Pergi menjemput Sita?Sita melihat helikopter di depannya, tiba-tiba dia baru teringat kalau bibinya menelepon dan mengatakan kalau sudah menemukan keluarga Sita.Apakah mungkin keluarganya mengirim mereka untuk menjemputnya?Sita mencubit pipinya, masih mengira dirinya sedang bermimpi, akankah ada helikopter yang muncul tak terduga lalu menjemputnya?Akankah angan-angan Sita selama 20 tahun akan terwujud sekarang?Raut wajah Linda mencibir, “Sita, kamu benar-benar pandai bermain peran. Kamu dan kelompok teatermu berakting senatural mungkin. Ayam tetaplah ayam, penyamaran seperti apa pun tidak akan mengubah penampilanmu yang miskin. Helikopter itu juga, sepertinya pertama kali dalam hidupmu naik helikopter, kampungan!”Belum sempat Sita berbicara, pengawal di sampingnya melayangkan tamparan ke mulut besar Linda hingga membuatnya kehilangan keseimbangan dan jatuh tersungkur.Linda berteriak, “Sita, beraninya kamu membiarkan orang ini memukulku? Kamu tidak tahu aku siapa? Apakah kamu tah
Saat ini, bibi meraih pundak Sita, “Jangan khawatir, saudara-saudaramu yang lain akan segera datang. Belum terlambat untuk bertemu kembali dengan mereka, ke tempat yang disebut rumah yaitu keluarga.”Doni melirik dengan penuh rasa terima kasih pada bibi di depannya. Jika bukan karena wanita yang selama ini mengasuh adiknya dengan sepenuh hati, hidup Sita akan menjadi lebih buruk. Doni berkata dengan sopan, “Kamarnya sudah dipesan, mari kita ke restoran terlebih dahulu untuk makan malam.”Sita berjalan bersama bibinya. Di depan, ada kakak laki-lakinya yang baru saja dia temui. Dia menyadari jika Doni sedikit bicara, dan agak sulit bergaul.Tapi tampaknya Doni cukup kaya.Sita turun dari lantai atas hotel bintang lima yang lingkungannya sangat mewah. Dia belum pernah ke tempat seperti itu sebelumnya.Doni sangat patah hati hingga terasa sesak saat memikirkan adiknya akan kembali tinggal di rumah tua itu.Sita memandang Doni, “Kamu kenapa?”“Tidak apa-apa, hanya kelilipan. Sita, apakah ka
Ketika Sita melihat orang tua angkatnya, senyum di wajahnya tiba-tiba menghilang, “Kalian juga masih memiliki muka untuk mengatakan kalau kalian adalah orang tuaku? Ketika aku hampir mati kelaparan di rumah, bibi lah yang memberiku makan. Kemudian, kalian juga yang menitipkanku ke bibi untuk membesarkanku.”Bibi agak terkejut, “Bagaimana kalian bisa menemukan kami di sini, aku bahkan tidak berkata apa pun.”Ibu angkat sita menyilangkan kedua tangannya, “Kakak ipar, kamu tidak mau mengatakannya kalau jelas-jelas kami adalah pengadopsi Sita. Apakah kamu mau memanfaatkan situasi ini sekarang? Tidak bisa!”Ayah angkat Sita meludahkan dahak, “Itu benar. Di mana keluarga Sita? Kalau kalian bisa tinggal di hotel yang sangat mahal, keluarganya pasti kaya, jadi biarkan mereka memberi kami kompensasi.Keluarga angkat Sita tidak menyangka jika anak yang di adopsi ternyata berasal dari keluarga kaya, dan juga terkenal.Sita melindungi bibi dan memandang orang tua angkatnya dengan dingin, “Mimpi, a
