Bab 21
Hari sudah beranjak malam, burung-burung mulai sibuk mencari tempat untuk bernaung, cahaya si kuning mulai digantikan oleh sang bulan dan seorang sosok perempuan sedang berbaring manja dikamarnya, sambil memikirkan apa yang terjadi padanya seharian ini, dan pemecahan seperti apa yang harus ia lakukan, ia adalah Anesia.
'Ya Tuhan, kenapa harus David yang menjadi Bos diperusahaan itu?' Anesia memikirkannnya dengan raut wajah marah.
'dan dia adalah lelaki yang dicintai kak Felis? OMG, bagaimana bisa kak Felis cinta sama lelaki seperti itu, dia itu malaikat berhati iblis, semua orang akan tertipu oleh wajahnya yang tampan bak malaikat itu, tapi ia tidak bisa menipuku dan juga kakakku, aku takkan biarin hal itu terjadi' batin Anesia.
Setelahnya Anesia beranjak menuju kamar Felisia kakaknya.
"Kak Felis."
"Emm"
"Aku nggak restuin kakak sama lelaki itu!" ucap Anesia langsung pada intinya.
Felisia yang sedang mengetik dilep
Bab 22Anesia juga semakin terkejut dan panik ketika David tiba tiba memegang tangannya, untuk melepaskannya dari rambut David. membuat Anesia merasa sedikit aneh dengan perlakuan itu,bersamaan dengan rasa bingungnya, kenapa David melakukan itu. Kakaknya pasti akan salah paham padanya.*****Felisia mencoba menahan rasa sakit yang ada didalam hatinya, rasanya ia ingin menangis, marah dan berteriak tapi untuk apa, dia bukanlah siapa-siapa bagi David.Felisia hanya bisa mengepalkan tangannya untuk menahan rasa sakit dan marah didalam hatinya itu.Tetapi satu hal yang tidak ia ketahui, kenapa adiknya terlihat sangat mesra dengan David. Padahal Adiknya sudah mengetahui jika ia menyukai David. Apakah adiknya berkhianat padanya?Felisia sangat marah memikirkan semua kemungkinan-kemungkinan itu."Em, Pak David, maaf mengganggu kalian. Saya hanya ingin mengantar berkas ini." Anesia memperlihatkan berkas ditangannya dan meletakkann
Bab 23David kaget dengan kedatangan Alice, ditambah lagi, ia melihat Adiknya tersebut menangis, walaupun hanya tangisan kecil, seperti sedang dipaksakan."Ada apa kenapa kau menangis?"Tiba-tiba, Anesia memasuki ruangan tersebut."Itu, dia yang buat aku nangis." ALice menunjuk Anesia yang baru saja Datang.***Anesia yang baru saja datang langsung gelagapan saat Alice mengatakan bahwa ia yang telah membuatnya menangis.Sebenarnya salah Anesia apa? Ya Tuhan!"Aku? Kenapa aku? Apa yang aku perbuat Alice?" tanya Anesia bingung."Kakak nanya apa yang buat aku nangis? Masa kakak nggak sadar sih, kakak tuh tadi bilang kalau kak David adalah monyet jantan kan?" Anesia mengangguk mengiyakan ucapan Alice.David yang mendengar ia disebut seorang monyet, hanya mengerutkan dahinya bingung, dari segi apanya dia bisa mirip seorang monyet?"Tuh, kan. Berarti kakak tuh secara nggak sengaja, udah ngecewain aku. Karena Kak
Bab 24"Pergii!!" Felisia yang kembali mendengar Anesia seketika berteriak kencang agar Anesia mendengarkannya dan menutup kedua telinganya dengan tangannya.Anesia kemudian pergi dalam kekalutannya, semuanya semakin kacau, dia tidak menyangka semuanya akan menjadi seperti ini, bahkan menjadi lebih rumit dari sebelumnya.****Keesokan harinya,Perusahaan Edward Intelligent"Pak David, apakah saya boleh bicara sebentar dengan Bapak?" pinta Anesia dihadapan semua orang.Anesia tidak bisa menahan diri lagi, sejak pagi ia ingin berbicara pada David namun, David seolah menghindarinya, apakah karena dia sudah mengetahui apa yang ingin Anesia bicarakan."Ngomongin apa? Apakah sesuatu yang penting? saya sangat sibuk. Jadi kalau nggak pent_ ""Ah, ini sangat penting Pak!" Anesia langsung memotong ucapan David yang belum selesai. orang orang yang melihat Anesia begitu berani pada David, hanya mampu ternganga tak percaya, bag
