Namun, ada sesuatu yang aneh. Tatapan matanya yang biasanya tenang kini dipenuhi kegelapan, bibirnya melengkung dalam senyum dingin.“Kong Ming, Wei Bu… Kalian berani datang ke wilayahku?” Suaranya bergema seperti angin yang menusuk tulang."Shiu Ling! Kenapa kau bisa berubah sepert
Rubah Hitam Ekor Sembilan Yin Yin melompat ke udara dengan kecepatan yang sulit diikuti mata. Tubuhnya bergerak lincah, setiap ekornya menyapu udara dan menciptakan gelombang energi gelap yang menggetarkan ruang. Mata merahnya bersinar kejam saat ia menatap Song Lien Hwa, yang sudah bersiap dengan pedangnya."Song Lien Hwa, kau bukan tandinganku lagi!" suara Yin Yin bergema, dipenuhi kekuatan kegelapan yang menakutkan. Dengan satu kibasan ekornya, angin hitam melesat menuju Song Lien Hwa, membawa aura kehancuran.Song Lien Hwa segera menangkis dengan jurus Pedang Langit Menyapu Awan. Ia melompat ke atas, bilah pedangnya berputar membentuk pusaran angin yang membelah gelombang kegelapan Yin Yin. Namun, Yin Yin tidak memberi kesempatan. Tubuhnya berkelebat dalam bayangan, muncul di belakang Song Lien Hwa dan meluncurkan cakar tajamnya."Cepat sekali!" Song Lien Hwa hampir terlambat menghindar, namun dengan reflek luar biasa, ia membalikkan pedangnya dan menangkis serangan itu. Dentingan