Sita tidak mengatakan apa-apa kali ini. Dia membawa Bibi pergi dengan patuh.Setelah Doni melihat Sita pergi, dia berbalik dan raut wajahnya langsung berubah dingin seperti dewa kematian. Selama bertahun-tahun dia tidak melakukan apa pun, tetapi kini Doni tidak tahan lagi. Beraninya mereka menganiaya Sita! Apakah mereka sudah bosan hidup!Sekelompok pengawal membentuk lingkaran untuk menghalangi pandangan dari luar.Doni memandang orang tua angkat Sita dengan sinis, sudut matanya seperti mengisyaratkan niat membunuh, “Tinggal di gudang kayu bakar? Tidak memberinya makan?”“Itu karena kamar di rumah kami tidak cukup, lagi pula gudang kayu bakar sangat hangat.”“Benar, saat itu kami sangat miskin, keluarga kami kelaparan.”Doni tidak peduli. Dia tidak mengedipkan matanya sedikit pun. Belum sempat pria dan wanita paruh baya itu berucap, gigi mereka rontok beberapa, bahkan wajah mereka berlumuran darah.Orang tua angkat Sita kini sangat menyesal. Doni memiliki tampang yang ganas. Dia tidak
Kakak keduamu Rifan, dia seseorang yang mahir dalam bahasa pemrograman. Dia telah membantu perusahaan untuk memenangkan banyak penghargaan, dia juga turut serta dalam pembentukan sistem keamanan jaringan.Kakak ketigamu Ryan, dia menjadi sukarelawan Perlindungan Hewan di luar negeri, merawat hewan liar yang terluka dan mengedukasi orang-orang untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang kondisi kehidupan hewan.Keempat, sepupumu Boni. Dia sekarang menjadi guru les piano.Kelima, sepupumu Rayhan. Dia bekerja di sebuah firma hukum.Terakhir, sepupumu Yoga. Dia bekerja sebagai aktor figuran.”Doni berpikir kalau dia sudah menjelaskan dengan benar, jadi dia tidak berbohong.[Ryan adalah seorang peretas terkenal - bukankah dia seorang programer yang membuat kode bahasa pemrograman?][Rifan adalah ahli bedah terkemuka- dia lebih suka menyelamatkan hewan daripada manusia.][Boni adalah seorang pianis terkenal - selain mengadakan konser, dia juga mengajar piano di sekolah.][Rayhan adalah seor
“Kamu yang sudah biasa melakukan ini, bagaimana Linda bisa menemukannya?”Oh, ini adalah cintanya untuk Linda, Husein tidak membiarkan cinta pertamanya melakukan hal yang dilakukan pelayan. Jadi Husein meminta dirinya kembali untuk melayani orang yang sudah selingkuh?Sita tidak ingin kembali hanya untuk melihat Linda terbaring di tempat tidurnya!“Jika kamu tidak menemukannya, ganti saja!”Seusai bicara demikian, Sita menutup teleponnya. Detak jantung Sita berdegup dengan cepat. Sita tidak pernah menyangka, jika suatu hari dia akan menutup telepon Husein.Perasaan ini, ternyata tidak terlalu buruk.Di sisi lain, pelayan itu bertanya dengan hati-hati, “Tuan, apakah Anda ingin mengganti dasi Anda?”Husein berbalik menuju ke ruang ganti. Benar saja, dia menemukan dasinya di laci kedua. Dia mencarinya seharian tapi tidak menemukannya. Apa-apaan ini!Semalam, anak buah Husein mengikuti helikopter yang membawa Sita namun kehilangan jejak setelah beberapa saat. Husein juga tidak tahu kemana
Ekspresi Husein tidak seperti biasanya, “Kamu terlalu banyak bicara untuk ukuran seorang asisten.”Lita mengunci mulutnya, di dalam lubuk hatinya agak bingung.Tetapi Perjanjian Perceraian yang diminta Tuan sebelumnya menyatakan, [Saya akan selalu bertanggung jawab atas biaya pengobatan paman!]Mengapa Husein tiba-tiba berubah pikiran?Hati seorang pria sangat rumit dan tidak bisa diprediksi.Husein berkata dingin, “Lakukan apa yang ku katakan.”Sita, apakah aku terlalu baik padamu? Itu sebabnya kamu terang-terangan selingkuh dariku!Sita kembali ke hotel bintang lima, tiba-tiba dia bersin, apakah ada seseorang yang membicarakannya?Dia kembali ke kamar dengan membawa sarapan. Dia melihat Doni juga ada di sana, mejanya penuh dengan makanan yang lezat, ada delapan hidangan utama yang cukup lengkap.Sita melihat makanan sederhana yang dia bawa di tangannya, kemudian melihat ke meja hingga membuatnya sedikit malu, “Saya tidak bisa tidur, jadi saya pergi keluar untuk sarapan. Awalnya saya