Bab 25"Apa kau baru saja menolakku?"David menatap mata Felisia dan semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Felisia, sedangkan Felisia hanya bisa terdiam dengan jantungnya yang semakin berdebar kencang. Saat David akan mencium Felisia, tiba-tiba Anesia datang dan langsung mendorong David menjauh.*****"Apa yang sedang kau lakukan? Beraninya kau ingin mencium kakakku!" David yang mendapat respon seperti itu dari Anesia hanya tersenyum. Ia sudah tahu jika Anesia akan menghentikannya, karena sejak awal ia berberbicara dengan Felisia, ia sudah menyadari bahwa Anesia sedang mengintip mereka, maka itulah David mencoba membuat Anesia marah.Sedangkan Felisia merasa sangat marah kepada Anesia, bagaimana bisa Anesia menghentikan David, padahal itu adalah satu-satunya cara agar ia bisa semakin dekat dengan David, tetapi ia menghancurkan semuanya."Apa yang kau lakukan, Anesia?" tanya Felisia mendorong Anesia yang sedang berdiri dan membantu David yang
Bab 26 "Baiklah Pak David, saya tidak akan mengecewakan bapak." "Baguslah, ayo kita berangkat." Anesia langsung mengikuti David dan membawa semua berkas yang diberikan David padanya. **** 'Ohh Tuhan, terima kasih, terima kasih, aku sangat senang Tuhan.' Anesia yang berada didalam mobil bersama David hanya tersenyum bahagia, ia bahkan sudah melupakan kebenciannya pada David saking senangnya. "Hey!! Kenapa kau terus tertawa seperti itu?" Tanya David mengagetkan Anesia yang sedang tersenyum tak jelas. "Kau akan membuat takut klien kita, jika terus seperti itu, apa kau paham?" ucap David jengah melihat kebodohan Anesia. 'Apa benar gadis ini, dikampusnya adalah seorang yang cerdas? Bagaimana bisa? Apakah orang tuanya telah menyogok para dosen? Ah, nggak mungkin. Masa semua dosen mau disogok, kan nggak mungkin. tapi, semua nilai mata kuliahnya tinggi, ahhh ntahlah' batin David yang tanpa sadar terus memandang Anesia dengan segala isi
Bab 27 "Hey." Anesia kaget mendengar suara lelaki itu "Apa yang kau lakukan disini?" Anesia merasa sedikit takut, dan ia langsung buru buru ingin keluar tetapi didetik selanjutnya tangan Anesia langsung dicegat oleh lelaki itu. ***** "Lepaskan aku!! Apa yang kau lakukan?" tanya Anesia sambil terus berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman lelaki itu. "Kenapa kau sangat buru-buru? Aku ingin bicara padamu?" ucap lelaki itu dengan senyuman yang menyiratkan sesuatu. "Apa yang ingin kau bicarakan? Kita bisa membicarakannya diluar sana. Tolong lepaskan saya laki-laki brengs*k!" Anesia terus menarik tangannya yang masih dicengkram erat oleh lelaki itu, walau ia sudah berusaha dengan semua kekuatannya sampai pergelangan tangannya memerah. namun tetap tidak bisa menandingi kekuatan lelaki itu. "Sutt, diamlah! aku hanya ingin bicara berdua denganmu." Saat itu juga tangan Anesia terlepas dari cengraman lelaki itu.
