Bab 61
"Tapi aku memaksa Anesia!" ucap David penuh penekanan.
"Tapi aku nggak mau!" Anesia kemudian masuk dan kembali akan menutup pintunya, namun David bisa menggagalkannya dan menariknya keluar.
"Kalau kau tidak mau aku akan menggendongmu."
Tiba tiba
"Brukk"
********
David tidak akan membiarkan Anesia terus menghindarinya, ia ingin menuntaskan semua masalah mereka. Tetapi penolakan Anesia, tidak sejalan dengan pemikiran David, yang menganggap bahwa semua kata yang ia ucapkan adalah perintah untuk siapapun yang di tujunya.
Tanpa berpikir bahwa itu akan membuat Anesia akan semakin membencinya.
Ia memaksa Anesia untuk mengikutinya. Jika ia masih tidak mau, maka ia akan menggunakan cara yang lain.
Seketika David akan memggendong Anesia. Sampai kemudian sebuah pukulan melayang di rahangnya, yang kemudian membuat Anesia terlepas dari David.
"Auwww,"seketika David memegang rahangnya yang terasa sakit. Ia tersung
Bab 62Kekecewaan jelas nampak di wajah Alice. Ia berpikir, setidaknya ia bisa merasakan pelukan terakhir kali pada Alex. Namun nyatanya ia tidak bisa melakukannya. Ia langsung melangkah dengan senyum yang tidak luntur di wajahnya.Tetapi, tiba-tiba dirinya tertarik dan langsung berada dalam dekapan seseorang yang tak lain adalah Alex.Alice sangat kaget, matanya melotot dan tubuhnya membeku, sampai beberapa detik setelahnya, ia merasakan kenyamanan. Tangannya diulurkan untuk memeluk Alex, matanya terpejam menikmati setiap detik perpisahan mereka."Maafkan aku untuk semuanya Alice, tapi aku bukanlah seorang yang tepat untukmu.keputusan yang kau ambil adalah keputusan yang sangat tepat." Mendengar kalimat itu seketika Alice kembali tersadar. Ia langsung melepaskan pelukannya pada Alex dan mendorongnya."Ahh, maaf. Aku pergi!!"******Ditempat lain, Anesia memegang kepalanya, rasanya otak dan hatinya tidak sependapat.Hatin
Bab 63"Ada seseorang yang tertabrak Nona, sepertinya seorang lelaki tua. Dia sangat kasihan." Orang tersebut langsung berlalu."Lelaki tua?" Seketika Anesia dan Azka langsung berlari menuju keramaian, mereka berpikir sesuatu yang sama.Mereka langsung menerobos keramaian dan terlihat seorang tengah terbaring dengan beberapa luka di tubuhnya. Sedang seorang gadis hanya terdiam ketakutan di dalam mobil itu."Ayah!!" Seketika Azka dan Anesia langsung mendekati seorang yang terbaring lemah itu yang tak lain adalah Ayahnya.Azka sangat marah. Ia langsung berdiri dan berteriak."Siapa yang berani melakukan ini?"tanya Azka dengan kemarahan. Terlihat orang orang menunjuk seorang gadis yang tertunduk di dalam sebuah mobil. Azka seketika langsung menariknya keluar. Wanita itu sangat ketakutan.Anesia seketika langsung mendongak melihat keributan yang dibuat oleh Azka."Alice?""Kak An?Mereka saling bertatapan.&nbs
"Aku akan menikah!"ucap Anesia pada David tanpa berniat menjawab pertanyaan David sebelumnya."Apa yang kau katakan?"tanya David bingung."Aku akan menikah dengan Azka minggu ini, jadi kumohon jangan menggangguku. Aku sudah memaafkanmu!"ucap Lemah Anesia."Tapi aku tidak mengizinkanmu menikah dengan siapapin saat ini.""Apa hak mu melarangku!! Kita hanya berpura pura pacaran, dan semua kebohongan itu juga telah terbongkar kan? Lalu apa lagi, yang bisa menghentikanku? Kumohon! Jangan menambah beban pada diriku. Aku terlalu lelah dengan semuanya.David tidak bisa berkata-kata lagi. Rasanya ia sanagt marah, ia ingin melampiaskan kemarahannya.Ia langsung berbalik pergi yang kemudian menabrak Alice dan Alex yang baru saja datang dari luar."Kak, kakak kemana?"tanya Alice namun tidak mendapat jawaban."Kak? Ada apa?""Nggak ada apa apa, aku hanya mengatakan padanya untuk berhenti mengganguku, karena dalam minggu ini aku akan