Raut wajah Doni berubah dingin, “Maksudmu adalah nenek Keluarga Handoyo, ‘kan? Laki-laki itu sudah menikah, apa yang kamu lakukan di sana?”“Kak, dia baru saja bercerai. Pada akhirnya, Kak Husein tidak meyukai perempuan itu sama sekali. Aku yakin selama tiga tahun, Kak Husein pasti menyadari siapa yang cocok untuknya.”Linda sedikit cemas, “Kak, operasi itu masalah kecil bagi Kak Ryan! Kamu bisa bantu aku untuk membujuk Kak Ryan, dia cuma mendengarkan perkataanmu.”Ini adalah senjata untuk menikahi Husein.“Tidak bisa.”Doni langsung menutup telepon. Meskipun Linda hanya diadopsi, tapi dia tidak akan membiarkan adik perempuannya menikahi pria berdarah dingin seperti Husein, selain itu Husein juga baru bercerai.Doni melirik grup keluarga besar. Ini adalah grup baru mereka, untuk sementara waktu dia tidak ingin Linda mengetahui tentang Sita yang telah ditemukan.Paling tidak mereka menunggu sampai bisa membujuk Sita.Doni kembali ke lobi, “Sita, malam ini mereka sampai. Mari kita makan
Setelah mendengar perkataan itu, mata Vina menunjukkan ekspresi kecewa. Mengapa perawat itu tidak membuang sumsum tulangnya? Pasti sangat seru jika seandainya sumsum tulang itu dibuang.Nyonya Handoyo segera berkata, “Nak, kamu lihat, sumsum tulang itu baik-baik saja. Aku hanya ingin berjaga-jaga. Tapi lihatlah, Sisi telah membuatku dan Vina sampai seperti ini, dia harus bertanggung jawab untuk perbuatannya dan harus minta maaf kepada kami.”Sisi yang berdiri di ambang pintu mendengar percakapan kedua perempuan itu, matanya mencibir. Mereka bahkan masih ingin dia meminta maaf, sungguh konyol.Namun, Sisi tidak bersuara, hanya memandang pria yang membelakanginya, ingin mengetahui bagaimana pria itu menangani ini.Suara Husein sangat dingin, “Ibu, apakah kalian tidak tahu apa konsekuensi dari tindakan kalian kali ini? Lagipula, dia bukan lagi Sita yang lemah seperti dulu, dia adalah putri Keluarga Syailendra.”Nada bicara Nyonya Handoyo agak cemas, “Meskipun dia adalah putri Keluarga Sy
Sisi mendengar perkataannya dan menoleh menatap Husein. Tatapan pria itu sedalam tinta.Apa lagi yang ingin dia katakan?Suara pria itu tenang, “Ibuku masih di rumah itu.”“Aku hampir melupakan hal itu jika kamu tidak mengatakannya. Aku belum menyelesaikan masalah itu, bagaimana bisa aku pergi begitu saja?”Sisi tadi sibuk mengatur pengiriman sumsum tulang itu kembali, dan dirinya merasa seperti melupakan sesuatu. Sekarang, kebetulan Husein mengingatkannya.“Jadi bagaimana caramu menangani masalah ini?”“Kamu akan tahu begitu sampai di sana, beberapa hal harus ditangani secara langsung. Kebetulan, ada beberapa hal yang ingin kutanyakan pada Vina.”Sisi berbalik dan menatap sekretarisnya, “Kamu urus dulu pengiriman sumsum tulang ke bandara terlebih dahulu, aku akan segera ke sana setelah menyelesaikan urusan di sini.”Husein dan Sisi meninggalkan rumah sakit bersama.Sisi duduk di dalam mobil dan melihat helikopter lepas landas dari rooftop rumah sakit. Barulah dia mengalihkan pandangan