Bab 28. Setelahnya David kembali mendapat sebuah pesan. "Apa yang Alex lakukan, kenapa dia terus menggangguku." ucap David sedikit marah. Saat ia membaca pesan itu, dahinya berkerut. [hello baby i miss you so much do you miss me too? do you remember who i am?] ***** Seketika terlintas dikepalanya sebuah nama. 'Laura?' Yah Laura. mantan David yang berada di Swiss, yang bebetapa bulan lalu telah ia putuskan karena sudah merasa bosan padanya juga karena David hanya menganggapnya sebagai mainannya. 'Apakah ini benar Laura, apa lagi yang ia inginkan sebenarnya. Dasar wanita gila harta' batin David merasa kesal, pasalnya ia sangat tahu sifat Laura yang hanya menyukai harta yang ia miliki. Sementara ditempat lain seorang gadis sedang duduk manis disebuah kursi bandara untuk menunggu jemputannya sambil mengetik sesuatu di ponselnya yang ia kirimkan kepada seorang lelaki yang beberapa bulan ini
Bab 29 Terlihat kulit Laura kemerahan akibat cakaran Alice dan Alice sendiri sudah mengeluarkan darah dari ujung bibirnya. 'Plak' terdengar suara tamparan yang sangat kuat dari tangan David. Anesia yang melihatnya langsung menutup mulutnya yang kaget hingga tak bisa berkata kata. ****** Alice melihat David merasa sangat kaget. Bagaimana tidak, kakaknya David menampar wanita dihadapannya dengan sangat kencang sampai wanita yang tak lain adalah Laura tersebut terhempas ke lantai dengan mengeluarkan darah di sudut bibirnya. "Berani beraninya kamu menyentuhnya jalang!" David berkata dengan luapan emosinya yang membuat dadanya kembang kempis tak karuan. Bagaimana tidak, adiknya belum lama mengalami sebuah insiden yang hampir merenggut nyawanya dan Laura datang kemudian membuat adiknya terluka. Alice kemudian langsung memeluk David untuk menenangkannya dan David langsung mengangkat dagu Alice untuk membersihkan darah dari sudut bibir
Bab 75Alex menyandarkan badannya di bathub, berendam air hangat memang sangat merilekskan badan. Ia kembali berpikir, "Bagaimana yah keadaan Tuan David saat ini? Apakah aku harus turun tangan untuk membantunya? Tapi... ini masalah percintaannya sebaiknya dia memyelesaikannya sendiri? Yahh, kali ini aku tidak akan membantunya. Dia juga tidak meminta padaku, pasti dia gengsi. Dasar keras kepala, sama seperti adiknya." Alex kemudian langsung melemaskan badannya dan menenggelamkan seluruh badannya.~~~'Anesia, maafkan aku yang baru menyadari cintaku selama ini. Aku akan kembali merebutmu. Aku tidak rela kau menikah dengan lelaki itu. Kau hanya akan menjadi milikku atau tidak seorangpun yang boleh memilikimu,' batin David. Es kutub itu akhirnya meleleh.Mobil sedan keluaran terbaru itu melesat dengan kencang, menerjang angin yang menabrak.Dengan semangat berkobar, David mengendarainya. Dia tidak ingin terlambat. Dia harus menghentikan pernikahan itu, lalu
Bab 74Nuansa putih dan beberapa peralatan kesehatan nampak terlihat disekeliling gadis itu. Selang infus, masih menancap ditangannya dan terus mengeluarkan cairan, yang membuat gadis itu kembali bertahan dari mautnya.Tatapannya sungguh dalam, ia tersenyum getir."Hah, sangat lucu. Aku masih hidup! Aku bahkan telah membuat surat perpisahan pada semua orang. Aku sangat malu," ucapnya"Kenapa aku tidak mati! Siapa yang menyelamatkan aku? Apa kak Alex? Apa dia benar benar sepeduli itu padaku sampai mau menemuiku dan percaya ucapanku yang selalu menyusahkannya. Akhhh!" Alice menghentak hentak kakinya di tempat tidur."Nggak, nggak, pasti bukan dia. Pasti yang nyelametin aku kak David. Yah pasti kak David." Alice terus menggelengkan kepalanya. Seketika Alice terdiam dalam lamunan."Ponselku!" Alice teringat akan ponselnya. Ia ingin melihat chatnya pada Alex, apakah telah mendapatkan sebuah jawaban atau tidak.Ponsel telah ditangannya, ditatapnya layar itu den
