"Ada apa?" Arga memandang pria yang menjadi orang kepercayaannya tersebut.
"Saya ingin memberitahu tentang Nyonya Lola." Iswandi berkata dengan sedikit memandang wajah bosnya. Pria itu selalu merasa tegang bila berada di dekat Arga. Meskipun ia harus mengakui bahwa sikap bosnya sudah tidak seperti biasanya.
"Apa?" jawab Arga.
"Nyonya Lola sudah sampai di Indonesia Tuan," jelasa Iswandi.
"Dia sudah datang?" tanya Arga.
"Iya Tuan, Apa Anda masih memblokir nomor ponsel milik Nyonya Lola?" Iswandi memberanikan dirinya untuk bertanya.
"Aku lupa untuk membuka blokiran no ponsel dia." Arga begitu sangat kesal ketika dirinya menyadari keteledoran yang dilakukannya. "Di mana keberadaannya saat ini?" Tanya Arga.
"Dia sudah kembali ke rumah Tuan."
Arga diam sejenak setelah mendengar informasi dari orang keper
Arga begitu sangat bingung apa yang harus dilakukannya. Pria itu memijat-mijat pelipis keningnya dengan terus memikirkan apa yang harus dilakukannya. Dirinya tidak ingin sampai salah melangkah. Apa yang dilakukannya harus terlihat sangat natural tanpa menimbulkan kecurigaan."Permisi tuan Apa Anda memanggil saya?" Iswandi duduk di depan meja milik bosnya."Hari ini semua agenda penting sudah selesai?" tanya Arga"Sudah Tuan," jawab Iswandi.Aku akan pulang ke rumah Jadi tolong selesaikan semua urusan yang ada di sini," perintahnya."Baik tuhan, anda akan pulang ke rumah yang mana?" tanya Iswandi."Aku akan pulang ke rumah istri ku Nadira," jawabnya.Iswandi menganggukkan kepalanya. "Bagaimana dengan Nyonya Lola?" tanya Iswandi."Sore nanti aku akan pulang ke sana," Jawab Arga."Baik
"Kenapa gak pakai baju?" Tanya Nadira ketika suaminya menolak memakai pakaian yang disiapkannya."Ngapain juga dipakai, Nanti juga bakalan dibuka lagi." Arga tersenyum memandang wajah istrinya.Nadira hanya diam ketika mendengar ucapan suaminya, ia sudah memahami apa yang diinginkan oleh suaminya.Arga memeluk istrinya dan mencium bibir istrinya."Apa mau sekarang?" Tanya Nadira.Arga tersenyum dan menganggukkan kepalanya."Habis ini kita ke supermarket," bujuknya.Dengan sangat cepat Nadira menganggukkan kepalanya.Nadira merasakan kelembutan bibir suami yang saat ini menempel dengan bibirnya. Ia menutup matanya ketika tangan suaminya sudah mengangkat daster yang dipakainya.Siang ini Arga ingin menghabiskan waktunya bersama dengan istrinya. Pria itu seakan tidak ingin mengakhiri
Nadira berada di dalam kamarnya. Dirinya seakan tidak ingin melakukan apa-apa saat ini. Dadanya terasa panas dan sesak terbakar api cemburu. "Rasanya sakit sekali." Nadira memegang dadanya. Air matanya menetes Begitu saja. Ia menangis dengan terus memegang dadanya yang terasa sangat sakit dan juga perih. Dirinya mencoba untuk menerima kenyataan bahwa ia hanya istri simpanan namun tetap saja perasaan itu tidak bisa membuat hatinya menjadi tenang.Nadira begitu sangat gelisah, bayangan suaminya yang bergelut dengan istri pertamanya membuat dirinya begitu sangat tidak terima. "Kenapa Dira jadi seperti ini?" Nadira bertanya di dalam hatinya."Nadira sadarlah, tahulah posisimu. Dia menikahimu karena hanya kasihan terhadap dirimu dan juga anakmu. Jadi jangan egois Jangan berharap lebih." Bisikan itu terdengar nyaring di telinganya."Mana ada wanita yang mau dijadikan istri simpanan. Kamu harus bisa merebut
"Mas, kamu sudah pulang dari masjid?" Lola tersenyum. Dirinya sudah menunggu suaminya pulang dari masjid sejak tadi. Saat ini ia berpenampilan begitu sangat menggoda.Arga sedikit tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Pria itu membuka kain sarung yang dipakainya. Ia melipat kain sarung itu dengan sangat rapi, seperti apa dilihatnya Nadira melakukannya. Setelah melipat kain sarung itu dengan rapi. Ia menggantungnya di hanger dan menggantungnya di gantungan hanger di dalam lemari. Ia membuka pecinya dan meletakkannya di tempatnya."Lihat ini Mas, aku belinya di Perancis," Lola menunjukkan lingerie yang saat ini dipakainya.Arga memandang tampilan istrinya yang begitu sangat menggodanya."Tapi aku sekarang sedang dalam keadaan datang bulan Mas." Lola tersenyum nyengir."Bila kamu sedang datang bulan Kenapa menggoda aku seperti ini," Arga memandang istrinya