Bab 65David sudah tenang. Ia tidak lagi mengamuk seperti sebelumnya.Hari berlalu dengan cepat, dua hari sudah David menjalani aktifitasnya. Ia juga tidak datang untuk mengunjungi pasien yang ditabrak oleh adiknya, ia hanya tidak ingin bertemu dengan Anesia. Ia ingin melupakannya.Tetapi semua di luar kendali David, ia tidak bisa berkonsentrasi dengan pekerjaannya, bahkan sekedar untuk menyelesaikan satu berkas ia tidak mampu. Pikirannya terus berputar tentang ucapan Anesia.Ia menarik napas dan mencoba kembali berkonsentrasi, mengambil satu berkas untuk diceknya. Namun, belum beberapa menit,David langsung membanting berkas itu."Akhhhh, akhhhh, apa yang terjadi padamu David? Akhhh." teriak David frustasi. David mengambil sebuah hiasan yang ada di ruangannya. Ia ingin menghancurkannya untuk pelampiasan rasa stres yang dialaminya.namun saat ia hampir membantingnya. Ia sadar akan semuanya. Ia menahan diri, bahkan sampai urat tangannya menimbul
Bab 66******Urat tangan Azka menimbul saat ia mengepal. Memarahan nampak jelas diwajahnya saat mendengar ucapan Alice. Bagaimana bisa gadis itu menjatuhkan dirinya dihadapatn Anesia, saat dia sendiri sangat sulit untuk membujuk Anesia, dan saat kesempatan ini datang, dia bagai iblis penggoda yang ingin menghancurkan semuanya. 'Ini nggak bisa dibiarin.' Azka seketika menarik Alice dengan kasar dan menjauh dari ruang rawat ayahnya.Disusul Anesia yang mengikuti mereka."Awww, hey tanganku sakit!! Jangan menariknya seperti itu, kau memang lelaki yang sangat kasar!" teriak Alice membuat kemarahan Azka semakin memuncak lalu seketika menghempaskannya.Anesia yang mengejar mereka, kehilangan jejak. Ia tidak tau kemana Azka dan Alice pergi."Kemana mereka? Aku harus mencarinya, jangan sampai Azka melakukan sesoqtu yang salah pada Alice."Azka seketika menarik rambut Alice dan membuat Alice mendongakkan kepalanya."Aw, lepaskan rambutku! Pria brengsek!"
Bab 67Saat ini David ingin menenangkan diri. Ia ingin melupakan masalahnya dengan Anesia. maka itu dia meminta Alex untuk membawa beberapa gadis cantik sebagai peralihan pikirannya.Maka disinilah gadis-gadis itu, dihadapannya. dengan tampilan glamor dan make up yang tebal, dan jangan lupa pakaian yang seksi, entah apa yang mereka pikirkan. Apa mereka mengira David akan tergoda dengan mereka? Tidak, tidak sama sekali. Dia mengundang beberapa gadis itu untuk melampiaskan kemarahannya dan hanya sebagai pelayan saja. Tanpa boleh menyentuhnya sama sekali, karena ia sangat jijik dengan wanita seperti itu.Tiba- tiba seorang gadis mencoba memegang pundaknya. David yang merasa marah, seketika langsung mencengram tangan gadis itu kuat. Belum sempat dia mengatakan apapun, seseorang langsung masuk ke ruangannya yang tidak lain adalah Anesia. Anesia sangat kaget melihat pemandangan dihadapannya, 'Apa yang David lakukan dengan empat gadis ini? Dan itu apa? Kenapa David me