Bab 73"Tidak, jangan berucap seperti itu Anesia! Jangan lupakan aku, aku juga mencintaimu!" tiba-tiba David datang dan berdiri tepat dibelakangnya. Mengenakan setelan jas dan membawa sebuket bunga mawar yang nampak indah ditangannya."David?" Seketika Anesia berbalik saat beberapa menit lalu memandang tubuh itu hanya melalui pantulan kaca."Apa yang kau lakukan disini? Hari ini aku akan menikah,"ucap Anesia bingung."Yah, kau akan menikah. Denganku! Bukan dengan yang lain," ucap tegas David."A_apa maksudmu?"gugup Anesia."Menikahlah denganku Anesia, aku mencintaimu. Sangat-sangat mencintaimu. Apa kau tahu? Beberapa hari ini bahkan aku tidak bisa tidur dengan nyenyak karena memikirkanmu akan menjadi miilik orang lain. Aku tidak bisa! aku hampir gila Maka menikahlah denganku!" ucapnya sembari melangkah maju dan memberikkan buket itu untuk Anesia."Your grazy!!? aku akan menikah dengan Azka. Aku tidak bisa membatalkannya begitu saja." Anesia berbalik badan
Bab 72"Aku...."Anesia semakin gugup mendengar ucapan tegas Alex. Seketika Anesia menarik napasnya dalam. Dia tidak sanggup lagi memendam semuanya sendiri. Dia berbicara dengan lantang, "ya, aku mencintainya, sangat sangat mencintainya. Aku tidak tahu kapan aku mulai mencintainya, tapi sekarang cinta itu telah tumbuh dan bermekar dihatiku. Aku tahu, seharusnya aku tidak semestinya memiliki perasaan seperti ini pada seseorang yang bahkan mencoba membunuhku. Tapi, cinta ini benar benar rumit Azka, aku tidak mengerti."... aku ingin menghapus dia dan cintaku dari hati ini, tapi tidak bisa. Semakin aku mencoba melupakannya, cintaku malah semakin membesar padanya. Aku harus bagaimana melupakannya?aku bahkan sangat marah saat melihatnya bermesraan dengan empat gadis sekalipun. Aku benci itu. Rasanya aku ingin menyingkirkan tangan tangan nakal mereka dari David. Aku benar benar merasa cemburu Azka."... Sebentar lagi, aku bahkan akan menikah denganmu, tapi jiwaku masih mil
Bab 71"Dokter dokter! "teriak David prustasi.Grandma yang juga sangat khawatir, langsung bergegas keluar. Dia tidak sanggup melihat cucunya seperti itu. Bertaruh dengan nyawanya.Terlihat seorang dokter langsung masuk dan menangani adiknya Eliza. David kacau, dia tidak tahu harus melakukan apa lagi. Di hadapannya, terlihat adiknya terbaring lemah dengan layar monitor yang menampilkan garis lurus." kamu nggak boleh mati Al, Kakak nggak sanggup hidup tanpa kamu," batin David memohon.David memandang adiknya dengan kesedihan. dada gadis kecilnya naik dan turun seiring alat pemicu jantung itu menempel." Maafin Kakak Al, semua salah Kakak. Kakak tahu kamu melakukan ini karena kakak tidak lagi menghiraukan. kakak terlalu sibuk dengan dunia Kakak hingga Kakak lupa sama kamu. Hukumlah aku untuk semua ini Al, tapi, kau jangan pergi meninggalkanku. Aku tidak punya siapa-siapa lagi. Ayah, ibu, Alex, Anesia, mereka semua meninggalkanku. kau juga ingin meninggalkan ku
