"Apa yang terjadi? Kenapa monster slime itu tiba-tiba batuk termuntah darah dan jatuh terbakar menjadi abu?" Tanya Fioren terkejut melihat kematian tragis Yura. Derrick diam menganalisis kejadian tragis tersebut. Mata Derrick terus berpindah-pindah melihat ke abu Yura dan kotak yang melayang di udara setelah memancarkan cahaya menyilaukan mata. "Tampaknya kotak aneh itu adalah senjata sihir tipe ilusi dan mengurung monster slime dalam dunia ilusi, lalu monster itu mati karena sihir api jiwa aktif setelah 5 menit berlalu." Jelas Derrick setelah menganalisis kejadian yang terjadi dalam pertarungan.Fioren tertegun, lalu mulai menganalisis perkataan Derrick sembari melihat fakta di lapangan. "Itu artinya diamnya monster itu dengan tatapan kosong sebelumnya, bukan karena silau terkena cahaya dari kotak aneh tersebut, melainkan masuk ke dunia ilusi karena menatap cahaya aneh dari kotak itu secara langsung. Lalu monster itu mati karena sihir api jiwa itu aktif setelah persyaratannya dipe
Kelompok Derrick yang dipimpin Tiger Long diarahkan oleh raja Naga menuju pintu besar yang berada jauh di kedalaman gunung Suci Naga. Di sepanjang perjalanan Derrick dan yang lainnya melihat begitu banyak Naga yang bersembunyi di ruang-ruang yang terbentuk alami di dalam gunung. Setiap Naga selalu memberikan tatapan waspada dengan kehadiran Derrick dan yang lainnya. "Tidak diduga gunung yang sangat panas dengan lahar masih aktif ternyata di dalamnya memiliki tempat seperti ini." Ucap Fioren melihat sekitar yang tampak seperti sebuah lembah dan tidak terkesan seperti sebuah gunung. "Dunia ini penuh misteri." Gumam Fioren kagum. "Mereka semua tampak waspada dengan kehadiran kita." Gumam Derrick memperhatikan sebuah keluarga Naga yang memiliki dua anak di salah satu ruang, lalu melihat Naga yang bersembunyi di balik bebatuan dan Naga lainnya yang mengawasi dari atas. Semakin mereka masuk ke dalam semakin mereka merasa panas, mereka layaknya menuju ke dalam tungku yang dibakar, semaki
Taman Bunga, Hutan Naga. Di sebuah taman bunga yang berada di belakang gunung dekat dengan danau terlihat dewa tenaga dalam sedang melakukan semedi, pria itu tampak tidak terganggu dengan kehadiran beberapa monster yang lewat di depannya, sementara monster juga tidak peduli dengan keberadaannya. Edong sang dewa tenaga dalam membuka matanya dan mengakhiri semedi ketika mendengar sebuah langkah kaki yang mengendap-endap. "Jika sudah datang kenapa harus bersembunyi?" Tanya Edong dengan lembut dan sangat menghanyutkan. Tidak ada jawaban sama sekali, namun beberapa detik kemudian suara langkah kaki menginjak dedaunan terdengar jelas dan lebih jelas di telinga Edong yang masih duduk bersila. Dari balik semak-semak dan pepohonan terlihat Rathm Siswanto dan Dewi dengan langkah anggun dan sangat penuh dengan energi momentum yang memberikan gelombang kejut halus, Edong tersenyum merasakan momentum tersebut. "Salam hormat senior..." Sapa Rathm Siswanto dengan hormat. "Apa yang kalian cari
Taman Bunga. Taman bunga yang sebelumnya sangat indah dengan ratusan bunga warna-warni yang menghiasinya kini terlihat sudah hancur berantakan seperti terkena badai tornado. Beberapa bunga bahkan ternoda dengan darah segar yang tidak tahu siapa pemiliknya. Di beberapa tempat terlihat muncul siring yang terbuat dari tebasan pedang, di ujung siring terlihat sebuah pedang besar menancap kokoh di tanah sebelum pedang itu terbang menuju tuannya. Sebuah dinding berbatu terlihat hancur berantakan dengan tebasan pedang yang terlihat masih baru dan di bawahnya terlihat sebuah gubuk reot yang kini sudah roboh dengan tebasan yang begitu sempurna, tidak jauh dari dinding yang hancur tersebut terlihat dua orang yang saling serang dengan pedang mereka yang kini sudah berlumuran darah segar. Tidak jauh dari pertarungan mereka terlihat seorang wanita muda yang menonton dengan tenang sembari menikmati teh. Slash! Seseorang melepaskan tebasan energi yang sangat mengerikan, sebuah tebasan yang memb