Keduanya saling menegang untuk beberapa saat.Akhirnya, Husein berkata dengan suara rendah, “Aku tidak akan menghentikanmu untuk mengirim sumsum tulang itu kembali ke Manado.”“Itu adalah pilihan yang terbaik.”Setelah mendengar Husein menyetujui, Sisi tidak menunda lebih lama lagi.Dia memberi perintah kepada dokter penanggung jawab yang menunggu di luar, “Persiapkan segala sesuatunya untuk pengiriman sumsum tulang kembali ke Manado.”Sisi bertanya kepada asistennya, “Apakah helikopter sudah siap?”Asisten mengangguk, “Sudah, sekarang sedang menunggu di rooftop. Begitu sumsum tulang dibawa naik, kami akan segera lepas landas. Kami akan memantau seluruh proses dengan pengawasan ketat, kali ini kami pastikan tidak ada masalah.”“Baguslah, terima kasih atas kerja keras kalian. Ingat untuk tetap berkomunikasi selama perjalanan.”Selama sumsum tulang belum sampai ke Manado, Sisi tidak bisa benar-benar merasa tenang.Pada saat ini, Sisi menerima telepon dari Zidan, dan terdengar suara berat
Husein melihat ekspresi waspada Sisi, “Bisakah kita bicara empat mata?”Sisi mengangguk, dan langsung meminta dokter yang bertanggung jawab serta pengawal untuk keluar.Bagaimanapun, ini adalah Surabaya. Jika sekarang dia langsung bertengkar dengan Husein, maka urusan selanjutnya akan menjadi sulit.Dia tidak ingin ada kesalahan pada saat genting seperti ini!Tak lama kemudian, hanya tersisa mereka berdua di ruangan, namun suasananya sangat tegang.Sisi langsung berkata kepada Husein, “Apa yang ingin kamu bicarakan?”Tadi, Husein bahkan menghentikan dokter untuk mengatur pengiriman sumsum tulang ke Manado. Apakah dia sekarang berubah pikiran?Husein berkata, “Dengan semua yang telah terjadi, menurutku lebih baik pengobatan terakhir dilakukan di Surabaya. Bagaimana menurutmu?”Sisi terkejut, ternyata tebakannya benar.Dia sudah menduga bahwa pria anjing ini akan membuat permintaan seperti itu.Sisi menjawab dengan tenang, “Aku tidak merasa begitu.”Husein mengerutkan kening, “Jika masal
Husein menatapnya dengan serius, tenggorokannya sedikit bergerak-gerak, “Bahkan jika Taufan adalah anakku, apakah kamu masih tidak peduli?”“Apa yang perlu dipedulikan? Lagipula kita sudah bercerai, entah dengan siapa pun kamu memiliki anak, itu tidak ada hubungannya denganku.”Sisi menjawab dengan nada yang sangat tenang dan tidak peduli.Melihat sikap dingin Sisi, Husein langsung menarik dasinya dengan kesal. Meskipun secara hukum memang benar, mendengar kata-kata itu membuatnya merasa sedikit tertekan.Kemudian, sepanjang perjalanan mereka tidak saling berbicara, dan kendaraan bergegas menuju rumah sakit dengan kecepatan tertinggi.Dalam perjalanan, Sisi sudah menyuruh orang untuk pergi ke rumah sakit menemukan perawat yang disebutkan oleh Vina, untuk mencegah perawat itu melarikan diri setelah mengetahui berita tersebut.Sisi dan Husein tiba di rumah sakit dan akhirnya bertemu dengan perawat tersebut.Pada saat ini, perawat itu sudah gemetar ketakutan. Dia baru saja ditangkap dan d
Vina tiba-tiba merasa sedikit gelisah karena dia tidak bisa memastikan apakah perawat itu benar-benar menyimpan sumsum tulangnya. Jika tidak, bukankah Sisi akan benar-benar melukai putranya?Bagaimanapun, putranya masih di tangan Sisi sekarang!Vina hanya bisa dengan cemas memohon kepada Husein, “Kak Husein, kamu sudah berjanji padaku bahwa kamu akan melindungi Taufan selama hidupmu. Kamu tidak bisa mengingkari janjimu.”Nada bicara Husein dingin, “Aku bahkan tidak bisa melindungi putriku, apalagi putra orang lain.”Vina melihat sikap tegas Husein, sehingga membuat hatinya hancur, “Bibi Handoyo, kamu sangat menyayangi Taufan!”Nyonya Handoyo terkejut dan berkata, “Nak, apakah maksudmu Taufan bukan anakmu? Apa yang terjadi?”Vina segera menyela, “Taufan adalah anak dari Keluarga Handoyo. Husein bilang dia ingin memperlakukan Taufan seperti anaknya sendiri! Apa bedanya dengan anak kandung?”Nyonya Handoyo benar-benar tercengang. Dia tidak pernah menyangka bahwa Taufan bukanlah putra Huse