Bab 70Dalam kondisi seperti ini, Alex sangat bingung harus melakukan apa. Dadanya naik turun tak karuan. Pemandangan dihadapannya saat ini membuatnya kacau. Wanita itu, wanita yang biasanya merusuh padanya, tak pernah diam sedikitpun, kini terbaring lemah dihadapannya. Dia mencoba terus menekan dada Alice untuk membuatnya kembali bernafas. Tak ada hasil untuk itu. Tak ada pilihan. dia segera memberikan napas buatan untuk Alice agar gadis itu dapat kembali bernapas.Dari sudut mata Alex terlihat beberapa pelayan datang dan masih nampak kelimpungan. Mereka bingung, apa yang sedang terjadi?mengapa mereka bisa tertidur dan Ada apa dengan Nona rumah ini? Sampai mereka menyadari dan langsung pergi melaporkannya pada Nyonya yang tak lain adalah Grandma.Grandma yang dibangunkan secara paksa oleh salah satu pelayan, merasa sangat kaget. Dja langsung segera menemui Alice.Sedang Alex tetap berusaha mengembalikan nafas Alice hingga akhirnya berhasil, wanita itu kem
Bab 69'Mom, Dad, Grandma, kak David, kak Alex dan kak An terimakasih untuk semuanya. Aku sangat menyayangi kalian, kuharap kalian tidak akan merindukanku nantinya,' racau Alice dengan disusul bening putih membasahi pipinya.Pandangannya mulai mengabur. Sejak tadi dia terus memandangi ponselnya yang bergetar, dia tahu itu pasti dari Alex. 'Maaf kak, tapi aku tidak ingin bicara padamu disaat saat kematianku seperti ini, karena aku akan terdengar menyedihkan nantinya. Aku tidak menginginkan itu, aku ingin mati dengan keren,'ucapnya lemah dengan senyuman sedikit mengembang. Alice menutup matanya, merasakan darah yang terus mengalir dipergelangannya. Rasanya, tubuh itu mulai melemah bersamaan darahnya yang terus tumpah.'Bunuh diri ternyata tidak semenyeramkan seperti yang kubayangkan,' batin Alice.*****Di Tempat lain, seseorang mulai turun dari mobilnya. Dia sangat gelisah. Alice tidak menjawab panggilannya. Dia berlari. Melewati kerumunan oran
Bab 68*****Macet. Satu kata yang menggambarkan suasana jalan yang dilalui Alex saat ini. Kekalutan nampak jelas di wajahnya. Pesan yang dibacanya satu menit yang lalu membuatnya kacau. Dia tidak bisa memikirkan apapun. Ia hanya ingin segera sampai di tempat Alice dan menghentikan segala kebodohan yang hendak dilakukannya."Kumohon! Kumohon, ayolah! Berpihaklah padaku. Aku tidak bisa membiarkan gadis bodoh itu mati begitu saja. Akhhh." Alex sangat frustasi, bahkan sejak tadi dia terus menekan klakson mobilnya hingga beberapa pengendara lain menatap sinis dirinya. Dia tidak peduli.~Flashback"Tuan David, memang sudah gila. Hanya karena pusing memikirkan seorang gadis, dia sampai melibatkan orang lain. Aku bahkan harus mencari gadis-gadis sewaan untuk menenangkannya. Oh Tuhan, semoga aku tidak akan merasakan jatuh cinta sepertinya. Itu sangat merepotkan,"ucap Alex setelah menyelesaikan urusan pekerjaannya yang menumpuk karena kelalaian Tuannya yang mabuk aka
Bab 67Saat ini David ingin menenangkan diri. Ia ingin melupakan masalahnya dengan Anesia. maka itu dia meminta Alex untuk membawa beberapa gadis cantik sebagai peralihan pikirannya.Maka disinilah gadis-gadis itu, dihadapannya. dengan tampilan glamor dan make up yang tebal, dan jangan lupa pakaian yang seksi, entah apa yang mereka pikirkan. Apa mereka mengira David akan tergoda dengan mereka? Tidak, tidak sama sekali. Dia mengundang beberapa gadis itu untuk melampiaskan kemarahannya dan hanya sebagai pelayan saja. Tanpa boleh menyentuhnya sama sekali, karena ia sangat jijik dengan wanita seperti itu.Tiba- tiba seorang gadis mencoba memegang pundaknya. David yang merasa marah, seketika langsung mencengram tangan gadis itu kuat. Belum sempat dia mengatakan apapun, seseorang langsung masuk ke ruangannya yang tidak lain adalah Anesia. Anesia sangat kaget melihat pemandangan dihadapannya, 'Apa yang David lakukan dengan empat gadis ini? Dan itu apa? Kenapa David me