Bab 68*****Macet. Satu kata yang menggambarkan suasana jalan yang dilalui Alex saat ini. Kekalutan nampak jelas di wajahnya. Pesan yang dibacanya satu menit yang lalu membuatnya kacau. Dia tidak bisa memikirkan apapun. Ia hanya ingin segera sampai di tempat Alice dan menghentikan segala kebodohan yang hendak dilakukannya."Kumohon! Kumohon, ayolah! Berpihaklah padaku. Aku tidak bisa membiarkan gadis bodoh itu mati begitu saja. Akhhh." Alex sangat frustasi, bahkan sejak tadi dia terus menekan klakson mobilnya hingga beberapa pengendara lain menatap sinis dirinya. Dia tidak peduli.~Flashback"Tuan David, memang sudah gila. Hanya karena pusing memikirkan seorang gadis, dia sampai melibatkan orang lain. Aku bahkan harus mencari gadis-gadis sewaan untuk menenangkannya. Oh Tuhan, semoga aku tidak akan merasakan jatuh cinta sepertinya. Itu sangat merepotkan,"ucap Alex setelah menyelesaikan urusan pekerjaannya yang menumpuk karena kelalaian Tuannya yang mabuk aka
Bab 69'Mom, Dad, Grandma, kak David, kak Alex dan kak An terimakasih untuk semuanya. Aku sangat menyayangi kalian, kuharap kalian tidak akan merindukanku nantinya,' racau Alice dengan disusul bening putih membasahi pipinya.Pandangannya mulai mengabur. Sejak tadi dia terus memandangi ponselnya yang bergetar, dia tahu itu pasti dari Alex. 'Maaf kak, tapi aku tidak ingin bicara padamu disaat saat kematianku seperti ini, karena aku akan terdengar menyedihkan nantinya. Aku tidak menginginkan itu, aku ingin mati dengan keren,'ucapnya lemah dengan senyuman sedikit mengembang. Alice menutup matanya, merasakan darah yang terus mengalir dipergelangannya. Rasanya, tubuh itu mulai melemah bersamaan darahnya yang terus tumpah.'Bunuh diri ternyata tidak semenyeramkan seperti yang kubayangkan,' batin Alice.*****Di Tempat lain, seseorang mulai turun dari mobilnya. Dia sangat gelisah. Alice tidak menjawab panggilannya. Dia berlari. Melewati kerumunan oran
Bab 75Alex menyandarkan badannya di bathub, berendam air hangat memang sangat merilekskan badan. Ia kembali berpikir, "Bagaimana yah keadaan Tuan David saat ini? Apakah aku harus turun tangan untuk membantunya? Tapi... ini masalah percintaannya sebaiknya dia memyelesaikannya sendiri? Yahh, kali ini aku tidak akan membantunya. Dia juga tidak meminta padaku, pasti dia gengsi. Dasar keras kepala, sama seperti adiknya." Alex kemudian langsung melemaskan badannya dan menenggelamkan seluruh badannya.~~~'Anesia, maafkan aku yang baru menyadari cintaku selama ini. Aku akan kembali merebutmu. Aku tidak rela kau menikah dengan lelaki itu. Kau hanya akan menjadi milikku atau tidak seorangpun yang boleh memilikimu,' batin David. Es kutub itu akhirnya meleleh.Mobil sedan keluaran terbaru itu melesat dengan kencang, menerjang angin yang menabrak.Dengan semangat berkobar, David mengendarainya. Dia tidak ingin terlambat. Dia harus menghentikan pernikahan itu, lalu
Bab 74Nuansa putih dan beberapa peralatan kesehatan nampak terlihat disekeliling gadis itu. Selang infus, masih menancap ditangannya dan terus mengeluarkan cairan, yang membuat gadis itu kembali bertahan dari mautnya.Tatapannya sungguh dalam, ia tersenyum getir."Hah, sangat lucu. Aku masih hidup! Aku bahkan telah membuat surat perpisahan pada semua orang. Aku sangat malu," ucapnya"Kenapa aku tidak mati! Siapa yang menyelamatkan aku? Apa kak Alex? Apa dia benar benar sepeduli itu padaku sampai mau menemuiku dan percaya ucapanku yang selalu menyusahkannya. Akhhh!" Alice menghentak hentak kakinya di tempat tidur."Nggak, nggak, pasti bukan dia. Pasti yang nyelametin aku kak David. Yah pasti kak David." Alice terus menggelengkan kepalanya. Seketika Alice terdiam dalam lamunan."Ponselku!" Alice teringat akan ponselnya. Ia ingin melihat chatnya pada Alex, apakah telah mendapatkan sebuah jawaban atau tidak.Ponsel telah ditangannya, ditatapnya layar itu den