“Jika ingin mendapatkan sumsum tulang itu, sangat sederhana! Minta Sisi berlutut di hadapanku dan meminta maaf, lalu membawa anak beban itu dan jangan pernah kembali ke Surabaya seumur hidupnya, maka aku akan memberikan sumsum tulangnya.”Sisi berbicara dingin, “Sepertinya kamu belum mengetahui akibatnya.”Dia melirik pengawal, kemudian mengambil ponselnya dan langsung terhubung ke panggilan video.Sisi memperlihatkan ponselnya ke Vina dan berkata, “Apakah kamu lihat siapa orang di dalam video ini?”Ada seorang anak laki-laki dengan tangan dan kaki diikat, serta mulutnya ditutup di dalam video tersebut.Anak laki-laki itu adalah Taufan.Ketika Vina melihat putranya diculik, dia langsung panik, “Dasar wanita jahat, apa yang kamu lakukan pada putraku?”“Aku tidak akan melakukan apa pun pada putramu. Berikan saja sumsum tulang itu, dan putramu akan aman.”Vina segera menatap Husein, “Kak Husein, kamu lihat dia memperlakukan Taufan seperti ini. Bagaimana jika Taufan terluka? Kamu berjanji
Situasinya menemui titik buntu.Husein menatapnya, “Aku akan menemukan sumsum tulang itu, aku janji.”“Jaminan apa yang kamu beri? Jika aku tidak bisa menemukan sumsum tulang itu hari ini, aku tidak akan melepaskan mereka berdua. Husein, jika kamu berani, langkahi mayatku!”Sisi berdiri di depannya, dengan dingin dan sombong.Husein tiba-tiba merasa putus asa. Dia melihat ibunya dan berkata, “Bu, Dela adalah putriku. Bagaimana mungkin kamu menyembunyikan sumsum tulang itu? Dia adalah cucu kandungmu!”Nyonya Handoyo terdiam sejenak, lalu berkata dengan ragu-ragu, “Nak, jangan katakan itu untuk menipuku. Bagaimana mungkin anak dari perempuan ini adalah cucuku?”Apakah perempuan ini benar-benar Sita?“Bu, dia adalah Sita. Saat dia pergi, dia sudah hamil, dan anak di dalam perutnya adalah anakku.”“Nak, kamu bilang dia Sita? Tapi bukankah sebelumnya kamu bilang bahwa mereka hanya mirip?”“Bu, aku tidak punya alasan untuk berbohong padamu tentang masalah ini. Dia memang Sita. Awalnya, aku h
“Bukankah kamu bilang bahwa kamu putri Keluarga Syailendra? Kamu sangat mampu, jadi cari sendiri.”Sisi mencengkeram leher Vina dan berkata, “Aku hitung sampai tiga. Jika kamu tidak mengatakannya, maka wajahmu akan hancur. Biar aku lihat wajahmu. Haruskah aku merusak wajahmu?”Vina berkata dengan dingin, “Beraninya kamu!”Sisi berkata dengan tenang, “Tiga, dua ….”Pada detik terakhir, Nyonya Handoyo tidak tahan melihatnya, sehingga dia berteriak, “Aku tahu di mana sumsum tulangnya, jangan lukai dia lagi.”Sisi menatap Nyonya Handoyo dengan dingin, “Sangat bijaksana, selama kamu memberikan sumsum tulangnya, aku akan melepaskan kalian hari ini.”Hanya hari ini!Ketika Nyonya Handoyo hendak berbicara, gerombolan orang tiba-tiba masuk dari gerbang rumah.Husein berjalan maju dan langsung menuju ke ruang makan. Setelah melihat keadaan yang begitu menyedihkan di dalam, wajahnya sedikit berubah!Dia tidak menyangka Sita benar-benar mengambil tindakan.Vina menatapnya dengan penuh harapan, “Ka