“ Kau benar, jalanku masih panjang dan aku harus terus melangkah maju karena aku menanggung harapan semua orang!” Ujar Tian Fan penuh keyakinan. Dian Ning tersenyum, ia kemudian berkata dengan lirih.” Tapi aku benar benar harus meminta maaf kepada tuan karena aku tidak bisa menemanimu tuan kesana.”
Bab 182. Sambutan. Tian Fan dan Su berdiri tepat di tengah diagram teleportasi antar alam, bersiap untuk menuju alam rahasia. Hong Shin dan semua orang menatap ke arahnya dari pelataran yang ada di lantai dua dengan tatapan penuh harap padanya. Sementara di sisi lain, Dian Ning berdiri di sebuah
Bab 183. Batasan diri. Tian Fan ‘mengamuk’ saat menghadapi monster monster yang menjadi lawannya itu. Tanpa ampun ia menebas musuhnya yang terus berdatangan tanpa henti. Ia dan Su terus maju menyusuri lorong gua yang ternyata merupakan sebuah labirin.Mengingat bentuknya yang telah menjadi gua kare
Tian Fan melompat ke arah tengah ruangan, kehadirannya langsung menarik perhatian semua monster terkutuk yang ada di ruangan tersebut. Tanpa ragu, Tian Fan menebaskan sabit hitam di tangannya, gelombang energi yang dihasilkan tebasan sabit hitam besar itu langsung menghasilkan sebuah gelombang ener
Bab 184. Pelukan? Tian Fan sampai di sebuah ruangan besar setelah berjalan menyusuri lorong yang ada,wajahnya menunjukan keterkejutan saat melihat ada sosok berjubah sedang duduk di ujung ruangan sambil menatap api unggun kecil yang ada di depannya. Ia menatap sekelilingnya, tampak di ruangan ters
Bab 185. Gambaran alam dewa. Tian Fan membuka matanya perlahan, bersamaan dengan itu, dua bola kristal Yin di tangannya pun menghilang dan berubah menjadi butiran debu. Dalam posisi duduk lotusnya itu Tian Fan bisa merasakan isi kepalanya kini dijejali banyak pengetahuan baru yang tidak pernah ia
Bab 186. Mempelajari. Tian Fan memasuki Hutan cahaya hitam, ia cukup terkejut saat melihat situasi hutan tersebut, bagaimana tidak! Pohon pohon yang ada di dalam hutan menjulang tinggi ke langit dimana diameter batangnya mencapai tiga meter, energi qi alam yang ada di dalamnya pun sangat tipis, be
Tian Fan balas menatapnya dengan tajam dimana pupil mata emasnya ia gunakan untuk menatap sang beast semut merah. “ Kuharap kau tidak bertindak gegabah,aku tidak mengganggumu, jadi lebih baik pergilah!” Ujarnya datar. Sang beast semut berhenti bersuara, setelahnya ia pun pergi begitu saja. Tian F
Trang….Blaar. Trang….Blaar. Setiap aduan pedang terjadi,gelombang elemen api menghempas ke arah Tian Fan, namun gelombang yang tercipta tersebut tidak mencapai tubuh Tian Fan karena pedang hitamnya memunculkan perisai transparan yang mementalkan elemen api yang tercipta. Sosok berjubah hijau sema
Bab 227. Kenyataan. Dari tempatnya, Tian Fan menyaksikan pertarungan Omega, Lao Ren dan ketiga sesepuh. Meski mereka hanya berlima namun mereka dapat bertarung seimbang dengan belasan Banshen yang datang. Yang cukup mengejutkan untuknya adalah tatkala melihat pertarungan Omega, pengikut setia sang
Bab 226. Menggunakan. Tian Fan bersama dengan Lao Ren, Omega dan tiga sesepuh pergi dari gua tempat tinggal Alaia,Alatra dan Alasha. Kini mereka menuju Kota Kabut untuk mengetahui apa yang terjadi disana. Tian Fan menghentikan langkahnya ketika ia memasuki hutan kabut. “ Ada apa tuan?” Tanya Alas
Bab 225. Seimbang. Tian Fan mempelajari cara menggunakan teknik yang ada di dunia bawah, ia mempraktekan apa yang baru dipelajarinya itu sampai ia terbiasa. Tak berselang lama Lao Ren dan Omega datang menghampirinya, tampak olehnya jika raut wajah Lao Ren begitu serius seperti dipenuhi oleh kekhaw
Bab 224. Benang merah. Dengan aura yang masih berkobar di tubuhnya Tian Fan pun membuka matanya, perlahan ia mendaratkan kakinya ke tanah sambil merasakan satu gejolak sensasi yang masih terjadi di tubuh dan jiwanya. “ Jadi ini kekuatan dari seorang raja iblis, sangat besar sekali!” Ujar Tian Fan
Bab 223. Pengorbanan dan penyucian. Tian Fan muncul dari balik dari portal besar yang membawanya masuk kedalam Shijie Tian bawah, tampak olehnya Alaia, Alatra dan Alasha masih fokus mempertahankan formasi yang mereka buat. Tian Fan kembali ke pusat formasi, baru setelah itu mereka mengakhiri diagr
Bab 222. Sesuai dugaan. Tian Fan beradu tatap dengan sosok berjubah putih yang masih duduk santai di singgasananya, meski ia dan sosok berjubah putih sama sama tertutupi setengah wajahnya, namun dengan mata jiwanya mereka bisa mengetahui jika kini mereka sedang saling menelisik satu sama lainnya.
Disisi lain, sosok berjubah putih tersenyum tipis melihat aura yang Tian Fan tunjukan tersebut. Di posisinya, Tian Fan yang telah merasakan luapan energi di tubuhnya tidak menyia nyiakan waktu yang ada. Ia mulai melangkah kembali, hanya dalam waktu singkat ia pun telah mencapai anak tangga ke dela
Bab 221. Anak tangga. Tian menaiki anak tangga yang di permukaannya berisikan mantra dan diagram sihir, setiap ia menjejakan kakinya di atas anak tangga ia bisa merasakan ada tekanan yang dirasakan tubuh dan jiwanya. Dengan tenang ia melangkahkan kakinya ke setiap anak tangga yang ada. “ Jumlah a