Beranda / Romansa / Derita Suami Mandul / Pernikahan Angga dan Fatimah

Share

Pernikahan Angga dan Fatimah

Penulis: Nabila Gemoy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Verawati dibebaskan secara bersyarat Oleh pihak kepolisian karena Papa Angga memberi jaminan. Dia tidak berani mengganggu Fatimah dan Naura lagi. Angga tidak akan membiarkan siapapun menyakiti mereka termasuk Verawati sekalipun.

Hari pernikahan Angga dan Fatimah sudah dekat. Tidak banyak persiapan karena tidak ada pesta. Namun, pernikahan ini tetap berkesan untuk Angga dan Fatimah.

"Mas, sebentar lagi Shaka akan punya keluarga yang utuh. Dia pasti sangat bahagia," kata Fatimah.

"Iya, Sayang. Dia sudah berharap kamu menjadi Mamanya sejak pertama bertemu," ucap Angga.

"Udah dech jangan sok romantis. Nikah aja nggak ada pesta. Nikah model apa itu," kata Aminah yang tiba-tiba nimbrung.

"Bu, sampai kapan Ibu kaya gitu. Lama-lama nggak ada yang suka sama kelakuan Ibu," ucap Fatimah.

"Kalau nggak suka ya udah. Ngapain sih repot," bantah Aminah.

"Mendingan Ibu urus Bapak biar nggak sering pergi dari rumah. Sekali-kali kalau keluar rumah iti dibu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Derita Suami Mandul   Luna Kembali

    Bagaimana Angga tidak terkejut, yang datang adalah Luna. Mama Shaka yang sudah lama pergi meninggalkan Shaka. Kini dia datang dengan tujuan yang Angga tidak tahu. Angga yakin Luna datang dengan maksud tertentu. "Papa, siapa?" tanya Shaka yang muncul di ruang tamu "Shaka, kamu Shalat 'kan? Ini Mama Shaka." Luna mendekati Shaka. Namun, Shaka malah bersembunyi di balik tubuh Angga. "Mama aku buka kamu," bentak Shaka. "Siapa, Mas?" tanya Fatimah. "Angga, ternyata kamu sudah menikah lagi. Selamat ya, aku datang ke sini untuk mengambil Shaka," kata Luna. "Tidak, kamu sudah menyerahkan Shaka padaku, jadi tidak bisa kamu ambil seenaknya sendiri. Selama ini kamu kemana? Bukannya kamu sudah tidak peduli dengan Shaka?" tanya Angga. "Kini kamu datang untuk mengambil Shaka? Tidak akan aku izinkan kamu mengambil Shaka," ucap Angga. "Aku khilaf, jadi tolong maafkan saya!" pinta Luna. "Tidak ada kata khilaf, kalau kamu sudah tega untuk meninggalkan S

  • Derita Suami Mandul   Yunita Ragu

    "Tolong jangan sakiti anak saya," kata Angga. "Baiklah kalau begitu kirim uang tebusan untuk anak anda," kata penculik itu. "Anda harus membawa uang lima puluh juta untuk tebusannya." Penculik itu mematikan ponselnya. Angga menyiapkan uang yang penculik itu minta. Dia tidak mau jika Shaka di sakiti. Angga juga dilarang membawa polisi. Jadi Angga akan datang sendiri. Angga membawa uang itu ke alamat yang penculik itu kirim. Dia akan melakukan transaksi di sana. Fatimah khawatir dengan apa yang dilakukan Angga. Dia takut Angga terluka. Sampai di tempat tujuan, Angga melihat Shaka dengan tiga orang penculik. "Siapa yang menyuruh kalian?" tanya Angga. "Tidak ada, aku hanya butuh uang itu," jawab penculik. Mereka barter, setelah mendapatkan uang. Tiba-tiba penculik itu melepaskan tembakan ke arah Angga.Dor Sebuah tembakan mengenai seseorang. Penculik langsung melarikan diri karena salah sasaran. "Luna," ucap Angga. Luna terjatuh ber