Bab 73"Tidak, jangan berucap seperti itu Anesia! Jangan lupakan aku, aku juga mencintaimu!" tiba-tiba David datang dan berdiri tepat dibelakangnya. Mengenakan setelan jas dan membawa sebuket bunga mawar yang nampak indah ditangannya."David?" Seketika Anesia berbalik saat beberapa menit lalu memandang tubuh itu hanya melalui pantulan kaca."Apa yang kau lakukan disini? Hari ini aku akan menikah,"ucap Anesia bingung."Yah, kau akan menikah. Denganku! Bukan dengan yang lain," ucap tegas David."A_apa maksudmu?"gugup Anesia."Menikahlah denganku Anesia, aku mencintaimu. Sangat-sangat mencintaimu. Apa kau tahu? Beberapa hari ini bahkan aku tidak bisa tidur dengan nyenyak karena memikirkanmu akan menjadi miilik orang lain. Aku tidak bisa! aku hampir gila Maka menikahlah denganku!" ucapnya sembari melangkah maju dan memberikkan buket itu untuk Anesia."Your grazy!!? aku akan menikah dengan Azka. Aku tidak bisa membatalkannya begitu saja." Anesia berbalik badan
Bab 72"Aku...."Anesia semakin gugup mendengar ucapan tegas Alex. Seketika Anesia menarik napasnya dalam. Dia tidak sanggup lagi memendam semuanya sendiri. Dia berbicara dengan lantang, "ya, aku mencintainya, sangat sangat mencintainya. Aku tidak tahu kapan aku mulai mencintainya, tapi sekarang cinta itu telah tumbuh dan bermekar dihatiku. Aku tahu, seharusnya aku tidak semestinya memiliki perasaan seperti ini pada seseorang yang bahkan mencoba membunuhku. Tapi, cinta ini benar benar rumit Azka, aku tidak mengerti."... aku ingin menghapus dia dan cintaku dari hati ini, tapi tidak bisa. Semakin aku mencoba melupakannya, cintaku malah semakin membesar padanya. Aku harus bagaimana melupakannya?aku bahkan sangat marah saat melihatnya bermesraan dengan empat gadis sekalipun. Aku benci itu. Rasanya aku ingin menyingkirkan tangan tangan nakal mereka dari David. Aku benar benar merasa cemburu Azka."... Sebentar lagi, aku bahkan akan menikah denganmu, tapi jiwaku masih mil
Bab 71"Dokter dokter! "teriak David prustasi.Grandma yang juga sangat khawatir, langsung bergegas keluar. Dia tidak sanggup melihat cucunya seperti itu. Bertaruh dengan nyawanya.Terlihat seorang dokter langsung masuk dan menangani adiknya Eliza. David kacau, dia tidak tahu harus melakukan apa lagi. Di hadapannya, terlihat adiknya terbaring lemah dengan layar monitor yang menampilkan garis lurus." kamu nggak boleh mati Al, Kakak nggak sanggup hidup tanpa kamu," batin David memohon.David memandang adiknya dengan kesedihan. dada gadis kecilnya naik dan turun seiring alat pemicu jantung itu menempel." Maafin Kakak Al, semua salah Kakak. Kakak tahu kamu melakukan ini karena kakak tidak lagi menghiraukan. kakak terlalu sibuk dengan dunia Kakak hingga Kakak lupa sama kamu. Hukumlah aku untuk semua ini Al, tapi, kau jangan pergi meninggalkanku. Aku tidak punya siapa-siapa lagi. Ayah, ibu, Alex, Anesia, mereka semua meninggalkanku. kau juga ingin meninggalkan ku
