Bab 208. Kebencian dan Mogui. Hari ketujuh belas di ruang spasial. Tian Fan meletakan pil berwarna putih diatas segel diagram sihir yang ada di lapisan keenam bola kristal ingatan. Snuff. Krak…Krek…Pyar. Lapisan keenam yang membungkus kristal ingatan pecah, kini ukuran bola kristal ingatan itu
Tian Fan menoleh ke arah Omega dan para gadis yang bersamanya. “Aku tak akan melarang kalian membalas dendam, tapi aku tak ingin kalian larut dalam kebencian.” “ Kebencian itu adalah beban yang sangat berat untuk ditanggung,itu melukai sang pembenci lebih dari melukai yang dibenci.” “ Kebencian
“ Jika Alpha tidak tahu maka Beta kemungkinan besar bisa mengetahuinya.” Jawabnya yakin. Tian Fan pun mengangguk paham, dari sana ia menghubungi Alpha melalui gelang yang diberikan padanya. Tian Fan menyentuh gelang yang terbuat dari antena para beast semut itu dan mengalirkan qi kedalamnya. Dari
Bab 209. Membuat terkejut. Tian Fan mendengarkan penjelasan Alpha mengenai kelompok yang mencari informasi tentang dirinya, kelompok yang dikenal dengan nama Kelompok Naga hitam itu kabarnya adalah kelompok yang orang orangnya merupakan para pengikut dari para Dewa terdahulu. Dari cerita yang Alph
Tian Fan menganggukan kepalanya tanda paham, dari sana ia pun angkat bicara. “ Aku memiliki beberapa saran yang bisa dipertimbangkan dan juga beberapa rencana yang bisa dilakukan, apakah patriark dan tetua semua mau mendengarkan saran dan masukanku?” Tanya Tian Fan yang langsung mendapat anggukan se
“ Meski keadaan saat ini sulit namun itu adalah hal yang wajar karena kejadian seperti ini dan tekanan dari kuil dewa bukan pertama kali terjadi, untuk itu aku sudah mengantisipasi itu semua.” Jelas Wu He dengan tenang. Lao Ren semakin penasaran, sedangkan Xu Lao dan Gong Cu mencibir kata kata Wu H
Bab 210. Bermain. Tak banyak berkata lagi, Tian Fan mengambil senjata pedang yang ada di atas meja, pedang yang dibuat oleh klan Xu itu kemudian ia periksa dengan seksama. Setelahnya ia memunculkan diagram sihirnya, dari sana ia melemparkan pedang tersebut kedalamnya. Pedang melayang diatas diagr
Xu Lao, Tang San dan Gong Cu diam sambil menahan amarah yang menggelora di dada, sedangkan Wu He, Lao Ren dan Wu Xi tersenyum tipis melihat sikap Tian Fan yang tenang dan bisa membuat ketiga orang itu tersudut dan tidak berkutik sama sekali. Xu Lao dan Gong Cu saling melirik, tampak sorot mata mere