  • Derita Suami Mandul   Amara Ikhlas

    Setelah merasa tenang, Amara kembali ke ruang tamu. Di sana masih ada Yunita, Jaka dan Jonathan. "Ra, terima cincin dari Mas Jaka!'' pinta Yunita. "Nggak, Mbak. Aku sadar, aku terlalu egois. Aku sudah merusak kebahagiaan kalian. Terutama kebahagiaan Jonathan. Aku rasa hanya Mbak Yunita yang berhak mendapatkan Mas Jaka. Toh Mas Jaka mencintai Mbak bukan aku," kata Amara. "Kamu yakin? Bukannya kamu yang menunggu Mas Jaka sampai kamu tidak menikah?" tanya Yunita. "Bukan, Mbak. Aku belum menikah karena belum ada yang cocok. Bukan karena aku menunggu Mas Jaka. Mas Jaka sudah meminta maaf atas kesalahan dia, jadi untuk apa aku menuntut lebih," jawab Amara. "Mbak nggak usah khawatir aku benar-benar ikhlas kalian menikah," ucap Amara. "Jika kamu sudah bilang seperti itu aku akan menikah dengan Mas Jaka," kata Yunita. "Aku juga akan mencari jodohku sendiri," kata Amara. Amara kembali masuk ke dalam kamarnya. Sementara Jonathan berteriak girang karena tahu

  • Derita Suami Mandul   Pernikahan ketiga Rani

    Acara ijab qobul Rani dan Adam akan segera dilaksanakan. Rani tampak deg-degan, meskipun ini pernikahan ketiganya. "Sama terima nikah san kawinnya Rani binti Santo dengan Mas kawin tersebut dibayar tunai," ucap Adam lantang. "SAH," ucap penghulu. "SAH," jawab para tamu kompak. Mereka lalu berdoa, setelah itu sungkem pada kedua orang tuanya. Setelah itu Rani dan Adam duduk di pelaminan. Seseorang yang Rani kenal tadi mendekati mereka. "Selamat Pak Adam, semoga kalian bahagia!" ucap Bimo. "Iya, Pak. Aku dengar Pak Bimo juga akan menikah?" tanya Adam. "Iya, tunggu saja undangannya," jawab Bimo tersenyum. Rani malas menanggapi ucapan Bimo. Dia merasa Bimo hanya pamer saja pada Rani. Setelah Bimo pergi giliran Anita dan keluarganya naik ke atas panggung. Mereka berfoto bersama. "Ran, kamu kok pucat. Apa kamu sakit?" tanya Anita. "Tidak, Te. Mungkin kurang tidur saja," jawab Rani. "Maklum mau jadi nyonya Adam sampai nggak bisa tid

  • Derita Suami Mandul   Simpanan Santo

    tidak bisa menahan amarahnya, dia memukuli Santo dan wanita itu. Santo berusaha memakai bajunya saat Amanah sedang memukuli wanita itu. "Hentikan Aminah!" teriak Santo. Karena Aminah tidak kunjung berhenti, Santo menamparnya.Plak "Jahat kamu, Pak. Tega kamu hianati Ibu," bentak Aminah sambil memegangi pipinya yang terasa panas. "Itu akibatnya kalau kamu terlalu cerewet," bentak Santo. "Kamu kira aku tidak berani memghianati kamu," lanjut Santo. "Kamu jahat!" teriak Aminah sembari memukul tubuh Santo. Wanita itu buru-buru memakai bajunya lagi. Dia merasa senang karena Santo membela dia. "Mas, katakan padanya sekarang kalau kamu akan menikahi aku," kata wanita bernama Sandra. "Iya Sandra," kata Santo. "Aminah, aku akan menikahi Sandra. Sekarang kamu maunya apa? Cerai atau dimadu?" tanya Santo dengan mudahnya. "Dimadu? Tidak aku tidak mau," bentak Aminah. "Ceraikan saja aku," ucap Aminah. Aminah lalu mengambil koper, dia memasukkan bajunya ke dalam kope