Bab 70Dalam kondisi seperti ini, Alex sangat bingung harus melakukan apa. Dadanya naik turun tak karuan. Pemandangan dihadapannya saat ini membuatnya kacau. Wanita itu, wanita yang biasanya merusuh padanya, tak pernah diam sedikitpun, kini terbaring lemah dihadapannya. Dia mencoba terus menekan dada Alice untuk membuatnya kembali bernafas. Tak ada hasil untuk itu. Tak ada pilihan. dia segera memberikan napas buatan untuk Alice agar gadis itu dapat kembali bernapas.Dari sudut mata Alex terlihat beberapa pelayan datang dan masih nampak kelimpungan. Mereka bingung, apa yang sedang terjadi?mengapa mereka bisa tertidur dan Ada apa dengan Nona rumah ini? Sampai mereka menyadari dan langsung pergi melaporkannya pada Nyonya yang tak lain adalah Grandma.Grandma yang dibangunkan secara paksa oleh salah satu pelayan, merasa sangat kaget. Dja langsung segera menemui Alice.Sedang Alex tetap berusaha mengembalikan nafas Alice hingga akhirnya berhasil, wanita itu kem
Bab 69'Mom, Dad, Grandma, kak David, kak Alex dan kak An terimakasih untuk semuanya. Aku sangat menyayangi kalian, kuharap kalian tidak akan merindukanku nantinya,' racau Alice dengan disusul bening putih membasahi pipinya.Pandangannya mulai mengabur. Sejak tadi dia terus memandangi ponselnya yang bergetar, dia tahu itu pasti dari Alex. 'Maaf kak, tapi aku tidak ingin bicara padamu disaat saat kematianku seperti ini, karena aku akan terdengar menyedihkan nantinya. Aku tidak menginginkan itu, aku ingin mati dengan keren,'ucapnya lemah dengan senyuman sedikit mengembang. Alice menutup matanya, merasakan darah yang terus mengalir dipergelangannya. Rasanya, tubuh itu mulai melemah bersamaan darahnya yang terus tumpah.'Bunuh diri ternyata tidak semenyeramkan seperti yang kubayangkan,' batin Alice.*****Di Tempat lain, seseorang mulai turun dari mobilnya. Dia sangat gelisah. Alice tidak menjawab panggilannya. Dia berlari. Melewati kerumunan oran
Bab 68*****Macet. Satu kata yang menggambarkan suasana jalan yang dilalui Alex saat ini. Kekalutan nampak jelas di wajahnya. Pesan yang dibacanya satu menit yang lalu membuatnya kacau. Dia tidak bisa memikirkan apapun. Ia hanya ingin segera sampai di tempat Alice dan menghentikan segala kebodohan yang hendak dilakukannya."Kumohon! Kumohon, ayolah! Berpihaklah padaku. Aku tidak bisa membiarkan gadis bodoh itu mati begitu saja. Akhhh." Alex sangat frustasi, bahkan sejak tadi dia terus menekan klakson mobilnya hingga beberapa pengendara lain menatap sinis dirinya. Dia tidak peduli.~Flashback"Tuan David, memang sudah gila. Hanya karena pusing memikirkan seorang gadis, dia sampai melibatkan orang lain. Aku bahkan harus mencari gadis-gadis sewaan untuk menenangkannya. Oh Tuhan, semoga aku tidak akan merasakan jatuh cinta sepertinya. Itu sangat merepotkan,"ucap Alex setelah menyelesaikan urusan pekerjaannya yang menumpuk karena kelalaian Tuannya yang mabuk aka
Bab 67Saat ini David ingin menenangkan diri. Ia ingin melupakan masalahnya dengan Anesia. maka itu dia meminta Alex untuk membawa beberapa gadis cantik sebagai peralihan pikirannya.Maka disinilah gadis-gadis itu, dihadapannya. dengan tampilan glamor dan make up yang tebal, dan jangan lupa pakaian yang seksi, entah apa yang mereka pikirkan. Apa mereka mengira David akan tergoda dengan mereka? Tidak, tidak sama sekali. Dia mengundang beberapa gadis itu untuk melampiaskan kemarahannya dan hanya sebagai pelayan saja. Tanpa boleh menyentuhnya sama sekali, karena ia sangat jijik dengan wanita seperti itu.Tiba- tiba seorang gadis mencoba memegang pundaknya. David yang merasa marah, seketika langsung mencengram tangan gadis itu kuat. Belum sempat dia mengatakan apapun, seseorang langsung masuk ke ruangannya yang tidak lain adalah Anesia. Anesia sangat kaget melihat pemandangan dihadapannya, 'Apa yang David lakukan dengan empat gadis ini? Dan itu apa? Kenapa David me