Setelah menghubungi Nadira dan memastikan bahwa istrinya sudah makan. Arga meninggalkan ruang kerjanya. Pria itu kemudian masuk ke dalam kamarnya. Arga memandang Lola yang ternyata sudah tertidur."Bila mungkin aku tidak menikah dengan Nadira, mungkin aku masih mau tidur dengannya dan mengikuti alur permainan yang sudah dibuat. Namun entah mengapa, setelah aku menikah dengan Nadira, aku sudah tidak menginginkannya lagi. Bahkan untuk tidur bersamanya aku rasa tidak mau. Apa karena aku sudah mengetahui siapa dia." Arga berkata di dalam hatinya memandang wanita cantik yang berpenampilan sangat menggoda tersebut. Arga memandang Lola dengan tatapan yang tidak bisa dibaca.Arga pergi meninggalkan kamar yang saat ini ditempati oleh Lola. Ia lebih memilih untuk tidur di kamar yang berbeda.Arga merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Dirinya memandang ke langit-langit kamarnya. Mengapa aku melihat wajah Nad
81Nadira duduk di tempat tidur dengan terus menata punggung pelayan yang sedang berada di dalam kamarnya.Ia hanya diam memandang pelayan yang saat ini sedang sibuk memasukkan pakaiannya ke dalam tas yang berukuran besar.Mulutnya seakan terkunci tanpa ada yang lolos satu kalimat dari bibirnya. Semua ini terasa begitu sangat menyakitkan untuknya. "Mengapa para pelayan memasukkan baju-baju Dira ke dalam tas? Apa bang Arga udah nggak mau lagi dengan Dira. Apa ini artinya Dira diusir dari rumah ini?" Nadira hanya berani berbicara di dalam hatinya."Nyonya muda, pekerjaan saya sudah selesai, Saya permisi dulu," ucap kepala pelayannya setelah selesai memasukkan pakaian serta barang-barang milik Nadira kedalam travel
82"Halo Tuan Arga, nonya Nandira sudah berada di dalam pesawat , beliau menunggu anda," ucap Rita yang memberi tahu."Sebentar lagi aku akan berangkat ke bandara tolong jaga istriku," pesan Arga."Sudah pasti Tuan," jawab Rita."Baiklah aku akan langsung ke bandara sekarang,"Arga memutuskan sambungan."Aku ingin kamu menyelesaikan semua masalah ini sebelum aku pulang,"jelas Arga. Dirinya sudah sangat tidak sabar untuk bisa secepatnya menyelesaikan kasus di balik pembunuhan papanya, yang sampai saat ini masih masih menjadi misteri yang selalu menghantui dan mengancam keselamatan Keluarnya. Arga sudah tidak mau lagi menunda-nunda masalah ini, ia ingin keluarganya bisa secepatnya merasakan hidup tenang tanpa harus dihantui oleh sosok yang mengintai mereka.Arga Ingin secepatnya menyelesaikan masalah ini dengan caranya namun asi
"Lama nunggu?" tanya ArgaDengan sangat cepat Nadira menggelengkan kepalanya. Tadi dirinya merasa suaminya terlalu lama datang dan saat suaminya bertanya dengan sangat cepat dirinya mengatakan tidak. Sesuatu yang aneh memang.Arga tersenyum dan melepaskan kacamata yang saat ini bertengger di hidungnya. Ia kemudian duduk di samping istrinya. Pria itu menatap wajah istrinya yang begitu sangat di rindukannya. Nadira tersenyum malu ketika menatap wajah suaminya. Padahal dirinya tidak bertemu sehari namun entah mengapa dirinya seperti orang yang sedang malu-malu seperti ini.Arga mendekatkan wajahnya dengan istrinya hidungnya yang mancung sudah begitu sangat dekat dengan hidung istrinya.Melihat suaminya yang semakin mendekat dengan dirinya, Nadira merasakan degup jantungnya yang semakin kuat. Hembusan nafas suaminya terasa hangat menyapu wajahnya.