  • Derita Suami Mandul   Terpaksa Dimadu

    Keputusan yang diambil Angga untuk menikahi Luna demi Naura mungkin saat ini pilihan yang tepat. Fatimah harus rela dimadu demi kebebasan sang putri. Papa Angga marah saat Angga bilang akan menikahi Luna. Namun, semua dilakukan demi Naura cucunya. "Baiklah, kalau itu demi Naura," kata Papa Angga. Pagi itu Angga dan Fatimah menyiapkan pernikahan sederhana antara Angga dan Luna. Selain itu bertepatan juga dengan pernikahan Angga dan Yunita. Pernikahan Angga dan Yunita tidak terlalu mewah hanya para tetangga dan sanak saudara saja. Juga beberapa karyawan Yunita yang diundang. Pernikahan Yunita dan Jaka berjalan lancar. Mereka telah resmi menjadi suami istri yang sah. "Aku punya Papa," teriak Jonathan bahagia. Amara senang melihat Yunita dan Jonathan bahagia. Dia yakin pilihannya melepas Jaka adalah hal yang paling tepat. "Dek, aku tunggu giliran kamu," kata Yunita. "Sabar, Kak. Butuh proses, mencari pendamping tidak semudah mencari kutu,"

  • Derita Suami Mandul   Jebakan Luna

    Angga memang tidur satu kamar dengan Luna. Namun, dia sama sekali tidak menyentuh Luna. Bahkan dia memilih tidur di sofa untuk menghindari Luna. Luna merasa dipermainkan oleh Angga. Dia kesal atas sikap Angga yang tidak mau menyentuh dia. Luna tidak akan tinggal diam melihat perlakuan Angga padanya. "Sampai kapan kamu begini?" tanya Luna. "Aku juga istrimu, harusnya kamu penuhi kewajiban kamu," lanjut Luna. "Aku menikahi kamu karena terpaksa. Jadi jangan pernah kamu berharap lebih dariku," ucap Angga sinis. "Akan aku buat kamu berlutut di kakiku Angga," ucap Luna lalu naik ke atas ranjang. Dia menutupi tubuhnya dengan selimut. Angga tidur di sofa hingga pagi. Dia bahkan tidak beranjak dari sofa semalaman. Setelah bangun, dia langsung mendatangi Fatimah. Dia bahkan membangunkan Fatimah yang masih tertidur pulas. "Mas, sudah bangun! Sepagi ini kenapa kamu sudah di sini?" tanya Fatimah sembari bangun. "Mas kangen sama kamu," jawab Angga. Fat

  • Derita Suami Mandul   Fitnah Luna

    Luna menyeringai, dia tidak menyangka Angga menyadari jebakannya. Tetapi semua terlambat Luna telah berhasil. "Mas, aku akan meminta kamu menikahi aku secara sah. Jika aku hamil anak kamu," kata Luna. Angga merasa geram, dia hendak memukul Luna. Tetapi tangganya berhenti di udara. "Ayo pukul! Biar kamu puas," bentak Luna. Angga kembali ke kamar dan mengunci pintu. Dia merasa kepalanya sangat pusing.** Jonathan ternyata mau di tinggal bersama baby sitternya. Jaka dan Yunita siap untuk honeymoon ke Bali. "Mas aku sudah menyiapkan semua. Tinggal menunggu keberangkatan kita," ucap Yunita. "Kamu antusias sekali ke Bali. Aku justru mengkhawatirkan Jonathan," kata Jaka. "Tenang saja dia akan baik-baik saja, Mas," bujuk Yunita. Jaka dan Yunita siap terbang ke Bali. Dia ingin memanfaatkan waktu untuk berdua. Sampai di penginapan, Jaka dan Yunita istirahat. Mereka lelah naik pesawat. Jonathan sangat pengertian dia tidak menelfon Yunita sama se

