Share

Air Mata Fatimah

Sejak awal menikah Bimo tidak pernah memperlakukan Sinta dengan baik. Dia bahkan sering bersikap sinis pada Sinta. Bahkan saat di kamar berdua Bimo lebih sinis lagi.

"Kei, rasanya aku nggak sanggup. Papa kamu cuek banget," kata Sinta.

"Ma, Mama jangan menyerah. Ingat Mama adalah orang yang pantas mendampingi Papa. Mama yang sudah memberi kita kasih sayang," kata Keira.

"Tapi melihat sikap Papa mu, aku jadi tidak bisa. Aku merasa tidak dihargai Papa kamu." Sinta pasrah dengan rumah tangganya.

Keira lalu menyusul sang Papa, dia memarahi Bimo.

"Pa, apa Papa tidak bisa menghargai Mama Sinta sedikitpun? Papa tidak pulang dia paling khawatir sama keadaan Papa. Tapi apa balasan Papa? Papa malah cuekin Mama," kata Keira.

"Lalu apa mau kalian? Aku bersikap baik padanya? Sudah cukup aku menuruti apa mau kalian," bantah Bimo. "Salah siapa kalian paksa aku menikah dengan dia," lanjut Bimo.

Sinta yang mendengar ucapan Bimo langsung menangis. Dia tidak diharapka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status