Pintu batu, Gunung suci Naga. Setelah semedi satu hari penuh, Tiger Long akhirnya sedikit merasakan tubuhnya sudah pulih, rasa kebas dan mati rasa yang dia rasakan sebelumnya juga telah hilang. Namun satu hal yang membuat Tiger Long tidak mengerti, yaitu kakinya yang tidak dapat dia rasakan lagi. Tiger Long semakin panik ketika tidak dapat menggerakkan kakinya, dia merasa kakinya adalah benda luar bukan bagian tubuhnya lagi. "Apa yang terjadi dengan kakiku?" Tanya Tiger Long cemas. Bagaimana tidak cemas, karena kaki yang patah memang bisa diobati dengan beberapa tanaman herbal atau ramuan, namun syaratnya kaki itu patah tidak kurang dari satu atau dua jam, jika lebih dari itu akan sulit kaki tersebut diobati, karena membutuhkan ramuan langkah dan sangat sulit dibuat. "Paman..." Tiger Long yang panik akhirnya memanggil pamannya yang ternyata sudah mati kehabisan banyak darah atau lebih tepatnya mati karena kehabisan energi tenaga dalam. "Paman..." Panggil Tiger Long kembali, namun
Alam bawah sadar yang terhubung dengan inti tenaga dalam, Derrick. Mutiara tak tertandingi muncul di alam bawah sadar Derrick dan langsung menyerang roh petir yang sebenarnya bersembunyi darinya. Roh petir tidak pernah menyangka sesuatu yang paling dia hindari muncul begitu saja dan tanpa basa-basi langsung menyerbunya."Tuan mutiara... eh tuan emas... jangan melahapku. Tolong!" Pinta roh petir, namun sang mutiara tidak peduli dan langsung menyerang roh petir dengan membentur tubuh mereka. Trang! Trang! Trang! "Kumohon tuan emas, kumohon jangan melahap ku... kumohon, tuan emas!" Pinta roh petir terus berusaha kabur karena setiap kali beradu tubuh, dia selalu dirugikan. Roh petir pada akhirnya keluar dari tubuh Derrick dan disaat itulah dia harus menerima kenyataan terkena cakar harimau energi Tiger Long yang menyasar kepala Derrick. Tidak butuh waktu lama roh petir harus menciptakan perisai petir untuk menahan cakar tersebut, dan roh petir pada akhirnya ditangkap mutiara tak ter
Dewa segel langsung terbang kembali ke pulau Kambangan darah dan mulai melakukan segel tangan misterius di sepanjang perjalanan. Tampaknya dewa segel akan menggunakan teknik segel yang cukup kuat untuk menangkap Derrick dan juga dewa tenaga dalam. "Segel bumi langit: kurungan laba-laba emas tanpa akhir!" Pekik dewa segel menyentuh tanah pulau Kambangan darah dan menggunakan teknik segel kurungan. Sebuah pola aneh berwarna emas muncul di tanah dan semakin besar dari waktu ke waktu, pola itu semakin besar layaknya sebuah tinta yang tumpah dan ditarik membentuk jaring dengan kuas hingga menutupi seluruh kertas gambar. Ketika pola itu berakhir terlihat jelas bahwa pulau Kambangan darah seakan-akan dikurung dalam sangkar emas layaknya jaring laba-laba yang mengikat mangsanya. "Sekarang kalian tidak akan bisa kabur dari pulau ini!" Ucap dewa segel yakin. "Kalian pergilah, aku akan memulihkan diri dulu karena segel ini menghabiskan banyak energi alamku." Ucap dewa segel mulai melakukan s
Pulau Kambangan Darah. Terlihat pulau Kambangan darah kini terbagi menjadi dua akibat serangan tebasan energi Edong sang dewa tenaga dalam. Dimana setengah pulau yang menjadi tempat pertarungan kini terlihat seperti pulau yang hancur berantakan, banyak binatang mati terbunuh, dan ratusan manusia terkapar tanpa nafas. Diatas hutan Naga terlihat Edong melayang dan menatap langit yang kini mulai turun hujan, lalu dewa kutukan menutup mata dewa matahari yang mati melotot dan tak rela. Setelah menyelesaikan urusan dengan dewa matahari, Dewa kutukan datang dan membantu Derrick yang sekarat. Sebuah cahaya keemasan keluar dari tubuh Derrick melalui dahi, cahaya itu melayang dan mendekati Edong yang menatap langit. Dewa kutukan tidak peduli, karena dia mengenali cahaya keemasan tersebut. "Tuan..." Panggil mutiara itu. Edong tidak menjawab, hal itu membuat mutiara tak tertandingi bersedih. Mutiara tak tertandingi tahu betul semua teknik yang dimiliki sang tuannya, dan dia tahu betul bagaim