Bab terbaru

  • Derita Suami Mandul   Ending

    Jaka dan Yunita tidak hanya mengundang Fatimah dan Angga. Mereka juga mengundang keluarga Adam, keluarga Hasan juga. Dam tentu Santo dan Aminah tidak ketinggalan. Meskipun Jaka hanya mantan menantu tetapi dia tetap menghargai Santo dan Aminah. Pagi sekali Fatimah sudah menyiapkan baju untuk ketiga anaknya. Dia sudah mandi sejak awal. Baru dia memandikan ketiga anaknya. "Ya ampun repot sekali," kata Fatimah. Padahal dia sudah di bantu Mbok Inah dan baby sitter Shaka. Mbok Inah tertawa melihat Fatimah gugup. Dia bahkan sempat kebalik saat memakaikan kaos dalam untuk Shaka. "Jangan gugup, Bu. Nggak akan ketinggalan kereta," goda Mbok Inah. "Bari gantiin baju mereka aja sudah ribet apalagi nanti di sana. Mana Mas Angga nggak mau ajak kalian," kata Fatimah. "Ya nanti kan ada Bu Aminah biar dibantu beliau, Bu," kata Baby Sitter Shaka. "Kalau Shaka pasti main sama Jonathan pasti anteng," lanjutnya. "Kita tidak tahu apa yang akan terjadi nanti. Kal

  • Derita Suami Mandul   Angga Dan Fatimah Bersatu

    Fatimah terus saja berpikir keputusan apa yang akan dia ambil. Dia tidak mungkin meneruskan gugatannya. ''Ibu tahu kamu sangat menyayangi Shaka dan Clarisa. Apa lagi aku lihat Clarisa dekat sekali dengan kamu dan Naura. Jika kamu memutuskan untuk kembali pada Angga Ibu silahkan," kata Aminah. "Ibu akan coba bicara dengan Angga agar dia berubah," kata Aminah. "Sepertinya aku memang harus kembali pada Mas Angga, Bu. Kalau aku meninggalkan dia itu tandanya aku egois," ucap Fatimah. "Semoga Mas Angga mau merubah sikapnya," kata Fatimah. Hari ini adalah tujuh harinya Luna. Itu tandanya Fatimah harus memberi jawaban pada Angga. "Bagaimana Fatimah? Aku menunggu keputusan kamu. Aku harap kamu mau kembali bersamaku. Kita rawat anak kita sama-sama," kata Angga. "Setelah saya pikirkan, saya rasa saya harus tetap bersama kamu, Mas. Anak-anak butuh aku," kata Fatimah. "Angga, aku mau kamu jangan sampai sakiti Fatimah lagi. Kalau sampai kamu sakiti Fatimah lagi, aku

  • Derita Suami Mandul   Luna Kecelakaan

    Setelah mendapat telfon dari Angga, Luna panik. Dia tidak menyangka pria suruhannya itu ditangkap Angga. Dan kini dia ketahuan sebagai dalang dari masalah perselingkuhan Fatimah. "Aku harus kabur, aku nggak mau ditangkap polisi," ucap Luna panik. Luna membereskan bajunya ke dalam koper. Dia tidak membawa ikut serta Clarisa karena bagi dia akan merepotkan. "Bagaimana kalau sampai aku tertangkap?" tanya Luna. Dia menyeret kopernya keluar kamar. "Bu, kamu mau kemana?" tanya Mbok Inah saat melihat Luna membawa koper. "Aku mau pergi, kamu jaga Clarisa. Aku nggak mungkin bawa dia," jawab Luna panik. Dia segera membawa mobilnya pergi dari rumah Angga. Dia terburu-buru sekali. Di tengah jalan dia mendengar ada sirine mobil polisi dia semakin parno. Dia tancap gas sekencang mungkin agar tidak bertemu polisi. Luna bahkan beberapa kali menerobos lampu merah di jalan yang sedikit sepi. Dia tidak peduli dengan keselamatan dia lagi. Dari arah yang berlaw

  • Derita Suami Mandul   Pernikahan Diujung Tanduk

    "Mas, maksud kamu apa?" tanya Fatimah. "Kamu kemarin hanya nolongin aku untuk antar aku ke rumah Kak Rani. Kenapa malam ngaku-ngaku kita ada hubungan?" tanya Fatimah. "Loh memang kita ada hubungan, kan?" tanya Pria itu. "Kamu jangan ngarang," bantah Fatimah. "Nah udah ketahuan dia selingkuh. Kenapa masih kamu pertahankan dia, Mas," sahut Luna. "Sudah ayo kita pergi!" ajak Angga pada Luna. Angga meninggalkan Fatimah dan keluarganya. Dia tidak mau terus berdebat. Bahkan Angga malah mengajak Luna langsung pulang. Acara mereka jalan-jalan gagal total. Fatimah dan keluarganya juga pulang. Mereka tidak menyangka pria itu berbohong di depan Angga. "Siapa sih pria tadi? Dia kok malah berbohong?" tanya Rani. "Sudah kalian tenang saja, saya sudah suruh orang selidiki dia. Aku yakin ada orang lain dibelakang dia," jawab Adam. "Maksud Mas Adam dia disuruh orang?" tanya Rani. ''Betul sekali," jawab Adam. "Pasti ulah Luna," sahut Fatimah.

  • Derita Suami Mandul   Sandiwara Luna

    Fatimah sudah berada di rumah Rani. Beruntung tadi dia bertemu pria baik yang mau mengantar dia sampai di rumah Rani. Awalnya Fatimah menolak karena tidak kenal orang tersebut. Tetapi lama-lama dia mau karena Naura terus saja rewel. "Terima kasih, Mas. Maaf saya tidak bisa balas dengan apapun," kata Fatimah. "Tidak apa-apa, Mbak. Saya senang melihat Mbak sudah sampai tujuan dengan selamat. Lagian suami Mbak tega sekali membiarkan istrinya pergi sendiri membawa anak kecil," kata pria itu. "Saya permisi, Mbak!" ucap pria itu lalu pergi. Fatimah masuk ke rumah Rani. Dia beristirahat di kamar tamu yang sudah di sediakan pembantu Rani. "Kalau butuh sesuatu bisa panggil saya, Mbak," ucap pembantu Rani. "Iya, Mbak," jawab Fatimah. Dia menidurkan Naura yang sudah terlelap di atas ranjang. Dia merasa kasihan karena membawa Naura panas-panasan. Malamnya Rani datang, dia sedih melihat keadaan Fatimah saat ini. Namun, sebagai kakak dia akan mensupport apapun k

  • Derita Suami Mandul   Meminta Cerai

    Angga melotot dia tidak menyangka Fatimah akan berani menggugat cerai Angga. Angga tidak mau jika Fatimah meninggalkan dia. "Jangan asal bicara. Pikirkan dulu ucapan kamu!" pinta Angga. "Aku tidak akan menceraikan kamu, dan kamu tidak akan bisa menceraikan aku," kata Angga. "Kenapa kamu takut? Bukanya kamu sudah ada Luna?" tanya Fatimah. "Aku tidak mau ya tidak mau," jawab Angga. "Kamu egois, Mas," kata Fatimah. Dokter masuk, seketika mereka diam. "Pak Angga, Bu Fatimah sudah boleh pulang sore ini," kata Dokter. "Baik, Dok. Terimakasih," kata Angga. Fatimah tidak mau melihat ke arah Angga. Dokter memeriksa keadaan Fatimah. "Bu Fatimah banyak istirahat ya. Jangan sampai salah makan lagi," kata Dokter. "Baik, Dok," ucap Fatimah. Dokter keluar dari ruangan Fatimah. Angga juga kembali ke kantor tanpa mengucapkan sepatah katapun pada Fatimah.** Sorenya Angga menjemput Fatimah dan juga Mbok Inah. Mereka saling diam bahk

  • Derita Suami Mandul   Fatimah Tersakiti

    Luna memanfaatkan kesempatan ini untuk membuat Angga membenci Fatimah. Dia ingin Fatimah meminta cerai dari Angga. "Fatimah, Fatimah untuk apa kamu masih di sini. Mas Angga sah sudah tidak peduli lagi dengan kamu. Jadi harusnya kamu sadar diri dan pergi dari sini. Kalau perlu malah kamu gugat cerai saja Mas Angga," kata Luna. "Aku tidak akan semudah itu kamu singkirkan, Luna," ucap Fatimah. "Hahahha baiklah, kalau gitu kamu siap saja merasakan sakit hati yang amat dalam," kata Luna. "Kamu tidak akan kuat bertahan," ucap Luna. "Kita lihat saja siapa yang akan tersingkir dari rumah ini. Aku atau justru kamu," tantang Fatimah. "Kamu tidak akan bisa menyingkirkan aku," kata Luna. Perang antara Luna dan Fatimah semakin sengit. Fatimah tidak lagi cuek pada Shaka dan Angga. Dia berusaha mati-matian mendapatkan hati mereka lagi. "Mas, ini ada teh buat kamu," kata Fatimah setelah melihat Angga pulang kerja. Angga meminum teh buatan Fatimah. "Teh

  • Derita Suami Mandul   Angga Memilih Luna

    Beberapa hari setelah kamar Naura di pindah untuk Clarisa. Kini Luna membuat ulah lagi. "Mas, kamar kita kejauhan dari kamar Clarisa. Kalau dia nangis aku jadi tidak dengar," kata Luna. "Bagaimana kalau kamu suruh Fatimah pindah ke kamar ini. Dan kita tidur di kamar utama yang lebih dekat dengan kamar Clarisa," kata Luna. "Iya, nanti aku suruh Fatimah pindah. Tapi aku harus panggil orang buat pindahin almari milik Naura dan box Naura," kata Angga. "Tidak masalah. Yang penting kita pindah ke kamar utama." Luna tersenyum. Semenjak pulang dari rumah sakit Luna selalu meminta ini itu pada Angga. Semua keinginan dia tidak ada yang Angga tolak. "Fatimah, kamu pindah ke kamar Luna. Biar aku dan Luna pindah di kamar kamu," kata Angga. "Kamar kamu mana muat Mas untuk aku dan Naura?" tanya Fatimah. "Sudah jangan protes," jawab Angga. Angga meminta para pembantu untuk memindahkan barang-barang Fatimah ke kamar Luna. Begitu juga sebaliknya.

  • Derita Suami Mandul   Luna Melahirkan Caesar

    Fatimah diam saja, dia tidak menanggapi ucapan Shaka. Dia memilih untuk acuh saja. Merasa dicuekin, Shaka kesal dan masuk ke kamarnya. "Maafkan Shaka, Bu," kata Baby sitter Shaka. "Tidak masalah," jawab Fatimah. Baby site Shaka menyusul Shaka ke kamar. Fatimah menidurkan Naura, dia tidak mau terbebani oleh apapun.** Angga dengan panik membawa Luna ke rumah sakit. Sampai di sana Dokter langsung menangani Luna. Angga mengurus administrasi sementara Luna di periksa oleh Dokter. Angga yakin Luna pendarahan akibat kelelahan kemarin melayani tamu undangan. "Semoga kalian baik-baik saja," kata Angga. Angga kembali menunggu Luna, Dokter mencari Angga. "Pak Angga, Bu Luna mengalami banyak pendarahan. Dia harus segera melahirkan, namun tidak bisa normal melihat kondisinya saat ini sangat lemah," kata Dokter. "Lalu harus bagaimana, Dok? Luna memaksa normal soalnya?" taya Angga khawatir. "Tadi Bu Luna sudah saya kasih arah, dia mau caesar," jawa

DMCA.com Protection Status